PENDAHULUAN
Fitnah dalam bahasa Arab artinya kekacauan, bencana, syirik, cobaan, ujian dan
siksaan.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “fitnah” berarti perkataan yang bermaksud
menjelekkan orang, seperti monodai nama baik, merugikan kehormatan orang.2 Dengan
demikian makna dalam kamus bahasa Arab dan bahasa Indonesia tersebut, maka “fitnah"
mengalami perubahan makna sama sekali. Kata “fitnah” termasuk dalam kategori kata serapan
dari bahasa Arab yaitu kelompok penyerapan lafadnya tetap, tetapi maknanya berubah. Pada
budaya Arab mengenal kata “fitnah” dengan makna kekacauan atau hura-hura. Sedangkan pada
masyarakat Indonesia, mengartikan kata “fitnah” dengan orang yang menuduh tanpa bukti”.
Dalam keseharian sering terdengar kata-kata, “Itu fitnah”. “Saya sama sekali tidak
melakukannya.” Kata-kata ini disampaikan seseorang ketika membantah tuduhan yang diarahkan
kepadanya. Orang juga berkata, “Hati-hati, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan!” ketika
mengingatkan supaya tidak sembarang menuduh. Dua kata fitnah di sini berarti tuduhan tidak
berdasar.
Kata yang sama juga terdapat di dalam al-Qur`an. Ia cukup sering menyebut kata
tersebut. Bahkan ketika kita berkata, “Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan,” kita bermaksud
mengutip al-Qur`an yang pada salah satu ayatnya menyatakan demikian. Pertanyaannya adalah,
apakah makna fitnah yang dikehendaki al-Qur`an sama dengan yang kita maksud? Dalam hal
apa saja al-Qur`an mengggunakan kata tersebut? Makna-makna apa saja yang ditimbulkan oleh
1
Ahsin w. al- Hafidz, Kamus Ilmu al- Qur‟an (Jakarta: Amzah, 2006), hal: 78
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Seri II, hal. 242
Tafsir Tematik 1
kata tersebut ketika al-Qur`an menyebutkannya dalam berbagai konteks ayat dan dalam aneka
bentuknya?
Namun yang menjadi fokus utama penulis di dalam makalah ini adalah ayat al-Qur’an (firman
Allah) dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 191 dan kaitannya dengan Qur’an Surah Al-
3
Fiil Mâdhi ( فُتِنُوا, فَتَ ْنت ُ ْم,فَتَنَّا, dan )فُتِ ْنت ُ ْمTerm َفتَ َّناterdapat dalam QS al-An’âm/6: 53, Thâhâ/20: 40, 85,
Shâd/38: 24, 34, al-Dukhân/44: 17, فَت َ ْنت ُ ْمterdapat dalam QS al-Hadîd/57: 14), فَتَنُواada dalam QS al-Burûj/85: 10, فُتِنُوا
terdapat pada QS al-Nahl/16: 110, dan فُتِ ْنت ُ ْمterdapat pada QS Thâhâ/20: 90. Dalam kesemua ayat ini, term fitnah
bermakna ujian dan cobaan, kecuali pada Q.S al-Hadîd/57: 14 yang berarti mencelakakan diri sendiri.
Fiil Mudhâri’ ( َ يُ ْفتَنُون, يَ ْف ِتن ََّن, يَ ْف ِتنُو,يَ ْفتِن, dan sebagainya).Term يَ ْفتِنterdapat pada Q.S al-Nisâ`/4: 101. Pada ayat
ini term fitnah berarti menyerang. Term ini juga terdapat pada Q.S Yûnus/10: 83. Pada ayat ini berarti menyiksa.
يَ ْفتِنُوterdapat pada Q.S al-Mâ`idah/5: 49, artinya memalingkan. يَ ْفتِن ََّنterdapat pada QS al-A’râf/7: 27, artinya menipu.
َ يُ ْفتَنُونterdapat pada QS al-Tawbah/9: 126 dan al-‘Ankabût/29: 2-3, pada keduanya berarti ujian. Term ini juga
terdapat dalam QS al-Dzâriyât/51: 13, artinya azab. َ يَ ْفتِنُونterdapat pada Q.S al-Isrâ`/17: 73, artinya memalingkan.
َ نَ ْفتِنterdapat pada Q.S Thâhâ/20: 131, artinya cobaan. َ ت ُ ْفتَنُونterdapat pada Q.S al-Naml/27: 47, artinya ujian. َنَ ْفتِن
terdapat pada Q.S al-Jinn/72: 17, artinya cobaan.
