Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN KARAKTER

Disusun oleh:

Alexander Pratama Saputra

1305454

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2017

i
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyusun Makalah Ujian
Akhir ini dengan baik dan tepat waktu.
Seperti yang telah kita ketahui “Pembentukan dan Pembinaan Karakter” itu
sangat penting bagi anak bangsa dari mulai dini. Semua akan dibahas pada makalah
ini kenapa, Pembentukan Karakter itu sangat dibutuhkan dan layak dijadikan sebagai
materi perkuliahan.
Tugas ini saya buat untuk memberikan penjelasan tentang keberadaan
Pembentukan dan Pembinaan Karakter bagi kemajuan bangsa. Semoga makalah yang
saya buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas lagi.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Pembina mata kuliah Fildafat Pendidikan, bapak Jalius yang telah membimbing kami
selama perkuliahan berlangsung.
Atas perhatian dan waktunya, saya sampaikan banyak terima kasih.

Padang, 29 Desember 2017

ii
Daftar Isi

Halaman Cover…………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………… 2

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………... 3

2.1 Pengertian……………………………………………………….……….. 3

2.2 Pendidikan……………………………………………………………….. 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………….. 8

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………... 9

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembentukan dan pembinaan karakter bangsa memiliki andil yang besar untuk

memajukan peradaban bangsa agar menjadi bangsa yang semakin terdepan dengan

Sumber Daya Manusia yang berilmu, berwawasan dan berkarakter. Pembentukan dan

pembinaan karakter bangsa sangat luas karena terkait dengan pengembangan

multiaspek potensi–potensi keunggulan bangsa dan bersifat. Dalam hal ini dapat juga

disebutkan bahwa:

a) Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya

karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa.

b) Karakter berperan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing.

c) Karakter harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.

Dalam hal pembinaan karakter bangsa akan mengerucut pada tiga tujuan besar,

yaitu :

a) Untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa.

b) Untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia, dan

c) Untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan

bangsa yang bermartabat.

Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter bangsa harus

diaktualisasikan secara nyata untuk menjaga jati diri bangsa dan memperkukuh

persatuan dan kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1
(1) Apakah yang di maksud dengan karakter, karakter bangsa, dan pembinaan

karakter bangsa serta apa tujuannya?

(2) Apakah yang dimaksud dengan pendidikan?

(3) Bagaimana bentuk metodologi dari pembinaan karakter

(4) Hal-hal yang mendasari pembentukan dan pembinaan karakter bangsa?

1.3 Tujuan Penulisan

(1) Untuk mendidik dan membina serta mengembangkan karakter bangsa.

(2) Untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Akhir mata kuliah Filsafat Pendidikan.

1.4 Manfaat Penulisan

(1) Agar terbentuknya karakter-karakter bangsa yang memiliki nilai-nilai moral,

agama, dan sosial.

(2) Mampu membina karakter penerus bangsa, agar terhindar dari penyelewengan

karakter-karakter yang akan menghancurkan masa depan bangsa dan negara.

BAB 2

2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

A. Karakter

a) Ditjen Mandikdasmen (Kementerian Pendidikan Nasional)

Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat,

bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan

yang ia buat

b) Wyne

Mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso”

yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana

mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab

itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang

yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong

dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya

dengan personality (kepribadian) seseorang.

Karakter adalah nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan

diaplikasikan dalam nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan

maupun tingkah laku. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok

orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam

menghadapi kesulitan dan tantangan.

B. Karakter Bangsa

3
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik

yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan

bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari raga

seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia haruslah berdasarkan

nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka

Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Pembinaan Karakter Bangsa

Pembinaan Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara

berkebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai

dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam

konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,

bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan

Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan

karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran,

pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa dan negara.

2. Tujuan

A. Pembinan Karakter Bangsa

Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia dalam malaksanakan

pembinaan karakter bangsa adalah:

(1) Meningkatkan dan mengokohkan semangat religiositas bangsa.

