Anda di halaman 1dari 10

Baju anti peluru (bullet proof vest) atau baju balistik (ballistic vest) ??

Baju “anti peluru” dibedakan menjadi dua, yaitu Soft Body Armor dan Hard Body
Armor.

Soft body armor

Dalam tugas keseharian atau dalam tugas penyamaran (undercover) polisi/detektiv


lebih mengutamakan baju anti peluru yang ringan.

Gambar: Bulletproff_vest

Gambar: ballistic_vest (didesain untuk warga sipil / penyamaran)

Soft body armor umumnya sekarang terbuat dari serat aramid (aramid fibres).

Gambar: ikatan molekul aramid

Gambar: Anyaman serat ini umumnya dikenal dipasaran dengan nama Kevlar

Satu lapisan Kevlar tebalnya kurang dari 1 mm , umumnya standar baju terdiri
hingga 32 lapisan dan beratnya bisa mencapai 10 kg.

Aramid (Kevlar)

Material ini ditemukan tahun 1964, oleh Stephanie Kwolek, seorang ahli kimia
berkebangsaan Amerika, yang bekerja sebagai peneliti pada perusahaan DuPont.
Gambar: Stephanie Kwolek

Aramid adalah kependekan dari kata aromatic polyamide. Aramid memiliki


struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang bagus (vibration
damping) , tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach) dan selain itu dapat
menahan panas hingga 370°C, sehingga tidak mudah terbakar.
Karena sifatnya yang demikian, aramid juga digunakan di bidang pesawat
terbang, tank, dan antariksa (roket).Produk yang dipasarkan dikenal dengan nama
Kevlar. Kevlar memiliki berat yang ringan, tapi 5 kali lebih kuat
dibandingkan besi.

Prinsip Kerja Baju Anti Peluru

Prinsip kerjanya adalah dengan mengurangi sebanyak mungkin lontaran


energi kinetik peluru, dengan cara menggunakan lapisan-lapisan kevlar untuk
menyerap energi laju tersebut dan memecahnya kepenampang baju yang luas,
sehingga energi tersebut tidak cukup lagi untuk membuat peluru dapat menembus
baju.

Dalam menyerap laju energi peluru, baju (kevlar) mengalami deformasi yang
menekan ke arah dalam (shock wave), tekanan kedalam ini akan diteruskan
sehingga mengenai tubuh pengguna.
Batas maksimal penekanan kedalam tidak boleh lebih dari 4,4 cm (44 mm).
Jika batasan tersebut dilewati, maka pengguna baju akan mengalami luka dalam
(internal organs injuries), yang tentunya akan membahayakan keselamatan jiwa.

Lihat gambar di bawah.

Gambar: Serapan laju energi peluru yang menyebabkan lapisan kevlar


mengalami deformasi.

Gambar: Deformasi kevlar yang menekan tubuh pengguna baju.

Analoginya seperti laju bola yang dapat ditahan oleh jaring gawang. Jaring
gawang terdiri dari rangkaian tali yang saling terhubung satu sama lain. Apabila
bola tertangkap oleh jaring gawang, maka energi laju (kinetik) bola tersebut akan
diserap oleh jaring gawang, yang menyebabkan tali disekitarnya bertambah
panjang (extend) dan kemudian tekanan (tarikan) tali akan dialirkan ke tiang
gawang.

Gambar diatas menunjukan bahwa anggapan pemakai baju anti peluru dapat
terhindar sepenuhnya dari cidera yang dihasilkan oleh tembakan adalah
salah !

Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa fungsi utama baju anti peluru hanyalah
untuk menahan peluru!! Sehingga peluru tidak sampai masuk kedalam tubuh
pemakai baju, yang dapat menyebabkan kematian.

Tidak jarang akibat “tekanan” yang ditimbulkan peluru tadi, pemakai baju akan
menderita luka memar (blunt force trauma) hingga patah tulang.

Gambar: blunt force trauma.

Tentunya cidera juga tergantung dari jenis baju yang digunakan. Ini menunjukkan
bahwa istilah baju/ rompi anti peluru (bullet proof vest) tidaklah tepat, istilah yang
benar adalah baju/ rompi balistik (ballistic vest) !

Hard Body Armor

Gambar: SWAT team.

Dengan menambahi soft body armor dengan lapisan tertentu, dapat dihasilkan
hard body armor.
Umumnya lapisan terbuat dari keramik ( Al2O3 ” Alumina”), lempengan logam
atau komposit.

Bentuknya yang tebal dan berat menjadikannya tidak comfort, hingga jarang
dikenakan dalam tugas keseharian. Hanya dalam tugas khusus yang beresiko
tinggi, seperti operasi militer atau operasi tim SWAT akan dikenakan.
Gambar: tentara Amerika

Gambar: SWAT team

Gambar: rincian baju anti peluru (hard body armor)

Gambar: Hard body armor

Tergantung lapisan yang dikenakan akan mempengaruhi tingkatan (level) body


armor.

