Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki wilaah laut yang sangat luas sehingga
negara Indonesia sering dijuluki sebagai negara maritim. Luas wilayah laut Indonesia
sendiri bahkan lebih besar dibandingkan luas wilayah daratan, hal ini dikarenakan
diterimanya konsep negara kepulauan pada deklarasi Djuanda oleh PBB sehingga
wilayah laut yang memisahkan pulau-pulau yang ada di Indonesia menjadi milik wilayah
bangsa Indonesia. Sebagai negara yang memiliki wilayah laut yang cukup luas maka
kekayaan alam yang berasal dari laut di negara Indonesia sangatlah banyak misalnya saja
sumber daya ikan yang begitu melimpah sehingga seluruh bangsa Indonesia dapat
menikmati ikan tanpa harus membelinya dengan harga yang mahal dan juga didalam laut
Indonesia tersimpan sumber-sumber minyak bumi yang bila dikelola secara baik dan
benar maka dapat meningkatkan kemakmuran negara Indonesia yang nantinya berimbas
kepada warga negara Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera hidupnya.
Namun disatu sisi dengan luasnya wilayah laut Indonesia selain memiliki dampak
yang postif tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang serius bagi kelangsungan hidup
masyarakat Indonesia . Luasnya wilayah laut negara Indonesia sendiri akan dapat
mengancam kehidupan warga masyarakat misalnya terjadinya berbagai bencana alam
seperti halnya tsunami, badai dan juga rob yang mengakibatkan penderitaan bagi bangsa
Indonesia. Salah satu bencana yang terjadi secara merata akibat dari luasnya wilayah laut
indonesia adalah rob. Rob menjadi makanan sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di
kota-kota yang terletak di tepi pantai utara.
Rob merupakan air pasang, banjir, pasang sedang dan pasang tinggi yang
menggenangi sebagai daratan. Bencana rob ini bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi
juga terjadi diseluruh wilayah dunia. Faktor penyebab utama dari munculnya rob adalah
adanaya isu pemanasan global yang terjadi didunia sekarang ini yaitu peningkatan atau
penebalan efek gas rumah kaca yang diakubatkan oleh gas CO2 sehingga panas yang
dikirim matahari kebumi ketika akan dipantulkan menuju luar bumi terhalang oleh efek
gas rumah kaca tersebut sehingga panas itu terperangkap didalam bumi. Akibatnya suhu
bumi diatsmosfer kian hari kian meningkat dimana hal ini mengakibatkan memuanya
lautan dan mencairnya es-es yang berada di kutub utara dan kutub selatan.
Mencairnya es yang ada di kutub utara dan kutub selatan otomatis mengakibatkan
air laut menjadi bertambah volumenya dan permukaan air menjadi semakin tinggi

1
sehingga daerah-daerah yang ketinggiannya berada dibawah permukaan air laut akan
terendam oleh air laut inilah yang disebut rob. Bencana rob ini tidak hanya menimbulkan
tergenangnya daerah daratan tetapi juga mengakibatkan tergangginya aktivitas
masyarakat seperti sekolah dan juga memberikan berbagai masalah penyakit akibat dari
bencana rob tersebut. Apabila tidak segera ditanggulangi maka semakin hari wilayah
daratan semakin sempit padahal jumlah penduduk dari tahun ke tahun terus bertambah
dan juga dari terjandinya rob dapat menimbulkan berbagai penderitaan yang dirasakan
oleh masyrakat.
Salah satu kota yang sering terkena rob adalah kota demak ini dikarenakan letak
kota demak berada ditepi pantai utara sehinga banyak desa-desa yang ada di kota demak
tergenang oleh rob. Dari beberapa desa yang ada di kota Demak yang terkena dampak ro
terparah adalah Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. di desa Bedono
telah ada dua desa yang tenggelam karena rob tersebut. Rob juga menimbulkan berbagai
permasalahan hidup di desa Bedono antara lain hilangnya ladang dan tambak warga
sehingga mereka kehilangan mata pencaharian utamanya, rusaknya lingungan,
munculnya berbagai penyakit yang menyerang warga dan masih banyak lagi. Dari hal
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian Masalah Sosial Rob di Kota
Demak (Studi Kasus Desa Bedono) untuk lebih mengetahui lebih dalam bagaimana
kondisi yang ada disana.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagi berikut :
1. Apa penyebab terjadinya rob di desa Bedono ?
2. Dampak-dampak yang diakibatkan oleh bencana rob di desa Bedono ?
3. Solusi untuk mengatasi rob yang terjadi di desa Bedono ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya rob di Desa Bedono ?
2. Untuk mengetahui yang diakibatkan oleh bencana rob di desa Bedono ?
3. Untuk mengetahui solusi apa yang diterapkan untuk mengatasi rob yang terjadi di
desa Bedono

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Masalah Sosial


Masalah sosial adalah masalah yang menyangkut kemasyarakat, baik individu
maupun kelompok. Suatu kejadian yang merupakan masalah sosial belum tentu
mendapat perhatian sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian yang
mendapatkan sorotan masyarakat juga belum tentu merupakan masalah sosial (Soerjono,
1982:318). Menurut Setiadi dan Kolip (2010:51), jika di dalam kehidupan sosial antara
elemen satu dan elemen lainnya tidak melaksanakan fungsi dan peranannya sesuai
dengan nilai dan norma sosial yang berlaku, maka keadaan tersebut disebut dengan
ketidakteraturan sosial (patologi sosial). Patologi sosial sebagai bagian dari kajian objek
sosiologi sering disebut dengan masalah sosial.
Dalam hal ini, Soerjono Soekanto membuat beberapa kriteria masalah sosial,
antara lain:

1. Faktor ekonomi terdapat masalah kemiskinan, yang dalam hal ini kemiskinan
dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan struktural dan kemiskinan absolut.
2. Faktor biologis yang didalamnya terdapat persoalan yang harus dipecahkan
seperti masalah endemis atau penyakit menular sebagaimana terjadi dewasa ini,
yaitu kasus flu burung, virus SARS, HIV, dan penyakit kelamin yang
menyerang di beberapa daerah.
3. Faktor psikologis seperti depresi, stres, gangguan jiwa, gila, tekanan batin, dan
sebagainya.
4. Faktor sosial dan kebudayaan seperti perceraian, masalah kriminal, pelecehan
seksual, kenakalan remaja, konflik ras, krisis moneter, dan sebagainya.
5. Faktir alam seperti tanah longsor, gempa, angin puting beliung, banjir rob dan
sebagainya.
2.2 Pengertian Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya
hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan
tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu
bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke
laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di
permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan
air ke dalam tanah.
Air hujan sampai di permukaan Bumi dan mengalir di permukaan Bumi, bergerak
menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini di mulai di
daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau

3
perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut.Secara sederhana,
segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.

1. Daerah hulu: terdapat di daerah pegunungan, gunung atau perbukitan. Lembah


sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf V. Di dalam alur
sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan
aliran air sungai mengalir di sela -sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit.
Tebing sungai sanga t tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh
aliran air sungai.
2. Daerah tengah: umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung atau
kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf U.
Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk.
Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang
berukuran butir kasar. Bila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi
endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai
dan keluar dari alur sungai.
3. Daerah hilir: umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa
sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar
alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf S yang dikenal sebagai
meander. Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara teratur akan
tergenang oleh air sungai yang meluap, sehingga dikenal sebagai dataran banjir.
Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir
yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan
sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya.
Dari karakter segmen-segmen aliran sungai tersebut, maka dapat dikatakan :

1. Banjir merupakan bagian proses pembentukan daratan oleh aliran sungai. Dengan
banjir, sedimen diendapkan di atas daratan. Bila muatan sedimen sangat banyak,
maka pembentukan daratan juga terjadi di laut di depan muara sungai yang dikenal
sebagai delta sungai.
2. Banjir yang meluas hanya terjadi di daerah hilir dari suatu aliran dan melanda
dataran di kiri dan kanan aliran sungai. Di daerah tengah, banjir hanya terjadi di
dalam alur sungai.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi
ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.

2.2.1 Jenis Banjir


Terdapat berbagai macam banjir yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Banjir air.

4
Banjir yang satu ini adalah banjir yang sudah umum. Penyebab banjir ini adalah
meluapnya air sungai, danau, atau selokan sehingga air akan meluber lalu
menggenangi daratan. Umumnya banjir seperti ini disebabkan oleh hujan yang
turun terus-menerus sehingga sungai atau danau tidak mampu lagi menampung air.

