Anda di halaman 1dari 8

RESUME AUDITING 1

TENTANG
MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT

NAMA DOSEN :
DR. H. YUSKAR, SE., MA., AK. CA
NAMA KELOMPOK 8:
YOZHA PEBRIYANA 1310536018
SRI PURWANTI 1310536023
FITRI 1310536027
RENI WAHYUNI 1310536028

PROGRAM STUDI S1 INTANKE DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
1. Materialitas Dan Menetapkan Pertimbangan Awal Tentang Tingkat Materialitas

Materialitas menurut FASB adalah jumlah atau besarnya kekeliruan atau salah saji dalam

informasi akuntansi yang dalam kondisi yang bersangkutan, dapat mempengaruhi

pertimbangan pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan.

Berkenaan dengan materialitas auditor harus mempertimbangkan:

 Ukuran dan karakteristik satuan usaha.

 Kondisi yang berkaitan dengan perusahaan.

 Informasi yang dibutuhkan oleh orang yang mengandalkan laporan keuangan.

Pada tahap perencanaan auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat, yaitu:

a. Materialitas pada tingkat laporan keuangan

Laporan keuangan mengandung salah saji yang material apabila mengandung

kekeliruan dan ketidakberesan yang secara individu maupun kolektif atau gabungan

sangat penting pengaruhnya terhadap kewajaran laporan keuangan.

Salah saji disebabkan oleh:

 Salah penerapan prinsip/SAK/IFRS.

 Penyimpangan dari kenyataan yang sesungguhnya.

 Penyembunyian informasi yanng semestinya perlu diungkapkan.

b. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji maksimum yang boleh ada

dalam saldo akun sehingga tidak dikategorikan sebgai salah salah saji material.

2. Mengalokasikan Pertimbangan Awal

Berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan, yaitu:

a. Materialitas lebih merupakan konsep yang relatif bukannya absolut.

 Dapat berbeda-beda untuk setiap klien

 Dapat berbeda-beda untuk setiap waktu

b. Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat materialitas.


c. Faktor kualitatif, yaitu:

 Nilai-nilai yang melibatkan kecurangan lebih pentig dibanding dengan akibat

kekeliruan.

 Kesalahan penyajian yang kecil dapat bersifat material jika dimungkinkan

timbulnya berbagai konsekuensi atau sejumlah kewajiban kontrak.

3. Mengestimasi Nilai Salah Saji Serta Membandingkannya Dengan Nilai

Pertimbangan Awal

Beberapa hal yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan besarnya

materialitas:

a. Faktor individu auditor berupa sifat kepribadian dan pengalaman.

b. Faktor eksternal perusahaan berupa informasi non keuangan yang bersifat

kontekstual, misalnya jenis industri perusahaan dan kondisi-kondisinya.

c. Tingkat pengaruh suatu akun terhadap laba bersih.

d. Faktor kondisi KAP yaitu struktur KAP itu sendiri.

Tiga kesulitan dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca (segmen),

yaitu:

a. Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lebih banyak

salah saji dari pada akun lainnya.

b. Baik salah saji lebih (overstatement) maupun salah saji kurang (understatement) harus

tetap dipertimbangkan.

c. Biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian ini.


4. Risiko Dan Jenis-Jenis Risiko

a. Pengertian Risiko

Risiko Audit adalah risiko bahwa auditor mungkin tanpa sengaja telah gagal untuk

memodifikasi pendapat secara tepat mengenai laporan keuangan yang mengandung

salah saji material (kekeliruan memberi opini audit).

b. Jenis- Jenis Risiko, yaitu:

 Risiko Audit yang dapat diterima adalah ukuran risiko bahwa bukti audit atas

segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang material.

 Risiko Bawaan (Inheren Risk) adalah kerentanan suatu akun atau siklus transaksi

akan salah saji material dalam asersi-asersi laporan keuangan sebelum

mempertimbangkan adanya pengendalian.

 Risiko Pengendalian (Control Risk) adalah risiko bawha internal kontrol yang ada

tidak dapat mencegah salah dan mendeteksi saji material dengan tepat waktu atas

suatu asersi laporan keuangan.

 Risiko Deteksi (Detection Risk) adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat

mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi.

5. Menilai Risiko Akseptabilitas

Faktor yang mempengaruhi resiko akseptibilitas audit:

a. Derajat kebergantungan para pengguna eksternal pada laporan keuangan

 Ukuran usaha klien

 Distribusi kepemilikan

 Sifat dan nilai kewajiban

b. Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah penerbitan

laporan audit

 Posisi likuiditas
 Laba (rugi) pada tahun sebelumnya

 Metode pembiayaan pertumbuhan

 Sifat operasi klien

 Kompetensi manajemen

c. Evaluasi auditor atas integritas manajemen

Membuat keputusan resiko akseptibilitas audit:

a. Auditor harus menilai setiap faktor yang dapat mempengaruhi resiko akseptibilitas

audit.

b. Nilai tingkat resiko akseptibilitas audit rendah klien beresiko membutuhkan lebih

banyak bukti audit yang ekstensif, penugasan personil yang lebih berpengalaman

dan/atau suatu review yang lebih ekstensif pada kertas kerja audit.

