Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN REUMATIK (ARTRITIS TREUMATOID)

PADA LANSIA

Oleh :

ANGGITA PRILIANDINI
G3A017021

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
KONSEP PENYAKIT

A. Pengertian

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang


berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi
dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata
lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem
muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.

B. Etiologi

 Faktor genetik

 Faktor lingkungan

 Infeksi : mendadak dan timbul dengan di sertai gambaran inflamasi


mencolok. Yang di sebabkan oleh bakteri dan virus.

 HSD ( Heat Shock Protein )


Sekelompok protein berukuran sedang ( 60 sampai 90 KDA)

 Respon Stress
C. Klasifikasi.

Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :


1. Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak
pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
2. Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah
penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.
Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat
lelah.

3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan
pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

D. Manifestasi Klinis

Ada beberapa gambaran klinis yang lazim di temukan pada


seseorang penderita Rematoid Artritis. Gambaran klinis ini tidak harus
timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini
memiliki gambaran klikis yang bervariasi.

1. Gejala – gejala konstitusional

Lelah, anoreksia, BB menurun dan demam terkadang kelelahan


dapat demikian hebatnya.

2. Poliartritis simertis

Terutama pada sendi perifer : termasuk sendi – sendi di tangan,


namun biasanya tidak melibatkan sendi – sendi interfalag distal. Hampir
semua sendi diantrodial dapat terserang.

3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam

Dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi –


sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoarthritis,
yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu
kurang dari 1 jam.

4. Artritis Erosif

Merupakan ciri khas penyakit ii oada gambaran radiologik.


Peradangan sendi yang kronik mengakbatkan erosi ditepi tulang.

5. Deformitas

Kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan


penyakit. Pergeseran ulnar atau devisiasi jari, sublukisasi sendi
metakarpofalangeal, deformitas bautennoiere dan leher angsa adalah
beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai. Pada kaki terdapat
prostusi (tonjolan) kaput metatarsal. Sendi – sendi yang besar juga dapat
di serang akan mengalami penguragan kemampuan bergerak terutama
dalam melakukan gerakan ekstensi.

6. Nodul – nodul rematoid

Adalah masa subkutan yang di temukan pada sekitar sepertiga


orang dewasa pasien

E. Patofisiologi

Rematoid Artritis kira 2 ½ kali lebih sering menyerang perempuan


daripada laki-laki. Insidens meningkat dengan bertambahnya usia,
terutama pada perempuan. Insidens puncak adalah antara usia 40 hingga
60 tahun.

Penyebab Rematoid Artritis masih belum diketahui walaupun


banyak hal mengenai patogenesisnya telah terungkap. Penyakit ini tidak
dapat ditunjukkan memiliki hubungan pasti dengan genetic. Terdapat
kaitan dengan penanda genetic seperti HLA – DW4 dan HLA – DR5
pada orang KAUKASIA. Namun pada orang Amerika, Afrika, Jepang,
dan Indian hanya di temukan kaitan dengan HLA – DW4.

Destruksi jaringan sendi terjadi malalui 2 cara. Pertama : destruksi


pencernaan oleh produksi protease, kolagenase dan enzim – enzim
hidrolitik lainnya. Enzim – enzim ini memecah kartilago, ligament,
tendon, dan tulang pada sendi serta dilepaskan bersama – sama dengan
radikal oksigen dan metabilit asam arakidonat oleh leukosit
polimorfonuklear dalam cairan synovial. Proses ini diduga adalah bagian
dari respons autoimun terhadap antigen yang di produksi secara local.
Destruksi jaringan juga terjadi melalui kerja panus rematoid. Panus
merupakan jaringan granulasi vascular yang terbentuk dari sinovium yang
meradang dan kemudian meluas ke sendi. Di sepanjang pinggir panus
terjadi destruksi kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh
sel di dalam panus tersebut.
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan sinar X

Sinar X di gunakan untuk mengevaluasi penderita penyakit


rematik. Pemeriksaan sinar X dapat menunjukkan abnormalitas
kartilago, erosi sendi, pertumbuhan tulang abnormal dan osleopenia
(mineralisasi tulang yang menurun)

2. Artrosentesis (aspirasi cairan synovial dengan jarum)

Artrosentesis ini di lakukan untuk mendapatkan sampel cairan


sinoial da untuk merasakan nyeri, biasanya pada sendi lutut dan bahu.

3. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan laboratorium serum dalm bidang reumatologi


didasarkan pada asumsi bahwa penyakit reumatik merupakan
gangguan auto imun.

4. Scan radionuklida

Identifikasi peradangan sinovium

G. Penatalaksanaan

a. Obat obatan

Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun
tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.

b. Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme


tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat
memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut
berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).

c. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang


gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis.
Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan
dan peradangan.

d. Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena


sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya.
Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya,
dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien
osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu
karena faktor-faktor psikologis.

e. Persoalan Seksual

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada


tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus
dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.

f. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis,


yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag
tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator,
bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari
pancuran panas.Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak
sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi
osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena
mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang
timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke
sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot
periartikularmemegang peran penting terhadap perlindungan rawan
senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.

g. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan
kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk
menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN

1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress
pada sendi : kekakuan pada pagi hari.

Keletihan

Tanda: Malaise

Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada
sendi dan otot

2. KARDIOVASKULER

Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun

3. INTEGRITAS EGO

Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,


ketidakmampuan, factor-faktor hubungan

Keputusasaan dan ketidak berdayaan

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya


ketergantungan pada orang lain

4. MAKANAN ATAU CAIRAN

Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/


cairan adekuat : mual.

Anoreksia

Kesulitan untuk mengunyah

Tanda: Penurunan berat badan

Kekeringan pada membran mukosa

5. HIGIENE

Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi,


ketergantungan pada orang lain.

6. NEUROSENSORI

Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi

7. NYERI / KENYAMANAN

Gejala: fase akut dari nyeri

Terasa nyeri kronis dan kekakuan

8. KEAMANAN

Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga

Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9. INTERAKSI SOSIAL

Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran:


isolasi

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. DIAGNOSA 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang

Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

a) kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-
faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
b) berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan
c) biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
d) dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari
gerakan yang menyentak
e) anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
f) berikan masase yang lembut
g) kolaborasi
h) beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)
i) membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan
keefektifan program
j) matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada
sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan
pada sendi yang terinflamasi / nyeri
k) pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi.
l) Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan
sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
m) Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
n) Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot
o) Meningkatkan relaksasi, mengurangi
p) tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi

2. DIAGNOSA 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.

Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

INTERVENSI

a) Perahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.


b) Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
c) Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi,berdiri dan
berjalan.
d) Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untukmenggunakan
alat bantu.
e) Berikan obat-obatan sesuai
f) indikasi seperti steroid. (Untuk mencegah kelelahan dan
mempertahankan kekuatan.)
g) Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
h) Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
i) Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh (untuk menekan
inflamasisistemik akut)

3. DIAGNOSA 3 : Resiko tinggi cedera b/d penurunan fungsi tulang.

Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak
jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur
rendah, gunakan pencahayaan malam
- Memantau regimen medikasi
b. Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan
kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain,
ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya
- Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluaraga dari kekhawatiran yang konstan.
c. Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat
meningkatkan agitasi mengegetkan pasien akan
- Meningkatkan ansietas

4. DIAGNOSA 4: Defisit perawatan diri b/d nyeri

Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secaea

mandiri.

INTERVENSI RASIONAL

a. Kaji tingkat fungsi fisik


b. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan
c. Kaji hambatan terhadap partisipasi
d. Dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan
e. Identifikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya;lift, peninggian
dudukan toilet, kursi
f. Mengidentifikasi tingkat bantuan /dukungan yang diperlukan
g. Mendukung kemandirian fisik/emosional
h. Menyiapkan meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga
diri
i. Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas seccara
mandiri

Anda mungkin juga menyukai

  • Intervensi Diare
    Intervensi Diare
    Dokumen10 halaman
    Intervensi Diare
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Penkes Ispa
    Penkes Ispa
    Dokumen11 halaman
    Penkes Ispa
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Intervensi
    Intervensi
    Dokumen4 halaman
    Intervensi
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Askep Jikom 36 Tahun
    Askep Jikom 36 Tahun
    Dokumen6 halaman
    Askep Jikom 36 Tahun
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Peb
    Peb
    Dokumen8 halaman
    Peb
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Kece Masan
    Kece Masan
    Dokumen22 halaman
    Kece Masan
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Sop Tensi
    Sop Tensi
    Dokumen2 halaman
    Sop Tensi
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Bahan Batuk
    Bahan Batuk
    Dokumen2 halaman
    Bahan Batuk
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen2 halaman
    Analisa Data
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Seminar Kista Bartolini (Repaired)
    Seminar Kista Bartolini (Repaired)
    Dokumen55 halaman
    Seminar Kista Bartolini (Repaired)
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Terapi Bermain Mewarnai Gambar
    Terapi Bermain Mewarnai Gambar
    Dokumen10 halaman
    Terapi Bermain Mewarnai Gambar
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara
    Susunan Acara
    Dokumen2 halaman
    Susunan Acara
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Kata Sambutan 1
    Kata Sambutan 1
    Dokumen1 halaman
    Kata Sambutan 1
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Kuesionair Uks
    Kuesionair Uks
    Dokumen3 halaman
    Kuesionair Uks
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner Valid
    Kuesioner Valid
    Dokumen3 halaman
    Kuesioner Valid
    Andhy Prasaja
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen2 halaman
    Analisa Data
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Cover RSJ
    Cover RSJ
    Dokumen2 halaman
    Cover RSJ
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi Leflet
    Imunisasi Leflet
    Dokumen2 halaman
    Imunisasi Leflet
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Bahan PK
    Bahan PK
    Dokumen9 halaman
    Bahan PK
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Askep Lansia Asam Urat
    Askep Lansia Asam Urat
    Dokumen14 halaman
    Askep Lansia Asam Urat
    Dwi Bodhi Setyawan
    100% (3)
  • Undangan Tot
    Undangan Tot
    Dokumen1 halaman
    Undangan Tot
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Peb
    Peb
    Dokumen8 halaman
    Peb
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Psikopatologi Skizofrenia
    Psikopatologi Skizofrenia
    Dokumen33 halaman
    Psikopatologi Skizofrenia
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Dokumen4 halaman
    Inter Vens I
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Kista
    Kista
    Dokumen15 halaman
    Kista
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Lansia
    Pengertian Lansia
    Dokumen1 halaman
    Pengertian Lansia
    Anonymous xfBKTQf
    Belum ada peringkat