2. Banjir Cileunang
Jenis banjir yang satu ini hampir sama dengan banjir air. Namun banjir cileunang
ini disebakan oleh hujan yang sangat deras dengan debit air yang sangat banyak.
Banjir akhirnya terjadi karena air-air hujan yang melimpah ini tidak bisa segera
mengalir melalui saluran atau selokan di sekitar rumah warga. Jika banjir air dapat
terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang adalah banjir dadakan
( langsung terjadi saat hujan tiba).

3. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga mengangkut
material air berupa lumpur. Banjir seperti ini jelas lebih berbahaya daripada banjir
air karena seseorang tidak akan mampu berenang ditengah-tengah banjir seperti ini
untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena
itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasa terjadi di area dekat pegunungan,
dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hu jan lalu ikut terbawa air ke
daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan menghanyutkan
sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini
tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar
pegunungan.

4. Banjir lahar dingin


Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini
biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian
mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke daratan yang ada
di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air
sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga.

5. Banjir lumpur
Banjir lumpur ini identik dengan peristiwa banjir Lapindo di daerah Sidoarjo.
Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur dari
dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi bukan
merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia tertentu
yang berbahaya. Sampai saat ini, peristiwa banjir lumpur panas di Sidoarjo belum
dapat diatasi dengan baik, malah semakin banyak titik-titik semburan baru di
sekitar titik semburan lumpur utama.

6. Banjir Rob
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Banjir seperti ini
kerap melanda kota Demak. Air laut yang pasang ini umumnya akan menahan air

5
sungai yang sudah menumpuk, akhirnya mampu menjebol tanggul dan
menggenangi daratan.

2.2.2 Penyebab Terjadinya Banjir


1. Saluran air yang buruk.
Pada kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya yang kerap terjadi
biasanya dikarenakan saluran air yang mengalirkan air hujan dari jalan ke sungai
sudah tidak terawat. Banyak saluran air di perkotaan yang tertutup sampah, memiliki
ukuran yang kecil, bahkan tertutup beton bangunan sehingga fungsinya sebagai
saluran air tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya lalu kemudian terjadi
genangan air di jalanan yang menyebabkan banjir.

2. Daerah Resapan air yang kurang


Selain karena saluran air yang buruk ternyata daerah resapan air yang kurang juga
mempengaruhi suatu wilayah dapat terjadi banjir. Daerah resapan air merupakan
suatu daerah yang banyak ditanami pohon atau yang memiliki danau yang berfungsi
untuk menampung atau menyerap air ke dalam tanah dan disimpan sebagai cadangan
air tanah. Akan tetapi karena di daerah perkotaan seiring meningkatnya bangunan
yang dibangun sehingga menggeser fungsi lahan hijau sebagai resapan air menjadi
bangunan beton yang tentunya akan menghambat air untuk masuk ke dalam tanah.
Sehingga terjadi genangan air yang selanjutnya terjadi banjir.

3. Penebangan pohon secara liar


Pohon memiliki fungsi untuk mempertahankan suatu kontur tanah untuk tetap pada
posisinya sehingga tidak terjadi longsor, selain itu pohon juga memiliki fungsi untuk
menyerap air sebagaimana telah disebutkan pada poin sebelumnya. Jika pada wilayah
yang seharusnya memiliki pohon yang rimbun seperti daerah pegunungan ternyata
pohonnya ditebangi secara liar, maka sudah pasti jika terjadi hujan pada daerah
tersebut air hujannya tidak akan diserap ke dalam tanah tetapi akan langsung
mengalir ke daerah rendah contohnya daerah hilir atau perkotaan dan perdesaan yang
menyebabkan banjir.

4. Sungai yang tidak terawat.


Sungai sebagai media mengalirnya air yang tertampung dari hujan dan saluran air
menuju ke laut lepas tentunya sangat memegang peranan penting pada terjadi atau
tidaknya banjir di suatu daerah. Jika sungainya rusak dan tercemar tentu fungsinya
sebagai aliran air menuju ke laut akan terganggu dan sudah dipastikan akan terjadi
banjir.Biasanya kerusakan yang terjadi di sungai yaitu endapan tanah atau
sedimentasi yang tinggi, sampah yang dibuang ke sungai sehingga terjadi
pendangkalan, serta fungsi sempadan sungai atau bantaran sungai yang
disalahgunakan menjadi pemukiman warga.

5. Kesadaran masyarakat yang kurang baik.

6
Sikap masyarakat yang kurang sadar terhadap lingkungan juga ternyata sangat
berpengaruh pada resiko terjadinya banjir. Sikap masyarakat yang kurang sadar
mengenai membuang sampah agar pada tempatnya, menjaga keasrian lingkungan,
dan pentingnya menanami pohon menjadi faktor yang sangat penting untuk
terjaganya lingkungan dan agar terhindar dari bencana banjir. Selain dapat
menghindarkan banjir, sikap peduli lingkungan juga dapat menyehatkan dan tentunya
akan meningkatkan taraf hidup masyaraktnya.
Dari kelima faktor di atas memang nampaknya kesadaran dari masyarakat untuk
menjaga lingkungan sekitar sangat penting agar dapat terhindar dari banjir. Sangat
percuma atau bahkan sia-sia jika program pemerintah dalam menanggulangi banjir
seperti membangun kanal banjir, memugar saluran air, mengeruk sungai dari
sedimentasi, dan yang lainnya jika tidak didukung oleh kesadaran warganya terhadap
menjaga lingkungan.

2.2.3 Dampak yang ditimbulkan oleh banjir.


1. Primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,
mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
2. Sekunder
Persediaan air Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.

Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh


kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan
3. Tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat
banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan; biaya
pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga,
dll
Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan, ternyata banjir (banjir air
skala kecil) juga dapat membawa banyak keuntungan, seperti mengisi kembali
air tanah, menyuburkan serta memberikan nutrisi kepada tanah. Air banjir
menyediakan air yang cukup di kawasan kering dan semi-kering yang curah
hujannya tidak menentu sepanjang tahun. Air banjir tawar memainkan peran
penting dalam menyeimbangkan ekosistem di koridor sungai dan merupakan
faktor utama dalam penyeimbangan keragaman makhluk hidup di dataran. Banjir

7
menambahkan banyak nutrisi untuk danau dan sungai yang semakin memajukan
industri perikanan pada tahun-tahun mendatang, selain itu juga ka rena kecocokan
dataran banjir untuk pengembangbiakan ikan (sedikit predasi dan banyak nutrisi)

2.2.4 Penanggulangan Banjir


Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau
orang perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk
menghindarkan Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.Tindakan-tindakan
yang dapat dilakukan itu antara lain :

1. Membuat lubang-lubang serapan air.


2. Memperbanyak ruang terbuka hijau
3. Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat
sampah raksasa.
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita
ketika banjir terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang
mengakibatkan banjir, manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota.
Menyelamatkan Demak dari banjir besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan
harta benda pribadi, namun juga menyelamatkan wajah bangsa ini di mata dunia.
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan
terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat
sebaiknya dibentuk untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta
masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara
bertahap, dari pencegahan sebelum banjir penanganan saat banjir , dan pemulihan setelah
banjir. Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang
berkesinambungan, Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus (life cycle),
yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan
sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh,
berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai samp ai
wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai
sistem peringatan dini bencana banjir.

2.3 ROB
rob adalah air pasang, banjir, pasang sedang atau tinggi yang membandiri daratan
rendah. Air yang berada diujung pantai dan berbatasan dengan lautan tidak pernah diam
pada ketinggian yang tetap, tetapi selalu bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus
pasang.
Permukaan air laut perahan-lahan naik sampai pada ketinggian maksimum,
peristiwa ini dinamakan pasang pada ketinggian maksimum. Peristiwa ini biasanya
disebut sebagai pasang tinggi, setelah kemudian turun sampai kepada ketinggian
minimun hal ini disebut pasang rendah.

2.3.1 Gaya pembangkit pasang (pasang naik)

8
Pasang terutama disebabkan oleh adanya gaya perputaran bumi pada sumbunya
dan gaya grafitasi dari bulan. Ada dua perbedaan prinsip dari gaya terebut, gaya
sentrifugal yang berpengaruh dalam pembangkit pasang yaitu :

1. Gaya tarik bumi empunyai arah yang terpusat kebulan dengan bedaran (magnitude)
yang berbeda-beda. Tempat-tempat yang lebih dekat dengan bulan akan mengalami
gaya tarikan yang lebih besar dan yang jauh dari bulan akan mengalami tarikan yang
lebih kecil.
2. Gaya sentrifugal mempunyai arah sejajar (menjauh dengan bulan) dengan besaran
yang dapat dikatakan sama untuk semua tempat dibumi. Gaya sentrigugal
disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya. Gaya sentrifugal adalah suatu
tenaga yang mendesak kearah luar pusat bumi yang besarnya kurang lebih sama
dengan tenaga yang ditarik bumi. Gaya ini lebih kuat terjadi pad daerah-daerah yang
letaknya lebih dekat dengan bulan sehingga gaya yang tersebar terdapat pada bagian
bumi yang terdekat dengan bulan dan gaya yang oaling lemah terdapat pada bagian
yang letaknya jauh dari bulan. Penggabungan antara kedua gaya tersebut maka akan
mengakibatkan terjadinya perpindahan air pada suatu tempat yang mengalami
pembangkit pasang surut yang paling besar dan timbunan yang paling kecil sesuai
dengan gaya pembangkit pasang. Penimbunan suatu tempat inilah yang biasanya
disebut pasang naik.
2.3.2 Tipe Pasang Surut
Pasang surut pada suatu perairan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

1. Pasang surut berganda murni. Pada tipe ini mengalami dua kali pasang naim dan dua
kali pasang surut pada satu hari, dengan tinggi hampir sama.
2. Pasang campuran dengan komponen berganda yang dominan, jenis ini ditandai
dengan adanya dua kali pasang naik, dan dua kali pasang surut tetapi dengan
ketinggian yang berbeda.
3. Pasang campuran dengan komponen pasang tunggal yang dominan.pada pasang
dengan jebis ini terjadi pasang naik dan pasang surut yang kadang terjadi dua kali
dalam satu hari, serta adanya perbedaan yang besar pada tinggi pasang.
4. Pasang tunggal murni. Pada pasang ini hanya terjadi satu kali pasang naik dan satu
kali pasang surut dalam satu hari.
Muka air laut pantai utara memiliki kecenderungan meningkat saat terjadi pasang,
akibatnya dari meningkatnya pasang surut air laut ini adalah meluasnya genangan pasang
atau pasang air rob pada pemukiman. Meluasnya kawasan ini mengakibatkan dampak
bagi masyarakat yang wilayahnya tergenang, yaitu selain menganggu kebersihan dan
kesehatan juga menimbulkan kerugian materiil.

2.3.3 Penyebab Rob


Rob yang berada di daerah-daerah pinggiran laut atau pantai ini disebabkan oleh :

9
a. Permukaan air tanah yang lebih rendah dari muka air laut.
b. Bertambah tingginya pasang air laut, tingginya air laut bukan hanya karena efek
pemanasan global saja tetapi juga adanya amblesan tanah (subsidience). Amblesan
tanah sendiri disebabkan oleh konsolidasi tanah yang kurang mantao, pengambilan
air tanah yang berlebihan dankurangnya daerah resapan air.
c. Sendimentasi dari daerah atas (burit) di muara sungai, mapun sendimentasi oleh air
laut khususnya oleh pasang surut rob . disamping itu , adanya pengaruh gelombang
dan arus sejajar pantai, sehingga terjadi pendangkalan muara yang berakibat
mengurangi kapasitas penyaluran dan akibat selanjutnya memperparah banjir
disekitarnya.
2.3.4 Dampak Kenaikan permukaan air laut.
Menurut Dahuri dampak primer yang mengakibatkan menurunya air laut ialah :

a. Terjadinya banjir diwilayah daratan.


Terjadinya peningkatan frekwensi diwilayah pesisir, akan tetapi meningkatnya
frekwensi ini juga disebabkan oleh perubahan regim arus yang mempengaruhi iklim
gelombang, perubahan pola badai dan perubahan curah hujan yang mungki n
meningkatnya volume banjir asal sungai dalam sistem sungai besar.
Banjir yang disebabkan oleh kenaikan muka air laut menimbulkan dampak
negatif bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah pesisir atau daerah pasang
surut air. Dampak dari banjir tersebut dapat berupa masuknya air laut ke wilayah
daratan atau pemukiman penduduk yang mengakibatkan terganggunya aktivitas
masyarakat, kerugian selanjutnya dari banjir diwilayah pesisir adalahtergenangnya
wilayah pertanian dan tambak sehingga menjadikan lahan tersebut tidak produktif
atau tidak dapat dimanfaatkan lagi.

b. Menipisnya air tawar akibat intrusi air laut.


Membatasi persediaan volume air tawar dan intruisi. Perubahan ini
menyebabkan perubahan vegetasi, pertanian dan kesuburan tanah akan mengubah
pemasukan sendimen dan nutrien ke pesisir dan daerah dekat pantai dan selanjutnya
merubah regim salinitas perairan pesisir.
Persediaan air tawar yang semakin menipis menyebabkan semakin sulit
masyarakat untuk mendapat air bersih untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Air
tawar merupakan kebutuhan pokok dari manusia, akibat intruisi air laut makan akan
merubah pola perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air bersih.

c. Perubahan vegetasi wilayah pesisir.


Perubahan vegetasi ini terjadi akibat masuknya air laut kearah daratan
sehingga menggenangi lahan pertanian atau pahan kering. Akibatnya lahan kering
tersebut tidak dapat ditumubhi oleh tanaman atau pohon akibat masuknya air laut.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Dasar Penelitian


Metode menurut KBBI adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2008.hlm: 910)
atau dapat dikatakan metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan penelitian adalah kegiatan mengumpulkan, pengolahan,
analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk

11
memecahkan suatu suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum (KBBI, 2008.hlm:1428). Metode dalam
penulisan laporan ini menggunakan metode kualitatif bersifat deksriptif yaitu untuk
menggambarkan bencana rob di desa Bedono. Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa
penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku hal-hal yang diamati. Poerwandari
(2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,
rekaman video, dan lain sebagainya.
Penulis menggunakan metode kualitatif karena objek kajian yang dijadikan
sebagai penelitian adalah berkaitan dengan bencana rob. Bencana rob sendiri biasanya
terjadi mengikuti perkembangan zaman, sehingga digunakanlah metode kualitatif
karena objek yang diteliti bisa saja berubah sewaktu-waktu seiring dengan
perkembangan zaman. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang banyak
dipergunakan dan dikembangkan dalam peneilitian sosial karena memang banyak
penelitian sosial adalah bersifat deskriptif. Moh nazir menerangkan bahwa penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-
kegiatan, sikap-sikap, pandangan pandangan serta proses proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari fenomena.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu peneilitian adalah waktu dimana penulis melakukan sebuah observasi
penelitian, sedangkan lokasi penelitian adalah tempat dimana penulis melakukan
sebuah observasi. Dalam memenuhi tugas ini, penulis melakukan observasi pada hari
Minggu, 29 oktober 2016. Penulis memilih melakukan observasi dengan cara langsung
menemui dan mewawancarai Narasumber yang bersangkutan yang berlokasi di desa
Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Disana penulis bertemu langsung
dengan Narasumber dan melakukan wawancara terkait dengan hal-hal yang akan
diteliti oleh penulis yaitu berkaitan dengan bencana rob yang terjadi di Desa Bedono.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
menjadi kuantitas dan karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi
menggambarkan berbagai karakteristik subjek penelitian untuk kemudian menentukan
pengambilan sampel. Maka populasi dalam penelitian ini adalah masayarak asli Desa
Bedono. Dalam hal ini orang Bedono Asli menjadi subjeknya dan objek yang
difokuskan adalah mengenai Rob yang terjadi di desa Bedono.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu
daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Teknik pengambilan
sampling pada penelitian ini adalah menggunakan random sampling. Teknik sampling
ini dipandang peneliti dapat mempermudah pemilihan sampel secara acak namun atas

12
dasar acuan tertentu. Acuan yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan memilih
secara acak dari daftar populasi yang diteliti yakni Masyarakat desa Bedono.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan sesuatu yang penting dan perlu diketahui
dalam metode penelitian untuk menyusun atau menulis sebuah laporan. Menurut
Sugiyono Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data maka penelitian tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang diterapkan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam membuat laporan ini adalah dengan mencari data melalui beberapa
cara antara lain:

1. Metode wawancara
Sugiyono mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula interview)
adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti
dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Penulis melakukan
wawancara secara terbuka yaitu dengan bertemu langsung dengan Narasumber
untuk memperoleh informasi dan data faktual langsung dari sumbernya.
Wawancara dilakukan oleh penulis dengan berdialog atau tanya jawab langsung
dengan Narasumber terkait dengan hal yang diteliti.
Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara
terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam. Penulis
memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan
pengalaman pribadi. Dan sebelum melakukan wawancara peneliti biasanya
melakukan menjelaskan secara singkat mengenai topik yang akan ditanyakan

2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
untuk memperoleh data atau sumber-sumber informasi teoritis tentang masalah
yang diteliti. Studi literatur dalam penulisan laporan ini dilakukan dengan mencari
dan mempelajari buku dari perpustakaan yang berisi tentang teori atau materi yang
berhubungan dengan penelitian ini, selain buku dari perpustakaan penulis juga
mencari teori-teori dari jurnal maupun artikel di internet.

