Jawab : Gangguan kesadaran disebabkan oleh berbagai faktor etiologi, baik yang bersifat intrakranial maupun ekstrakranial / sistemik. Penjelasan singkat tentang faktor etiologi gangguan kesadaran adalah sebagai berikut: a. Gangguan sirkulasi darah di otak (serebrum, serebellum, atau batang otak) - Perdarahan, trombosis maupun emboli. b. Infeksi: ensefalomeningitis (meningitis, ensefalitis, serebritis/abses otak) - Mengingat infeksi (bakteri, virus, jamur) merupakan penyakit yang sering dijumpai di Indonesia maka pada setiap gangguan kesadaran yang disertai suhu tubuh meninggi perlu dicurigai adanya ensefalomeningitis. c. Gangguan metabolisme - Di Indonesia, penyakit hepar, gagal ginjal, dan diabetes melitus sering dijumpai, hipoglikemia, hipoksia. d. Neoplasma - Neoplasma otak, baik primer maupun metastatik. e. Trauma kepala - Trauma kepala paling sering disebabkan oleh kecelakaan lalu-lintas. f. Epilepsi - Gangguan kesadaran terjadi pada kasus epilepsi umum dan status epileptikus g. Intoksikasi - Intoksikasi dapat disebabkan oleh obat, racun (percobaan bunuh diri), makanan tertentu dan bahan kimia lainnya. h. Gangguan elektrolit - Diare dan muntah
3. Pemeriksaan neurologis yang mendukung ?
4. Prognosis penurunan kesadaran ? 5. Tingkatan dari kesadaran ? Jawab : Tingkat kesadaran secara kualitatif dapat dibagi menjadi kompos mentis, apatis, somnolen, stupor, dan koma. Kompos mentis : Berarti keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya. Skornya : 14-15 Apatis : Berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Skornya : 12-13 Delirium : Berarti seseorang dalam keadaan gaduh gelisah, kacau, disorientasi. Skornya : 10-11 Somnolen : Berarti seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun mudah tertidur kembali. Skornya : 7-9 Sopor/stupor : Berarti kesadaran hilang dan mengantuk yang lebih dalam, hanya berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan, kecuali dengan rangsang nyeri. Skornya : 4-6 Koma: Berarti kesadaran hilang, tidak memberikan reaksi walaupun dengan semua rangsangan (verbal, taktil, dan nyeri) dari luar. Karakteristik koma adalah tidak adanya arousal dan awareness terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Pada pasien koma terlihat mata tertutup, tidak berbicara, dan tidak ada pergerakan sebagai respons terhadap rangsangan auditori, taktil, dan nyeri. Skornya : < 3
6. Bagaimana cara pemeriksaan Glasgoe coma scale ?
Jawab : 7. Mekanisme penurunan kesadaran ? 8. DD pada kasus ? 9. Manajemen untuk penurunan kesadaran ? Jawab : Prinsip pengobatan kesadaran dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat, pengobatan dilakukan bersamaan dalam saat pemeriksaan. Perhatikan ABC, airways : bebaskan jalan nafas dan cek saturasi oksigen. Breathing : beri bantuan nafas. Circulation : menjaga tekanan darah. Mempertahankan jalan nafas dan miringkan kepala pasien agar cairan dari dalam tubuh keluar dan tidak menghambat jalan nafas. Posisi trendelenburg baik sekali untuk memperlancar peredaran darah ke otak. Dimana posisi pasien dalam keadaan berbaring dengan bagian kepala lebih rendah dibandingkan bagian kaki. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal Pasang nasogastric tube, keluarkan isi cairan lambung untuk mencegah aspirasi, lakukan bilas lambung jika diduga ada intoksikasi. Pemasangan kateter untuk mencegah terjadinya retensi urin atau inkontinensia urin. Perawatan pasien koma harus bersifat intensif dengan pemantauan yang ketat dan sistematik. Pemberian oksigen, obat-obatan tertentu maupu tindakan medik tertentu disesuaikan dengan hasil pemantauan. Setelah penatalaksanaan dasar, yang dilakukan selanjutnya adalah penatalaksanaan spesifik sesuai etiologinya.
10. Algoritma gadjah mada dan UNHAS ?
Jawab : a. Algoritma Gadjah mada : b. Algoritma UNHAS : 11. Perbedaan HS dan NHS ? Jawab : Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu. Menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak. Menurut Neil F. Gordon: stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai. Terdapat dua macam bentuk stroke yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan 80% dari penyebab stroke, disebabkan oleh gangguan pasokan oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak akibat bentukan trombus atau emboli. Keadaan ini dapat diperparah oleh terjadinya penurunan perfusi sistemik yang mengaliri otak. Sedangkan stroke hemoragik intraserebral dan subarakhnoid disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kranial. Stroke secara luas diklasifikasikan menjadi stroke iskemik dan hemoragik. Stroke perdarahan atau stroke hemoragik adalah perdarahan yang tidak terkontrol di otak. Perdarahan tersebut dapat mengenai dan membunuh sel otak, sekitar 20% stroke adalah stroke hemoragik (Gofir, 2009). Jenis perdarahan (stroke hemoragik), disebabkan pecahnya pembuluh darah otak, baik intrakranial maupun subarakhnoid. HS terjadi secara mendadak dan sering pada saat melakukan aktivitas fisik. Disertai adanya peningkatan TIK seperti penurunan kesadaran, nyeri kepala mendadak dan hebat serta muntah yang secara proyektil. Stroke iskemik akut adalah gejala klinis defisit serebri fokal dengan onset yang cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam dan cenderung menyebabkan kematian. Oklusi pembuluh darah disebabkan oleh proses trombosis atau emboli yang menyebabkan iskemia fokal atau global. Oklusi ini mencetuskan serangkaian kaskade iskemik yang menyebabkan kematian sel neuron atau infark serebri. NHS sering terjadi pada saat tidur. Disertai dengan nyeri kepala sebelum, pada saat dan setelah onset, biasa tidak disertai muntah dan penurunan kesadaran.
12. Indikasi pemeriksaan pungsi lumbal ?
13. Tindakan pertolongan pertama untuk penurunan kesadaran ? Jawab : Berikut adalah protokol pemeriksaan pasien koma menurut Emergency Neurological Life Support (ENLS). Pada pasien tidak sadar, airway, breathing, dan circulation harus segera diperiksa dan diterapi. Pastikan potensi jalan napas agar dapat diberi oksigenasi dan ventilasi. Imobilisasi leher pasien untuk mencegah trauma servikal. Kemudian lakukan pemeriksaan umum. Lakukan pemasangan akses intravena. Pemeriksaan glukosa darah harus dilakukan pada semua pasien yang kehilangan kesadaran. Jika glukosa darah <70 mg/dL, berikan 50 ml dekstrosa 50% melalui akses intravena. Jika ada kecurigaan intoksikasi opioid, yaitu adanya riwayat penggunaan obat, apnea/bradipnea, berikan naloxone 0,4–2 mg IV, dapat diulang hingga dosis maksimum 4 mg. Setelah pemeriksaan dan terapi 1 jam pertama terhadap pasien koma, lanjutkan ke pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis.
14. Anamnesis pada penurunan kesadaran dan hubungan kausalnya ?