Anda di halaman 1dari 10

Model Desain Pembelajaran

Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Perencanaan dan Pengelolaan
Pembelajaran PPKn
Dosen Pengampu
1. Andi Suhardiyanto, S.pd., m.si
2. Margi Wahono, S.pd., M.pd.

Disusun Oleh :
Alfi Rohmatin (3301415007)
Azizah Siti Rokhmah (3301415030)
Wahyu Pratama Aji Saputra (3301415041)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran adalah praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi
untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik,
perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk
membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar
yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru,
atau dalam latar berbasis komunitas.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa model desain pembelajaran, diantaranya:
1. Model desain pembelajaran Kemp
2. Model desain pembelajaran dick and cery
A. Model Desain Pembelajaran Kempp

Bagan desain model pembelajaran Kemp.


Desain pembelajaran menurut Kemp, terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling
berhubungan satu sama lain dan harus dikerjakan secara logis sehingga dapat mencapai
tujuan yang dinginkan. Model kemp adalah sebuah pendekatan yang menekankan pada
sebuah alur tertentu yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan progman untuk
mencapai tujuan. alur tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian yang sistematis yang
menghubungkan tujuan hingga tahap evolusi. Model pembelajaran Kemp ini memberikan
bimbingan kepada para pemakainya untuk berfikir tentang masalah-masalah umum serta
tujuan pengajaran. Model ini juga mengarahkan pada para pengembang desain instruksional
untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.
Tujuan model pembelajaran Kemp adalah untuk menjawab tiga pertanyaan yaitu,
1. Apa yang harus dipelajari (berhubunga dengan tujuan pengajaran) ?
2. Bagaimana prosedur dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk mencapai hasil
belajar yang diinginkan (berkaitan dengan kegiatan dan sumber belajar) ?
3. Bagaimana kita tahu bahwa hasil bahwa yang diharapkan telah tercapai (berkaitan
dengan evaluasi). ?
Terdapat delapan langkah-langkah dalam model pembelajaran Kemp. Langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Penentuan tujuan instruksional umum yaitu tujuan yang ditetapkan menurut
masing-masing pokok bahasan.
2. Menganalisis karakteristik siswa
Dalam analisis ini memuat hal-hal yang berkenaan dengan latar belakang
pendidikan siswa, sosial budaya yang memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan
belajar, serta langkah-langkah apa yang perlu diambil. Karakteristik yang dimaksud
meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Sumber untuk memperoleh karakteristik siswa antara lain guru, kepala sekolah
atau dokumen yang relevan. Ciri pribadi misalnya umur, sikap, dan ketekunan terhadap
pelajaran.
3. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK)
Tujuan yang ditetapkan secara operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan
demikian siswa dapat mengetahui apa yang akan mereka lakukan, bagaimana
melakukannya dan apa ukuran yang digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan
belajar tersebut atau biasa disebut dengan indicator
4. Materi/Isi
Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang
telah ditetapkan. Pada tahap ini isi pokok bahasan yang akan diajarkan diurutkan terlebih
dahulu. Menurut Posner dan Strike (Kemp, 1994: 104) ada lima aspek yang perlu
diperhatikan dalam mengurutkan pokok bahasan yaitu pengetahuan prasyarat,
familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa. Setelah isi pokok bahasan
diurutkan, langkah selanjutnya adalah menentukan strategi awal pembelajaran.
5. Mengadakan penjajakan awal (preassesment)
Langkah ini sama halnya dengan test awal yang fungsinya untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki siswa, apakah telah memenuhi syarat belajar yang ditentukan
ataukah belum. Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa
dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk mengikuti program pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Dengan demikian, guru dapat memilih materi yang diperlukan
tanpa harus menyajikan yang tidak perlu, sehingga siswa tidak menjadi bosan.
6. Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan.
Strategi pembelajaran yang digunakan menggambarkan urutan dan metode
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Criteria umum untuk
pemilihan strategi belajar-mengajar yagn sesuai dengan tujuan instruksional khusus
tersebut adalah: Efisiensi, Keefektifan, Ekonomis dan Kepraktisan, melalu suatu analisis
alternative
7. Sarana Penunjang
Dalam memilih strategi belajar-mengajar tersebut harus melalui analisis alternatif.
Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan, meliputi: biaya, fasilitas, peralatan,
waktu dan tenaga.
8. Mengadakan evaluasi
Hasil evaluasi tersebut digunakan untuk mengontrol dan mengkaji sejauhmana
keberhasilan suatu program yang telah direncanakan mencapai sasaran yang diinginkan.
Hasil evaluasi merupakan umpan balik untuk merevisi kembali tentang; program
instruksional yang telah dibuat, instrument tes, metode strategi yang dipakai dan
sebagainya.
Semua Komponen diatas saling berhubungan satu dengan lainnya sehingga ketika ada
perubahan atau data yang berentangan pada salah satu komponen maka akan berepengaruh
juga pada komponen lainnya. Selain itu komponen-komponen itu berdirisendiri-senndiri
sehingga menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen apabila hal itu diperlukan. Revisi
dilakukan dengan data pada komponen sebelumnya. Perencanaan desain pembelajaran ini
bisa dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, ataupun dari evaluasi. Komponen mana yang
didahulukan serta di prioritaskan, hal itu dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap,
tersedia, situasi, dan kondisi sekolah atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
Kelebihan
Dalam Model Pembelajaran Kemp ini di setiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu untuk menuju ke tahap berikutnya, sehingga apabila terdapat
kekurangan atau kesalahan ditahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu
barulah dapat melangkah ke tahap berikutnya.
Kekurangan
Model Pembelajaran Jerols E. Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran di kelas, sehingga peran guru disini mempunyai pengaruh yang besar, karena
guru dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument evaluasi, dan strategi pengajaran.
Simpulan
Model desain pembelajaran kemp adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
sebuah alur tertentu yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan progman untuk
mencapai tujuan, dimana alur tersebut merupakan sebuah rangkaian yang sistematis yang
menghubungkan tujuan samapi kepada tahap evolusi. Menurut model desain pembelajran
Kemp pengembangan desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen-komponen, yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan berbagai kendala yang timbul.
Komponen-komponen dalam pembelajaran kemp ini berdiri sendiri sehingga langkah tiap-
tiap pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan juga pengembangan
perangkat inipun dapat dari titik manapun sesuai didalam siklus tersebut.
B. Model Desain Pembelajaran Dick and Carry