Level Baju Balistik

Standar baju balistik yang paling banyak digunakan adalah standar NIJ (National
Institute of Justice) Amerika. Berdasarkan standar ini, baju balistik dibagi
menjadi beberapa tingkatan (level), yaitu level I, II-A, II, III-A, III, dan IV.
Level I adalah tingkatan yang terendah, baju hanya dapat menahan peluru yang
berkaliber (berdiameter) kecil.

Lengkapnya lihat gambar dibawah.


Gambar: tingakatan kemampuan baju balistik

Gambar: tingkatan kemampuan perlindungan terhadap terjangan peluru


Gambar: Level II Vest (5-YEARS-OLD) Shot from 18″ (46 cm)

Mulai level III baju akan dilengkapi dengan lempengan besi, sehingga mampu
untuk menahan shotgun!!

Gambar: Lempengan besi depan (kiri) dan belakang (kanan)

Gambar: Polster dari sejenis plastik (polymer) untuk mengurangi efek


“tekanan”(shock wave) peluru.
Gambar: Efek “tekanan” yang dihasilkan peluru, kiri baju tanpa polster, kanan
baju dengan polster.

Dengan menggunakan material yang sekarang, makin tinggi tingkat keamanan


yang diberikan (makin tinggi level), maka akan semakin tebal dan berat baju yang
harus dikenakan. Ini tentunya merupakan kekurangan dari material tersebut.

Atas dasar ini, pihak ilmuwan dan militer masih mengembangkan material baru
yang lebih ringan dan juga lebih kuat.

Material Lain

Selain kevlar, material lain yang tengah dikembangkan adalah:

Vestran

Vectran adalah polymer kristal cair (liquid crystal polymer). Seratnya memiliki
kekuatan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kevlar.

Gambar: vectran

Benang Laba-laba (Spider Silk)


Gambar: laba-laba dan jaring

Benang laba-laba terdiri dari ikatan molekul protein yang panjang. Benang ini
tidak hanya memiliki kemampuan dapat menahan beban yang ekstrem, tapi
juga sekaligus memiliki sifat elastis yang sangat tinggi, hingga kalau ditarik
dapat memanjang sebanyak 40%.
Sifat elastis ini berasal dari butiran-butiran cairan kecil yang terdapat pada
benang, yang kalau dilihat bentuknya seperti kalung mutiara atau tasbih.

Gambar: jaring laba-laba

Setiap butiran ini didalamnya memiliki reserve benang, bila ada mangsa yang
terjatuh kedalam jaring laba-laba, benang dalam butiran ini akan otomatis tertarik
keluar, sehingga jaring tidak akan putus!!

Gambar: Ikatan molekul benang laba-laba.

Gambar: Struktur benang laba-laba .

Kanada

Di Kanada perusahaan yang bergerak dalam bidang bioteknologi Nexia dan


militer Amerika telah berhasil mensintesa benang laba-laba dari susu kambing.
Kambing sebelumnya dimanipulasi
(transgenic) dengan genetik laba-laba, sehingga susu yang dihasilkannya
mengandung protein benang laba-laba. Dalam satu liternya terdapat 1-2 gram
protein benang.
Setelah diolah (wet spinning) dapat dihasilkan benang dengan ukuran diamater
10-60 mikro meter, replika ini tentunya masih jauh lebih besar dari benang
laba-laba asli yang memiliki diameter 2,5-4 mikro meter.

Benang laba-laba sintesis ini dinamakan biosteel.

Jerman

Di Jerman, Dr.Thomas Scheibel peneliti dari Universitas Munich (Technischen


Universität München) berhasil sebagai orang pertama di dunia yang dapat
memecahkan informasi yang terkandung dalam kode genetik benang laba-
laba, sehingga benang dapat diproduksi secara labor (buatan).

Dengan memanipulasi genetik bakteri (satu liter cairan bakteri), dapat dihasilkan
satu gram bahan pembuat benang (serbuk). Proses ini membutuhkan waktu
berhari-hari. Benang laba-laba ini dibuktikan hingga lima kali lebih kuat dari
kevlar (20 kali lebih kuat dari benang baja) dan tentunya juga lebih ringan.

Negara Jerman juga telah berhasil membuat mesin perajut benang laba-laba,
kemungkinan besar dalam beberapa tahun mendatang, akan terdapat dipasaran
baju balistik yang terbuat dari benang laba-laba.

Gambar: Dr.Thomas Scheibel

CNT (Carbon Nanotubes)

Kandidat material selanjutnya adalah CNT. Ditemukan tahun 1991 oleh Professor
Sumio Iijima dari Jepang.

Gambar: Professor Sumio Iijima.

CNT merupakan susunan unsur karbon (C) yang berukuran sangat kecil
“nano”(0,000 000 001) dan berbentuk seperti pipa (tube), yang dindingnya
tersusun seperti rumah lebah.
Diperkirakan material ini lebih kuat dibandingkan dengan benang laba-laba!!

Gambar: Tentara masa depan dengan nano teknologi.

Dengan demikian sudah saatnya untuk memikirkan teknologi dalam menghadapi


kemajuan militer ini. (far/ks)

Anda mungkin juga menyukai