Anda di halaman 1dari 8

1. Bagaimana langkah-langkah pemeriksaan untuk menentuka diagnosis pada skenario?

Pemeriksaan darah, gula darah, INR


2. Apa diagnosa dari sekanario?
(Parameter on Chronic Periodontitis With Slight to Moderate Loss of Periodontal Support)
Periodontitis Kronis
Gambaran klinis : edema, eritema, perdarahan gingiva saat probing , terjadi kerusakan
ditandai dengan hilangnya sepertiga pendukung jaringan periodontal. Probing dengan
kedalaman hingga 6 mm dan kehilangan perlekatan hingga 4 mm. Radiografi
kehilangan tulang dan mobilitas gigi .

3. Gambaran klinis resesi gingiva karena teknik menyikat gigi yang salah, karena penyakit
sisitemik, karena keadaan seperti skenario?

(Gingival recession: its causes and types, and the importance of orthodontic treatment

Ana Suzy Jati , Laurindo Zanco Furquim, Alberto Consolaro, 2016 )

1) V-shaped local retraction is associated with teeth subjected to occlusal trauma,


especially in patients with bruxism and clenching habits

2) U-shaped local recession is generally associated with chronic inflammatory


periodontal disease, inadequate tooth brushing or inadequate frenulum insertion
(Clinical periodontology and periodontic, Shantipriya Reddy, 2008 edisi ke 2)

4. Apa saja macam-macam penyakit periodontal ?


a. Gingival diseases
(Clinical Periodontology, carranza, 2015 , edisi 12)

- Plaque-induced gingival diseases : gingivitis yang berhubungan dengan pembentukan


plak pada gigi . Gingivitis ini ditandai dengan adanya tanda-tanda klinis peradangan
yang terbatas pada gingiva. Penyakit ini dapat terjadi kehilangan perlekatan
periodontium atau tanpa kehilangan perlekatan periodontium .
- gingivitis hanya disebabkan oleh plak
- gingivitis disebabkan oleh faktor sistemik
- gingivitis disebabkan oleh obat
- gingivitis disebabkan oleh kekurangan gizi

- Non-palque-induced gingival diseeases

 Gingival diseases karena bakteri

A. Neisseria gonorrhoeae
B. Treponema pallidum
C. Streptococcus species and other

 Gingival diseases of viral origin


A. Herpes virus infections
1. Primary herpetic gingivostomatitis
2. Recurrent oral herpes
3. Varicella zoster and other

 Gingival diseases of fungal origin


Candida species infections
 Gingival lesions of genetic origin
A. Hereditary gingival fibromatosis

b. Periodontitis kronis

Periodontitis kronis adalah bentuk paling umum dari periodontitis. Periodontitis kronis
yang paling umum pada orang dewasa, tetapi juga bisa pada anak-anak, rentang usia
lebih dari 35 tahun, dikaitkan dengan akumulasi plak dan kalkulus, perkembangan
periodontitis ini lambat tetapi juga bisa meningkat dengan cepat karena faktor lokal (
restorasi ) sistemik ( diabetes militus ) dan faktor lingkungan ( merokok) .

c. Periodontitis agresif
Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis kronis terutama pada pesatnya laju
perkembangan penyakit, ketiadaan akumulasi plak dan kalkulus, dan terkait riwayat
genetik . Periodontitis agresif biasanya selama atau segera setelah pubertas dan dapat
diamati selama dekade kedua dan ketiga.

d. Periodontits manifestasi pada penyakit sistemik

Efek utama dari gangguan ini adalah melalui perubahan dalam mekanisme
pertahanan host seperti neutropenia dan kekurangan adhesi leukosit. Manifestasi klinis
muncul pada usia dini.

- Necrotizing peridodontal diseases : Karakteristik ulserasi, papila nekrosis dan margin