3. Metode Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, gambar, serta data-
data mengenai Adat etnis tionghoa melalui buku. Hasil penelitian dari observasi
dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-
foto.

13
3.5 Sumber Data
Sumber data menurut Lofland dan Lofland (dalam Lexy, 2011) adalah kata-kata,
dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan
Narasumber adalah orang yang dijadikan key informen yang ingin kita mintai
keterangan dan informasinya. Sumber data dalam penelitian ini, yang berupa bahan
hasil penelitian diperoleh dari:

1. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa
peraturan perundang - undangan yang berkaitan denganpenanggulangan bencana
alam.
2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan tentang
bahan hukum primer, antara lain berupa buku atau literatur, tulisan atau pendapat
para pakar yang dituangkan dalam jurnal berkaitan dengan bencana banjir rob.
Yang diperoleh dari buku maupun internet. Selain itu juga penjelasan dari
Narasumber yang merupakan orang desa Bedono Asli yang mengetahui tentang hal
tersebut yang diperoleh dari seseorang secara langsung.
3.6 Pendekatan Penelitian
a. Pendekatan historis, pendekatan ini dilakukan dalam kerangka pelacakan sejaarah
perkembangan rob di desa Subandono dari waktu ke waktu. Pendekatan ini sangat
membantu peniliti dalam mengungkapkan segala hal yang berkaitan dengan rob.
selain itu juga mengetahui perubahan dan perkembangan yang melandasi bencana
rob tersebu.
b. Pendekatan perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan jawaban dari
narasumber yang satu dengan yang lain dan juga melihat buku sebagai sebagai
sumber referensi.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik Analisa Data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Teknik analisa data dalam penulisan laporan ini adalah dengan melakukan
pemeriksaan terhadap data yang terkumpul baik melalui wawancara dengan
Narasumber, kajian pustaka buku-buku yang berisi teori terkait dengan objek penelitian
maupun inventarisasi jurnal-jurnal yang diunduh melalui internet. Setelah dilakukan
pemeriksaan, maka data tersebut disusun menjadi sebuah laporan dengan menarik
kesimpulan secara induktif karena penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
kualitatif atau berisi gambaran-gambaran mengenai objek penelitian.

14
3.8 Narasumber Dalam Penelitian
1. Narasumber 1 :
Nama : Sumyati
Tempat, tanggal lahir : Demak, 28 Juni 1982
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ds. Bedono Kec. Sayung Kab. Demak.

2. Narasumber 2 :
Nama : Sudarno
Tempat, tanggal lahir : Demak, 30 Mei 1979
Pekerjaan : Ketua RT
Alamat : Ds. Bedono Kec. Sayung Kab. Demak.

BAB IV
PEMBAHASAN

15
Kota Demak adalah kota yang terletak di pesisir pantai utara, karena letaknya yang
berada dipesisir pantai sering kali memunculkan masalah-masalah sosial seperti halnya
masalah banjir rob yang sering kali menjadi masalah warga masyarakat yang rumahnya
teletak di Kota Demak terutama yang berada pada daerah pinggir pantai karena mengingat
banjir rob dapat datang kapan saja dan secara tiba-tiba sehingga warga masyarakat yang ada
di situ setiap saat harus waspada terhadap datangnya bencana banjir rob. Hal ini apabila
dibiarkan begitu saja atau tidak segera di tindak lanjuti maka akan menimbulkan dampak
yang cukup besar diberbagai bidang kehidupan yang dapat merugikan masyarakat setempat.
Salah satu desa di kota Demak yang terkena bencana banjir rob yang cukup besar
adalah Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Banjir rob sendiri Di desa
Bedono telah mengakibatkan tergenangnya sebagian besar wilayah yang ada di Desa Bedono
hal ini dikarenakan Desa Bedono ini posisinya berada persis dipesisir pantai Moro Demak
sehingga sering kali terjadi banjir rob. Rob di desa Bedono telah mengalami perluasan daerah
secara cepat. Munculnya rob di Desa Bedono sendiri terjadi pada awal tahun 2000, namun
pada tahun 2016 rob telah menggenai sebagian besar wilayah desa Bedono. Karakteristik
Desa Bedono yang sepanjang garis pantainya telah menjadi tambak-tambak masyarakat
semakin mempermudah air rob masuk kedalam pemukiman warga. Menurut peta persebaran
rob didesa Bedono pada tahun 2001 rob telah menggenangi sekitar 308,65 Ha dari luas
wilayah desa Bedono. Sedangkan menurut peta persebaran rob tahun 2008 sudah
menggenangi desa Bedono seluas 690,9 Ha. Perluasan rob dari tahun 2001 sampai tahun
2008 adalah seluas 382,2 Ha, jadi dapat disimpulkan perluasan daerah rob di desa Bedono
sangatlah cepat.
4.1 Penyebab Terjadinya Rob di Desa Bedono
Di desa Bedono seperti telah dikatakan di atas merupakan desa yang sangat rentan
pada saat rob, selain itu juga bisa dikatakan sebagai wilayah terparah pada saat rob
datang. Datangnya rob ke desa Bedono telah menimbulkan dampak rawan ekologi bagi
desa tersebut. Daerah rawan ekologi akan mendorong penghuninya berada dalam posisi
yang makin rentan terhadap krisis-krisis bila terjadi perubahan-perubahan ekologis.
Peristiwa rob ini hampir terjadi setiap hari sehingga mengubah fisik dari sebagian
wilayah desa Bedono. Penyebab-penyebab dari timbulnya bencana banjir rob di desa
Bedono karena beberapa hal, antara lain :

1. Adanya Pemanasan Global.

16
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global kini telah menjadi isu
permasalah global di dunia karena pemanasan global ini menimbulkan banyak sekali
dampak negatif yang merugikan seluruh umat manusia di dunia selah satunya adalah
naiknya permukaan air laut. Pemanasan global ini disebabkan oleh kurangnya
kesadaran manusia untuk menjaga alam, seperti halnya melakukan penggudulan
hutan atau pembukaan lahan untuk pemukiman atau daerah industri dengan cara
dibakar, semakin banyaknya didirikan pabrik-pabrik dan penggunaan kendaraan
bermotor yang semakin marak dikalangan masyarakat dunia. Dengan didirikannya
pabrikpabrik dan penggunaan kendaraan bermotor ini dapat menghasilkan gas CO2
yang nantinya dapat mengakibatkan penggumpalan dan pelapisan di atsmosfer
sehingga menimbulkan efek rumah kaca dilapisan atsmosfer bumi, ketika lapisan
yang pembungkus bumi ini semakin tebal akibat dari penggunaan kendaraan
bermotor serta pabrik-pabrik yang menghasilkan asap yang tidak dilakukan
pemfilteran terlebih dahulu, maka panas dari matahari yang masuk kedalam bumi
tidak akan bisa keluar lagi dari bumi, karena sistematika dari alur panas cahaya
matahari adalah ketika cahaya matahari menyinari bumi dan memberikan panas
kebumi maka panas dari matahari itu akan memantul pada saat terkena permukaan
tanah walaupun ada sebagian panas matahari yang diserap oleh bumi/permukaan
tanah untuk menjaga stabilitas suhu dibumi. Ketika sebagian panas matahari
memantul menuju keluar bumi tertahan oleh lapisan efek rumah kaca tadi sehingga
panas tersebut tetap berada di atmosfer bumi padahal penyinaran matahari itu setiap
hari terjadi maka apabila hal itu dibiarkan begitu saja kondisi suhu bumi akan
meningkat terus menerus secara drastis.
Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat untuk menanam kembali pohon
yang telah ditebang dan juga kurang adanya kesadaran betapa pentingnya area
terbuka hijau, padahal dengan adanya pohon-pohon itu karbon CO2 yang dihasilkan
karena kendaraan bermotor dan asap pabrik itu dapat diserap oleh pohon untuk
proses fotosintesis. Sehingga tanpa adanya pohon dan penggunaan kendaraan
bermotor bertmbah dapat mengakibatkan pemanasan global dimana menyebabkan
kenaikan suhu permukaan laut yang kemudian mengakibatkan terjadinya pemuaian
air laut. Pemanasan global juga mengakibatkan mencairnya es abadi di pegunungan
serta di daerah artik dan antartik. Pemuaian air laut dan mencairnya es-es abadi,
pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan air laut sehingga berikutnya akan

