Dilaksanakan dan disusun sebagai salah satu tugas akhir memperoleh gelar profesi
Ners, Universitas Jenderal Soedirman
OLEH:
YAYANG RIZKY YUNI WIDOSARI, S.Kep.
G4D014046
Oleh:
Yayang Rizky Yuni Widosari, S.Kep.
G4D014046
Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan,
B. TUJUAN
Tujuan yang akan dicapai melalui praktik Independent Practice
diantaranya:
1. Mengetahui konsep tentang tumor mammae hingga penatalaksanaan
secara operatif.
C. LEARNING OUTCOMES
1. Mampu menjelaskan tentang konsep tumor mammae
D. KAJIAN LITERATUR
1. Konsep Tumor Mammae
a. Anatomi fisiologi mammae
Mammae adalah kelenjar yang terletak pada costa dua hingga
enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media.
Mammae terdiri dari dua jenis jaringan yaitu jaringan glandular
(kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Jaringan kelenjar meliputi
kelenjar susu (lobus) dan salurannya (duktus). Sementara itu, jaringan
penopang terdiri dari jaringan lemak dan jaringan ikat (Snell, 2006 dan
Haryono, 2011).
Masing-masing mammae memiliki 15-20 lobus yang berpusat
pada papilla mammae. Saluran utama tiap lobus memiliki ampulla yang
membesar tepat sebelum ujungnya bermuara ke papilla. Tiap papilla
dikelilingi oleh daerah kulit yang berwarna lebih gelap disebut areola.
Terdapat tonjolan-tonjolan halus pada areola yang merupakan saluran
tonjolan dari kelenjar areola di bawahnya. Tidak ada otot yang terletak
di dalam mammae, tetapi terdapat otot yang terletak di bawah mammae
yang melindungi tulang rusuk, yaitu otot pectoralis (Breslin, et al,
2009). Gambaran anatomi mammae dapat dilihat pada gambar berikut.
F. IMPLEMENTASI
Penatalaksanaan lumpektomi pada pasien dengan tumor mammae di IBS
RSUD DR R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga dilakukan pada 6 pasien
pada bulan Desember 2015. Dari 6 pasien tersebut dianalisa satu pasien
dengan tumor mammae jenis FAM (fibroadenoma mammae). Pasien yang
dikelola bernama Ny. S usia 20 tahun dengan diagnosa medis FAM dekstra.
Pasien merupakan ibu post menyusui dengan status P1A0. Keluhan adanya
benjolan di mammae dirasakan sejak anaknya berusia 1 bulan. Dua tahun
kemudian tumor tersebut semakin besar dan terasa sakit, sehingga pasien
memeriksakannya ke pelayanan kesehatan.
Ny. S belum pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya. Ny. S
menggunakan KB suntik setelah melahirkan. Ny. S menyusui secara eksklusif
pada anaknya. Saat dipalpasi, tumor teraba di sekitar areaola dengan estimasi
ukuran 4x2 cm. Tidak ada keluhan kesehatan lain selain benjolan yang
dirasakan pasien. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, pasien sudah
dipuasakan selama 8 jam di ruang bedah. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan pemeriksaan darah lengkap dan glukosa darah dalam batas
normal. Anamnesa tentang riwayat penyakit keluarga dihasilkan bahwa ibu
pasien pernah mengalami keluhan serupa yaitu terdapat borok di mammae
sinistra kemudian pecah dan telah dilakukan operasi.
Prosedur operasi lumpektomi pada Ny. S dilakukan dengan
mempertahankan prinsip steril baik alat, persiapan tim operasi, maupun
prosedurnya. Tim operasi terdiri dari beberapa personil yaitu operator (dokter
spesialis bedah), dokter spesialis anestesi, perawat asisten, perawat instrumen,
perawat sirkuler, dan perawat anestesi. Masing-masing personil memiliki
peran selama proses berlangsungnya operasi. Peran tiap personil yang dapat
diamati selama prosedur operasi diantaranya:
1. Operator
Operator merupakan dokter spesialis bedah tertentu (dalam kasus ini
dokter bedah umum), bertugas memimpin jalannya operasi lumpektomi,
mulai dari insisi hingga penutupan luka.
2. Perawat asisten
Merupakan perawat yang bertugas mendampingi dokter bedah sepanjang
jalannya operasi. Perawat asisten ini memulai kegiatannya dari desinfeksi
area operasi hingga membantu operator selama proses operasi.
3. Perawat instrumen
Perawat instrumen bertanggungjawab terhadap seluruh alat dan bahan
yang dibutuhkan selama operasi. Perawat instrumen bekerja mulai dari
menyiapkan alat, memberikan alat-alat yang dibutuhkan kepada
operator/perawat asisten selama operasi, serta bertanggungjawab terhadap
kelengkapan alat dan bahan setelah operasi selesai. Perawat instrumen
juga bertugas mendampingi dan membantu operator maupun perawat
asisten selama operasi berlangsung.
4. Perawat sirkuler
Perawat ini tidak menggunakan pakaian steril. Perawat sirkuler memiliki
mobilisasi tinggi selama proses operasi. Perawat tersebut bertugas
menyiapkan alat dan bahan tambahan yang dibutuhkan, mengatur
mobilisasi lampu operasi, serta aktivitas tambahan lain seperti mencuci
area operasi dengan NaCl termasuk mengawasi instrumen yang digunakan
saat operasi.
5. Dokter spesialis anestesi
Bertugas memberikan resep premedikasi, anestesi, dan obat-obatan lain
yang dibutuhkan sesuai kebutuhan pasien.
6. Perawat anestesi
Bertugas sebagai delegasi dari dokter spesialis anestesi serta memonitor
kondisi pasien selama pasien berada di meja operasi.
JUMLAH 9
Normal skor ≥ 9
Balance cairan pasien dihitung dari masuknya cairan RL dikurangi
keluaran berupa urin dan perdarahan.
Intake RL 2 kolf : 1000 cc
Output Urin : 500 cc
Perdarahan : 50 cc -
Balance + 450 cc
G. EVALUASI
Dalam pelaksanaan stase Independent Prcatice ini, mahasiswa telah
mencapai sasaran sesuai dengan Learning Outcomes yang ditentukan. Berikut
ini merupakan tabel evaluasi dari masing-masing learning outcomes yang
telah dicapai :
No. Learning outcomes Evaluasi
1. Mampu menjelaskan Mahasiswa telah
tentang konsep tumor menjelaskan konsep
mammae tumor mammae yang
didapatkan dari
pencarian referensi
berupa jurnal, textbook,
maupun diskusi expert.
2. Mampu menjelaskan Mahasiswa telah
tentang manajemen menjelaskan manajemen
perioperatif tumor perioperatif lumpektomi
mammae bersumber pada referensi
ilmiah dan dikusi expert.
3. Mampu meningkatkan Mahasiswa telah
ketrampilan dalam melakukan asistensi
operasi tumor mammae prosedur operasi hingga
hecting.
4. Mampu membuat asuhan Mahasiswa telah
keperawatan perioperatif membuat asuhan
pasien dengan tumor keperawatan pasien
mammae. dengan tumor mammae.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah
Brunner & Suddarth ed. 8. Jakarta: EGC.