(2) Menambah kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(3) Menjamin terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4
(4) Memantapkan wawasan, rasa dan semangat kebangsaan.

(5) Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hukum.

(6) Mengembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat.

(7) Mengembangkan nilai dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.

(8) Meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sedangkan hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan karakter bangsa adalah

terciptanya masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku secara santun berdasar

Pancasila. Diharapkan agar perilaku warga negara baik dalam aspek politik, ekonomi,

maupun sosial budaya mengacu pada konsep, prinsip dan nilai yang terkandung

dalam Pancasila. Secara rinci dapat digambarkan bahwa pembinaan karakter bangsa

tersebut untuk dapat menghasilkan warganegara yang memiliki:

(1) Keimanan dan ketaqwaan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai

dengan agama masing-masing, dan dapat bersikap secara tepat dan baik dalam

menghadapi pluralitas agama yang terdapat di Indonesia.

(2) Sikap dan tingkah laku yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak asasi

manusia secara proporsional sesuai dengan konsep dan prinsip yang terkandung

dalam Pancasila.

(3) Semangat kebangsaan yang tinggi, sehingga selalu menjunjung tinggi existensi

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepentingan pribadi dan golongan selalu

diselaraskan dengan kepentingan negara-bangsa.

(4) Pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan dalam menerapkan demokrasi yang

bersendi pada prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

5
(5) Sikap, perilaku dan kemampuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

(6) Kesadaran untuk mengembangkan nilai dan kompetensi universal karakter

warganegara.

2.2 Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan

orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu

sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau

memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan

“menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang

berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya

dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan

kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan

potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan

terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.

A. Pendidikan formal merupakan pendidikan di sekolah yang di peroleh secara

teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas. Sebagai

lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan

efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang

6
berkewajiban memberikan pelayanan kepada generasi muda dalam mendidik warga

negara.

B. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal

dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses

penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah

Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

C. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

Contoh:

Pendidikan Kepemudaan

Organisasi Seni dan Olahraga

Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kepemudaan

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Marzuki (2015:112-113) menjelaskan tentang metode yang bisa diterapkan

dalam rangka pembinaan karakter siswa di sekolah, yaitu:

1. Metode langsung dan tidak langsung

Metode langsung berarti penyampaian pendidikan secara langsung dengan

memberikan materi-materi akhlak dari sumbernya. Sedangkan metode tidak

7
langsung, adalah penanaman karakter melalui kisah-kisah yang mengandung nilai-

nilai karakter.

2. Melalui mata pelajaran tersendiri dan terintegrasi ke dalam semua mata

pelajaran

Melalui mata pelajaran tersendiri, seperti Pendidikan Agama dan

PendidikanKewarganegaraan (Pkn). Terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran

artinya melalui semua mata pelajaran nilai-nilai karakter dapat diintegrasikan dalam

materi ajar.

3. Melaui kegiatan-kegiatan di luar mata pelajaran

Pembinaan karakter siswa melalui semua kegiatan di luar pembelajaran yaitu di

dalam kegiatan ekstrakurikuler yang berbentuk pembiasaan nilai-nilai akhlak seperti

melakui kegiatan IMTAQ, tadarus Al-Qur’an, dan pramuka.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa kategori yaitu:

Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan pembinaan dan

pembentukan serta mutu pendidikan karakter melalui sekolah-sekolah, terutama bagi

8
seluruh generasi-generasi penerus bangsa, karena generasi-generasi itu sangat cocok

untuk diberikan pembinaan dan pembentukan dalam karakter.

Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah melarang para

orangtua (guru) mendoakan keburukan bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan

kepada anak merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan kehancuran anak

dan masa depannya.

Pembentukan serta pembinaan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang.

Bila pembinaan karakter telah mencapai keberhasilan, tidak diragukan lagi

kalau masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan menuju kejayaan.

Dan bila pembinaan karakter ini mengalami kegagalan sudah pasti dampaknya akan

sangat besar bagi bangsa ini, negara kita akan semakin ketinggalan dari negara-

negara lain.

Anda mungkin juga menyukai