6. Menilai Risiko Inheren

Faktor yang mempengaruhi resiko akseptibilitas inheren, yaitu:

a. Sifat bisnis klien

Sifat bisnis klien seharusnya tidak berpengaruh atau hanya berpengaruh kecil terhadap

risiko inheren untuk akun-akun seperti kas, wesel tagih, dan utang hipotik.

b. Temuan audit yang diperoleh dari audit sebelumnya

Salah saji yang ditemukan dalam audit tahun sebelumnya dapat terjadi dalam audit

tahun berjalan, karena banyak jenis salah saji bersifat sistemis, dan organisasi sering

lamban dalam mengadakan perubahan untuk menghilangkan salah saji. Oleh karena

itu, auditr akan dianggap lalai jika hasil audit tahun sebelumnya diabaikan selama

mengembangkan program audit tahun berjalan.

c. Penugasan awal versus penugasan berulang

Auditor menetapkan risiko inheren yang tinggi pada tahun pertama audit dan

menguranginya pada tahun-tahun berikutnya setelah memahami klien.


d. Pihak terkait

Karena transaksi tidak terjadi diantara dua pihak independen yang dilakukan secara

“arm’s length”, kemungkinan transaksi disalah sajikan jauh lebih besar sehingga

risiko inheren meningkat.

e. Transaksi nonrutin

Transaksi yang tidak biasa bagi klien lebih besar kemungkinannya dicata secara salah

ketimbang transaksi rutin karena klien seringkali belum berpengalaman mencatat

transaksi nonrutin.

f. Pertimbangan yang diperlukan untuk mengkoreksi pencatatan berbagai saldo dan

transaksi akun

Karena saldo dan transaksi membutuhkan banyak pertimbangan kemungkinan salah

sajin meningkat dan auditor harus memperbesar risiko inheren.

g. Unsur-unsur populasi

Sebagian auditor menggunakan risiko inheren yang lebih tinggi untuk piutang usaha

yang sebagian besar rekeningnya sudah lama jatuh tempo dari akun lancar.

Memperoleh informasi untuk menilai resiko inheren

a. Informasi industri dan bisnis klien.

b. Kunjungan kepada pabrik dan kantor klien.

c. Identifikasi atas para pihak terkait.

7. Menilai Risiko Kecurangan

Untuk menilai resiko kecurangan, kondisi yang harus diperhatikan saat salah saji material

adanya kecurangan :

a. Insentif/tekanan

b. Kesempatan

c. Perilaku/rasionalisasi
Merespon resiko kecurangan dilakukan dengan hal berikut :

a. Merancang dan melakukan prosedur audit untuk mengarah kepada resiko kecurangan

yang teridentifikasi.

b. Mengubah keseluruhan perilaku dari audit untuk merespon resiko kecurangan yang

teridentifikasi.

c. Melakukan prosedur untuk mengarahkan resiko manajemen menguasai kontrol

8. Hubungan Antara Risiko Dengan Bukti Audit Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Risiko

Dua cara auditor mengubah audit untuk merespon resiko :

a. Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman.

b. Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya.

Resiko audit untuk segmen

Resiko pengendalian, resiko inheren ditentukan bagi setiap siklus, akun dan tujuan audit.

Resiko pengendalian akan berbeda bagi akun yang berbeda, tergantung tingkat efektivitas

pengendalian yang ada. Faktor yang mempengaruhi resiko inheren (tingkat kerentanan

terhadap penyalahgunaan dan tingkat rutinitas transaksi) berbeda dari satu akun ke akun

lainnya. Resiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan auditor selama fase perencanaan dan

ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama. Tingkat resiko

pengendalian dan tingkat resiko inheren sangat bervariasi antar siklus, akun atau tujuan audit.

Hubungan antara resiko, materialitas dan bukti audit:

a. Resiko adalah suatu pengukuran atas ketidakpastian.

b. Materialitas adalah suatu pengukuran atas ukuran/besaran.

c. Konsep materialitas dan resiko dalam auditing  keduanya mengukur tingkat

ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu.

Mengevaluasi Hasil
Berdasar SAS 47, model resiko audit untuk mengevaluasi hasil audit :

AcAR = IR x CR x AcDR

Keterngan : AcAR (Achieved Audit Risk/Resiko Audit yang Tercapai)

IR (Inheren Risk/Resiko Inheren )

CR (Control Risk/Resiko Pengendalian)

AcDR (Achieved Detection Risk/Resiko Deteksi yang Tercapai)

Cara untuk mengurangi tingkat resiko audit yang tercapai hingga mencapai tingkat

resiko yang dapat diterima adalah dengan mengurangi tingkat resiko inheren, resiko

pengendalian dan resiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji audit yang

substantive. Merevisi resiko dan bukti audit dilakukan jika penilaian awal atas resiko

pengendalian atau resiko inheren telah ditetapkan terlalu rendah atau resiko akseptibilitas

telah ditetapkan terlalu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai