Objektif Presentasi :
Deskripsi : Pasien laki-laki usia 56 tahun datang dengan keluhan muntah berdarah.
Muntah bercampur darah yang dialami os 2 jam sebelum masuk Rumah
Sakit. Keluhan ini sebelumnya sudah dialami os 2 hari ini. Frekuensi
muntah darah 3 x dalam sehari. Os merasakan nyeri pada ulu hati sejak
1 tahun ini. Namun memberat dalam 1 minggu ini. Nyeri ulu hati tidak
hilang walaupun os sudah makan. Keluhan nyeri menelan di sangkal
oleh os namun beberapa minggu ini os tidak selera makan. Riwayat
BAB berwarna kehitaman dialami os sejak 3 hari ini dengan frekuensi
>5 x dalam sehari konsistensi cair lebih banyak air dari pada ampas.
Riwayat BAB bercampur darah segar (-). BAB hitam pernah dialami 1
bulan yang lalu. selain itu os mengeluh lemas, kepala pusing, dan cepat
lelah dan sering mengkonsumsi obat penghilang nyeri yang di beli di
warung untuk mengobati keluhan os. BAK dalam batas normal.
1
Tujuan : Mengetahui penegakan diagnosis dan penatalaksaan Perdarahan Saluran
Makan Bagian Atas
Bahan Bahasan Tinjauan Riset Kasus Audit
: Pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan Email Pos
Membahas: Diskusi
2
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Pasien laki-laki usia 56 tahun datang dengan keluhan muntah berdarah. Muntah bercampur
darah yang dialami os 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan ini sebelumnya sudah
dialami os 2 hari ini. Frekuensi muntah darah 3 x dalam sehari. Os merasakan nyeri pada ulu
hati sejak 1 tahun ini. Namun memberat dalam 1 minggu ini. Nyeri ulu hati tidak hilang
walaupun os sudah makan. Keluhan nyeri menelan di sangkal oleh os namun beberapa minggu
ini os tidak selera makan. Riwayat BAB berwarna kehitaman dialami os sejak 3 hari ini
dengan frekuensi >5 x dalam sehari konsistensi cair lebih banyak air dari pada ampas.
Riwayat BAB bercampur darah segar (-). BAB hitam pernah dialami 1 bulan yang lalu. selain
itu os mengeluh lemas, kepala pusing, dan cepat lelah dan sering mengkonsumsi obat
penghilang nyeri yang di beli di warung untuk mengobati keluhan os. BAK dalam batas
normal.
Objektif :
Kesadaran : Compos Mentis (tampak sakit sedang)
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Nafas : 21 kali/menit, reguler
Suhu : 36,3 ⁰C
Status Generalis:
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, RC +/+
Paru : Suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- , suara napas tambahan (-)
Jantung : S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Inspeksi : bentuk perut datar dan simetris
Palpasi : soepel, nyeri tekan pada regio epigastrium
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
DRE : Massa (-), sfingter ani ketat, mukosa rektum licin, prostat normal, sulkus mediana
teraba, nyeri tekan (-), handscoen terdapat feses warna hitam.
Ekstremitas : Akral dingin, sianosis (-), CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium:
Darah rutin
Hemoglobin : 6,5 mg/dl
Eritrosit : 4.8 jt unit
Leukosit : 5000 mg/dl
Trombosit : 420.000 mg/dl
Hematokrit : 19,5%
3
Fungsi Ginjal
Ureum : 42,2 mg/dl
Creatinin : 0,97 mg/dl
Asam Urat : 6,3 mg/dl
Gula Darah Sewaktu : 107 mg/dl
Fungsi Hati
Bilirubin Direk : 0,08 mg/dl
Bilirubin Total : 0,55 mg/dl
SGOT : 50 U/L
SGPT : 24 U/L
Albumin : 3,3 g/dl
Total protein : 5,5 g/dl
Faal Hemostasis
Waktu perdarahan (BT) : 2 menit
Waktu pembekuan (CT) : 6 menit
Assesment :
PSMBA ec dd – Gastritis Erosiva
- Ulkus bleeding
- Tukak esofagus
Plan :
Penatalaksanaan :
Airway clear
Breathing clear
Circulation pasang infus
Dissability clear
Exposure clear
Pengobatan :
Pasang NGT terbuka
Puasa 8 jam
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
Inj. Omeprazole 1 vial/ 12 jam
Inj. Kalnex 1amp/ 8 jam
Inj. Vitamin K /hari
4
PERDARAHAN SALURAN MAKAN
BAGIAN ATAS (PSMBA)
1. Definisi
Perdarahan saluran makan bagian atas (PSMBA) adalah perdarahan yang bersal dari
2. Epidemiologi
penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak dari wanita. Insidensi ini meningkat sesuai
diketahui. Dari catatan medik pasien-pasien yang dirawat di bagian penyakit dalam RS
Hasan Sadikin Bandung pada tahun 1996-1998,pasien yang dirawat karena perdarahan
PSMBA sebesar 2,5% - 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bagian penyakit
dalam. Berbeda dengan di negera barat dimana perdarahan karena tukak peptik
hemoragika sekitar 25-30%,tukak peptik sekitar 10-15% dan karena sebab lainnya <
5%.
