PENDAHULUAN
1
2
Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia, secara geografis
berada antara 110°45'15'' - 110°45'35'' Bujur Timur dan antara 7°36'00''-
7°56'00''Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota
Surakarta juga berada pada cekungan antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan
Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan
Solo.Dilihat dari aspek lalu lintas perhubungan di Pulau Jawa, posisi Kota
Surakarta tersebut berada pada jalur strategis yaitu pertemuan atau simpul yang
menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta (JOGLOSEMAR), dan jalur
Surabaya dengan Yogyakarta. Dengan posisi yang strategis ini maka saat inikota
Surakarta menjadi pusat bisnis yang penting bagi daerah kabupaten disekitarnya.
Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3
kabupaten.Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Boyolali,
sebelah timur dibatasi dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah
selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.
Sumber:Prihastomo, 2013
Gambar 1.2 Rencana Pengembangan Trem di Kota Surakarta
a. Pemilihan moda pembanding terdiri dari tiga moda yaitu: sepeda motor,
mobil pribadi dan bus Damri jalur A,
b. Responden dan wilayah penelitian adalah penduduk di daerah sekitar jalur
rencana pengembangan trem tahap 1 (ruas Jl. Dr. Radjiman–Jl. K.H. Agus
Salim) dengan radius luas area +500 meter,
c. Perhitungan biaya operasional kendaraan (B.O.K) dalam penelitian ini
tidak memasukkan variabel penyusutan (depresiasi) dari harga kendaraan,
d. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Stated Preference, yaitu
dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden dengan
menggunakan kuesioner dan dilakukan di rumah penduduk (home survey),
e. Model analisis yang digunakan adalah model pemilihan diskret dengan
Orderet Logit Model yang dianalisis dengan piranti lunakLimdep versi 7.0
dan dibantu dengan piranti lunak SPSS untuk melakukan uji statistika,
f. Penelitian ini bersifat tertutup atau mengabaikan interfensi moda lain yang
ada selain keempat moda tersebut (Independence of Irrelevant Alternatif),
karena pembatasan tersebut besarnya penurunan probabilitas jumlah
pemilih yang terjadi pada salah satu moda menjadi tambahan probabilitas
pada moda pembandingnya,
g. Penelitian ini menggunakan beberapa penyerdehanaan dalam penetapan
nilai atribut yang menggunakan nilai rata-rata, serta model yang dihasilkan
adalah model utilitas tanpa membedakan segementasi pasar berdasarkan
tingkat pendapatan penduduk,
h. Penelitian ini tidak melakukan desain teknis untuk trem (seperti: desain rel
trem dan tempat henti) dan pemodelan jaringan jalan.