RSU MOKOPIDO
TOLITOLI
OLEH:
WAHYUDDIN A TAHIR
NIM : 09096
AKADEMI KEPERAWATAN
TOLITOLI
2012
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 09096
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan
tim penguji sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan di Akper
Pemda Tolitoli.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli, setelah meneliti dan
mengetahui cara dan pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada An.M Dengan Kasus Diare Di Ruang teratai Anak Rumah Sakit
Umum Mokopido Tolitoli ” yang telah dipertanggung jawabkan oleh mahasiswa
atas Nama Wahyuddin A. Tahir, Nim 09096 pada hari jum’at tanggal 12 oktober
2012 maka atas nama panitia ujian Karya Tulis Ilmiah (KTI) Akper Pemda Tolitoli
menerima dan mengesahkan :
PANITIA UJIAN
…………………
…………………
Mengetahui
Seuntai kata umum singkat sangat bermakna, walaupun begitu sederhana namun
itulah ungkapan yang terindah yang terlahir dari kalangan jiwa
Alhamdulillahirabbil Alamin, kupanjatkan kehadirat-Mu illahirabbi yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Mu berupa kesehatan, kekuatan, kesabaran dan
ketabahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul :
“Asuhan Keperawatan Pada An. M Dengan Kasus Diare Di Ruangan Teratai Anak
RSU MOKOPIDO Tolitoli”
Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan
di Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mengalami hambatan baik dalam pengumpulan data, pemberian asuhan
keperawatan, serta dalam penyusunan baik itu berupa moral maupun material.
Namun berkat, bimbingan, arahan, serta motivasi dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan melepas segala ego,
perkenenkan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu St.F.Iriany Batalipu SKM. M.Si selaku direktur akademi keperawatan pemda
tolitoili dan selaku penguji satu dalam tim penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
telah memberikan arahan dan bimbingan selama proses ujian dan selama
mengikuti pendidikan di akper pemda tolitoli
2. Bapak dr. Kadir SpPD selaku kepala RSU Mokopido Tolitoli yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSU Mokopido
Tolitoli
3. Ibu Sova Evie Wd S.Kep Ns selaku pembimbing I, yang telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
4. Bapak Catur Aris S.st selaku pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penulisan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
5. Staf perawat di Ruangan Teratai Anak RSU Mokopido Tolitoli yang telah rendah
hati membantu penulis selama melakukan penelitian di ruangan tersebut.
6. Bapak/Ibu dosen dan staf Akper Pemda Tolitoli, yang telah memberikan bekal
ilmu, bantuan dan dorongan selama ini.
7. Keluarga khususnya Ayahhanda, Ibunda, Nenenk dan saudara-saudaraku yang
telah memberikan kesempatan serta kasih sayang, perhatian dan dukungan baik
moril dan materil yang tiada hentinya, serta do’a yang membuat penulis menjadi
menusia yang berarti seperti sekarang ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Akademi Keperawatan Pemda Tolitoli angkatan ke X
tahun 2009, anak-anak “TTC” yang telah mersama menikmati pahit manisnya
perjuangan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga keperawatan di
Kampus Akper Pemda Tolitoli.
9. Kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu lewat
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tiada terhingga,
semoga budi baik saudara mendapat balasan yang setimpal dari Allah S.W.T, amin
Tak ada gading yang tak retak, mungkin itu pepatah yang dapat penulis
ungkapkan, sebab penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masi jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan
koreksi yang sifatntya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat
kepada pembacanya dan khusunya kepada diri saya pribadi serta dapat menjadi
masukan kepada semua pihak.
Wassalam…..
Penulis
DAFTAR ISI
Halama
n
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………………….
.i
HALAMAN
PERSETUJUAN……………………………………………………………….. ii
HALAMAN
PENGESAHAN……………………………………………………………….. iii
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………
….. iv
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………………
… ix
DAFTAR
GAMBAR……………………………………………………………………………
…x
DAFTAR
LAMPIRAN…………………………………………………………………………
. xi
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………….
1. Latar
Belakang…………………………………………………………………………. 1
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………. 3
3. Tujuan………………………………………………………………………………
…..