17
menyebabkan tergenangnya daerah-daerah pantai yang tidak berlereng atau yang
sering disebut bencana banjir rob.
2. Reklamasi dan Pembangunan Pelabuhan Tanjung Mas.
Penyebab kedua yang mengakibatkan timbulnya bencana banjir rob di desa
Bedono adalah adanya reklamasi dan pembangunan Pelabuhan Tanjung Mas.
Reklamasi di Pelabuhan Tanjung Mas ini mengakibatkan permukaan air laut menjadi
naik, karena pada dasarnya Reklamasi merupakan suatu usaha yang digunakan untuk
memperluas wilayah daratan dengan cara pemindahan tanah atau pasir kedalam
lautan sampai ketinggian diatas laut sehingga dapat membentuk suatu daerah daratan
baru. Akibatnya, luas wilayah perairan laut akan menjadi berkurang atau sempit,
ketika wilayah air laut menjadi berkurang maka secara otomatis permukaan air laut
naik sehingga ini akan mengakibatkan daerah-daerah daratan yang pada sebelumnya
lebih tinggi dengan laut menjadi sejajar atau bahkan dibawah permukaan air laut
laut. Jadi konsekwensi logisnya ketika daerah daratan sejajar atau bahkan dibawah
ketinggian permukaan air laut maka air laut dapat masuk pemukiman warga dengan
mudah dan menggenangi desa tersebut.
Adanya pembangunan Pelabuhan Tanjung Mas juga dapat menyebabkan
perubahan gelombang air laut, dimana gelombang air laut yang seharusnya menuju
kedaerah pelabuhan Tanjung Mas terbendung oleh tembok yang didirikan sehingga
berbalik arah kedesa Bendono. Ketika gelombang air laut yang menuju kearah desa
Bedono semakin kuat karena bersatu dengan arus balik dari gelombang yang
seharusnya menuju Pelabuhan Tanjung Mas, akan mengakibatkan abrasi pantai yaitu
pengangkatan partikel-pertikel tanah dan pasir kearah lautan oleh air laut, karena
gelombang yang kuat sehingga mampu mengikat partikel-pertikel tanah dan pasir
tersebut menuju laut. Apabila itu terjadi laut akan mengalami pendangkalan serta
ketinggian daratan akan semakin berkurang karena pengikatan pertikel-pertikel pasir
dan tanah ke arah laut tadi oleh arus yang kuat. akibatnya air laut akan dengan
mudah meluap kewilayah daratan karena dasar laut yang semakin tinggi tetapi dasar
daratan yang malah semakin rendah.
3. Pembuatan Sumur Bor oleh warga desa.
Di daerah pesisir untuk mencari sumber mata air tawar sangatlah sulit karena
air yang ada hanyalah air asin yang berasal dari laut dan tidak bisa digunakan untuk
kehidupan sehari-hari. Sehingga mau tidak mau warga masyarakat secara bersama-
sama harus membuat sumur yang kedalamannya sampai beberapa meter tertentu

18
untuk mencari sumber air tanah (air tawar) atau sering disebut dengan istilah sumur
bor. Sumur bor ini merupakan satu-satunya sumber air bersih di desa Bendono dan
dikelola oleh kelompok masyarakat atau perorangan di desa Bendono sehingga
penggunaan air dari sumur bor ini di eksploitasi secara berlebihan karena untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup semua warga masyarakat desa Bendono. Padahal
apabila pemakaian air tanah ini dilakukan secara berlebihan akan mengakibatkan
penurunan muka air tanah. Penurunan muka air tanah ini menunjukan bahwa laju
pengambilan melebihi kecepatan pengisian kembali, akibatnya adalah terjadinya
intrusi atau peresapan air laut kedalam akuifer yang semula berisi air tawar dan juga
menyebabkan amblesan tanah (subsidence). Amblesan tanah ini menyebabkan
daerah daratan menjadi lebih rendah dari daerah lautan sehingga air dapat masuk ke
daerah tersebut dan timbulah rob.
4. Terjadinya penggundulan hutan mangrove.
Terjadinya penggundulan hutan mangrove oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab karena alasan untuk dimanfaatkan kayunya. Padahal hutan
mangrove itu sangat penting untuk untuk mencegah adanya abrasi pantai. Ketika
hutan mangrove itu gundul tidak ada lagi yang dapat membendung arus, mengingat
bahwa arus laut itu tidak selamanya kecil tetapi juga ada arus yang kuat yang
mampu mengikat butiran-butiran tanah atau pasir ke arah laut. Tanaman mangrove
inilah yang dapat mencegah abrasi itu karena dapat mebendung dan memecah
ombak menjadi ombak-ombak yang memiliki gelombang arus yang tidak cukup kuat
sehingga tidak dapat menyebabkan abrasi.
Selain itu manfaat dari hutan mangrove adalah dapat mengikat partikel-
partikel tanah daan pasir sehingga ketika ombak laut tiba secara tidak langsung
tumbuhan mangrove ini akan mengikat partikel-partikel tanah dan pasir tadi agar
tidak terbawa ombak. Ketika hutan mangrove ini hilang maka tidak ada lagi yang
akan mengikat tanah dan membendung ombak sehingga dampak yang ditimbulkan
terjadinya abrasi dan membuat permukaan daratan menjadi lebih rendah
dibandingkan permukaan laut sehingga dapat mengakibatkan air rob.
5. Pengalihan fungsi lahan serapan menjadi laham pemukiman.
Lahan kosong yang berada dipinggir pantai sekarang sudah menjadi hal yang
langka karena lahan-lahan tersebut kebanyakan sudah dijadikan sebagai pemukiman
warga. Padahal fungsi dari lahan tersebut adalah untuk menyerap air kedalam tanah
ketika rob datang sehingga air rob tersebut tidak tergenang. Ketika adanya

19
pengalihan fungsi dari masyarakat dimana lahan serapan tersebut diubah menjadi
pemukiman maka air rob tersebut tidak dapat meresap kedalam tanah dan akhirnya
menggenagi pemukiman warga.
Selain itu juga kebiasaan dari masyarakat dalam membangun sesuatu atau
membuat rumah dari beton. Hal ini akan mengakibatkan tanah yang menopang
bangunan tersebut tidak kuat sehingga terjadi amblesnya tanah serta banyaknya
warga masyarakat membuang sampah kesungai yang kemudiam mengalir kelaut
padahal apabila dilaut banyak sampahnya maka volume air secara otomatis akan
naik. Akibat dari amblesnya tanah dan banyaknya sampah dilaut menyebabkan
permukaan lautan menjadi lebih tinggi sehingga air laut dapat dengan mudah
memasuki wilayah pemukiman warga saat terjadi air pasang.
4.2 Dampak yang Diakibatkan oleh Bencana Rob di Desa Bedono.
Semua bencana pastilah membawa dampak yang buruk bagi siapapun yang
mengalaminya. Banjir rob merupakan suatu bencana yang pasti juga sedikit atau banyak
membawa bencana bagi masyarakat yang mengalaminya. Dampak dari air pasang surut
atau rob yang dirasakan oleh masyarakat di desa Bedono sebagian besar menyebar di
seluruh wilayah desa Bedono, yaitu di dusun Tonosari, Dusun Morosari, Dusun
Pandansari, Dusun Rejosari dan dusun Modolinggu. Di desa Bedono juga terdapat
pemukiman relokasi akibat adanya genangan air rob yaitu dusun Rejosari dan dusun
Tambak sari. Dampak dari adanya bencana air rob ini dapat diuraikan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Dampak Fisik
Dampak Fisik adalah perubahan fisik dari bentuk atau kondisi dari lingkungan
akibat munculnya banjir rob di Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Dampak fisik dari rob di desa bendono, antara lain :
a. Hilangnya lahan untuk pertanian.
Dampak fisik dari munculnya Rob didesa Bedono yaitu berubahnya garis
pantai yang mengakibatkan hilangnya lahan yang digunakan masyarakat untuk
mencari nafkah yaitu lahan sawah dan lahan tambak yang menjadi lautan.
sehingga mata pencaharian mereka yang sebelumnya menggarap sawah atau
sebagai petani tambak kini sebagian berubah menjadi nelayan dan sebagian lagi
merantau mencari nafkah di luar desa. Hal ini tentunya sangat merugikan
masyarakat desa Bedono karena ladang sawah dan lahan tembak mereka hilang
begitu saja tergenang air laut, padahal itu adalah satu-satu mata pencaharian

