Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AGAMA

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Nama : Afriani Indria Puspita


NIM : RRA1B214029
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

No. 23 : 5 (77), 5(106), 5(118), 5(141), 5(152)

1. Apa pandangan kaum Jabariyah mengenai kekuasaan Tuhan terhadap manusia?


Jawaban
bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar
Allah.
Para pemuka Jabariyah baik yang ekstrem dan moderat adalah; Jahm bin Safwan, Ja’ad
bin Dirham, An-Najja dan Adh-Dhirar. Adapun doktrin aliran ini;
Kelompok ekstrem memandang bahwa manusia tidak mempunyai daya, tidak
mempunyai kehendak sendiri dan tidak mempunyai pilihan, manusia dalam perbuatan-
perbuatannya adalah dipaksa dengan tidak ada kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya.
Sedangkan menurut kaum moderat, Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia,
baik perbuatan jahat maupun baik, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga
yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.
manusia tidaklah dipaksa oleh tuhan, tidak seperti wayang yang dikendalikan oleh dalang
tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang
diciptakan Tuhan.

2. Pada saat bagaimanakah puasa haram dilakukan dan wajib diqadha (diganti)?
Jawaban
Yaitu bagi para wanita yang sedang haidh dan nifas. Para ulama sepakat bahwa bagi
mereka tidak boleh berpuasa bahkan haram hukumnya. Tetapi mereka diwajibkan untuk
mengqadha puasa sebanyak jumlah hari yang mereka tinggalkan.

3. Jelaskan landasan utama HAM dalam islam!


Jawaban
HAM yang dijamin oleh Islam seperti yang diatur dalam al-Qur'an sebagai sumber dan
dasar ajaran Islam bagi manusia.
- Pandangan Al-Qur'an.
Dalam teologi Islam manusia diciptakan oleh Allah sebagai golongan genus mahluk
yang dimuliakan (Q.S Al-Israa:70) dan dia harus dihormati sebagai manusia apapun
warna kulit. Dari manapun asalnya, dan apapun agama yang dianut. Sampai-sampai
Malaikatpun harus menghormatinya (Al-Baqarah: 34, Al-a’raf:11). Bersamaan dengan
pemberian status sebagai “mahluk yang unggul”

Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam
al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-Islam
(hak-hak asasi manusia dalam Islam). Konsep ini mengandung lima hal pokok yang
harus dijaga oleh setiap individu, yaitu:
1) Hifdzu al-nafs wa al-ird atau Hak Untuk Hidup (Al-Quran surat AL-An’am : 151)
2) Hifdzu al-‘aql atau Hak Persamaan Derajat (Al-Quran surat AL-Hujurat : 13)
3) Hifdzu al-nasl atau Hak memperoleh keadilan (Al-Quran surat al-Maidah : 2)
4) Hifdzu al mal atau Hak Perlindungan harta/Milik (Al-quran surat AL-Baqarah :
188)
5) Hifdzu al-din atau Hak Kebebasan Beragama (Al-quran surat AL-Baqarah : 256,
dan surah Yunus : 99).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang mengisyaratkan hak asasi manusia
yang dihormati secara universal. Kelima dharurat ini yang menjadi tiang kehidupan
manusia. Tidak akan hidup baik kehidupan manusia kecuali dengan menjaga lima
perkara ini. Bahkan kelima hal ini adalah HAM yang dijamin syariat Islam.

Secara historis, prinsip-prinsip HAM sudah diaplikasikan oleh nabi Muhammad saw.
Pada masa awal kepemimpinan beliau di madinah. Di madinah di samping berfungsi
sebagai Rosul, Nabi Muhammad saw juga menjabat sebagai kepala negara, yang
warganya terdiri atas berbagai macam aliran dan golongan yang jauh sebelumnya saling
bersengketa dan bermusuhan. Untuk mempersatukan warga majemuk itu diperlukan
adanya suatu konsensus yang di wajibakan semua pihak tunduk pada perstujuan
bersama(common platform).