1. Tujuan Umum…………………………………………………………………….. 3
2. Tujuan Khusus…………………………………………………………………… 4
3. Metode
Penelitian…………………………………………………………………….. 4
4. Manfaat
Penelitian……………………………………………………………………. 5
1. Konsep Medis……………………………………………………………………….
2. Pengertian…………………………………………………………………………..
7
3. Etiologi………………………………………………………………………………
.. 8
4. Patofisiologi……………………………………………………………………….. 9
5. Tanda dan Gejala…………………………………………………………….. 10
6. Penatalaksanaan……………………………………………………………… 11
7. Komplikasi……………………………………………………………………….. 17
8. Pemeriksaan diagnostik…………………………………………………… 18
9. Pencegahan…………………………………………………………………….. 19
1. Konsep tumbuh kembang anak……………………………………………. .. 19
2. Pengertian …………………………………………………………………….. .. 19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
1. Pengkajian……………………………………………………………………….. 28
2. Diagnosa Keperawatan……………………………………………………. 28
3. Rencana Tindakan…………………………………………………………… 30
4. Implementasi……………………………………………………………………. 40
5. Evaluasi…………………………………………………………………………….
40
1. Pengkajian…………………………………………………………………………
…… 41
2. Klasifikasi
Data………………………………………………………………………. 55
C. Analisa
data……………………………………………………………………………. 57
D. Diagnosa keperawatan……………………………………………………………
60
1. Perencanaan
…………………………………………………………………………. 61
2. Implementasi………………………………………………………………………
…… 70
G.
Evaluasi……………………………………………………………………………
…….. 70
H. Catatan Perkembangan…………………………………………………………..
77
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian…………………………………………………………………………
…… 83
2. Diagnosa……………………………………………………………………………
…… 84
3. C. Intervensi
………………………………………………………………………………. 88
4. D. Implementasi
…………………………………………………………………………. 89
5. Evaluasi keperawatan……………………………………………………………..
90
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
……………………………………………………………………………. 91
2. Saran ……. 93
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur < 2 tahun…….
12
Tabel 2.2: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun…….
12
Tabel 2.3: jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur >15 tahun
13
Tabel 3.9:
perencanaan…………………………………………………………………….. 61
Halaman
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila
dan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Diare : keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari
3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998).
Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. Penyakit gastroenteritis masih sering
menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam
waktu singkat. (Nursalam,2005).
Di Indonesia berdasarkan hasil survei awal dilapangan kasus diare pada tahun 2008
di Kabupaten Sambas terjadi 12.961 kasus pada semua golongan umur (23 per
1000 penduduk). Di Sulawesi tengah khususnya di Rumah Sakit Umum Mokopido
Tolitoli berdasarkan data dari Medical Record RSU Mokopido Tolitoli pada tahun
2010 tercatat jumlah penderita diare yaitu sebanyak 391 penderita untuk semua
golongan umur. Pada tahun 2011 jumlah penderita diare yaitu 371 penderita
dimana terdiri dari 100 orang penderita dewasa dan 271 penderita anak. Sedangkan
untuk bulan januari sampai dengan bulan juli 2012 jumlah penderita adalah 119
yang terdiri dari 29 dewasa dan 90 penderita dari kalangan anak-anak.
Untuk mencegah agar tidak terjadi seperti halnya yang diuraikan diatas maka
perlunya penanganan masalah diare secara maksimal salah satunya adalah dengan
pemberian asuhan keperawatan oleh karena pasien diare cenderung mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolityang mana keaadaan tersebut
dapat mengancam kehidupan pasien sehingga pemberian asuhan keperawatan yang
cepat, tepat dan efisien dapat membantu menekan angka kejadian dan kematian
pasien diare. Keadaan ini mendorong minat peneliti untuk meneliti penerapan
Asuhan Keperawatan Pada An.M dengan kasus diare di Teratai Anak RSU
Mokopido Tolitoli.
1. B. RUMUSAN MASALAH
1. C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
1. Tujuan Khusus
1. D. METODE PENELITIAN
1. Study kasus yaitu dengan menggunakan proses keperawatan tahap pengkajian
dengan cara :
1. Wawancara langsung dengan Tanya jawab pada klien dan keluarganya.
2. Obsevasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan
keperawatan
3. Melakukan pemeriksaan fisik
Yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang spesifik tentang
penyakitnya melalui pemeriksaan secara (head to toe)
1. Study dokumentasi
1. Study perpustakaan yaitu mempelajari buku, literatur dan data– data yang ada
relevansinya dengan karya tulis ilmiah ini
1. E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi institusi Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli
1. Institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana informasi dan menambah
pengetahuan tentang penyakit diare di masyarakat sehingga dapat
mengurangi/menekan angka kejadian penderita diare
1. Bagi peneliti
TINJAUAN TEORITIS
Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. (Hipocrates,
1985).
Diare adalah sebagai buang air besar yang tidak normal, bentuk tinja yang encer
dengan frekwensi lebih banyak dari pada biasanya (di bagian ilmu kesehatan anak
FKUI RCCMC).
Diare adalah keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak-anak. Konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiah, 1998).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair, setengah padat dengan demikian kandungan air pada tinja lebih
banyak dari pada biasanya (normal 100 – 200 ml) pertinja (Saifullah Noer, 1998).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari (WHO 1980
dikutip dari mansjoer arief, dkk 1999)
pada anak dengan konsistensi feces encer dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah, atau lendir saja.
1. 2. Penyebab / Etiologi
1. Diluar usus infeksi diluar usus tubuh manapun seperti pneumonia, infeksi
telinga, tonsillitisdapat menyebabkan mencret dalam stadium yang biasanya
ringan.