Bagan desain model pembelajaran Dick and Carey


Model desain pembelajaran Dick and Carey didasarkan pada penggunaan pendekatan
sistem atau system approach. Pendekatan sistem adalah suatu jalan yang dtempuh dalam
mennyelesaikan masalah secara sistematis dan sistemik. Sistematis artinya proses
penyelesaian melibatkan sejumlah langkah yang jelas dan berurutan, sedangkan sistemik
artinya melibatkan objek sebagai suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berkaitan dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan. Model desain pembelajaran
Dick and Carry adalah model yang dikembangkan berdasarkan pada penggunaan pendekatan
system atau system approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain system
pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi.
Adapun komponen dan sekaligus merupakan langkah-langkah utama dari model desain
pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick and Carey, yaitu :
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran
Tahap awal model ini adalah perencana (desainer) melakukan analisis mengenai
kompetensi apa yang dingingin agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah
menyelesaikan program pembelajaran. Pernyataan tujuan fokus pada apa yang bisa
dilakukan dan konteks dimana pebelajar bisa menggunakannya. Diharapkan dengan
tujuan yang benar akan membimbing pada proses yang benar. Oleh karena itu tujuan
harus teridentifikasi sedemikian rupa sehingga dapat dicapai dan terukur.
2. Melakuakn analisis instruksional
Pada tahap ini desainer melakukan analisis instruksional, yaitu proses untuk
menentukan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan diperlukan oleh siswa untuk
mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran.
3. Menganalisis karakteristik siswa dan kontek pembelajaran
Langkah selanjutnya atau bisa juga dilakukan secara paralel adalah
mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa terhadap keterampilan-
keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan. Dalam hal ini juga
dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa. Kedua langkah ini dapat
dilakukan secara bersamaan atau paralel. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik
siswa yang akan belajar dapat membantu perancang program pembelajaran dalam
memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa
kemudian dirumuskan pernyataan tujuan khusus tentang apa yang akan dicapai siswa
setelah mereka selesai mengikuti kegiatan pembelajaran..
5. Mengembangakan instrumen penilaian
Untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa, maka desainer merancang
instrumen penilaian berdasarkan patokan. Instrumen harus valid, artinya mengukur apa
yang seharusnya diukur. Tes acuan patokan disusun secara langsung untuk mengukur
tingkah laku yang digambarkan dalam tujuan. Pengembangan tes acuan patokan sendiri
didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan. Dalam mengembangkan tes acuan
patokan ini, sangat perlu dibuat tabel tentang tujuan yang dikaitkan dengan unjuk kerja
(kinerja) sesuai dengan hasil analisis pembelajaran. Kondisi, perilaku, dan kriteria yang
terkandung dalam pernyataan tujuan akan membantu dalam menentukan format terbaik
dari instrumen assesmen.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
Setelah instrumen penilaian siap, maka langkah selanjutnya adalah merancang
strategi pembelajaran. Strategi yang digunakan disebut strategi pembelajaran. Desainer
harus memberikan aktivitas yang relevan dengan tujuan disertai dengan umpan balik atau
informasi tentang unjuk kerja siswa. Sedangkan untuk kegiatan lanjutan, desainer
meninjau lagi strategi secara keseluruhan untuk menentukan berhasilnya proses belajar.
Mengembangkan atau memilih bahan ajar
Untuk mencapai tujuan lebih efektif dan fokus, maka desainer memilih materi
pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan panduan guru.
Bahan ajar berisi informasi yang akan digunakan pebelajar untuk memandu kemajuan
mereka selama pembelajaran.
7. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi untuk mendapatkan informasi sejauh mana
pencapaian tujuan pembelajaran. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data,
mengidentifikasi data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program yang
dikembangkan. Hasilnya dipergunakan untuk mendeskripsikan apakah program yang
dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus
dipertahankan.
8. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Pada tahap ini data yang berasal dari evaluasi formatif yang telah dilakukan pada
tahap sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari evaluasi
formatif dikumpulkan dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan
yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari
hasil implementasi dari pakar/validator. Mungkin saja tahapan-tahapan pembelajaran
kurang efektif dalam pencapaian tujuan akhir, atau aktifitas, media, dan penugasan yang
telah ditentukan tidak membantu dalam memperoleh tujuan. Sehingga, nantinya dilakukan
perbaikan atau revisi untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi siswa dalam mencapai
tujuan. Singkatnya hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi pembelajaran agar lebih
efektif.
9. Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif
Pada tahap akhir dilaksanakan evaluasi menyeluruh dalam bentuk sumatif. Tahap ini
merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program setelah diterapkan di
lapangan. Evaluasi sumatif tidak melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai
independen.
Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan dari model dick and carey ini, yaitu
a. Setiap langkah jelas dan mudah diikuti. Tahapan-tahapan model ini merupakan
tahapan logis sederhana, artinya desain ini merupakan arah dan cara berpikir dari
kebanyakan orang untuk mencapai suatu tujuan atau program.
b. Teratur, efektif, dan efisien.Langkah-langkah yang dijelaskan tiap tahap akan
menghindarkan desainer dari multitafsir, sehingga setiap desainer akan melewati
urutan yang sama. Bandingkan dengan model sirkular, yang memungkinkan desainer
memilih langkah yang mungkin. Selain itu, karena telah terperinci urutannya, model
ini menjadi satu arah, jelas, dan efektif.
c. Walaupun secara tahapan, merupakan tahapan prosedur, akan tetapi pada model ini
masih menyediakan ruang perbaikan yaitu pada langkah ke-9. Adanya revisi pada
analisis pembelajaran, memungkinkan perbaikan apabila terjadi kesalahan dan dapat
segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.
Kekurangan
Terdapat beberapa kelemahan dalam model desain pembelajaran ini, yaitu :
a. Desain ini merupakan desain prosedural, artinya desainer harus melewati tahapan-
tahapan yang ditentukan, sehingga model desain pembelajaran Dick dan Carey
terkesan kaku, karena setiap langkah telah ditentukan.
b. Desain Model ini merupakan desain yang matang, artinya tidak menyediakan ruang
untuk uji coba dan kegiatan revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif.
c. Jika pembelajaran menggunakan basis internet dan model interaktif, dimana guru
tidak bertemu langsung dengan siswa-siswanya, kecuali interaksi dengan satu atau
dua orang siswa. Model ini akan mengalami kesulitan, terutama ketika harus
menganalisis karakteristik siswa.
Simpulan
Model desain pembelajaran Dick and Carry adalah model yang dikembangkan
berdasarkan pada penggunaan pendekatan system atau system approach terhadap komponen-
komponen dasar dari desain system pembelajaran yang meliputi analisis, desain,
pengembangan, implementasi dan evaluasi. Implementasi model desain sistem pembelajaran
ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini dipelukan untuk dapat
menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam
mengatasi masalah-masalah pembelajaran. model ini tidak menyediakan runang untuk
melakukan uji coba dan kegiatan revisi baru diadakan setelah tes formatif sehingga tidak
dapat dilakukan revisi pada setiap komponen.
C. Perbandingan Model Desain Pembelajaran Kemp dan Model Dick and Carey
Kemp Dick and Carey
1. Menggunakan model prosedural 1. Menggunakan model melingkar
2. Dalam lingkungan model Kemp 2. Dalam model Dick and Carey
menunjukan kemungkinan dapat kegiatanrevisi baru dilaksanakan
melakukan revisi pada tiap-tiap setelah diadakan tes formatif.
komponennya bila diperlukan,
dimana revisi dilakukan dengan data
ada komponen sebelumnya
3. Komponen-komponen dalam 3. Pengembangan perencanaan desain
pembelajaran kemp ini berdiri sendiri pembelajaran ini harus berurutan dari
sehingga pengembangan perencanaan tahap awal sesuai dengan siklus.
desain pembelajaran ini bisa dimulai
dari komponen mana saja
4. Langkah-langkah terdiri dari 4. Langkah-langkah terdiri dari
penentuan tujuan insruksional umum, Mengidentifikasikan tujuan umum
menganalisis karakeristik siswa, pembelajaran, Melaksanakan analisi
menentukan tujuan instruksional pembelajaran, menganalisis
khusu, materi, mengadakan karakteristik siswa dan konteks
penjajakan awal, menentukan strategi pembelajaran, merumuskan tujuan
belajar mengajar yang relevan, sarana khusus, mengembangkan instrumen
penunjang, mengadakan evaluasi penilaian, mengembangkan strategi
pembelajaran, memilih bahan ajar,
merancang dan melaksanan evaluasi
formatif, melakukan revisi terhadap
program pembelajaran, merancang dan
melaksanakan evaluasi sumatif
Daftar pustaka

Majid, abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Harjanto. 2005. Perencanaan pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai