Konsentrasi obat dalam plasma dalam kadar tertentu dapat menyebabkan efek
yang buruk pada respon terapinya. Sebab kadar yang terlalu tinggi yang melewati KTM,
maka yang didapat bukanlah efek terapi yang diinginkan melainkan efek toksik yang
didapat. Meningkatnya konsentrasi obat dalam plasma yang berkorelasi buruk dengan
respon terapi antara lain disebabkan oleh :
1) adanya metabolit aktif yang sifatnya lebih toksik dibandingkan obat asalnya;
2) kiralitas yang menyangkut dengan struktur kimianya
3) toleransi dan resistensi yang didapat oleh masing-masing individu
4) terapi dengan single dose
5) durasi terhadap intensitas exposure
6) waktu tertundanya onset obat tersebut
Diazepam memiliki konsentrasi plasma korelasi buruk dengan respon terapi berhubungan
dengan metabolit aktif yang dimiliki.
DIAZEPAM
Diazepam diabsorpsi dengan cepat secara lengkap setelah pemberian peroral dan
puncak konsentrasi dalam plasmanya dicapai pada menit ke 15-90 pada dewasa dan
menit ke-30 pada anak-anak. Bioavailabilitas obat dalam bentuk sediaan tablet adalah
100%. Range t1/2 diazepam antara 20-100 jam dengan rata-rata t1/2-nya adalah 30 jam.
Metabolisme utama diazepam berada di hepar, menghasilkan tiga metabolit aktif. Enzim
utama yang digunakan dalam metabolisme diazepam adalah CYP2C19 dan CYP3A4. N-
Desmetildiazepam (nordiazepam) merupakan salah satu metabolit yang memiliki efek
farmakologis yang sama dengan diazepam, dimana t1/2-nya lebih panjang yaitu antara 30-
200 jam. Ketika diazepam dimetabolisme oleh enzim CYP2C19 menjadi nordiazepam,
terjadilah proses N-dealkilasi. Pada fase eliminasi baik pada terapi dosis tunggal maupun
multi dosis, konsentrasi N-Desmetildiazepam dalam plasma lebih tinggi dari diazepam
sendiri. N-Desmetildiazepam dengan bantuan enzim CYP3A4 diubah menjadi
oxazepam, suatu metabolit aktif yang dieliminasi dari tubuh melalui proses
glukuronidasi. Oxazepam memiliki estimasi t1/2 antara 5-15 jam. Metabolit yang ketiga
adalah Temazepam dengan estimasi t1/2 antara 10-20 jam. Temazepam dimetabolisme
dengan bantuan enzim CYP3A4 dan CYP 3A5 serta mengalami konjugasi dengan asam
glukuronat sebelum dieliminasi dari tubuh. Diazepam secara cepat terdistribusi dalam
tubuh karena bersifat lipid-soluble, volume distribusinya 1,1L/kg, dengan tingkat
pengikatan pada albumin dalam plasma sebesar (98-99%). Diazepam diekskresikan
melalui air susu dan dapat menembus barier plasenta, karena itu penggunaan untuk ibu
hamil dan menyusui sebisa mungkin dihindari. Di dalam tubuh embrio bahan metabolit
tersebut berpotensi menginhibisi neuron, meningkatkan pH di dalam sel, dapat bersifat
toksik. Dengan terinhibisinya neuron maka akan terganggu pula transfer neurotransmiter
untuk hormon-hormon pertumbuhan, sehingga mengakibatkan pertumbuhan embrio yang
lambat. Dengan pH yang tinggi mengakibatkan sel tidak dapat tereksitasi, sehingga kerja
hormon pertumbuhan juga terganggu yang akhirnya pertumbuhan janin juga terganggu.
Pada trimester pertama masa kehamilan merupakan periode kritis maka bahan teratogen
yang bersifat toksik akan mempengaruhi pertumbuhan embrio, bahkan dapat
mengakibatkan kematian janin.Efek samping ringan Diazepam dapat terjadi pada
konsentrasi plasma mencapai 50-100μg/L, tetapi ini juga tergantung pada sensitivitas
setiap individual. Efek anxiolitik terlihat pada penggunaan secara long-term dengan
konsentrasi 300-400μg/L. Diazepam ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang
panjang (tidak boleh lebih dari 3 bulan), karena berakibat buruk bagi tubuh penderita. Hal
ini mungkin dapat disebabkan karena t1/2 diazepam yang cukup panjang, ditambah lagi t1/2
N-Desmetildiazepam yang lebih panjang yaitu, 2 kali t1/2 Diazepam. Hal ini berarti
setelah konsentrasi diazepam dalam tubuh habis untuk menghasilkan efek, masih dapat
dihasilkan efek bahkan sebesar 2 kalinya yang diperoleh dari N-Desmetildiazepam
sebagai metabolit aktif diazepam. Ditambah lagi persentase metabolit yang terikat
protein dalam plasma (97%), lebih sedikit daripada prosentase diazepam yang terikat
protein plasma (98%-99%). Oleh karena itu penggunaan diazepam dalam terapi
pengobatan harus ekstra berhati-hati, yaitu perlu dipertimbangkan adanya efek yang
ditimbulkan oleh metabolit aktif Diazepam, untuk itu mungkin perlu dilakukan kontrol
terhadap konsentrasi diazepam dan metabolitnya dalam plasma.
DAFTAR PUSTAKA
berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air. Secara umum , senyawa aktif
yaitu :
1.Benzodiazepin ultra short-acting
Dipasaran, diazepam tersedia dalam bentuk tablet, injeksi dan gel rectal, dalam
berbagai dosis sediaan. Beberapa nama dagang diazepam dipasaran yaitu Stesolid ®,
MEKANISME KERJA
Bekerja pada sistem GABA, yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron
GABA. Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan
kerapatan yang tinggi terutama dalam korteks otak frontal dan oksipital, di hipokampus
dan dalam otak kecil. Pada reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis.
afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya interaksi benzodiazepin, afinitas GABA
terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja GABA akan meningkat.
Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka sehingga ion klorida
akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah ion klorida
menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel
PROFIL FARMAKOKINETIKA
t½ : Diazepam 20-40 jam, DMDZ 40-100 jam. Tergantung pada variasi subyek.
t½ meningkat pada mereka yang lanjut usia dan bayi neonatus serta penderita
gangguan liver. Perbedaan jenis kelamin juga harus dipertimbangkan.
Distribusi dalam Darah : Plasma (perbandingan dalam darah) Diazepam 1,8 dan
DMDZ 1,7.Ikatan Protein : Diazepam 98 – 99% dan DMDZ 97%.Didistribusi
secara luas. Menembus sawar darah otak. Menembus plasenta dan memasuki ASI.
PENGGUNAAN TERAPI
Indikasi
Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah
yang berlebihan, diazepam juga dapat diinginkan untuk gemeteran, kegilaan dan
diazepam juga dapat digunakan untuk kejang otot, kejang otot merupakan penyakit
neurologi. dizepam digunakan sebagai obat penenang dan dapat juga dikombinasikan
Kontraindikasi
1.Hipersensitivitas
3.Pasien koma
Efek Samping
Sebagaimana obat, selain memiliki efek yang menguntungkan diazepam juga memiliki
efek samping yang perlu diperhatikan dengan seksama. Efek samping diazepam
3.Efek samping yang jarang sekali terjadi,seperti : reaksi alergi, amnesia, anemia,
disorder, polydipsia, pruritus of skin, seizure disorder, sialorrhea, skin rash, sleep
automatism, tachyarrhythmia, trombositopenia, tremors, visual changes, vomiting,
xerostomia.
Perhatian
Peringatan – peringatan yang perlu diperhatikan bagi pengguna diazepam sebagai berikut
:
1.Pada ibu hamil diazepam sangat tidak dianjurkan karena dapat sangat berpengaruh
pada janin. Kemampuan diazepam untuk melalui plasenta tergantung pada derajat
relativitas dari ikatan protein pada ibu dan janin. Hal ini juga berpengaruh pada
tiap tingkatan kehamilan dan konsentrasi asam lemak bebas plasenta pada ibu dan
janin. Efek samping yang dapat timbul pada bayi neonatus selama beberapa hari
setelah kelahiran disebabkan oleh enzim metabolism obat yang belum lengakp.
Kompetisi antara diazepam dan bilirubin pada sisi ikatan protein dapat
3.Jika berusia diatas 65 tahun dosis yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi karena
4.Obat ini tidak diperbolehkan diminum pada saat membawa kendaraan karena obat
5.Pada pasien yang merokok harus konsultasi pada dokter lebih dahulu sebelum
8.Hindarkan penggunaan pada pasien dengan depresi CNS atau koma, depresi
9.Hati-hati penggunaan pada pasien dengan kelemahan otot serta penderita gangguan
10.Diazepam tidak sesuai untuk pengobatan psikosis kronik atau obsesional states.
