A. Tinjauan Kasus
a. Data Umum
1. Nama Klien : Ny. M
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
5. Agama :
6. Tanggal masuk RS :
7. Tanggal pengkajian :
8. Nomor rekam medik :
9. Ruangan :
4. Activity / rest
Selama hamil pola istirahat tidur klien 6-7jam dengan tidur nyenyak tanpa menggunakan obat
tidur, setelah klien melakukan proses persalinan pola istirahat tidur klien menjadi 5-6jam.
5. Perception / cognition
Pada saat dikaji klien mengatakan ini adalah ke dua kalinya klien melakukan persalinan dengan
cara persalinan sesar, daya ingat klien baik, komunikasi dan bicara baik, penglihatan dan
pendengaran baik.
6. Self perception
Pada saat dikaji klien mengatakan klien menilai dirinya sangat berarti untuk keluarganya, klien
merasa dihargai oleh keluarga dan masyarakat, klien adalah seorang ibu rumah tangga, setelah
melahirkan klien senang dengan kelahiran anaknya, ingin cepat pulang bersama bayinya.
7. Role relationship
Pada saat dikaji klien dapat berinteraksi dengan perawat, bidan, dokter, keluarga, dan pasien
lainnya.
8. Sexuality
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mempunyai masalah seksual, dan setelah proses persalinan
klien akan menggunakan kembali KB Suntik.
9. Stress tolerance
Pada saat dikaji klien mengatakan cara klien mengatasi stress pada saat proses persalinan dengan
cara berdoa.
10. Life principle
Pada saat dikaji klien mengatakan beragama islam, sering beribadah, dan berdoa.
11. Safety / protection
Pada saat dikaji klien tidak menggunakan alat bantu, baik pendengaran, penglihatan, komunikasi
dan bicara jelas.
12. Comfort
Pada saat dikaji klien mengatakan tenang menghadapi persalinannya.
13. Growth
BB sebelum hamil : 68 kg
BB saat hamil : 79 kg
Tabel 3.1
Riwayat kehamilan dan persalinan
h. Data Laboraturium
Tabel 3.2
Data Laboraturium
Tan Jenis pemeriksaan Hasil Hasil normal Interpretasi
ggal pemeriksaan
18 Hematologi
mei- Hemoglobin 8,6 g/dL P = 12-16 Menurun
201- Leukosit 5600 ribu/Ul 4.000-10.000 Normal
5 - Hematokrit 28% P = 37-47 Normal
- Trombosit 118.000 150.000- Menurun
ribu/Ul 450.000
- Eritrosit 3,38 juta/dL P = 4.2-5.4 Menurun
- Golongan darah
A/+
Kimia darah
- Ureum
- Kreatinin
12 mg/dL 10-50 mg/dL Normal
Gula darah
1.1 mg/dL P = 0,6-1.2 Normal
- Gula darah sewaktu
Urine
75 mg/dL < 180 mg/dL Normal
- Protein urin
++ Negatif Abnormal
Positif 2
20 mei 2015
Amoxicillin Oral 3x500 mg
Asam mefenamat Oral 3x500 mg
Methergin Oral 3x0,125 mg
Sulfa Ferosus Oral 2x200 mg
(F.S)
Analisa Data
Tabel 3.4
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : klien mengatakan Tindakan SC Nyeri
nyeri pada daerah luka
operasi. Luka insisi
DO : klien tampak
meringis. Terjadinya kontinuitas
Skala nyeri 8 (0-10) jaringan
TD : 130/100mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 23x/menit
Suhu : 36,7C
Terdapat luka sayatan Pelepasan zat
post op SC. bradikinin, histamin,
dan prostagladin
Menyampaikan ke
hipotalamus
Korteks serebri
Nyeri
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan sekunder akibat pembedahan
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
3. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pembedahan
rapat oleh balutan, Tidak ada tanda- serta rawat luka penyebaran
Catatan Perkembangan
Tabel 3.7
Catatan perkembangan
Diagnosa Tanggal Catatan perkembangan Paraf
keperawatan
Nyeri b.d 19/5/2015 S : klien mengatakan masih nyeri.
inkontinuitas O : terdapat luka sayatan post op sc, klien tampak
jaringan meringis, TD 110/90 mmHg, nadi 88x/menit, respirasi
sekunder akibat 21x/menit, suhu 36,2C, skala nyeri 6 (0-10), PO ke-2.
pembedahan. A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjutkan. Perawat
I : 1. Melakukan pengkajian karakteristik nyeri (P, Q,
R, S, dan T).
1. Mengobservasi tanda-tanda vital.
2. Memberikan lingkungan yang nyaman dan tenang.
3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.
4. Pemberian obat analgetik asam mefenamat 3x500mg
E : klien masih merasakan nyeri.
Gangguan 19/5/2015 S : klien mengatakan sudah sedikit bertenaga.
mobilisasi b.d O : ADL dibantu sebagian oleh keluarga, klien
kelemahanfisik kooperatif dalam mengajarkan miring kiri dan miring
kanan.
A : masalah belum teratasi. Perawat
P : intervensi dilanjutkan.
I : 1. Mengkaji respon klien terhadap aktifitas.
2. Mengajarkan klien untuk miring kana dan miring kiri.
3. Menganjurkan klien untuk beristirahat.
E : klien sudah sedikit bertenaga, ADL dibantu sebagian
oleh keluarga.
Resiko infeksi 19/5/2015 S:-
b.d trauma O : balutan masih tampak rapat, luka sedikit masih basah,
pembedahan tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu 36,2C, PO ke-2.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan.
I : 1. Mengkaji luka pada abdomen dan balutan. Perawat
B. Pembahasan
Bab ini akan membahas “Asuhan keperawatan maternitas post sectio caesarea atas indikasi pre
eklamsia berat di RS XXX Kabupaten XXX” selama melakukan asuhan keperawatan penulis
berusaha menetapkan proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Di samping itu, penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang penulis
temukan selama praktik di RS XXX.
1. Pengkajian
Dalam riwayat ginekologi dan obstetri menurut Estiwidati (2008), klien dengan pre eklamsia usia
saat menikah sangat mempengaruhi karena hamil ketika diatas usia 35 tahun rentan terhadap
terjadinya pre eklamsia. Ketika dilakukan pengkajian dilapangan klien berusia 27 tahun. Hal ini
berarti usia tidak menentukan seseorang rentan terhadap terjadinya pre eklamsia.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dan individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti utnuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2009).
Menurut Wilkinson (2007), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien post sectio
caesarea dengan indikasi pre eklamsia berat adalah:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan, distensi kandung
kemih, agen cidera fisik.
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan imobilisasi post operasi, nyeri berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan sekunder akibat pembedahan.
c. Kecemasan berhubungan dengan faktor keturunan, krisis situasional, stress, perubahan status
kesehatan, perubahan konsep diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi.
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegunaan pergerakan
fisik gangguan rasa nyaman nyeri, intoleransi aktifitas.
e. Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan perpisahan dengan bayi.
f. Potensial terhadap perubahan peran orangtua yang berhubungan dengan transisi pada masa
menjadi orangtua dan perubahan peran.
g. Resiko terjadinya konstipasi berhubungan dengan menurunya aktifitas.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh tehadap bakteri sekunder
pembedahan, trauma pembedahan.
i. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah dalam pembedahan.
Diagnosa yang muncul pada Ny. M :