3. Etiologi
a. Varises esfagus
Secara pameriksaan endoskopi pada 277 penderita saat mereka masuk rumah sakit,
ternyata 152 penderita saat mereka masuk rumah sakit, ternyata 152 penderita
5
kasus diantaranya masih memperlihatkan perdarahan segar yang berasal dari pecahnya
b. Karsinoma esophagus
Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena dari pada hematemesis. Pada
endoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang hampir menutup esofagus dan
c. Sindrom Mallory-weiss
Muntah muntah yang hebat mungkin dapat mengakibatkan rupture dari mukosa dan
submukosa pada derah kardia atau esofagus bagian bawah, sehingga timbul
perdarahan. Karena laserasi yang aktif disertai ulserasi pada daerah kardia dapat timbul
perdarahan yang massif. Timbulnya laserasi yang akut tersebut dapat terjadi sebagai
Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermitten atau
kronis dan biassanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada
Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis erosive hemoragika ialah obat-obatan yang dapat
menimbulkan iritasi pada mukosa lambung ialah obat-obatan yang dapat menimbulakan
iritasi pada mukosa lambung atau obat yang dapat merangsang timbulnya tukak. Misalnya
6
beberapa jam setelah minum aspirin, obat bintang tujuh dan lain-lain. Obat-obatan seperti
itu termasuk golongan salisilat yang menyebabakan iritasi dan dapat menimbulkan tukak
multiple yang akut dan dapat disebut golongan obat ulserogenic drugs. Beberapa obat lain
b. Tukak lambung
Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama yang terletak di angulus
Tukak lambung yang besifat akut biasanya dangkal dan multiple yang dapat digolngkan
sebagai erosi. Umumnya tukak ini disebabkan oleh obat-obatan, sehingga timbul gastritis
erosive hemoregika.
c. Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di Indonesia sangat jarang, yang umunya datang berobat
sudah dalam fase lanjut dan sering mengeluh rasa pedih, nyeri diulu hati, serta merasa lekas
kenyang, badan menjadi lemah. Jarang sekali mengalami hematemesis, tetapi sering
a. Tukak duedeni
7
merasa nyeri dan perih di perut bagian atas agak ke kanan. Keluhan ini juga
dirasakan waktu tengah malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun. Untuk
mengurangi rasa nyeri dan pedih, penderita makan roti mari atau minum susu.
4. GEJALA KLINIS
1. Hematemesis
2. Hematochezia
bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna bahagian
3. Melena
atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon bahagian kanan dapat juga
menjadi sumber lainnya. (Porter, R.S., et al., 2008) Disertai gejala anemia, yaitu:
8
Tabel Membedakan PSMBA dengan PSMBB
PSMBA PSMBB
5. ANAMNESIS
diantaranya:
mendadak dan banyak, atau sedikit demi sedikit tetapi terus menerus, atau
menjadi lemah. Apakah perdarahan dialami pertama kali atau sudah pernah.
rasa nyeri atau pedih di epigastrium kemudian disusul dengan muntah darah.
