Beranda
Kebidanan
Koleksi Gambarku
Kumpulan Askep
Kumpulan Skripsi
Manajemen
Rubrik Kamu
Ceritaku..
Antenatal Care
1 Vote
Antenatal Care
1.
1. 1. Pengertian
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim.
Lebih lanjut Mochtar (1998) menjelaskan bahwa tujuan khusus pemeriksaan kehamilan adalah :
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal. Kunjungan antenatal
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu ;
Anamnesis
Anamnesis pada asuhan antenatal bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan dan keluhan
yang dirasakan ibu. Kunjungan pertama merupakan kesempatan pertama untuk ibu merasa
nyaman berbicara tentang dirinya.
1) Informasi biodata
b) Gerakan janin (kapan mulai dirasakan dan apakah ada perubahan yang terjadi).
3) Riwayat haid
a) Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan premature, keguguran
atau kagagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan (forcep, vakum, atau operasi SC).
d) Perinci keadaan anak yang dilahirkan : jenis kelamin, berat badan, dan panjang lahir, ketika
lahir apakah spontan atau tidak, aterm atau tidak, letak normal atau letak sungsang, jika letak
normalbagaimana presentasinya, bagaimana keadaan sekarang dan berapa usianya.
e) Ketika ibu melahirkan anak tersebut apakah terjadi perdarahan, bagaimana pengeluaran
plasenta dan bagaimana pada nifasnya.
f) Adakah penyakit atau tindakan yang menyertai kehamilan dan persalinannya terdahulu
seperti hiperemesis, preeklampsi, perdarahan antepartum, perdarahan postpartum, penggunaan
alat-alat obstsric, seksio sesarea.
5) Adakah penyakit sistemik seperti jantung, paru, ginjal, diabetes melitus, hipertensi dan
penyakit kelamin.
a) Menanyakan hari pertama haid terakhir. Hal ini digunakan untuk menghitung taksiran
persalinan dan usia kahamilan.
b) Pemeriksaan antenatal:
Pertama kali digunakan pada usia kehamilan berapa, berapa kali dilakukannya, siapa yang
melakukan ANC, pernah minum obat apa saja. Nasihat apa yang pernah diterima, kapan
merasakan gerakan janin pertama kali.
c) Komplikasi kehamilan sekarang seperti : pusing, DM, infeksi virus, bakteri, protozoa dan
penyakit kelamin.
1. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital : mengukur tinggi dan berat badan, mengukur tekanan darah : tensi pada
orang hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 100 mmHg diastolic, nadi dan suhu.
f) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui : pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran
pembulu limfe.
g) Payudara
h) Abdomen
(2) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kahamilan > 12 minggu, atau
pita ukuran bila > 22 minggu.
(3) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala janin.
(4) Menghitung denyut jantung janin dengan stetoskop bila > 18 minggu.
Leopold I :
(e) Menentukan letak kepala atau bokong satu tangan di fundus dan tangan yang lain di simfisis.
Leopold II :
Leopold III :
(b) Apakah bagian terendah tersebut sudah masuk pintu atas panggul atau belum.
Leopold IV :
(b) Seberapa jauh bagian bawah janin sudah masuk pintu atas panggul.
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari.
(1) Memeriksa labia mayora dan minora, kemudian klitoris, lubang uretra dan introitus vagina
untuk melihat adanya tukak atau luka, varices, cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau).
(2) Melakukan palpasi pada kelenjar bartholini untuk mengetahui adanya pembengkakan atau
masa atau cairan kista.
(1) Memeriksa servik untuk melihat adanya cairan atau darah, luka /lesi, apakah servik sudah
membuka atau belum.
(2) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan atau darah dan luka.
(1) Mencari letak servik dan merasakan untuk pembikaan (dilatasi) dan nyeri karena gerakan
(Nyeri tekan atau nyeri goyang).
(2) Menggunakan dua tangan diatas abdomen, dua jari didalam vagina untuk palpasi uterus:
ukura, bentuk dan posisi, mordibilitas, rasa nyeri dan masa.
2) Data penunjang
Pemeriksaan Haemoglobin
(3) Aquadest.
Pelaksanaan :
(2) Tusuk ujung jari dengan jarum yang steril, bersihkan darah pertama yang keluar dengan
kapas kering tekan jari supaya darah mencapai garis biru pada tabung (Tube) atau 22 mm.
