Anda di halaman 1dari 2

DISKUSI

Seorang pasien wanita berusia 60 tahun didiagnosis menderita Aorta

Stenosis NYHA Fc III. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesis

didapatkan bahwa pasien menderita sesak nafas sejak 2 jam sebelum masuk

rumah sakit. Sebelumnya pasien pernah dirawat 1 hari yang lalu di bangsal

jantung RSUP DR. M. DJAMIL dengan keluhan yang sama. Pasien merasakan

sesak nafas saat sedang melaksanakan shalat maghrib di atas kursi. Pasien

merasakan sesak nafas semakin berat saat beraktifitas. Pasien juga merasakan

sesak nafas ketika sedang tidur. Pasien sesak nafas ketika berbaring dan lebih suka

tidur dengan posisi kepala ditinggikan. Pasien menderita batuk sejak 10 hari yang

lalu tetapi tidak berdahak. Pasien merasakan dada berdebar-debar. Gejala penyerta

saat timbulnya sesak yaitu adanya riwayat keringat dingin, mual, muntah, pingsan,

dan sakit kepala tidak ada.

Mekanisme terjadinya angina yang disebabkan karena ketidakseimbangan

antara kebutuhan dan suplai oksigen miokardium akibat hipertrofi dan beban

dinding ventrikel kiri yang meningkat. Ketika atrium kiri berkontraksi terhadap

ventrikel kiri yang mengalami hipertrofi. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan

atrium kiri dan vena pulmonalis sehingga menimbulkan sesak nafas.

Pada pemeriksaan EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri.

Ditemukan R di aVF >20, S di avR >14.


Pada pemeriksaan Echocardiography, ditemukan LVH konsentrik

hipertrofi dengan disfungsi diastolik LV, gangguan kompliens, LVEDP normal;

AS mild-mod ec kalsifikasi dengan degeneratif.

Diagnosa Aorta Stenosis NYHA Fc III dibuat berdasarkan manifestasi

klinis berupa tanda dan gejala serta pemeriksaan penunjang pada pasien.

Terapi yang diberikan kepada pasien berupa oksigen 4L/menit kanul nasal

untuk mengurangi sesak nafas. Setelah itu diberikan Lasix 1x20 mg untuk

mengurangi kongesti. Simvastatin 1x20 mg diberikan untuk mencegah kalsifikasi

daun katup aorta. Aspilet 1x80 mg diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.

Rencana operasi dilakukan jika katup aorta <1cm2.

Daftar Pustaka:

1. Miller CA, O’Gara PT, Lilly LS. Aortic Valve Disease, In: Lilly LS, ed.

Pathophysiology of heart disease. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins,

2011; 202-5

2. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;

2009. Hal 1728-34

Anda mungkin juga menyukai