20
yang mereka miliki, ketika rob menggenangi ladang sawah dan lahan tambak
tersebut mereka hanya pasrah begitu saja karena tidak bisa berbuat apa-apa.
Walapu ada juga sebagian sawah yang tidak tegenang rob karena rob akan
surut ketika siang hari, namun sawah itu tidak bisa digunakan untuk menanam
berbagai macam tumbuhan karena unsur-unsur air tanah tersebut sudah
terkontaminasi air asin yang mengakibatkan banyak dari petani yang gagal
panen. Sehingga hal ini menimbulkan dampak penderitaan dan kemiskinan pada
sebagian masyarakat desa Bedono terlebih lagi pada mereka yang tidak
mempunyai keahlian melaut ataupun mereka yang tidak mempunyai keahlian
lain selain menggarap ladang atau tambak. Padahal untuk mencari pekerjaan
diluar mereka cenderung dituntut untuk memiliki keahlian diluar bidang itu.
Akibatnya, membuat masyarakat desa Bedono akhirnya hidup didalam
keterbatasan.
b. Rusaknya fasilitas jalan dan fasilitas umum.
Rob menyebabkan jaringan utilitas atau fasilitas umum di Desa Bedono.
Rob merusak beberapa fasilitas yaitu anatara lain terputusnya jalan akibat
tergenangnya jalan oleh air rob sehingga tidak lagi bisa di lewati, terputusnya
jembatan, dan fasilitas umum berupa sekolah, puskesmas ataupun kantor kepala
desa yang mana penyebab dari semua rusaknya fasilitas tersebut diakibatkan
tergenangnya fasilitas itu oleh air rob sehingga tidak memungkinkan untuk
digunakan lagi yang akhirnya mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan
masyarakat seperti halnya rob yang menggenangi sekolah sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan dengan efektif.
Terputusnya jalan utama yang menghubungkan antar dusun yang ada
didaerah Bedono yang mengakibatkan terganggunya mobiltas masyarakat
menjadi hal utama yang dikeluhan oleh warga masyarakat karena jika mereka
ingin berpergian kedusun sebelah harus memutar arah melewati daerah-daerah
yang tidak terkena rob sehingga jarak yang seharusnya beberapa meter saja
menjadi jauh. Hal ini jelas sangat merugikan warga desa karena tidak efisien
dan tepat waktu sehingga warga masyarakat banyak yang mengeluhkan harus
dibangunnya jalan lagi atau jembatan agar mobilitas masyarakat tidak terganngu
dan dapat efisien serta efektif.
c. Rusak dan tergenangnya rumah-rumah warga.

21
Rob yang terjadi didesa Bedono mengakibatkan banyak rumah-rumah
yang terendam oleh air rob serta mengakibatkan banyak rumah yang menjadi
rusak karena secara terus menerus tergerus oleh air rob. Bangunan yang terlalu
lama tergenang air memang akan mengalami kerusakan, baik banyak maupun
sedikit. Serapan bangunan yang berpotensi rusak adalah lantai atau keramik,
barang-barang yang terbuat dari kayu seperti kusen pintu, barang-barang yang
terbuat dari besi seperti pagar dan juga tembok. Terlebih lagi air rob merupakan
air yang berasal dari lautan sehingga mengandung garam. Hal ini akan sangat
mempercepat kerusakan bangunan itu sendiri terlebih kepada besi yang djadikan
pondasi rumah akan menyebabkan korosi.
Tergenangnya rumah oleh air rob juga mengganggu kegiatan hidup sehari-
hari masyarakat. Kemunculan rob ini menjadi beban baru beban baru untuk
masyarakat. Khususnya dalam perwaatan dan pembangunan rumah yang rusak
oleh rob tadi, juga harus mengeluarkan biaya untuk peninggian rumah agar rob
tidak sampai masuk kedalam rumah. Namun hal itu tidak berlaku kepada
masyarakat yang tidak memiliki biaya untuk membangun rumahnya yang
semakin hari semakin rusak ataupun meninggikan rumah tersebut, sehingga
mereka biasannya membiarkan saja rumah mereka dan hidup seadanya.
Rob juga menimbulkan pemukiman yang kumuh. Jalan yang tergenang air
rob, dinding yang kusam dan rumah yang seadanya. Akibatnya lingkungan
menjadi becek, kotor dan tidak nyaman yang menimbulkan kawasan kumuh
baru di desa Bedono.
d. Menimbulkan kerugian material.
Dampak yang sudah pasti dirasakan bagi masyrakat desa Bedono adalah
berupa kerugian material. Kerugian material ini timbul karena banyak rumah
yang terendam air rob. Kerugian material ini tidak saja hanya pada rumah saja
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tetapi juga kerugian dengan rusaknya
harta benda atau perabot rumah tangga yang juga terendam banjir. Karena
kebanyakan sifat dari perabot-perabot rumah tangga jika terkena banjir terlebih
lagi air asin akan rusak, seperti halnya barang-barang elektronik yang sekali
terkena air dapat terjadi kerusakan atau konsleting, barang-barang yang terbuat
dari kayu yang lama kelamaan menjadi rapuh dan barang-barang yang terbuat
dari besi jika terkena air asin akan berkarat dan menjadi keropos, sehingga

22
semua barang tersebut tidak bisa dipakai lagi ini tentunya menimbulkan
kerugian material yang sangat besar bagi masyarakat desa Bedono.
e. Timbulnya berbagai bibit penyakit.
Banjir rob secara langsung maupun tidak langsung membawa bibit-bibit
penyakit. Karena biasanya banjir rob yang ada dilaut membawa sampah-sampah
yang begitu banyak dimana sampah-sampah tersebut mengandung bakteri-
bakteri bibit penyakit yang dapat membahayakan manusia apalagi bakteri-bakeri
tersebut menyebar kedalam air dan bersentuhan dengan kulit manusia. Maka
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti halnya ISPA, gatal-gatal, hingga
demam berdarah karena air yang tergenang digunakan sebagai sarang nyamuk
demam berdarah. Maka dari itulah ketika babjir rob datang menyerang akan
banyak orang-orang yang terkena penyakit.
f. Kelangkaan air bersih.
Seperti yang kita ketahui bahwa air bersih merupakan hal yang paling
penting bagi kehidupan manusia. Tanpa air bersih manusia tiak dapat hidup
karena air bersih hampir selalu digunakan dalam aktivitas manusia seperti
halnya minum, mencuci, mandi dan sebagainya. Ketika banjir rob datang maka
seluruh air bersih termasuk sumur-sumur warga mengalami pencampuran
dengan air asin sehingga air tersebut tidak dapat digunakan lagi karena sifat dari
air asin tidak dapat digunakan utnuk pemenuhan air dalam kehidupan sehari-
hari.
Terlebih lagi ketika banjir rob datang air tersebut akan bercampur dengan
bakteri-bakteri yang mengandung bibti penyakit sehingga apabila air itu
digunakan akan mengakibatkan penyakit yang dapat membahayakan tubuh.
g. Rusaknya jaringan Drainase.
Kondisi drainase yang tergenang oleh air laut menjadi pembandangan
penduduk desa Bedono. Bahkan drainase yang berlumpur dan penuh sampah
dapat di jumpai oleh masyarakat di lingkungan pemukiman. Hal ini isebabkan
oleh oleh masuknya air laut ke wilayah pemukiman. Saat rob masuk jaringan
drainase tidak dapat lagi berfungsi.
2. Dampak Sosial
Dampak sosial yang yang terjadi akibat air rob di desa Bedono cukup
beragam. Dampak ini merupakan dampak turunan dari dampak fisik yang yang

23
diakibatkan oleh bencana rob. Dampak sosial yang terjadi di desa bedono antara lain
:
a. Perubahan perilaku.
Desa Bedono tidak hanya mengalami rob namun sekaligus mangalami
abrasi tambak dan lahan pertanian sawah yang mengakibatkan tenggelamnya
tambak dan lahan pertanian yang cukup besar. Perubahan perilaku relatif petani
tambak dan sawah ini mengalami kegoncangan jiwanya (stress) sehingga
mereka bingung untuk melakukan kegiatan atau aktivitas apa yang dapat
menguntungkan. Para petani dahulunya merupakan juragan, artinya segala
aktifitas tambak adn oertanian menggunakan tenaga buruh dan tidak melakukan
aktivitas sendiri (dikerjakan oleh orang lain).
Namun akibat tenggelamnya tambak dan lahan pertanian mereka sehingga
mereka tidak dapat memperoleh pendapatan dari tambak dan sawah itu karena
telah hilang begitu saja tergenang rob, maka para juaragan ini melakukan
kegiatan serabutan sebagai buruh untuk memperoleh pendapatan guna
menghidupi keluarga mereka. Aktivitas tersebut dapat berupa menjadi buruh
bangunan, berdagang maupun nelayan tradisional. Sedangkan petani dan
nelayan yang masih memiliki tambak dan sawah yang tersisa, saat ini tidak
diburuhkan, artinya segala aktivitas pertanian dan tambak dikerjakan sendiri.
Hal ini disebabkan produktivitas rendah sehingga tidak mampu mambayar
tenaga kerja upahan. Kondisi petani dan nelayan yang kehilangan mata
pencaharian, terutama yang tidak mampu bekerja karena gangguan kejiwaan,
lebih mengandalkan bantuan dari kerabatnya, meskipun demikian penamapakan
warga tersebut masih berusan menunjukan seolah-olah dirinya adalah juragan.
b. Perubahan perilaku kesehatan
Permasalahan kesehatan dapat dikatakn relatif rumit. Karena sangat terkait
dengan lingkungan dan ekonomi. Dalam menjaga kesehatan apara petani dan
nelayan tidak melakukan kegiatan khusus, karena kehidupan mereka yang
cukup keras artinya setiap langkah kehidupan mereka adlah untuk memperoleh
penghasilan menyambung hidup. Warga masyarakat dalam mengatasi sakit yang
di deritanya berbeda sesuai dengan karakteristik desa. warga desa Bedono
sebelumnya memiliki fasilitas yang cukup baik dan cenderung memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.

24
Namun sekarang dengan alasan ekonomi, mereka menganggap dirinya
tidak mampu maka mereka melakukan pengibatan sendiri dengan obat-obat
yang dijual bebas sampai batas tertent kemudian dilakukan perawatan yang
lebih baik jika sudah sakit parah. Terlebih akubat penurunan pendapatanya, para
nelayan lebih mengutamakan konsumsi pangan, sehingga sakit yang tidak
terlalu parah akan dicarikan obat sendiri yang di jual bebas.
4.3 Solusi untuk Mengatasi Rob yang Terjadi di Desa Bedono
Munculnya Rob di desa Bedono yang hadir di tiap waktu dan tidak menentu harus
segara diatasi karena mengingat banjir rob sendiri mengakibatkan berbagai dampak
negatif yang dapat merugikan semua pihak terutama masyarakat yang bermukim
dikawasan daerah pinggir laut atau pesisir seperti desa Bedono. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya banjir rob, baik untuk mecegah terjadinya
banjir rob maupun untuk meminimalkan dampak dari adanya banjir rob, cara-cara itu
antara lain :
1. Menyadarkan masyarakat untuk mencegahan pemanasan global
Faktor utama yang menyebabkan banjir rob adalah pemanasan global yang
mengakibatkan terjadinya pemuaian air laut dan mencairnya es-es abadi di
pegunungang es artik dan antartik, sehingga mengakibatkan jumlah air semakin
banyak dan menambah tinggi permukaan air laut. Akhirnya daerah-daerah yang
sebelumnya terletak lebih tinggi dari permukaan air laut menjadi sejajar atau
bahkan menjadi dibawah permukaan air laut sehingga air laut dapat masuk ke
daerah daratan atau rob.
Pencegahan pemanasan global sendiri dapat dilakukan dengan bebrapa cara
yang tentunya harus dilaksanakan oleh semua warga dunia karena apabila hanya
sebagaian atau segelitir orang saja maka tidak akan berarti apa-apa, caranya yaitu
dengan pengurangan pemakaian kendaraan bermotor sehingga gas CO2 yang dapat
mengakibatkan efek rumah kaca tidak terlalu banyak, penyaringan asap-asap
pabrik yaitu sebelum asap dikeluarkan dari cerobong pabrik harus di sarng terlebih
dahulu dengan menggunakan alat filter dan yang terakhir menyadarkan masyarakat
untuk tidak merusak dan harus melakukan penanaman pohon karena pohon-pohon
tersebut dapat mengikat gas co2 yang ada di atsmosfer. Apabila hal ini dapat
terealisasi maka bencana rob tidak akan mungkin bertambah lagi.

25
2. Tidak melakukan Reklamasi
Reklamasi merupakan salah satu penyebab dari terjadinya banjir rob yaitu
pengurukan tanah untuk menambah luas daratan. Padahal ketika reklamasi
dilaksanakan terjadi penyempitan luas wilayah laut yang secara otomatis
mengakibatkan naiknya permukaan air laut sehingga daerah-daerah yang berada
dipesisir pantai tergenang oleh rob.
Sistem reklamasi bukanlah cara yang efektif untuk menambah luas wilayah
karena walaupun wilayah daratan suatu daerah menjadi tambah luas tetapi disatu
sisi wilayah lain malah semakin berkurang karena terendam air rob yang
disebabkan naiknya jumlah daratan dari akibat reklamasi tadi, jadi sebaiknya
reklamasi tidak dilakukan karena memiliki dampak yang cukup banyak
dibandingkan manfaatnya.
3. Tidak membuang sampah disungai.
Banyaknya kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuang sampah
kesungai karena alasanya adalah praktis. Padahal ketika sampah tersebut dibuang
disungai, sampah tersebut akan mengalir mengikuti arus sungai kearah laut. Ketika
di laut memiliki banyak sampah otomatis volume air laut akan meningkat dan
terjadinya kenaikan permukaan air laut dan menjadi bencana rob. Maka perlunya
kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
4. Pembuatan saluran drainase.
Rob dapat datang kapan saja dengan waktu yang tidak bisa diduga-duga
karena itu salah satu cara untuk mengatasi rob dapat membuat saluran drainase
yang lancar dan baik yang menghubungkan saluran tersebut kepada sungai
sehingga ketika banjir rob datang maka air rob tersebut tidak bertahan lama
menggenang di pemukiman warga karena dengan pembuatan saluran drainase
tersebut air rob yang datang akan langsung mengalir ke saluran yang telah dibuat
tadi dan mengair kearah sungai sehingga saat air rob tiba dia akan langsung masuk
ke saluran drainase tersebut.
5. Pengadaan lahan serapan.
Cara selanjutnya untuk menanggulangi rob adalah dibuatnya suatu lahan
yang cukup luas yang disitu terdiri dari tanah yang baik untuk menyerap air, tanah
yang baik ini dalam arti bukan tanah liat ataupun tanah pasir tetapi tanah yang
gembur dan ditanami pohon-pohon sehingga ketika banjir rob datang tanah dan
pohon tersebut dapat menyerap air kedalam tanah.

26
Melalui pengadaan lahan serapan juga dapat memberikan air bersih yang
melimpah karena air rob tadi akan diserap didalam tanah dan di saring menjadi air
tanah biasa sehingga masalah mengenai susah ditemukannya air bersih di kawasan
pesisir pantai dapat sekaligus teratasi. Sehingga perlunya kesadaran masyarakat
untuk membiarkan lahan yang ada di pinggir pantai (tidak untuk dibuat
pemukiman) agar air rob bisa terserap kedalamnya.
6. Pengurangan pembangunan konstruksi benton dan penggunaan air secara
berlebihan.
Banyak dari penduduk kurang mengetahui tentang penyebab-penyebab
amblesnya tanah sehingga permukaan daratan akan menjadi lebih pendek dari pada
permukaan air laut sehingga air laut dapat mudah masuk kedalam pemukiman
warga (rob). Penyebab dari amblesnya tanah sendiri karena banyaknya konstruksi
bangunan beton sehingga tanah yang ada untuk menopang bangunan tersebut
karena tidak kuat akan menjadi ambles. Selain itu penggunaan air tanah secara
berlebihan melalui sumur bor juga dapat mengakibatkan amblesnya tanah.
Sehingga harus ada upaya dari maysrakat untuk tidak terlalu banyak membangun
rumah dan bijak dalam penggunaan air agar tidak terjadi amblesnya tanah dan air
rob tidak semaki meluas.
7. Penanaman Mangrove dan mencegah perbuatan yang merusak mangrove.
Mangrove merupakan tumbuhan vegetasi wilayah pesisir yang banyak
digunakan menjadi sabuk air laut menuju ke darat. Mangrove ini juga dapat
mengatasi abrasi oleh air laut. Penanaman mangrove ini sayogyanya dilaksanakan
serentak oleh seluruh warga masyarakat desa Bedono karena tumbuhan mangrove
sendiri dapat menahan dan memecah gelombang air laut yang cukup besar menjadi
gelombang-gelombang kecil sehingga gelombang-gelombang tersebut tidak cukup
kuat untuk menarik partikel-partikel pasir dan tanah yang ada didarat atau yang
sering disebut abrasi. Terlebih lagi melihat adanya pembangunan di kawasan
pelabuhan tanjung mas yang mengakibatkan arus yang sharusnya menuju kawasan
tersebut berbalik arah dan bercampur dengan gelombang arus yang akan menuju
desa bedono sehingga arus air laut tersebut sangat kuat dan kemungkinan besar
abrasi tidak dapat terhindarkan dimana abrasi tersebut semakin besar sehingga
daerah laut mengalami pendangkalan dan daerah sungai berada dibawah garis
permukaan air laut yang pada akhirnya menyebabkan rob. Disinilah mengapa
pentingnya penanaman mangrove oleh seluruh warga masyarakat yaitu untuk