Mashdar ( )فِتْنَةTerm ini terdapat dalam tidak kurang dari 32 ayat. Dalam QS al-Baqarah/2: 102, al-A’râf/7:
155, al-Anfâl/8: 25, al-Anbiyâ`/21: 35, al-Anbiyâ`/21: 111, al-Hajj`/22: 53, al-Nûr/24: 63, al-Furqân/25: 20, al-
Qamar/54: 27, al-Taghâbun/64: 15, dan al-Mudatstsir/74: 31 term fitnah berarti cobaan. Pada Q.S al-Baqarah/2: 191,
193, al-Anfâl/8: 73 dan al-Tawbah/9: 47-49 term fitnah merujuk pada makna kekacauan. Pada Q.S al-Baqarah/2:
217 term fitnah berarti penganiayaan (penindasan). Dalam Q.S Âli ‘Imrân/3: 7 term fitnah berarti keraguan dan
kesamaran. Pada Q.S al-Nisâ`/4: 91 term fitnah bermakna syirik. Dalam Q.S al-Mâ`idah/5: 41 term fitnah berarti
kesesatan. Pada Q.S al-Mâ`idah/5: 71 term fitnah berarti bencana. Pada Q.S al-An’âm/6: 23 term fitnah berarti
jawaban dusta (kedustaan). Dalam Q.S al-Anfâl/8: 39 term fitnah berarti gangguan. Dalam QS Yûnus/10: 85 dan al-
Mumtahanah/60: 5 term fitnah berarti sasaran kezaliman. Dalam Q.S al-Isrâ`/17: 60 dan al-Zumar/39: 49 term fitnah
berarti ujian. Dalam QS al-Hajj`/22: 11 term fitnah berarti bencana. Dalam Q.S al-‘Ankabût/29: 10 term fitnah
berarti penganiayaan. Pada QS al-Ahzâb/33: 14 term fitnah berarti murtad. Dan dalam QS al- Shâffât/37: 63 term
fitnah berarti siksaan. Isim Fâ’il ( َ )فَاتِنِينTerm ini terdapat dalam Q.S al- Shâffât/37: 162 dan berarti orang-orang yang
menyesatkan. Isim Maf’ûl ( ُ ) َم ْفت ُونTerm ini terdapat dalam Q.S al-Qalam/68: 6 dan berarti gila.
Tafsir Tematik 2
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya :
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat
mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah4 itu lebih besar bahayanya dari
pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika
mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka
bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. (Q.S. Al-Baqarah : 191).
4
Fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta
mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama.
Tafsir Tematik 3
Artinya :
Artinya :
5
Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang
dalam bulan itu adalah dosa besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah
dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih
besar lagi (dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan pertimbangan, bahwa mengusir Nabi
dan sahabat-sahabatnya dari Masjidilharam sama dengan menumpas agama Islam.
6
Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk menindas Islam dan
muslimin.
Tafsir Tematik 4
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan7 kepada orang-orang yang
mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab
Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” (Q.S. Al-Buruj : 10).
B. Asbãbun Nuzûl
Al-Qur’an Surah Al-Baqorah Ayat 217 tersebut turun dalam rangka menegaskan
kemuliaan bulan haram dan bahwa berperang dalam bulan ini merupakan dosa besar. Akan
tetapi, menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi masuk Masjid
Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi Allah.
7
Yang dimaksud dengan mendatangkan cobaan ialah, seperti menyiksa, mendatangkan bencana,
membunuh dan sebagainya.
8
Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang
teguh antara kaum muslimin.
Tafsir Tematik 5
Kaum Muslim tidak memulai perang. Mereka tidak memulai mengadakan serangan.
Kaum kafirlah yang menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada-Nya dan
menghalangi masuk Masjid Haram. Mereka telah melakukan segala dosa besar untuk
menghalangi manusia dari jalan Allah. Mereka telah kafir kepada Allah dan menjadikan
manusia kafir kepada-Nya. Mereka telah berbuat kafir terhadap Masjid Haram; melanggar
Muslim selama 13 tahun sebelum hijrah. Mereka telah mengusir penduduk tanah haram
Mengusir penduduk tanah haram lebih besar dosanya di sisi Allah dari perang di
bulan haram. Dan berbuat aniaya terhadap manusia karena agama dan keyakinan mereka
lebih besar bahayanya di sisi Allah dari pembunuhan. Kaum musyrikin telah melakukan dua
dosa besar ini. Maka, kejahatan dan kezaliman mereka yang lebih besar dosa dan bahayanya
daripada berperang di bulan haram itu, harus ditumpas di manapun dan kapan pun; di bulan
haram sekalipun.9
1. Makna Fitnah
Kata fitnah memiliki arti antara lain al-ibtilâ`, al-imtihân dan al-ikhtibâr.