2. Didalam usus penyebab diare paling sering pada anak kecil adalah infeksi dengan
berbagai bakteri ini dapat terjadi karena infeksi oleh organisme disentri basiler,
bakteri disamping virus dan protozoa. Yang paling sering dijumpai dalam jumlah
besar yang berasal dari lingkungan kotor. Anak yang kurang gizi amat rentan
dalam periode bebas diare.
3. c. karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
4. Malabsorbsi lemak
5. Malabsorbsi protein
6. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
7. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Jarang tapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar.
1. 3. Patofisiologi
Diare disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Spesies tertentu bakteri
menghasilkan toksin yang mengganggu absorbsi usus dan dapat
menimbulkan sekresi berlebihan air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare, karena terjadi peningkatan isi rongga usus. Akibat
terdapatnya zat-zat makanan yang tidak dapat diserap menyebabkan peningkatan
tekanan osmotik di dalam usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguanmotalitas usus seperti hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare dan sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan sehingga menyebabkan diare (Sacharin, RM).
1. 4. Tanda dan Gejala
Secara klinis diare karena infeksi akut di bagi menjadi dua golongan.
Pertama koleriform dengandiare yang terutama terdiri atas cairan saja.
Kedua, desentriform, padsa diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang
darah. (mansjoer arief dkk.)
1. 5. Penatalaksanaan
1. Rehidrasi cairan
Jumlah cairan yang di berikan harus sama dengan jumlah cairan yang hilang
melalui diare dan/muntah (previous water loses= PWL), ditambah dengna
banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernafasan (normal water
loses=NWL), dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan
muntah yang masih terus berlangsung (concomintcnt water loses=CWL). Jumlah
ini tergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing anak atau
golongan umur. (mansjoer arief dkk.)
a) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur <2- tahun (BB 3-10 kg) sesuai
dengan derajatdehidrasi.
b) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg)
sesuai dengan derajatdehidrasi.
Table 2.2. anak umur 2-5 tahun (BB 10-15 kg)
1. Ringan 30 80 25 175
2. Sedang 50 80 25 155
3. berat 80 80 25 185
c) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur>15 tahun (BB 15-25 kg)
sesuai dengan derajat dehidrasi.
1. Ringan 25 65 25 115
2. Sedang 50 65 25 140
3. berat 80 65 25 170
Table2.4. penilaian derajat dehidrasi
No. Penilaian A B C
Pemberian cairan pada klien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
(1) Diare dehidrasi ringan
Diare dengan dehidrasi ringan ditandai dengan kehilangan cairan 5% dari berat
badan. Pada diare dengan dehidrasi ringan sudah Nampak tanda-tanda kekurangan
cairan yaitu penderita kekurangan nafsu makan dan aktifitasnya menurun. Cairan
untuk pengganti yang diperlukan untuk keadaan ini adalah elektrolit oral melalui
mulut dengan formula lengkap.
Diare dengan dehidrasi sedang ditandai dengan kehilangan cairan 6–10% berat
badan. Kasus ini memerlukan perhatian yang lebih khusus, pemberian oralit pada
penderita hendaknya dilakukan petugas kesehatan dari sarana kesehatan dan
penderita perlu diawasi beberapa jam lamanya (4-6 jam). Kalau penderita sudah
baik keadaannya boleh pulang dengan dibekali beberapa bungkus oralit.
Sedangkan kalau jatuh kedalam berat harus diupayakan pemberian cairan secara
parenteral. Bagi penderita yang boleh pulang agar diberi penyuluhan kepada orang
tuanya mengenai cara melarutkan dan pemberian oralit, juga agar ditekankan
bahwa pemberian oralit adalah pengganti cairan yang hilang bukan untuk
menghentikan diarenya dengan segera.
Pada umumnya cairan yang digunakan adalah Ringer Laktat (RL). Mengenai
pemberian cairan sebanyak beberapa yang harus diberikan tergantung pada berat
ringannya dehidrasi yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan dengan berat
badannya serta berat badan masing-masing anak dan golongan umur klien.
3) Diare perisisten
Akibat dari diare/kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebaga berikut :
1. 7. Pemeriksaan diagnosis
1. a. Pemeriksaan tinja : mikroskopis, pH, dan kadar gula jika di duga
ada intoleransi gula(sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
2. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, AGG dan elektrolit (terutama Na, K,
Ca, dan P seru pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab
secara kuantitatif dankuantitatif terutama pada diare kronik.
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan di curigai adanya infeksi
sistemik
1. 8. Pencegahan
1. Pemberian ASI saja dengan umur 4-6 bulan
2. Mencuci tangan sebelum dan susudah makan
3. Membuang tinja secara benar
4. Jangan makan sembarang makanan
5. Menggunakan air bersih dan dimasak untuk minum
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal dua tahun pertama dan
mampertahankan status gizi dan imunisasi.
7. B. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
1. 1. Pengertian
1. Faktor Keturunan/Herediter
1) Seks
2) Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan lebih besar dibanding anak Asia.
1. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Eksternal
2) Lingkungan Internal
a) Intelegensi
b) Hormon
c) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang lain seperti dengan ayah, ibu, saudara, teman
sebaya serta guru akan memberi pengaruh terhadap perkembangan emosi, sosial
dan intelektual anak. Cara anak berinteraksi dalam keluarga akan mempengaruhi
interaksi anak di luar rumah. Apabila keinginan anak tidak dapat terpenuhi sesuai
dengan tahap perkembangan tertentu dapat memberi pengaruh terhadap tahap
perkembangan selanjutnya.
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah
dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai
keunikan secara individual.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula
dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal di bawah ini:
1. Directional trends
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan
petunjuk atau gradienatau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi
neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
1. Sequential Trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui, maka sequence dari tumbuh
kembang tersebut dapat diprediksi. Dimana hal ini berjalan secara teratur dan
kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap fase ini. Setiap fase dipengaruhi
oleh fase sebelumnya, Misalnya: tengkurap – merangkak; berdiri – berjalan.
1. Sensitive Period
Ada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh – kembang dimana anak
berinteraksi, terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik, Masa-
masa tersebut adalah sebagai berikut :
1) Masa Kritis
Yaitu masa yang apabila tidak di rangsang/berkembang maka hal ini tidak akan
dapat di gantikan pada masa berikutnya.
2) Masa Sensitif
3) Masa optimal
Yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya.
Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-
bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan
yang optimal.
Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap
anak. Misalnya:
c) Dan sebagainya
Terdapat variasi yang besar, tetapi setiap anak akan melalui suatu ” milestone”
yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap tahap mempunyai
ciri tersendiri. Berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK pediatrik Sosial di Jakarta,
Oktober 1986, yaitu :
1. Masa Pranatal
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa sehingga
dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan
sistematik akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan
pasien serta memudahkan perumusan diagnosa keperawatan.
1. Diagnosa keperawatan
1. menurut Carpenito (2000) mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah :
“Pernyataan yang menjelaskan status kesehatan atau masalah aktual atau potensial.
Perawat menggunakan proses keperawatan dalam mengidentifikasi dan mensintesa
data klinis dan menentukan intervensi keperawatan, untuk mengurangi,
menghilangkan, atau mencegah masalah klien yang ada pada tanggung jawabnya”.
2. Doenges (1999) diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi,
memfokuskan, dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap
masalah aktual dan resiko tinggi. Label diagnosa keperawatan memberi format
untuk mengekspresikan bagian identifikasi masalah dari proses keperawatan.
3. NANDA mendefinisikan diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang
respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap mesalah kesehatan/proses
kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung
gugat perawat.
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan berdasarkan tanda dan
gejala-gejala yang ada yakni :
1) Diare berhubungan dengan malabsorbsi usus (doenges, Ed 3 1999)
5) Observasi TTV
Rasional :
1. Diagnose keperawatan 2
Rasional :
4) Cairan infus sangat baik, penting bagi yang mengalami defisit volume cairan
karena cairan langsung masuk ke pembuluh darah.
1. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi :
Rasional
3) Baju yang tipis dan menyerap keringat membuat klien merasa cerah sehingga
memberikan kenyamanan pada klien.
1. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi
3) Anjurkan pada orang tua klien untuk menghindari makanan yang berasa asam
dan merangsang.
Rasional
3) Makanan yang berasa asam dan yang mengandung gas akan meningkatkan
pH lambung.
1. Diagnosa Keperawatan 5
Intervensi
Rasional
1) Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dialami oleh orang tua
klien.
1. Diagnosa keperawatan 6
Gangguan rasa nyaman nyeri
Intervensi
Rasional
1. Diagnosa Keperawatan 7
Intervensi
Rasional
1) Memakai handschoen untuk mencegah terjadinya penularan pada orang lain.
1. Diagnosa Keperawatan 8
Intervensi
Rasional
1. Diagnosa Keperawatan 9
Intervensi
4) Anjurkan pada ibu agar selalu menjaga kebersihan daerah bokong dan anus.
Rasional
1. Diagnosa 10.
Tujuan :menunjukan berat badan yang stabil atau meningkatkan berat badan
sesuai sasaran dengan nilai laboratorium normal dan tidak ada malnutrisi
intervensi :
Rasional
1. Diagnosa ke 11
Intervensi
Rasional
1. 4. Implementasi
1. 5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
perawatan atau mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan
perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
1. Tujuan evaluasi
1) Tujuan tercapai.
BAB III
1. A. Pengkajian
Data umum
1. Identitas Klien
Nama : An.M
Umur : 12 Tahun
Agama : Kristen
Nama : Tn. M
Umur : 38 tahun
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : sanger/Indonesia
Pekerjaan : Swasta
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : BAB encer lebih dari 7 kali sehari
2. Riwayat keluhan utama
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di
rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua
klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak
makan mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli
diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang
tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Mokopido tolitoli pada
tanggal 20-07-2012, jam 23.00 wita
Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali sejak
pagi hari , klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan
anaknya muntah 1 kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit
seperti melilit, dirasakan pada seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang timbul,
skala nyeri 6.
1. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah
sakit dan di rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD, orang tua klien juga
mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada
riwayat alergi terhadap obat-obatan.
2) Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan
1) Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita
berak-berak namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan
bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obat-
obatan.
2) Genogram 3 generasi
A B
C D
Keterangan :
1. Data psikososial
Menurut ibu klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan
teman-teman di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan klien dan orang
tua klien dengan tenaga kesehatan baik.
Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena anaknya berak-berak
dan muntah tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. Ekspresi wajah
orang tua klien cemas. Orang tua kooperatif terhadap akan semua tindakan yang
dilakukan.
1. Riwayat spiritual
Orang tua klien beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan
ibadah setiap hari minggu.
Tabel 3.5. Pola kegiatan sehari-hari An.M dengan kasus diare derajat ringan
diruang teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
Frekwensi 3 x sehari
Minum :
2
Frekwensi minum Sering
Eliminasi
3
BAK :
Frekwensi 4 – 5 x/sehari
Bau Amoniak
BAB :
Frekwensi 1 – 2 x/hari
Warna Kuning
Konsistensi Lunak
Lanjutan tabel 3.5. pola kebiasaan sehari-hari An M kasus diare derajat ringan
diruang teraratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No
Pola kebiasaan Sebelum sakit
Tidur siang
Personal Hygiene
5
Mandi 2 x sehari
2 x sehari
3 x seminggu
Ganti pakaian
1. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : lemah
Tanda-tanda vital :
Suhu : 38oc
RR : 20 x/menit
BB sebelum masuk RS : 37 kg
BB masuk RS : 35 kg
2×12+9=33
= 33 kg
1. Head to toe
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa,Tidak ada nyeri tekan. Tidak ada
oedema
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris kiri kanan,Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak
ikterus, reaksi pupil terhadap cahaya isokor, pelebaran pupil simetris kiri kanan,
Mata tidak cekung, Tidak ada tanda-tanda peradangan pada konjungtiva
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa, Tekanan bola mata seimbang kiri
kanan fungsi penglihatan baik, lapang pandang normal.
3) Hidung
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada sinus
maksilaris, sinus edmodalis dan sinus frontalis, fungsi penciuman baik
4) Telinga
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan/massa. Tidak ada nyeri tekan pada tulang
mostoideus fungsi pendengaran baik
5) Mulut/Tenggorokan
Inspeksi : Selaput mukosa mulut Nampak kering, Lidah tidak kotor, Fungsi
mengecap dan mengunyah baik,Tonsil tidak meradang, mukosa bibir lembab
Palpasi : Tidak ada massa dan nyeri tekan.
6) Leher
Inspeksi : Tidak ada jaringan parut, tidak ada pembesaran pada leher.
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, teraba denyut nadi karotis dua
jari lateral sinistra adam apel.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada masa pada dinding dada.
8) Jantung
Inspeksi : bentuk dada piquen chest, tidak ada pembesaran pada salah satu
dinding dada.
9) Abdomen
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak teraba
adanya pembesaran limpa, Tidak teraba adanya massa.
10) Genetalia/Anus
11) Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Tonus otot :
Ekstremitas Bawah
Tonus otot :
5
1. Pemeriksaan Penunjang.
8. RDW 12,4 %
Jenis terapi/obat
1. cotrimoxazole 2 x 1 tablet/oral
2. Dialac 3 x 1gr/oral
3. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
4. Ketorolac 2 x 1 amp/IV
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
Ketorolac 2 x 1 amp/IV
2.
IVFD RL RL 28 tetes per
3.
1. Cefotaxim 2 x 1 gr/IV
1) Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
1. Data Objektif
2) Kesadaran : composmentis
BB saat sakit : 35 kg
Suhu : 38 oC
RR : 20 x/menit
Tabel 3.7. Analisa Data An.M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU
Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
No Symton Etiologi
Data Subjektif
1 Proses infek
- klien mengatakan BAB encer ± 4 kali tadi pagi
Data Objektif
- kesadaran : composmentis
- BAB encer ± 4
- Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
No
Symton Etiologi
Data Objektif
- Skala nyeri 6
- TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
No
Symton Etiologi
Data Subjektif
3 Kurang terpajan inform
- Orang tua klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit
penyakit anaknya
Data Objektif
Tabel 3.8. Diagnosa berdasarkan prioritas masalah An.M dengan kasus diare ruang
teratai anak RSU Mokopido Tolitoli tanggal 21/07/2012
1. 21 Juli 2012
Diare b/d proses infeksi
08.30 WITA
(NANDA 2009-2011. Hal 123)
08.30 WITA
3.
E. PERENCANAAN
Tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
TUJUAN INTE
TUJUAN INTERV
- DO: Rr:12-16x/menit
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
1. Mulai lagi pema
1. Terpasang IVFD RL 20 Tpm peroral secara b
2. WBC 19,5 103/mL tawarkan minum
1. hindari minuma
No
DX DIAGANOSA PERENCANA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERV
1. tarapi oral (cotrimoxsazole tablet
I dan dialac)
1. Observasi TTV
1. Kolaborasi pem
1. Cefotaxim
2. Dialac
No
DX DIAGANOSA PERENCANA
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERV
Lanjutan tabel 3.9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
DX DIAGANOSA KEPERAWATAN PEREN
TUJUAN IN
DO
No
DX DIAGANOSA KEPERAWATAN PERENCA
TUJUAN INTE
1. TTV 1. Observasi TT
II
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
1. WBC 19,5³m
1. Kolaborasi p
1. Ketorolac /IV
2. cefotaxim /IV
No PERE
dx
TUJUAN
Kurang pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
III kurang terpajan informasi tentang keperawatan selama 3 x 24 jam
penyakit klien dan keluarga menunjukan
pengetahuan tentang proses
Dengan data : penyakit dengan kriteria hasil
1. Kaji tin
dan kel
No PERENCANAAN
DIAGANOSA KEPERAWATAN
DX
TUJUAN INTE
- HR :102x/meni
09.20
No
Dx DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/ JAM IMPLEMENTAS
TANGGAL
HR : 102 kali/menit
10.05 1. Memberikan ob
12.00
1. Memberikan in
cefotaxim 1 gr/I
No
Dx DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/ JAM IMPLEMENTAS
TANGGAL
Data Objektif
- Ekspresi wajah
- WBC19,5³/m RR : 20x/men
1. Memberikan i
1 gr/Iv
2. Memberikan i
1 amp/IV
Data Objektif
1. Memberikan HE tenta
penyakit
No
Dx DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/ JAM IMPLEMENTAS
TANGGAL
diare.
SAP terlampir.
G. CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
08.00 S:
I Minggu 22 juli
2012 1. Klien mengatakan hanya BAB encer beram
2. Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi s
O:
1. KU : lemah
2. BAB 1 kali
3. Ekspresi wajah meringis
4. Skala nyeri 5
5. Terpasang IVFD RL 28 tpm
P : intervensi di lanjutkan
1. mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
R : intervensi di lanjutkan
08.30
08.35
08.40
08.40
09.00
12.00
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
S:
II Minggu 22 juli 08.00
2012 - Klien masih mengeluh sakit perut, nye
bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klie
O:
- TTV
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
1. Mengkaji nyeri
Hasil :
HR : 132 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
R : intervensi di lanjutkan
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
S:
III Minggu 22 juli 08.00
2012 1. Orang tua klien mengatakan sudah mengert
2. Orang tua klien tau dan mengatakan bahwa
O:
I:
E : masalah teratasi
R : intervensi di lanjutkan
lanjutan tabel 3.11. Catatan Perkembangan
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
S:
I Senin 08.30
- Klien mengatakan hanya BAB encer 1
23 juli 2012
- Klien mengatakan perutnya masih saki
O:
- KU : lemah
- Skala nyeri 4
P : intervensi di lanjutkan
1. mengobservasi TTV
HR :120x/menit
09.10 RR :20x/menit
SB :37ºc
12.00
E : masalah sebagian teratasi
R : intervensi di lanjutkan
12.05
Tanggal
08.30 S:
II Senin
- Klien masih mengeluh sakit perut saat
23 juli 2012 pada seluruh bagian perut, rasa nyeri yang d
O:
- Skala nyeri 3
- TTV
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
P: intervensi di lanjutkan
I:
1. Mengkaji nyeri
Hasil :
HR : 120 x/menit
SB : 37ºc
08.45 RR : 20x/menit
R: intervensi di lanjutkan
09.00
12.00
12.05
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
S:
I Selasa 08.00
- Klien mengatakan BAB lunak 1 kali se
24 juli
- Klien mengatakan perutnya sudah tida
2012
O:
- Ku : baik
- Klien santai
- TTV
ND :100x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
A: masalah diare berhubungan dengan prose
P: intervensi di hentikan
I:
E: masalah teratasi
R:
No Dx Hari/ Jam SO
Tanggal
II Selasa S:
08.00
24 juli 2012 - Klien mengatakan perutnya sudah tida
O:
- Klien tenang
- TTV
HR : 100 x/menit
SB : 36ºc
RR : 22x/menit
P: intervensi di hentikan
I:
E : masalah teratasi
R:
BAB IV
PEMBAHASAN
1. A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian ini harus
dilakukan secara komprenhensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial,
maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang klien, dan membuat perumusan masalah yang di alami klien.
