2. cara kerja : dengan menutup atau oklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin) sehingga spermatozoa tidak dapat bertemu dengan ovum
b. keuntungan kontrasepsi
1. sangat efektif ( 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan )
2. permanen
8. tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
Keterbatasan
1. karena bersifat permanen (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi, maka
sebelum tindakan perlu pertimbangan matang dari pasangan
3. ada rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan
4. harus dilakukan oleh dokter yang terlatih (dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah)
3. infeksi sistemik atau pelvic akut yang belum sembuh atau masih dikontrol
Wakyu pelaaksanaannya
1. setiap waktu selama silus haid, bila diyakini klien tidak hamil
3. pasca persalinan : minilap: dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu, sedangkan
laparskopi: tidak tepat untuk klien pascapersalinan
4. pasca keguguran:
Triwulan pertama: dalam waktu 7hari sepanjang tidak ditemukan infeksi pelvis untuk
minilap dan laparaskopi
Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvis (untuk minilap
saja)
1. konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak untuk berubah
pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan
2. menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anastesi
meliputi: penyakit-penyakit pelvis, pernah mengalami operasi pelvis atau abdominal, riwayat DM,
riwayat penyakit paru seperti: asthma, bronchitis, emphysema, pernah mengalami problem dengan
anastesi, alergi, dan pengobatan yang dijalani saat ini
5. informed consent harus dioeroleh. Standart consent form harus ditandatangani oleh suami atau
istri yang dari calon akseptor kontrasepsi mantap sebelum prosedur dilakukan. Umumnya
penandatanganan dokumen informed consent dilakukan setelah calon akseptor dan pasangannya
mendapat konseling.
Komplikasi yang mungkin terjadi dan penanganannya
1. infeksi luka
4. hematoma subkutan
1. istirahat 2-3 jam sampai rasa ngantuk dan atau pusing hilang
3. mulai lagi aktivitas normal secara bertahap (sebaiknya dapat kembali ke aktivitas normal di dalam
waktu 7hari setelah pembedahan)
4. hinndari bersenggama sampai merasa cukup nyaman setelah mulai kembali melakukan hubungan
intim, hentikan bila ada perasaan urang nyaman
6. bila merasa sakit, minum obat 1 sampai 2 tablet penghilang rasa nyeri selama 4 sampai 6 jam
7. jadwalkan kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan
8. kembalilah setiap waktu bila diinginkan atau ada tanda-tanda dan gejala-gejala yang tidak biasa
9. cari pertolongan medis bila merasa demam (>38C), rasa sakit diabdomen yang menetap atau
tamba sakit, perdarahan dari bekas insisi dan pingsan
4. perawatan dirumah tidak ada, hanya harus merawat lukanya aja biar tidak basah
1. nyeri bahu selama 12-14 jam biasanya terjadi karna gas co2 atau udara di bawah diafragma
sekunder terhadap pneumoperitonium
4.