(3) Gunakan pipet untuk menghisap darah mencapai garis biru pada ujung.
Pelaksanaan :
Hasil :
Pemeriksaan Glukosa
Pelaksanaan :
(1) Masukkan 4ml reagen benedict ketabung reaksi.
1. Assesment / Diagnosa
Kehamilan Normal
Setelah pemeriksaan selesai selanjutnya menentukan diagnosa. Akan tetapi pada pemeriksaan
kehamilan ini tidak cukup hanya membuat diagnosa kehamilan saja tapi kita harus bisa
menjawab pertanyaan sebagai berikut :
a) Tanda-tanda pasti, meliputi : terdengar bunyi jantung anak, melihat, meraba atau mendengar
pergerakan anak oleh pemeriksa dan melihat rangka janin dengan sinar ro.
(4) Ballottement.
(9) Hyperpigmentasi.
2) Tuanya kehamilan
a) Lamanya amenorhoe.
c) Dari besarnya anak terutama dari besarnya kepala anak yang kedua.
Setelah ibu selesai diperiksa, tanyakan apakah ia ingin menanyakan sesuatu, bila tidak ada yang
ditanyakan tentukan masalah dan kebutuhan ibu akan pelayanan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dengan penilaian tersebut dapat disusun secara bersama antara bidan dan ibu
hamil tenteng perawatan kehamilan dan rencana persalinan.
Pelayanan yang dapat diberikan bidan selama asuhan antenatal antara lain:
1) Pendidikan kesehatan
(1) Nutrisi, kalori yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 300 kalori.
Kenaikan BB :
– Normoweight 19,8 – 26 kg / m2
– Underweight : 12,5 – 18 kg
– Normoweight : 11,5 – 16 kg
Kegiatan olahraga pada ibu hamil tidak perlu dibatasi, tetapi tidak terlalu berat dan tidak
beresiko untuk ibu dan fetus, latihan olahraga dapat meningkatkan O2 consumtion, heart rate,
stroke volume dan cardiac output.
(3) Istirahat
Ibu hamil perlu istirahat paling sedikit satu jam pada siang hari dengan posisi kaki lebih tinggi
dari tubuhnya. Tidur, istirahat dan santai sangat bermanfaat bagi ibu hamil agar tetap kuat dan
tidak mudah terkena penyakit.
(4) Kebersihan
(5) Pemberian ASI
Aktivitas seksual selama kehamilan tidak perlu dibatasi selama tidak beresiko abortus /
Persalinan premature.
2) Promosi kesehatan
b) Memberikan suplemen zat besi dan menjelaskan bagaimana cara mengkonsumsinya dan
kemungkinan efek samping.
c) Tempat melahirkan.
e) Persiapan keuangan.
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama
mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Kekurangan nutrisi dapat menyebakan anemia, abortus, partus prematurus, intertia uteri,
perdarahan pasca persalinan, sepsis pueperalis dan lain-lain. Sedangkan makanan berlebih,
karena dianggap untuk dua orang, yaitu ibu dan janin dapat mengakibatkan komplikasi seperti
gemuk, preeklampsia, janin besar dan sebagainya.
Zat-zat yang diperlukan : protein, karbohidrat, fosfor dan zat besi (FE), vitamin dan air. Makanan
yang diperlukan antara lain untuk janin, plasenta, uterus, buah dada dan kenaikan metabolisme.
1. Merokok
Bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil atau mudah mengalami abortus
dan partus premature, karena itu ibu hamil dilarang merokok.
1. Obat-obatan
Prinsip: jika memungkinkan dihindari pemakain obat-obatan selama kehamilan terutama dalam
trimester I perlu diprtanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap
janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan efektifitas dan efek sampingnya. Sebaiknya
memakai obat dengan resepbidan atau dokter.
1. Gerakan Badan
Kegunaannya: Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan
tidur lebih nyeyak. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari karena udara masih segar. Gerakan
badan ditempat.
1. Kerja
1. Bepergian
1) Jangan terlalu lama dan melelahkan.
2) Duduk lama statis vena (vena staganis) menyebabkan trombofeblitis dan kaki
bengkak.
1. Pakaian
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada kaitan yang ketat pada daerah perut.
Wanita pekerja harus sering istirahat, tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan +1-2
jam.
1. Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan / hygiene. Terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi
dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut / ringan.
1. Koitus
1) Sering abortus.