Kesemuanya berarti cobaan dan ujian. Akar kata fitnah adalah fatanã. Ketika seseorang
berkata fatantû al-fidhdhãh wa al-dzahãb, artinya adalah bahwa ia membakar perak dan
emas dengan api untuk memilah keduanya yang baik dari yang kurang baik. Fãtn, salah
satu derivasi fitnah, berarti al-ihrâq (membakar). Sebagaimana firman-Nya: يوم هم على
َ
9
Sayyid Quthb, Fî Zhilâl Al-Qur`an, Kairo: Dâr al-Syurûq, cet. XVII, 1990, vol. 1, hal. 189.
Tafsir Tematik 6
َالنار يُ ْفتَنُون.
ِ Yuftanûn di sini artinya yuhraqûn (dibakar). Ibn al-Arabî seperti dikutip Ibn
Manzhur dalam Lisân al-‘Arab berkata: “Fitnah itu (beragam arti dan bentuknya), ia
dapat berarti ikhtibar (ujian), mihnãh (cobaan), mâl (harta), awlâd (anak keturunan), kûfr
(kufur), ikhtilâf al-nâs bî al-arâ (perselisihan paham manusia), dan ihrâq (membakar).
Fitnah juga ditujukan kepada takwil yang zalim (penafsiran liar tanpa dasar yang
2. Munasabah Ayat
Dalam Q.S al-Nisâ`/4: 101 term fitnah yang berarti serangan ditimbulkan oleh
orang-orang kafir. Dalam Q.S al-A’râf/7: 27 term fitnah berarti tipuan. Dalam ayat ini
tipuan tersebut dilakukan oleh setan. Dalam Q.S al-Tawbah/9: 126 dinyatakan bahwa
orang-orang munafik difitnah dalam arti diuji, tapi mereka tidak juga bertobat dan tidak
pula mengambil pelajaran. Pada Q.S Yûnus/10: 83 disebutkan bahwa fitnah yang berarti
siksaan berasal dari Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Dalam Q.S al-Isrâ`/17: 73
dinyatakan bahwa orang-orang kafir hampir memfitnah dalam arti memalingkan orang-
Dalam Q.S Thâhâ/20: 131 term fitnah berarti cobaan berupa bunga kehidupan
yang mendapat cobaan tersebut. Pada Q.S al-Naml/27: 47 dinyatatakan bahwa kaum yang
mendapat fitnah yang berarti ujian adalah kaum Nabi Shaleh. Dalam Q.S al-‘Ankabût/29:
10
Muhammad bin Makram bin Manzhur, Lisân al-‘Arab, Beirut: Dâr Shâdir, cet. I, vol. 13, hal. 317.. Lihat
pula al-Raghib al-Ishfahanî, Mu’jam Mufradât Alfâzh al-Qur`ân, Beirut: Dâr al-Fikr, tt., hal. 385-386, dan Abû al-
Husayn Ahmad Ibn Fâris, Mu’jam al-Maqâyîs fî al-Lughah, Beirut: Dâr al-Fikr lî al-Thibâ’ah wa al-Nasyr wa al-
Tawzî’, cet. I, 1994, hal. 835.
Tafsir Tematik 7
2 dinyatakan bahwa orang-orang yang secara lisan telah mengatakan beriman akan
mendapat fitnah dalam arti ujian. Sedang dalam ayat selanjutnya (ayat 3) disebutkan
bahwa Allah telah memfitnah dalam arti menguji orang-orang terdahulu yang dengan
ujian itu diketahui mana orang-orang yang benar dan mana orang-orang yang dusta.
durhaka akan mendapatkan fitnah dalam arti azab di atas api neraka. Dalam Q.S al-Baqarah/2:
102 dinyatakan bahwa apa yang diajarkan oleh dua malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan
Marut, kepada manusia sebagai fitnah dalam arti cobaan bagi mereka. Dalam Q.S al-Baqarah/2:
191 ditegaskan bahwa fitnah dalam arti kekacauan yang disulut oleh orang-orang kafir lebih
besar bahayanya dari pembunuhan. Dalam Q.S al-Baqarah/2: 193 Allah menyuruh memerangi
orang-orang kafir yang menyulut fitnah dalam arti kekacauan agar ketaatan hanya semata-mata
untuk Allah.
Dalam Q.S al-Baqarah/2: 217 ditegaskan bahwa fitnah dalam arti penganiayaan atau
penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir lebih besar dosanya daripada membunuh.
Dalam Q.S Âli ‘Imrân/3: 7 disebutkan bahwa orang-orang yang dalam hatinya condong kepada
kesesatan, mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyâbihât untuk menimbulkan fitnah
dalam arti keraguan dan kesamaran. Dalam Q.S al-Nisâ`/4: 91 disebutkan bahwa akan didapati
golongan yang setiap mereka diajak kembali kepada fitnah dalam arti syirik, mereka pun terjun
menghendaki fitnahnya dalam arti kesesatannya, maka sekali-kali kita tidak akan mampu
Tafsir Tematik 8
Dalam Q.S al-Mâ`idah/5: 71 disebutkan bahwa para pembunuh para nabi mengira
bahwa tidak akan terjadi suatu fitnah dalam arti bencana terhadap mereka dengan membunuh
nabi-nabi itu. Dalam Q.S al-An’âm/6: 23 dinyatakan bahwa fitnah dalam arti jawaban dusta dari
orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayat-Nya adalah: “Demi
Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” Dalam Q.S al-A’râf/7: 155
disebutkan bahwa gempa bumi yang menggoncang tujuh puluh orang yang dipilih Nabi Musa
dari kaumnya untuk memohonkan tobat kepada Allah sebagai fitnah dalam arti cobaan dari-Nya.
Dalam Q.S al-Anfâl/8: 25 dinyatakan bahwa fitnah dalam arti azab di dunia tidak khusus
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan
sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S al-Anfal : 28).
Kata fitnah pada ayat di atas, menurut Ibn Katsîr, berarti ikhtibâr wa imtihân (cobaan
dan ujian). Berdasarkan ayat ini, harta dan anak-anak merupakan cobaan dan ujian dari-Nya bagi
manusia yang mendapatkan keduanya supaya diketahui apakah mereka bersyukur kepada-Nya
atas harta dan anak-anak itu serta menaati-Nya, ataukah mereka disibukan dan dipalingkan
dengan keduanya dari-Nya. Senada dengan ayat ini, QS al-Taghâbun/64: 14, 51, al-Anbiyâ`/21:
Jika harta dan anak-anak hanya cobaan, maka di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Pahala, karunia dan surga-Nya lebih baik dari harta dan anak-anak. Sebab terkadang ada di
antara mereka yang malah menjadi musuh dan banyak pula yang tidak mampu memberi
Tafsir Tematik 9
kebaikan apa-apa. Allah-lah Pangatur dan Pemilik dunia dan akhirat. Di sisi-Nya pahala yang
Pandangan para mûfassir terhadap firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah ayat 191
memerangi mereka, yaitu kaum musyrik. “Bunuh dan perangi mereka di mana pun kalian
dapat melakukanya.” Mereka (kaum musyrik) telah mengusir kaum Muhajirin dari tanah air
dan tempat tinggal mereka di Mekah. Kepada kaum Muhajrin Allah berkata: “Usirlah
mereka yang memerangi kalian dan telah mengusir kalian dari tempat tinggal dan tanah air
Sayyid Quthb dalam Fî Zhilâl Al-Qur`an “Dan fitnah itu lebih besar bahayanya
dari pembunuhan.” Membuat kekacauan di muka bumi, mengusir kaum Mukmin dari tanah
air dan tempat tinggal mereka, menyakiti, menggangu, menganiaya kaum Mukmin karena
Ismâ’îl bin Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân al-‘Azhîm, Beirut: Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabî, vol. 4, hal. 35.
11
12
Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Tafsîr al-Thabarî, Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1990, vol. 2, hal. 111.
