Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN

DERMATITIS KONTAK
ALERGI

No.Dok :

SOP No. Revisi


Tanggal Terbit :
: 00

Halaman :
dr. H. Boedi Winoto
PUSKESMAS
NIP.
PLUMPANG 196407231996021001

1. Pengertian Dermatitis Kontak Alergi merupakan reaksi imunologis yang


cenderung melibatkan kulit sekitarnya dan dapat menyebar
pada area sekitarnya. Penampilan klinis DKA dapat bervariasi
tergantung pada lokasi dan durasi. Pada kebanyakan kasus,
erupsi akut ditandai dengan makula dan papula eritema,
vesikel, atau bula, tergantung pada intensitas dari resopn alergi.
Namun, dalam DKA akut di daerah tertentu dari tubuh, seperti
kelopak mata, penis, dan skrotum, eritema dan edema biasanya
mendominasi dibandingkan vesikel. Batas-batas dermatitis
umumnya tidak tegas.
DKA pada wajah dapat mengakibatkan pembengkakan
periorbital yang menyerupai angioedema. Pada fase subakut,
vesikel kurang menonjol, dan pengerasan kulit, skala, dan
lichenifikasi dini bisa saja terjadi. Pada DKA kronis hampir
semua kulit muncul scaling, lichenifikasi, dermatitis yang
pecah-pecah (membentuk fisura), dengan atau tanpa
papulovesikelisasi yang menyertainya. DKA tidak selalu
tampak eksema, ada varian noneksema yang mencakup
lichenoid kontak, eritema multiformis (EM), hipersensitivitas
kontak kulit seperti selulitis, leukoderma kontak,purpura
kontak, dan erythema dyschromicum perstans. Dari jumlah
tersebut, varian lichenoid dan EM terlihat paling sering.
Daerah kulit yang berbeda juga berbeda dalam kemudahan
tersensitisasi. Tekanan, gesekan, dan keringat merupakan
faktor yang tampaknya meningkatkan sensitisasi. Kelopak
mata, leher, dan alat kelamin adalah salah satu daerah yang
paling mudah peka, sedangkan telapak tangan, telapak kaki,
dan kulit kepala lebih resisten. Pemeriksaan penunjang berupa
uji tempel, uji provokasi.

2. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan petugas medis dan


paramedis , untuk melakukan penanganan pada pelanggan
dengan diagnosis dermatitis kontak alergika.

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Plumpang


Nomor..................
Tentang Penunjang Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas
Plumpang

Puskesmas Plumpang
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
3. FKUI. 2002. Buku Ajar Kulit Kelamin. Jakarta: Universitas
Indonesia
4. RSU dr. Soetomo. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kulit Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press

5. Prosedur / 1. Petugas melakukan komunikasi dasar dengan pelanggan


Langkah- 2. Petugas melakukan anamnesa
langkah 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan pencatatan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik di rekam medis.
5. Petugas merangkum hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada pelanggan.
6. Petugas menegakkan diagnosis dermatitis kontak alergika.
7. Petugas menyiapkan kertas resep ke Kamar Obat DKA:
salep hidrokortison.
8. Petugas memberi kesempatan kepada pelanggan untuk
mengungkapkan apa yang belum jelas.
9. Petugas mencatat pada rekam medis dan buku registrasi
harian.
10. Petugas mengakhiri penanganan pelanggan dengan
komunikasi penutup dengan ramah.

6. Diagram
Alir

7. Unit Terkait 1. Ruang Pelayanan Umum


2. Kamar Obat

8. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang di ubah Isi Perubahan Tanggal mulai
di berlakukan

Puskesmas Plumpang

Anda mungkin juga menyukai