2) Perdarahan parvaginam.
5) Infeksi.
1. Kesehatan Jiwa
Kehamilan dan persalinan adalah sesuatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak
tenagng, merasa khawatir akan hal ini. Untuk itu bidan harus dapat menanamkan kepercayaan
kepada ibu hamil dan menerangkan apa yang harus diketahuinya karena kebodohan, rasa takut
dan sebagainya dapat menyebabkan rasa sakit pada saat persalinan, ini akan mengganggu
jalannya partus, ibu akan menjadi lebih lelah dan kekuatan hilang. Untuk menghilangkan rasa
cemas harus ditanamkan kerjasama pasien-penolong.
1. Perawatan Payudara
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena
itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat.
Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara
dirawat baik-baik dengan membersihkan menggunakan Baby oil. Bila putting susu masuk
kedalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik keluar atau dengan cara hoftman.
1) Abortus; keadaan putusnya kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri diluar
uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram atau
usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)
(a) Abortus spontan, yaitu abortus yang terjadi denga tidak didahului factor-factor mekanis
ataupau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-factor ilmiah. Abortus ini dibagi
menjadin 7 antara lain :
(1) Abortus komplitus (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua
dan fetus) sehingga rongga rahim kosong.
(2) Abortus Inkomplitus (keguguran bersisa) artinya hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.
(3) Abortus Insipiens (keguguran yang sedang berlangsung) artinya abortus yang sedang
berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba dan kehamilan ini tidak
dapat dipertahankan lagi.
(4) Abortus Iminiens (keguguran membakat) artinya keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan
memberikan obat-obatan hormonal dan antispasmodika serta istirahat
(5) Missed Abortion artinya keadaan dimana janin sudah mati tapi tetap berada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
(6) Abortus habitualis (keguguran berulang) artinya keadaan dimana penderita mengalami
keguguran berturut-turutv3 kali atau lebih.
(7) Abortus Infeksiosus artinya kegugurn yang disertai infeksi genital dan abortus septic artinya
keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah
atau peritoneum.
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini
terbagi menjadi :
(1) Abortus medisinalis (abortus therapeutica) adalah abortus karena tindakan kita sendiri,
dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (beerdasarka indikasi).
(2) Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
Yaitu kehamilan 28-37 minggu, berat badan lahir 1000-2500 gram. Kelahiran bayi remature
merupakan penyebab utama dari kematian neonatal yaitu kira-kira 50% dari seluruh kematian
bayi.
Yaitu persalinan setalah kehamilan 42 minggu atau lebih. Tanda-tanda serotinus antara lain
:tidak ada lanugo, kuku panjang, rambut kepala banyak, kulitv keriput, kadang-kadang anak agak
kurus, air ketuban sedikit dan mengandung mekonium.
(b) Besarnya anak yang berlebih dapat menimbulkan kesukaran persalinan sebaliknya anak
dapat kecil disebabkan penurunan fungsi plasenta.
b. Kehamilan Tuba
Dinding tuba merupakan lapisan luar dan kapsularis yang merupakan lapisan dalam dari hasil
konsepsi, karena tuba tidak dan bukan merupakan tempat normal bagi kehamiln maka sebagian
besar kehamilan tuba akan terganggu pada umur 6-10 minggu dan nasib dari hasil konsepsi bisa :
2) Terjadi abortus tuba, ibu mengalami keguguran dan hasil konsepsi terlepas dari diding tuba
kemudian terjadi perdahan yang banyak.
3) Terjadi rupture tuba. Bila robekan kecil maka hasil konsepsi tetap tinggal dalam tuba,
sedangkan dari robekan trjadi perdarahan yang banyak.
c. Kehamilan Ovarial
Perdarahan pada ovarium ini dapat disebabkan bukan saja olehn kehamilan ovarium, tetapi bisa
oleh rupture kista korpus luteum, torsi dan endometriosis. Gejala-gejalanya hampir sama dengan
kehamilan tuba.
d. Kehamian aabdominal
Menurut cara terjadinya bisa dibagi menjadi pri mer yaitu implantasi tejadinya sesudah dibuahi
Syok: keadaan akut berkurangnta perpusi jaringan dengan darah akibat gangguan pada sirkulasi
mikro
1) Plasenta Previa adalah keadaan diman plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(Osteum uteri internal). Pengaruh plasenta previa terhadap partu menjadi patologi, sering
dijumpai insersi primer, perdarahan.