INTERAKSI OBAT
Obat-obat :
efektifitas diazepam.
6.Ikatan plasma dari diazepam dan DMDZ akan direduksi dan konsentrasin obat yang
–Antiansietas, Antikonvulsan.
1.PO (Dewasa) : 2-10 mg 2-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat
sekali sehari.
3.IM, IV (Dewasa) : 2-10 mg, dapat diulang dalam 3-4 jam bila perlu.
–Pra-kardioversi
–Pra-endoskopi
–Status Epileptikus
1.IV (Dewasa) : 5-10 mg, dapat diulang tiap 10-15 menit total 30 mg, program
pengobatan ini dapat diulang kembali dalam 2-4 jam (rute IM biasanya
2.IM, IV (Anak-anak > 5 tahun) : 1 mg tiap 2-5 menit total 10 mg, diulang tiap 2-
4 jam.
3.IM, IV (Anak-anak 1 bulan – 5 tahun) : 0,2-0,5 mg tiap 2-5 menit sampai
1.PO (Dewasa) : 2-10 mg 3-4 kali sehari atau 15-30 mg bentuk lepas lambat satu
kali sehari. 2-2,5 mg 1-2 kali sehari diawal pada lansia atau pasien yang
sangat lemah.
2.IM, IV (Dewasa) : 5-10 mg (2-5 mg pada pasien yang sangat lemah) dapat
–Putus Alkohol
4 kali sehari.
keperluan.
OVER DOSIS
yang mendalam atau manifestasi lain depresi beratpada fungsi batang otak yang
terganggu, pada keadaan ini pasien seperti tidur dan dapat sadar sesaat dengan
rangsangan yang cepat. Pada keadaan ini biasanya disertai sedikit atau tanpa depresi
pernapasan, curah dan irama jantung tetap normal pada saat anoxia atau hipertensi berat.
Toleransi benzodiazepin terjadi dengan cepat, keadaan sering kembali pada saat
konsentrasi obat dalam darah tinggi kemudian dapat diikuti dengan terjadinya koma.
Pada overdosis akut selama pemulihannya dapat terjadi ansietas dan insomnia, yang
penggunaan zat psikoaktif), dapat pula diikuti dengan kejang yang hebat, ini dapat terjadi
–Sejak tahun 1980-1989, 1576 keracunan fatal di Inggris dihubungkan dengan penggunaan
benzodiazepin. 891 kasus dihubungkan dengan over dosis benzodiazepin sendiri dan 591
kasus lainnya over dosis terjadi karena dikombinasikan dengan alkohol. Perbandingan
tingkat kematian dengan data penulisan resep pada periode yang sama, untuk menghitung
indeks kematian karena keracunan per sejuta resep, pada individu yang overdosis
benzodiazepin memberikan kesan keracunan yang relatif berbeda. sStudi terakhir dari
303 kasus keracunan benzodiazepin didukung oleh perbedaan penemuan dalam menilai
–Pada over dosis benzodiazepine, penanganan secara umum dengan monitoring pernaafasan
dan tekanan darah. Reaksi muntah diinduksi (selama 1 jam) bila pasien tetap sadar.
Mempertahankan keluar masuknya udara adalah hal yang penting apabila pasien dalam
keadaan tidak sadar. Tidak ada keuntungan khusus dengan pengosongan lambung,
parsial atau menyeluruh pada efek sedative benzodiazepine dan digunakan pada keadaan
Efek toksis dapat terjadi bila konsentrasi dalam darah lebih besar dari 1,5 mg/L;
kondisi fatal yang disebabkan oleh penggunaan tunggal diazepam jarang ditemukan,
tetapi dapat terjadi bila konsentrasi dalam darah lebih besar dari 5 mg/L.
LD50 oral dari diazepam adalah 720 mg/Kg pada mencit dan 1240 mg/Kg pada
tikus. Pemberian intraperitoneal pada dosis 400 mg/Kg menyebabkan kematian pada hari
Referensi :
1.Laurent C. Galichet, 2005, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons 3rd Edition (Electronic
Version), Pharmaceutical Press, London.
2.Sean C. Sweetman, et.all., 2007, Martindale : The Complete Drugs Reference 35th Edition
(Electronic Version), Pharmaceutical Press, London.
4.Ernst Mutschler, 1986, Dinamika Obat ; Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan), ITB,
Bandung.
5.Alfred Goodman Gilman, 2006, Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of
Therapeutics 11th Edition (electronic Version), Mc-Graw Hill Medical Publishing
Division, New York.