27
mebendung ataupun memecahkan arus yang cukup kuat tadi sehingga kekuatan
arus tersebut menjadi lemah dan meminimalisir terjadinya abrasi pantai.
Tanaman mangrove juga dapat digunakan sebagai sabuk, artinya sebagai
pengikat partikel-partikel tanah atau pasir agar tidak terbawa kelaut oleh karena
adanaya abrasi tadi. Sehingga banjir rob dapat diminamilisir dari pemukiman
warga masyarakat terutama desa Bedono.
8. Peninggian tanah dan rumah-rumah warga.
Cara selanjutnya untuk menanggulangi banjir rob adalah dengan peninggian
tanah sehingga permukaan air laut lebih rendah dibandingkan permukaan tanah
sehingga air laut tidak bisa sampai menuju daratan karena permukaan daratan yang
menjadi lebih tinggi. Sebaiknya peninggian ini dengan pengerukan atau
pengambilan partikel-partikel tanah dan pasir yang ada di laut sehingga, karena
selain bisa menjadikan permukaan daratan menjadi lebih tinggi juga dapat
mengakibatkan permukaan air laut menjadi menurun karena adanya pendalaman
dasar laut.
Cara lain yaitu dengan peninggian dasar rumah untuk mencegah air rob
masuk kedalam rumah. Ketinggian dalam pengurukan rumah yaitu sekitar 0,5-1,5
m untuk meninggikan rumah, tetapi dengan cara itu rumah akan cenderung terlihat
pendek dan kumuh karena biasanya yang mengalami peninggian dasar rumah saja
sedangkan untuk yang lainnya seperti peninggian atap rumah tidak dilakukan.
Selain untuk mecegah rob masuk, juga dibangun rumah yang pondasinya tinggi
sehingga rob tidak sampai menggenangi rumah dan juga pembangunan rumah
panggung, dimana rumah panggung ini bukan merupakan seperti rumah adat
panggung yang tinggi dan terbuat dari kayu tetapi rumah yang dibuat diatas lahan
yang tergenang rob dengan menggunakan beton dan bentuk rumah biasanya tinggi
menggantung diatas lahan yang dibangun.
9. Peninggian Jalan
Kondisi jalan di desa Bedono cukup memprihatinkan, jalan yang becek dan
tergenang rob dapat dijumpai di desa Bedono. Hal ini dapat menghambat dan
merugikan aktivitas masyarakat desa bedono karena harus memutar arah dimana
jara yang seharusnya dekat menjadi lebih jauh.
Program peninggian jalan menjadi alternatif masyarakat untuk
mengembalikan fungsi jalan dan semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan lancar
seperti biasanya. Untuk peninggian jalan sendiri dapat dilakukan seperti cara

28
peninggian tanah yang sebelumnya telah dibicarakan yaitu dengan cara pengerukan
partikel tanah dan pasir sehingga nantinya permukaan daratan menjadi leboh tinggi
dan permukaan air menjadi lebih dalam untuk meminimalisir terjadinya rob yang
menggenangi akses jalan desa tersebut.

29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Indonesia adalah negara yang memiliki wilaah laut yang sangat luas sehingga
negara Indonesia sering dijuluki sebagai negara maritim. Sebagai negara yang memiliki
wilayah laut yang cukup luas maka kekayaan alam yang berasal dari laut di negara
Indonesia sangatlah banyak. Tetapi selain itu luasnya wilayah laut negara Indonesia
sendiri akan dapat mengancam kehidupan warga masyarakat misalnya terjadinya
berbagai bencana alam seperti halnya tsunami, badai dan juga rob yang mengakibatkan
penderitaan bagi bangsa Indonesia. Salah satu bencana yang terjadi secara merata akibat
dari luasnya wilayah laut indonesia adalah rob.
Kota yang sering terkena rob adalah kota demak ini dikarenakan letak kota demak
berada ditepi pantai utara sehinga banyak desa-desa yang ada di kota demak tergenang
oleh rob. Dari beberapa desa yang ada di kota Demak yang terkena dampak rob terparah
adalah Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Penyebab-penyebab dari
timbulnya bencana banjir rob di desa Bedono karena beberapa hal, antara lain :
1. Pemanasan Global.
2. Reklamasi dan pembangunan pelabuhan Tanjung Mas.
3. Pembuatan Sumur Bor oleh warga desa
4. Terjadinya penggundulan hutan mangrove.
5. Pengalihan fungsi lahan serapan menjadi laham pemukiman.
Semua bencana pastilah membawa dampak yang buruk bagi siapapun yang
mengalaminya. Banjir rob merupakan suatu bencana yang pasti juga sedikit atau banyak
membawa bencana bagi masyarakat yang mengalaminya. Dampak dari adanya bencana
air rob ini dapat diuraikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Dampak Fisik adalah perubahan fisik dari bentuk atau kondisi dari lingkungan akibat
munculnya banjir rob Dampak fisik dari rob di desa bendono, antara lain :
a. Hilangnya lahan untuk pertanian.
b. Rusaknya fasilitas jalan dan fasilitas umum.
c. Rusak dan tergenangnya rumah-rumah warga.
d. Menimbulkan kerugian material.
e. Timbulnya berbagai bibit penyakit.
f. Kelangkaan air bersih.
g. Rusaknya jaringan Drainase.

30
2. Dampak Sosial adalah dampak turunan dri dampak fisik yang yang diakibatkan oleh
bencana rob. Dampak sosial dari rob di desa Bedono, yaitu :
a. Perubahan perilaku.
b. Perubahan perilaku kesehatan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi terjadinya banjir rob,
baik untuk mecegah terjadinya banjir rob maupun untuk meminimalkan dampak dari
adanya banjir rob, cara-cara itu antara lain :
1. Menyadarkan masyarakat untuk mencegahan pemanasan global
2. Tidak melakukan Reklamasi
3. Tidak membuang sampah disungai.
4. Pembuatan saluran drainase.
5. Pengadaan lahan serapan.
6. Pengurangan pembangunan konstruksi benton dan penggunaan air secara
berlebihan.
7. Penanaman Mangrove dan mencegah perbuatan yang merusak mangrove.
8. Peninggian tanah dan rumah-rumah warga.
9. Peninggian Jalan
5.2 SARAN
Masyarakat seharusnya sadar betapa berbahayanya banjir rob karena dapat
mengikis permukaan daratan sehingga lama kelamaan luas wilayah daratan yang
semakin besar padahal jumlah penduduk semakin meningkat. Selain itu rob juga
menimbulkan dampak yang begitu banyak seperti halnya membawa bibit penyakit,
merusak lingkungan dan mengganngu aktivitas masyarakat. Bukan hanya pemerintah
saja yang harus menanggulangi rob tetapi kita semua harus ikut berkontribusi sedini
mungkin untuk mencegah rob semakin meluas dengan pencegahan pemanasan global
dan sebagainya karena kita lah nanti yang akan merasakan dampaknya.

31
DAFTAR PUSTAKA
1. Handoyo, Gentur. 2016. Genangan Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara, Vol 19
(1) 55-59. https://www.google.com/search?q=jurnal+tentang+rob&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b. (diakses 27 Oktober 2016 pukul 19.15)
2. Lifatul, Rofin. 2010. Strategi Adaptasi Masyarakat dalam Menghadapi Rob(studi kasus
masyarakat Keluraha Ttanjung Mas Kecamatan Semarang Utara). Skripsi.
Semarang:UNNES.
3. Marfai, Aris. 2005. Moralitas Lingkungan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
4. Hardati,Puji dkk. 2015. Pendidikan Konservasi. Semarang:Magnum Pustaka Utama

32
LAMPIRAN

33
34

Anda mungkin juga menyukai