umumnya sifat perdarahan timbul secara spontan dan massif. Darah yang
9
tercampur dengan asam lambung. Kepada penderita perlu ditanyakan apakah
misalnya pada peminum alcohol, wanita hamil muda. Hal ini perlu dipikirkan
6. PEMERIKSAAN FISIK
Yang pertama perlu diamati adalah keadaan umum, tekanan darah, nadi,
apakah sudah memperlihatkan tanda-tanda syok apa belum. Bila penderita sudah
Disamping itu perlu diamati kesadaran penderita, apakah masih kompos mentis
ataukah sudah koma hepatikum (pada penderita sirosis dengan perdarahan). Bila sudah
syok atau koma perlu maka segera diatasi komanya. Pada keadaan gawat penderita,
segala manipulasi yang tidak esensial hendaknya ditinggalkan dulu sampai keadaan
umum penderita membaik. Disamping itu, perlu diperhatikan apakah ada anemia.
diperhatikan gangguan faal hatiyaitu ada tidaknya foetor hepatikum, ikterus, spider
nevi, eritema Palmaris, liver nail, venektrasi disekitar abdomen, asites. Splenomegali,
edema sakrai dan pretibial, tanda endokrin sekunder pada kaum wanita (gangguan
menstruasi, atrofi payudara) dan pada kaum pria (ginekomasti, atrofi testis).
misalnya tukak peptic atau gastritis hemoragika, akan nyeri tekan di daerah
epigastrium. Dan apabila teraba suatu massa di epigastrium yang kadang-kadang terasa
10
nyeri tekan, kemungkinan besar adalah karsinoma dilambung sebagai penyebab
perdarahan.
7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
pemeriksaan golongan darah, hb, hematokrit, jumlah eritrosit, leukosit, trombosit dan
Dan pada penderita, yang diduga menderita sirosis hati dengan pecahnya
varises esofagus terutama dengan perdarahan massif, perlu sekali diperiksa apakah ada
Selain daripada itu, perlu dilakukan pemeriksaan biokimia darah, antara lain
terhadap faal hati pada penderita dugaan karena pecahnya varises esofagus, tes faal
ginjal untuk mengetahui ada tidaknya gangguan faal ginjal BUN, kreatinin serum
karena pada pasien PSMBA pemecahan darah oleh kuman usus alkan mengakibatakan
kenaikan BUN, sedangkan kreatinin serum tetap normal atau sedikit meingkat. bila
8. DIAGNOSA
angiografi.
11
Tabel Klasifikasi ktivitas perdarahan tukak peptic menurut Forrest
9. PENCEGAHAN
pada saluran pencernaaan bagian atas yang diakibatkan oleh beberapa kelainan yakni
kelainan pada esofagus,lambung dan duodenum. Oleh karena itu upaya preventif
dalam masalah melena adalah dengan mencegah seseorang agar tidak mengalami
kelainan-kelainan tersebut.
10. PENATALAKSANAAN
Pengobatan umum
Perdarahan dengan 500- 1000 cc perlu diberi cairan infuse, yaitu : dektrose 5%,
atau Ringer Laktat, atau NaCl 0.9%. Hanya kepada penderita sirosis hati dengan
asites / edema sabaiknya jangan memberikan cairan NaCl 0.9%. selain dari pada
bagi penderita yang memperlihatkan perdarahan masif / jatuh dalam syok, maka
12
bahwa darah yang keluar bila melebihi 50% dari volume darah di badan, akan
darah yang hilang, perdarahan masih aktif atau sudah berhenti, lamanya
darah pada perdarahan saluran cerna dipertimbangkan pada keadaan seperti ini:
2) Perdarahan baru atau masi berlangsung dan diperkirakan jumlahnya 1 liter atau
lebih
hematokrit < 30 %
hemodilusi dari cairan ekstravaskular 24-27 jam setelah onset perdarahan. Target
untuk usia muda dengan kondisi sehat cukup 20-25 % usia lanjut 30 %, sedangkan
b. Diet
terhenti. Setelah 24-48 jam perdarahan berhenti, dapat diberikan makanan cair.
Sebelum itu dapat diberikan batu es, selain untuk menjaga mulut jangan kering,
13
c. Obat obatan
Pemberian vitamin K pada pasien dengan penyakit hati kronis yang mengalami
Pengobatan kusus
a. Vasopressin
pembuluh darah splanknik, menyebabkan aliran darah dan tekanan vena porta
menurun. Terdapat dua bentuk sediaan, yakni pitresin yang mengandung vasopressin
murni dan preparat pituitary gland yang mengandung vasopressin dan oxcytocin.