1. Secara teori pada pasien diare di dapatkan data pasien BAB encer lebih dari 3 kali
pada bayi dan 4 kali pada anak, cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, bunyi
usus hiperaktif, nafsu makan berkurang atau tidak ada, mungkin di sertai darah
dan/lendir, makin lama warna tinja menjadi kehijau-hijauan, dehidrasi, turgor kulit
menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, suara menjadi
serak, takipnue, takikardia,
Hal ini terjadi karena dalam pengkajian pada An M denagn kasus diare penulis
tidak menemukan data-data tentang adanya penurunan turgor kulit, tulang pipi
menonjol, lidah menjadi kering, pasien cengeng, pasien gelisah, ujung-
ujung ekstremitas dingin
dan sianosis, gangguan biokimiawi seperti asidodis,takipnue, dan takikardia.
1. B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ini tidak diangkat kerena tidak di temukan data yang memungkinkan
untuk mengangkat diagnosa tersebut
Diagnosa hypertermi tidak di angkat karena suhu 38ºc yang di alami klien hanya
berlangsung beberapa saat saja.
Diagnosa kecemasan tidak diangkat karena kecemasan orang tua klien akan
teratasi setelah di berikan HE yang merupakan salah satu dari tindakan
keperawatan untuk diagnosa ke tiga yaitu diagnosa kurang pengetahuan.
Diagnosa ini tidak diangkat karena tidak ada data yang dapat dijadikan dasar untuk
mengangkat diagnosa tersebut.
1. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan frekwensi
BAB.
Diagnosa gangguan pemenuhan istirahat tidur tidak di angkat karena dari hasil
pengkajian klien tidak mengalami masalah dalam hal pemenuahan istirahat tidur.
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit tidak di angkat karena tidak di
temukan data yang dapat di jadikan rujukan untuk mangangkat diagnosa tersebut.
Diagnosa ini tidak di angkat karena penurunan berat badan yang di alami oleh
klien belum signifikan sehingga belum dapat dijadikan alasan yang kuat untuk
mengangkat diagnosa tersebut.
Berdasarkan diagnosa di atas kesenjangan yang terjadi adalah bahwa tidak semua
diagnosa yang ada pada teori juga terdapat pada studi kasus begitu pula sebaliknya.
Karena diagnosa keperawatan merupakan respon klien terhadap perubahan
patologis dan fisiologis, dimana perubahan itu timbul akibat dari proses penyakit
yang setiap orang akan mengalami suatu perubahan yang berbeda sehingga
kesenjangan antara teori dan studi kasus sangatlah mungkin terjadi
C. Intervensi
Dalam tahap ini penulis mendapatkan fakta bahwa tidak semua intervensi yang ada
dalam teori dapat di aplikasikan ke dalam praktek, begitupun sebaliknya intervensi
yang tidak ada dalam teori namun dapat di aplikasikan kedalam praktek. Seperti
yang penulis temukan dalam penelitian ini, bahwa antara teori dengan praktek
terdapat kesenjangan. Adapun kesenjangan dalam perencanaan tersebut adalah :
Pada diagnosa ini penulis menemukan kesenjangan antara intervensi yang ada
dalam praktek, namun tidak terdapat dalam teori. Kesenjangan tersebut adalah
Penulis menggunakan intervensi ini karena intervensi yang terdapat dalam teori
tidak sesuai dengan masalah yang dialami klien saat ini sehingga penulis
mengajukan intervensi kaji skala nyeri untuk menggantikan intervensi tersebut.
Intervensi ini penulis tambahkan karena penulis merasa dengan pemberian Health
Education akan menambah pemahaman klien dan keluarga tentang
penyakit diare dan dapat mengatasi masalah tersebut.
Kesenjangan antara intervensi yang ada dalam teori dan dalam study kasus terjadi
karena tidak selamanya intervensi yang ada dalam teori sesuai dengan kebutuhan
pasien, begitupun sebaliknya intervensi yang tidak ada dalam teori dapat
digunakan jika intervensi tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami pasien
1. D. Implementasi
1. E. Evaluasi
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi (teratasi pada hari selasa tanggal 24 juli
2012)
2. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus (teratasi pada hari selasa tanggal
24 juli 2012)
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang
penyakit (teratasi pada hari minggu tanggal 22 juli 2012).
1. I. IDENTITAS
Nama : WAHYUDDIN ABDULLAH TAHIR
Nim : 09096
Agama : Islam
@mail : Wahyu_f2wz@yahoo.com
Hp : 085340047540
PENUTUP
1. A. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan langsung pada klien An.M dan uraian
dari bab ke bab sebelumnya, maka penulis dapat menulis beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. 1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian pada klien An M dan keluarganya pada tanggal 21 juli 2012
di dapatkan data antara lain BAB encer ±4 kali, konsistensi feces cair bercampur
lendir, feces berwarna kuning kecoklatan, klien juga mengeluh sakit perut, orang
tua klien mengatakan anaknya muntah1 kali, orang tua klien mengatakan klien
menolak untuk makan, berat badan sebelum sakit 37 kg, berat badan sat sakit 35
kg, ND: 102xper menit, SB: 38ºc, RR: 20x per menit, terpasang IVFD RL 28 tpm.