gingiva ditutupi oleh pus berwarna putih kekuningan atau keabu-abuan atau
pseudomembran, perdarahan spontan, nyeri, dan bau mulut. Penyakit ini dapat disertai
dengan demam, malaise, dan limfadenopati.
 Necrotizing Ulcerative Gingivitis
Disebabkan bakteri , lesi nekrotik, serta faktor predisposisi seperti stres psikologis,
merokok, dan imunosupresi. NUG biasanya dilihat sebagai lesi akut yang merespon
baik terhadap terapi antimikroba dalam menghilangkan plak dan kalkulus untuk
kebersihan mulut.
 Necrotizing Ulcerative Periodontitis
NUP berbeda dari NUG kehilangan perlekatan dan tulang alveolar .
NUP dapat diamati pada pasien dengan infeksi HIV; memanifestasikan
sebagai ulserasi lokal dan nekrosis jaringan gingiva dengan paparan dan kerusakan yang
cepat dari tulang perdarahan spontan dan sakit parah.
- Abses periodontium : infeksi purulen local dari jaringan periodontal. Abses
periodontal adalah suatu infeksi yang terletak di sekitar poket periodontal serta
dapat mengakibatkan kerusakan ligamentum periodontal dan tulang alveolar
 Abses gingival
 Abses periodontal
 Abses perikoronal

- Periodontits dengan lesi endodontik


 Endodontik- Lesi Periodontal
Dalam lesi ini nekrosis pulpa mendahului perubahan periodontal. Sebuah lesi periapikal
yang berasal dari infeksi pulpa dan nekrosis dapat mengalir ke rongga mulut
melalui periodontal ligament sehingga terjadi kerusakan pada ligamen periodontal dan
tulang alveolar yang berdekatan.
 Lesi Periodontal – Endodontik
Dalam lesi periodontal-endodontik, infeksi bakteri dari saku periodontal yang
menyebabkan kehilangan perlekatan dan mungkin menyebar ke akar melalui kanal
aksesori sehingga terjadi nekrosis pulpa
 Kombinasi keduanya
ketika nekrosis pulpa dan lesi periapikal terjadi pada gigi dan keterlibatan periodontal

5. Apa saja klasifikasi dari resesi?


(Clinical periodontology and periodontic, Shantipriya Reddy, 2008 edisi ke 2)

 Sullivan and atkins


- Shallow – narrow
- Shallow – wide
- Deep - narrow
- Deep - wide
 Miller
Kelas 1 : Resesi pada marginal gingiva yang belum meluas ke mucogingival junction.
Pada kelas ini belum terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah
interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar.
Kelas 2 : Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction, tetapi belum
terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. Resesi ini dapat
berukuran kecil atau besar.
Kelas 3 : Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction disertai
dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak di daerah interdental atau terdapat
malposisi gigi yang ringan.
Kelas 4 : Resesi pada marginal gingiva meluas ke mucogingival junction disertai
dengan kehilangan tulang dan jaringan lunak yang parah di daerah interdental atau
terdapat malposisi gigi yang parah
kelas 1 dan kelas 2 : prognosis bagus
kelas 3 : only partial coverage can be excpected
kelas 4 : prognosis buruk

6. Bagaimana penatalaksanaan dari kasus skenario beserta tahapan?


Indikasi Splinting
(Clinical Periodontology, carranza, 2015 , edisi 12)
Indications for splinting are:
(a) mobility of teeth that is increasing or that impairs patient comfort,
(b) migration of teeth,
(c) prosthetics in which multiple abutments are necessary.
(Splinting and Stabilization in Periodontal Disease Kunal Sood1 , Jashandeep Kaur2, 2015)
1. Menstabilkan mobilitas gigi dengan keadaan ringan yang tidak bisa diperlakukan
dengan cara lain.
2) Menstabilkan gigi ketika mobilitas gigi meningkat untuk mengembalikan fungsi
pengunyahan yang normal untuk kenyamanan pasien
3) Menstabilkan gigi karena trauma oklusal
4) Mencegah tip atau gerakan gigi.
5) Mencegah ekstrusi gigi
7) Stabilisasi mobilitas gigi selama bedah terutama terapi regeneratif.
8) Menstabilkan gigi karena trauma akut.
9) Menstabilkan gigi gerakan ortodontik.

7. Mengapa terjadi diastema pada rahang bawah?


8. Mengapa terjadi kerusakan tulang horizontal pada gigi 31?
9. Mengapa bisa terjadi ekstrusi pada gigi 21?
(Factors Affecting Outcomes of Traumatically Extruded Permanent Teeth in Children)
- Rupture ligament periodontal
- Kerusakan pembuluh apikal
- Gigi mobile dan elongated
- Perdarahan pada sulkus gingiva
- Perkusi (+)
- Pelebaran ligament periodontal
- kerusakan pada pasokan neurovaskular.
\

Anda mungkin juga menyukai