dalam 100 ml dekstrose 5 %, diberikan 0.5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit dan
dapat diulang tiap 3-6 jam atau setelah pemberian pertama dilanjutkan per infuse 0.1-
0.5 U/menit. Vasopressin dapat menimbulkan efek samping serius berupa insufisiensi
nitrat, misalnya nitrogliserin iv dengan dosis awal 40mcg/ menit kemudian secara
b. Somastostatin
14
Somastotatin dapat menghentikan perdarahan akut varises esofagus pada 70-
80% kasus, dan dapat pula digunakan pada perdarahan non varises. Dosis pemberian
diawali dengan bolus 250 mcg/jam selama 12-24 jam atau sampai perdarahan berhenti,
oktreotide dosis bolus 100 mcg/iv dilanjutkan per infuse 25 mcg/jam selama 8-24 jam
tukak peptic ialah inhibitor pompa proton dosis tinggi. Diawali bolus omeprazol 80
ulang pada kelompok placebo 20% sedangkan yang diberi omeprazol hanya 4.2%.
suntik omeprazol yang beredar di Indonesia hanya untuk pemberian bolus yang bisa
digunakana per infuse ialah persediaan esomeprazol dan pantoprazol dengan dosis
sama dengan omeprazol. Pada perdarahan SCBA ini, antasida, sukralfat, dan antagonis
reseptor H2 masih boleh diberikan dengan tujuan penyembuhan lesi mukosa penyebab
d. Balon Tamponade
tube) yang mempunyai tiga pipa serta dua balon masing-masing untuk esofagus dan
lambung. Komplikasi pemasangan SB tube yang bisa berakibat fatal adalah pnemoni
15
aspirasi, laserasi sampai perforasi. Pengembangan balon sebaiknya tidak melebihi 24
jam dan dilakukan oleh tenaga medic yang berpengalaman dan observasi ketat.
e. Endoskopi
Terapi endoskopi ditujukan pada perdarahan tukak yang massif aktif atau tukak
pemakaian klip).
Berbagai cara endoskopi tersebut akan efektif dan aman apabila dilakukan ahli
endoskopi yang terampil dan berpengalaman. Endoskopi trapeutik ini dapat diterapkan
pada 90 % kasus perdrahan saluran cerna baggaian atas, sedangkan 10 % sisanya tidak
dapat dikerjakan karena alasan teknis seperti darah terlalu banyak sehingga
pengamatan terhalang sehingga pengamatan terhlang atau letak lesi tidak terjangkau.
Secara keseluruhan 80% perdarahan tukak peptic dapat berhenti spontan, namun pada
kasus perdarahan arterial yang bisa berhenti spontan hanya 30 %. Terapi endoskopi
yang relatif mudah dan tanpa banyak peralatan mendukung ialah penyuntikan
ml tiap kali suntik dengan batas dosis 10 ml atau alcohol absolud (98 %) tidak
melebihi 1 ml. penyuntikan bahan sklerosa seperti alcohol absolute atau polidokanol
umumnya tidak dianjurkan karena bahaya timbulnya tukak dan perforasi akibat
16
penghentian perdarahan bisa mencapai diatas 95 % dan tanpa terapi tambahan lain
osefagus. Dengan ligasi varises dapat dihindari efek samping akibat pemakaian
sklerosan, lebih sedikit frekuensi terjadinya ulserasi dan striktur. Ligasi dilakukan
mulai distal mendekati cardia bergerak spiral setiap 1-2 cm. dilakukan pada varises
yang sedang berdarah atau bila ditemukan tanda baru mengalami perdarahan seperti
bekuan darah yang melekat, bilur bilur merah, noda hematokistik, vena pada vena.
karena perdarahan yang massif, terus berlangsung, atau teknik tidak memungkinkan.
Sklerosan yang bisa digunakan antara lain campuran sama banyak polidokanol 3%,
NaCl 0,9%, dan alcohol absolute. Campuran dibuat sesaat sebelum skleroterapi
dikerjakan. Penyuntikan dimulai dari bagian paling distal mendekati cardia dilanjutkan
ke proksimal bergerak spiral sampai sejauh 5 cm. pada perdarahan varises lambung
kurang baik.
f. Terapi Radiologi
dan belum bisa ditentukan asal perdarahan, atau bila terapi endoskopi dinilai gagal dan
penyuntikan vasopressin atau embolisasi arterial. Bila dinilai tidak ada kontraindikasi
17
g. Pembedahan
radiologi dinilai gagal. Ahli bedah seyogyanya dilibatkan sejak awal dalam bentuk tim
18