1. 2. Diagnosa
Dalam menegakan diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada kondisi klien saat
ini, dan disesuaikan dengan konsep teori yang ada. Dari hasil analisa data yang di
temukan, di rumuskan 3 diagnosa keperawatan yaitu : diare berhubungan dengan
proses infeksi, nyeri berhubungan denganhiperperistaltik usus, kurang
Pada tahap perencanaan kasus diare terdapat beberapa kesenjangan yang terjadi
sebagai akibat perubahan respon klien sebagaimana yang terdapat pada pengkajian.
Dengan adanya perubahan tersebut maka perencanaan yang disusun berubah
dengan beberapa penambahan yang disesuaikan dengan diagnosa yang muncul.
1. 4. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan secara umum penulis dapat merealisasikan rencana yang
telah di susun berdasarkan masalah yang muncul pada klien. Hal ini terwujud
berkat kerjasama, dukungan, serta sikap yang koomperatif dari klien, keluarga,
perawat ruangan dan profesi kesehatan lain yang ada di ruangan.
1. 5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria hasil yang di tegakan maka
penulis menganalisa bahwa semua masalah yang di alami klien sudah teratasi. Hal
ini dapat terwujud karena tindakan yang bersifat kausal terhadap sumber penyakit.
1. B. Saran
2. Rumah Sakit Umum Mokopido Tolitoli
Perlunya penambahan jumlah tenaga perawat dan tenaga lainya, agar semua
petugas di tiap-tiap ruangan dapat bekerja sesuai dengan proporsinya masing-
masing sehingga perawat di ruangan dapat memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap pasien-pasien dengan kasus diare.
1. Institusi Pendidikan
Dengan adanya bimbingan yang dilakukan oleh perawat dan peneliti selama proses
pemberian asuhan keperawatan, diharapkan klien dan keluarga mandiri dalam
mencegah, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan baik bagi diri, keluarga
maupun lingkungan, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
1. Peneliti
1. Merupakan pengalaman yang tak terhingga yang dapat meningkatkan secara
khusus kualitas peneliti sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Akper, Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Akper Pemda Tolitoli, 2012
Judith M, Buku saku diagnosis keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC, ed.
7 jakarta EGC,2007
Mansyoer Arif. Dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, 1999, edisi 2 Jilid 1 –
2.
www.gooogle.com(http://adf.Iy/1487760/banner/http://mydocumentku.blogspot.co
m/2012/06/kti-diare.html)/29-07-2012
www.google.com (http://hudenizia.blogspot.com/2010/12/kti-keperawatan-anak-
dengan-diare.html)12/10/07
http://www.google.com(http://skripsikti.blogspot.com/2011/07/kti-gambaran-
kejadian-diare-balita.html)12/10/07
www.google.com(http://suryaadinata.2011.proposaldiaretakasima.blogspot.coma
rchive.html)12/10/07
www.google.com(Hendra_tolen,2012http://2012.cityselatiga.blogspot.com/2012/0
5/penyakit-diare.htm)12/10/07
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT DIARE
OLEH:
WAHYUDDIN A TAHIR
NIM : 09096
AKADEMI KEPERAWATAN
TOLITOLI
2012
Waktu : 25 menit
1. MATERI PENYULUHAN
1. Pegertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala penyakit diarel
4. Cara mengatasi diare
5. Cara mencegah penyakit diare
1. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. MEDIAN DAN ALAT PERAGA
leaflet
- menjawab
MATERI PENYULUHAN
DIARE
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari dengan/tanpa darah dan
atau lendir dalam tinja.
Muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila banyak kehilangan
cairan dan elektrolit terjadilah dehidrasi. Berat badan menurun, pada bayi ubun-
ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir
kering, mata cekung, denyut nadi sangat cepat.
600-800
1–4 1 gelas
800-100
5 – 12 1
1 /2 gelas
1200-28
Dewasa 3 gelas
Catatan: 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2
hari.
Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, anak lebih tua
berikan beberapa teguk. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan
cairan lebih sedikit.
Dibuat dengan cara air matang sebanyak 5 gelas dicampur dengan 8 sendok teh
gula dan ½ sendok teh garam.
4. Beri makanan untuk cegah gizi : teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan :
- berikan bubur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan.
1. Segera bawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita sebagai berikut :
1. Buang air besar cair sering kali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah
7. Bagaimana Cara Mencegah Diare.
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.
2. Mencuci tangan.
3. Membuang tinja secara benar.
4. Jangan makan sembarang makanan.
5. Menggunakan air bersih untuk minum.
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan
status gizi, dan imunisasi.