2) Solusio Plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. Menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi
dua :
a) Solusio plasenta parsialis nyaitu bila hanya sebagin plasenta terlepas dari tempat
perlekatannya.
b) Solusio plasenta totalis yaitu bila seluruh plasent aterlepas dari perlekatannya.
B. Intranatal Care
1. 1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Depkes, 2004).
Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek
sayang ibu dan sayang bayi.
1. Kontraksi Braxton Hicks pada saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang itu
menimbulkan distensi abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis dan kulit
menjadi lebih peka terhadap rangsangan.
2. His/kontraksi. Kontraksi uterus yang terjadi secara teratur dan menimbulkan
ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri dan merupakan tanda persalinan yang
sebenarnya jika his tersebut berlanjut terus dan semakin meningkat frekuensinya.
3. Show. Keadaan terlihatnya mukus atau lendir (biasanya bercampur dengan bercak darah)
yang keluar dari vaginan. Mukus berasal dari serviks dan kemunculannya menunjukkan
uterus sudah mulai beradaptasi (Farrer, 1999).
Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai pada saat persalinan diantaranya adalah :
1. Kala I Persalinan
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga
mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu :
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisn dan pembukaan serviks secara
bertahap.
b) Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam
hingga pembukaan lengkap (10 cm)
1. Kala II Persalinan
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi.
Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman baginya. Ibu dapat berganti poisisi secara
teratur selama kala II persalinan karena hal ini seringkali mempercepat proses persalinan.
1) Posisi duduk atau setengah duduk sering kali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat
dengan mudah diantara konraksi jika merasa lelah.
2) Jongkok atau berdiri dapat membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan
mengurangi rasa nyeri yang hebat.
3) Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung
saat persalinan.
4) berbaring miring ke kiri sering kali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan
karena ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi dan juga bisa membantu mencegah
laserasi perineum.
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban.
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi
menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tiodak berubah, maka plasenta akan
mewnekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
turun ke bagian bawah uterus atau bagian ats vagina.
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkankontraksi uterus yang lebih efektif
sehingga dapat memperpendek waktu kla III persalinan dan mengurangi kehilangan darah
dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
1. Kala IV Persalinan
Dimulai saat lahirnya lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Dua jam setelah
persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa karena ibu telah melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu
dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan
yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
1) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua.
2) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
3) Anjurkan minum untuk mencegah dehidrasi dan menawarkan makanan dan minuman yang
ia sukai.
4) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
5) Biarkan ibu beristirahat dan bantu ibu dalam posisi yang nyaman
6) Biarkan bayi bersama ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi serta anjurkan ibu
untuk segera menyusui bayinya.
8) Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massase fundus uterus serta memberitahu tentang
tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayinya.
1. 6. Penggunaan Partograf:
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari
penggunaan partograf adalah untuk:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks
melalui pemeriksaan dalam
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga
dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan
menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif
persalinan, termasuk:
1) nama, umur
4) tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan waktu penolong persalinan
mulai merawat ibu)
1. Kondisi janin
1) DJJ
1. Kemajuan persalinan
1) pembukaan serviks
1. Kontraksi uterus
1) Oksitosin
1. Kondisi ibu
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama
proses persalinan, serta tindakan-tindakn yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV
(termasuk bayi baru lahir).
1. C. Post Partum
1. 1. Definisi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
1. Immediate puerperium
Adalah keadaan yang terjadi segera estela persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24
jam sesudah melahirkan)
1. Early puerperium
Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium. Waktu 1 hari sesudah melahirkan
sampai 7 hari (1 minggu pertama)
1. Late puerperium
Placenta bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm.
Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih.
1. Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak diserti infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
1. Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pains disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu
dapat diberikan obat-obat antisakit dan nti mules.
1. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
1) Lochia rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidu,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 1-3 hari pasca persalinan
2) Lochia sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca
persalinan
3) Lochi serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca
persalinan
1. Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman.
Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,
tangan masih bisa masuk rongga rhim, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari
hanya dapat dilaluyi 1 jari.
1. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir,
secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Untuk
memulihkannya kembali sebaiknya dengan lattihan-latihann gan gimnastik pascapersalinan.
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,
dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat, tidur telentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan
tromboemboli. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka.
1. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayurn dan buah-buahan. Ibu menyusui harus
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, minum sdikitnya 3 liter setiap hari, dan pil zat besi
harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca salin.
1. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit
kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. Sfingter ani
selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama
peersalinan. Bila kandung kemih penuh dan sulit kencing, senaiknya dilakukan kateterisasi.
1. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasc salin. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi
obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obt laksans per oral tau per rektal. Jika masih
belum bisa dilakukan klisma.
1. Kebersihan diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, mangajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air, anjurkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya, kemudian untuk membersihkan daerah vulva arahnya dari depan ke belakang
baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus, manyarankan ibu untuk ganti pembalut
sesering mungkin, dan jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka.
1. Perawatan payudara
4) apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam tapi asi tetap dikeluarkan dan
beri parasetamol untuk menghilangkan rasa nyeri
5) apabila payudara bengkak akibat bensdungan ASI, lakukan pengompresan payudara dengan
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju
puting, keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susumenjadi lunak,
susukan bayi setiap 2-3 jam, dan letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
1. Laktasi
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar (atau setidaknya 10-12 kali dalam 24 jam)
dalam 2 minggu pasca salin. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam, atau bayi diberi jenis
makanan lain, atau payudara tidak dikosongkan dengan baik tiap kali menyusui, maka ”pesan
hormonal” yang diterima otak ibu adalah untuk ”manghasilkan susu lebih sedikit”.
1. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaiman mereka ingin merencanakan
tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan krluarganya dan
mengajarkan mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Meskipun
beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama
apabila ibu sudah haid lagi.
Oleh karena kadar gul darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan menurun menjadi 50 mg/100 ml
dlam waktu 2 jam sesudah lahir, enersi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lhir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah
dapat mencapai 120 mg/100 ml. Bila oleh karena sesuatu hal perubahan glukosa menjadi
glikogen meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia,
misalnya terdapat pada bayi BBLR, bayi dari ibu menderita diabetes mellitus dan lain-lain.
1. Gangguan Umum
Sesaat sesudah byi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam
kanduingan dan dalam keadaan basah. Bila dibiarkan saja dalam suhu kamar 250C maka bayi
akan kehilangan panas melalui evaporasi, konversi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit.
Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepuluh daripada yang tersebut
diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunn suhu tubuh sebanyak
20C dalam waktu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonatus terutama bayi berat
lahir rendah, dan bayi asfiksia oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu
tersebut dengan vasokontriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri.
1. Perubahan Sistem Pernapasan
Pernapasn pewrtama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka
terhdap kekurangan oksigen, rangsngan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam
uterus dan di luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak
yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkkan diafragma serta otot-otot
pernapasan lainnya. Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan bahwa paru-paru, yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai
100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari cairan ini. Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti
dengan udara. Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula.
1. Perubahan Lain
1) Klem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat
bayi dan kemudian potong tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting.
3) Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang
lebih ketat.
2) Ganti handuk basah dengan kain kering kemudian membungkus bayi dengan selimut untuk
mencegah keluarnya panas tubuh
3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit
1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin karena kontak dini antara bayi dengan ibu
sangat penting untuk menjaga kenhangatan bayi dan mempererat ikatan bathin.
1. Pernapasan
Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan. Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara
teratur untuk mengetahui adaanya masalah.
2) Jika bayi tidak segera bernapas, tindakan yang perlu dilakukan yaitu mngeringkan bayi
dengan selimut atau handuk hangat dan menggosok punggung bayi dengan lembut
3) Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi
4) Apabila bayi sianosis atau sukar bernapas (frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau lebih
dari 60 kali/menit), berilah oksigen.
1. Profilaksis :
Obat mata eritromisin 0,5% atau tetraksilin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia. Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan.
Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir, lakukan
hal-hal sebagai berikut :
1) Semua bayi baru lahir normal, cukup bulan dan bayi resiko tinggi perlu diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M.
1) Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya 6 jam dan jika suhunya 36,50C atau lebih
2) Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat dan kepala bayi harus tertutup
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan kemudian menggunakan sarung tangan
3) Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara
sistematik menuju jari kaki
4) Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut
1. Identifikasi bayi
Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan.
1. Perawatan lain
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan
identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yng memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti:
2) Ganggua n pernapasan
3) Hipotermia
4) Infeksi