Tafsir Tematik 10
agama yang mereka yakini, semua itu merupakan fitnah terhadap agama. Fitnah terhadap
agama merupakan penganiayaan terhadap sesuatu yang paling suci dan agung dalam
kehidupan manusia. Oleh karena itu, ia lebih bahaya dari membunuh jiwa atau
menghilangkan nyawa. Sama saja apakah fitnah ini baru berupa ancaman atau berupa
menyesatkan manusia, merusak dan menjauhkan mereka dari agama Allah. Hal termulia
dalam diri manusia adalah kebebasan beragama dan berkeyakinan. Berangsiapa merampas
kebebasan ini dari seseorang, atau berupaya memalingkannya dari agama yang diyakininya
secara langsung atau tidak, maka ia dihukum dengan hukuman yang lebih berat dari
hukuman pembunuhan. Karena beratnya hukuman itu, ayat kemudian menggunakan kata
( َوا ْقتُلُو ُه ْمbunuhlah mereka) bukan ( وقاتلوهمperangilah mereka). “Bunuhlah mereka di mana
pun kalian menjumpai mereka, dalam keadaan apa pun mereka, dan dengan cara apa pun
yang kalian miliki.” Tentu saja dengan tetap menjaga etika Islam seperti tidak membunuh
secara berlebihan, tidak membunuh dengan cara membakar, dan tidak melakukannya di
Masjid Haram, kecuali terhadap orang-orang kafir yang tidak mengindahkan kehormatan
masjid ini di mana mereka memulai memerangi kaum Muslim di masjid tersebut.13
E. BENTUK-BENTUK FITNAH
Dari data tentang ayat-ayat fitnah, diperoleh banyak sekali arti dan bentuk fitnah
13
Sayyid Quthb, Fî Zhilâl Al-Qur`an, Kairo: Dâr al-Syurûq, cet. XVII, 1990, vol. 1, hal. 189-190. Baca
juga ’Abdullah Yûsuf ’Ali, The Glorious Kur`an: Translation and Commentary, Lahore: Idârât al-Buhûts al-
’Ilmiyah wa al-Iftâ` wa al-Da’wah wa al-Irsyâd, tt., hal. 76.
Tafsir Tematik 11
Siksaan sebagaimana termaksud dalam Q.S. Yûnus/10: 83.[2].
126.[4].
Keraguan dan kesamaran sebagaimana terdapat dalam Q.S Âli ‘Imrân/3: 7:.
Tafsir Tematik 12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata “fitnah” sering diucapkan oleh masyarakat Indonesia dan juga di kebudayaan
Arab. Namun kedua kata tersebut mempunyai makna yang sama sekali berbeda. Di
masyarakat Arab kata “Fitnah” memiliki banyak makna, bergantung terhadap konteks kalimat
dan situasi yang dihadapi. Namun di Indonesia, kata “fitnah” tersebut sering diartikan sebagai
perkataan yang mengada-ada dan tuduhan yang tanpa bukti dan fakta.
Kata “fitnah” menurut al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 117 dan al-Qur’an Surah Al-
Baqarah ayat 217 adalah fitnah yang mengarah kepada isu agama, dengan dilatarbelakangi
penegasaan kemuliaan bulan haram dan bahwa berperang dalam bulan ini merupakan dosa
besar. Akan tetapi, menghalangi manusia dari jalan Allah, kafir kepada-Nya, menghalangi
masuk Masjid Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi
Allah.
Tafsir Tematik 13
Tentunya makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan baik di dalam metodologi
penulisan maupun konteks isinya. Oleh sebab itu pemakalah mohon kritik dan saran dari Prof.
Dr. Ali Ya’kub Matondang, MA selaku dosen pembimbing. Selanjutnya juga tidak lupa atas
kritik dan saran teman-teman demi kesempurnaan makalah ini agar tidak ada fitnah di
dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
’Abdullah Yûsuf ’Ali, The Glorious Kur`an: Translation and Commentary, Lahore: Idârât al-
Buhûts al-’Ilmiyah wa al-Iftâ` wa al-Da’wah wa al-Irsyâd, tt.
Ahsin w. al- Hafidz, Kamus Ilmu al- Qur‟an, Jakarta: Amzah, 2006.
Al-Raghib al-Ishfahanî, Mu’jam Mufradât Alfâzh al-Qur`ân, Beirut: Dâr al-Fikr, tt.
Abû al-Husayn Ahmad Ibn Fâris, Mu’jam al-Maqâyîs fî al-Lughah, Beirut: Dâr al-Fikr lî al-
Thibâ’ah wa al-Nasyr wa al-Tawzî’, cet. I, 1994.
Ismâ’îl bin Katsîr, Tafsîr al-Qur`ân al-‘Azhîm, Beirut: Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabî, vol. 4.
Muhammad bin Makram bin Manzhur, Lisân al-‘Arab, Beirut: Dâr Shâdir, cet. I, vol. 13.
Muhammad bin Jarîr al-Thabarî, Tafsîr al-Thabarî, Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1990, vol. 2.
Sayyid Quthb, Fî Zhilâl Al-Qur`an, Kairo: Dâr al-Syurûq, cet. XVII, 1990, vol. 1.
Zainal Arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi : Inspirasi Seputar Kitab Suci Alquran, Medan : Duta
Azhar, 2012.
Tafsir Tematik 14