PADA LANSIA
Oleh :
ANGGITA PRILIANDINI
G3A017021
A. Pengertian
B. Etiologi
Faktor genetik
Faktor lingkungan
Respon Stress
C. Klasifikasi.
3. Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun ke atas.
4. Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria
dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan
pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
D. Manifestasi Klinis
2. Poliartritis simertis
4. Artritis Erosif
5. Deformitas
E. Patofisiologi
1. Pemeriksaan sinar X
3. Pemeriksaan darah
4. Scan radionuklida
G. Penatalaksanaan
a. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun
tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
b. Perlindungan sendi
c. Diet
d. Dukungan psikososial
e. Persoalan Seksual
f. Fisioterapi
g. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan
kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan
fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk
menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
1. AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress
pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: Malaise
Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada
sendi dan otot
2. KARDIOVASKULER
3. INTEGRITAS EGO
Anoreksia
5. HIGIENE
6. NEUROSENSORI
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
7. NYERI / KENYAMANAN
8. KEAMANAN
9. INTERAKSI SOSIAL
B. ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
a) kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat factor-
faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
b) berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat
tidur sesuai kebutuhan
c) biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau
duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
d) dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari
gerakan yang menyentak
e) anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
f) berikan masase yang lembut
g) kolaborasi
h) beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk seperti asetil salisilat (aspirin)
i) membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan
keefektifan program
j) matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah
pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada
sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan
pada sendi yang terinflamasi / nyeri
k) pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi
nyeri atau cedera sendi.
l) Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan
sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
m) Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
n) Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot
o) Meningkatkan relaksasi, mengurangi
p) tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi
INTERVENSI
INTERVENSI RASIONAL
a. Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak
jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur
rendah, gunakan pencahayaan malam
- Memantau regimen medikasi
b. Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan
kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain,
ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya
- Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluaraga dari kekhawatiran yang konstan.
c. Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat
meningkatkan agitasi mengegetkan pasien akan
- Meningkatkan ansietas
mandiri.
INTERVENSI RASIONAL