Prinsip-prinsip penghormatan terhadap HAM, seperti yang menyangkut ke-adilan,


persamaan derajat, kebebasan beragama dan lainnya tanpa diskriminasi atas dasar ras,
warna kulit, jenis kelamin dan agama dapat dijumpai terutama pada ayat-ayat
Makiyah (yang turun selama periode Mekah), Kemudian dalam perjalanan peradaban
Islam, para ulama dan sarjana muslim mengembangkan konsep-konsep rasional baik
dalam masalah hukum, (yang lazim disebut fiqih) atau teologia (yang sering disebut
ilmu kalam), dan disitu mulai terlihat adanya banyak perbedaan persepsi dalam
menyikapi HAM di kalangan ulama dan sarjana Islam dan hal ini berlangsung sampai
sekarang, ditambah lagi dengan gencarnya Revivalisme Islam dalam dekade terakhir
ini. Semangat Revivalisme Islam juga menyentuh tentang HAM. Konsep HAM yang
universal ditolak karena dianggap mengandung Bias kepentingan Barat, sebaliknya
kemudian diajukan prinsip HAM dalam prinsip Islam dan Formulasi paling modern
dari HAM versi Islam ini adalah “Al-Bayan al-alami’an huquq al insan fil islam”
(deklarasi Internasional tentang Hak-hak asasi manusia dalam Islam), yang
disampaikan di paris pada tahun 1981.

ejak mula sebelum lahirnya berbagai gagasan tentang HAM, islam telah meletakkan dasar
yang kuat. Islam memandang bahwa kedudukan manusia adalah sama dan hanya dibedakan
dari sudut ketakwaannya; tidak ada paksaan dalam beragama; dan tidak boleh satu kaum
menghina kaum yang lain. Rasululah Muhammad SAW sendiri bersabda, bahwa” setiap
manusia di lahirkan dalam keadaan suci.”
4. Apa hubungan akhlak dengan tasawuf?
Jawaban
Mempunyai kaitan yang sangat erat. Dimana antara akhlak dan tasawuf mempunyai kaitan
yang erat. Dimana antara akhlak dan tasawuf pada pelaksanaannya adalah untuk mengatur
hubungan vertikal (antara manusia dengan Tuhannya) dan hubungan horizontal (antara
sesama manusia). Jika dihubungkan dalam hubungannya terhadap sesama manusia, bahwa
sebagai makhluk sosial dalam menjalin hubungan terhadap sesama makhluk baik dalam
bermasyarakat , dengan kedua orang tua bahkan secara individu harus senantiasa menjaga
nilai- nilai akhlak.

5. Jelaskan, mengapa islam tidak dapat menerima konsep sekularisasi di Barat!


Jawaban
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah sekular diartikan sebagai bersifat duniawi
atau kebendaan, bukan bersifat keagamaan atau kerohanian, sehingga sekularisasi berarti
membawa ke arah kecintaan kepada kehidupan dunia. Norma-norma tidak perlu
didasarkan pada ajaran agama. Islam tidak hanya terbatas pada akidah, akan tetapi tidak
ada lapangan yang keluar dari agama. Islam juga mencakup Syariah.

Islam menolak penerapan apapun mengenai konsep-konsep sekular, sekularisasi maupun


sekularisme, karena semua itu bukan milik Islam dan berlawanan dengannya dalam segala
hal. sebab sekularisasi bagaikan racun yang bersifat mematikan terhadap keyakinan yang
benar (iman).

Sekularisasi bisa membawa pengaruh merugikan bagi Islam dan umatnya. Karena itu,
keduanya (sekularisasi dan sekularisme) harus dihilangkan. Memang benar pemikiran baru
bisa menimbulkan dampak positif untuk membebaskan umat dari kebodohan, namun
penggunaan istilah sekularisasi cukup mengecewakan banyak pihak, karena istilah itu
sendiri tidak berlaku dalam Islam dan hanya tumbuh dan berlaku dalam kehidupan Kristen
Barat.
Oleh karena dalam modernisasi terjadi pengikisan pola-pola lama, maka berarti pula akan
menghancurkan nilai-nilai agama. menyebebkan citra sosial keagamaan ditempatkan pada
meja kristisisme. Peran agama semakin kabur dan dipertanyakan.

Pada hakikatnya pandangan pemikir Barat tersebut merupakan refleksi dari situasi dan
kondisi masyarakat. Ini tentu saja akan berbeda dengan para pemikir Timur yang
mempunyai landasan berbeda. Pandangan pemikir Barat bertolak dari kondisi historis,
sedangkan pemikir Timur dari keyakinan agama. Sehingga sekularisasi ataupun
sekularisme merupakan anti tesis terhadap agama dan mempunyai konotasi negatif. Dari
perbedaan sudut pandang inilah yang menjadikan pendapat dinatara mereka berbeda.

Anda mungkin juga menyukai