Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT

RABIES SWINE AVIAN NIPAH JE EBOLA ORF


INFLUENZA INFLUENZA
Causa disebabkan oleh virus Disebabkan oleh Disebabkan oleh Disebabkan oleh virus Disebabkan oleh virus Disebabkan oleh Ebola disebabkan oleh virus dari
rabies yang masuk ke virus H1N1virus dari virus H5N1virus nipah yang merupakan Japanese encephalitis virus yang termasuk genus virus parapox dari
genus Lysavirus familly family influenza tipe A dari virus RNA dan yang ditularkan dalam famili Filoviridae keluarga virus Poxviridae.
Rhabdoviridae yang Orthomyxomiridae family termaksud dalam dan merupakan virus grup DNA virus.
melalui nyamuk
memiliki satu utas tipe A Orthomyxomiridae genus mobilivirus, RNA beruntai negatif dan
negatif RNA yang tidak dan bersifat ssRNA. famili paramyxovirus terinfeksi. Virus JE tidak bersegmen
bersegmen termasuk famili
Flavivirus, virus ss-
RNA

Sifat agen  Stuktur virus tersusun  Virus beramplop  Dapat bertahan  Tidak dapat bertahan rentan terhadap Memiliki garis tengah 800  tahan terhadap
dari envelop yang dengan lipid hidup dalam feces pada bahan pelarut berbagai pengaruh nm dan panjang pemanasan pada suhu
terdiri dari bilayer selama 35 hari pada lemak seperti eter, desinfektan, deterjen, mencapai1000 nm. 50°C selama 30 menit
matriks/membran  Mempunyai suhu 4oC dan pada formalin dan detergen. pelarut lemak dan Virus Ebola relatif stabil  tahan terhadap proses
glicoprotein morbilitas tinggi suhu 37oC dapat  Tidak tahan terhadap enzim proteolitik. pada suhu 20 °C, tetapi pembekuan dan pencairan
 Tidak tahan terhadap dan mortalitas bertahan hidup pH asam dan Infektivitasnya paling menjadi inaktif pada suhu dan juga tahan terhadap
panas rendah selama 6 hari. pemanasan pada suhu stabil pada pH 7-9 60 °C selama 30 menit. getaran ultrasonik,
 Tidak tahan pada pH  Virus dapat  Virus tidak tahan 51 c selama< 1 jam dapat diinaktifkan oleh Virus Ebola dapat inaktif  tidak tahan terhadap sinar
>10 dan tahan pada bertahan 30 hari panas. Pada daging  Stabil pada kondisi radiasi oleh sinar ultraviolet, ultra violet
pH <4 setelah infeksi dan akan mati pada suhu – 70 c dan pada elektromagnetik, eter, sinar gama, pelarut lemak, tidak tahan terhadap
kembali sembuh suhu 80 0 C selama pH 7-8 dan natrium beta propiolakton serta chloroform, tetapi sedikit
dengn klinis 1 menit. Pada telur deoksikolat desinfektan seperti tahan terhadap ether
normal akan mati pada hipoklorit dan fenol.
suhu 64 0 C selama
4,5 menit.
 Peka terhadap
pelarut lemak
Gejala klinis
 Hewan  fase prodromal hewan Demam, anoreksia • Kematian pada babi  Stadium prodormal: 2- menunjukkan gejala Gejala nya yaitu lesi-lesi
mencari tempat- sebelum terjadi mendadak menyebabkan gejala 3 hari, mulai dari seperti demam disertai terutama pada kulit di
tempat yang dingin penurunan berat • Kelemahan,cangka klinis yang biasa timbulnya keluhan perdarahan sekitar bibir/mulut. Lesi-
dan menyendiri, badan, tidak aktif, ng telur lembek, dikenal sebagai sampai timbulnya hebat dan menyeluruh, lesi ini diawali dengan
tetapi dapat lebih pernapasan diare profus, keluar sindrom pernafasan gejala SSP. demam, tidak ada nafsu makan, bintik-bintik merah yang
menjadi agresif dan abdominal yang tidak leleran dari hidung dan neurologis serta nyeri kepala dengan muntah, kemudian berubah
nervous. Reflek teratur, keluar cairan dan mulut sindrom babi atau tanpa menggigil. pembengkakan limpa dan menjadi vesikel dan
cornea mata dan hidung. • Pial dan gelambir menggonggong.  Stadium akut : selama penurunan bobot hidup. pustula (pernanahan).
berkurang/hilang, mengalami 3-4 hari, ditandai Pendarahan dapat terjadi lesi-lesi ini terlihat
pupil meluas dan pembengkakan dan dengan demam tinggi pada kulit, saluran sebagai tonjolan-tonjolan
cornea kering. berwarna kebiruan yang tidak turun pencernaan berkerak. Pada kasus
 fase exitasi hewan (sianosis).  Stadium sub akut: 7- atau selaput lendir. Bila berat akan bercampur
akan menyerang siapa • Edema bawah kulit 10 hari, pneumonia gejala berlanjut dapat dengan nanah dan
saja yang ada sekitar leher sering ortostatik, infeksi menyebabkan shock dan menutupi seluruh
disekitamya dan pula dijumpai pada saluran kemih (ISK), hipotermia, serta berakhir permukaan mulut; mulut
memakan barang penyakit AI. dan dekubitus. dengan kematian menjadi bengkak disertai
yang aneh-aneh. Mata • Pendarahan meluas  Stadium konvalenses: bau busuk . tonjolan-
mejadi keruh dan atau bintik-bintik berlangsung lama, 4-7 tonjolan berkerak tersebut
selalu terbuka. sering dijumpai minggu dan ditandai dapat juga terlihat pada
 Pada phase paralisa pada mukosa dengan kelemahan, bagian-bagian tubuh
cornea kering, mata trakea, letargi, gangguan lainnya seperti di sekitar
terbuka dan kotor, proventrikulus, koordinasi, tremor dan hidung, sekitar mata,
semua reflek hilang usus, lapisan lemak, neurosis. telinga, perut/kulit di
dan mati. otot dada dan kaki. lipatan perut, kaki,
ambing, puting susu atau
vulva.
 Manusia Demam, mual, rasa Demam, gangguan Flu pada umumnya, terjadinya radang pada menimbulkan gejala ditandai dengan demam, Pada manusia gejala
nyeri di tenggorokan keseimbangan, nyeri yaitu demam, sakit salurn pernapasan, dan ringan seperti menggigil, lemas, lesu, klinis berupa lepuh pada
sehingga takut untuk pada persendian, tenggorokan, batuk, terjadinya batuk yang demam flu biasa mual,pegal-pegal, tangan dan lengan. Lesi
minum, gelisah, takut air muntah dan ber-ingus, nyeri otot, menyerupai influenza sampai berat, bahkan anoreksia, muntah, perut kemudian mengering dan
(hidrofobia), takut hilangnya kesadaran sakit kepala, dan disertai dengan kematian. Pada kasus nyeri dan diare, sesak mengeras setelah 2-3
cahaya (fotofobia), dan dapat diakhiri lemas, dan dalam demam tinggi yang berat terjadi napas dan batuk, edema minggu.
hipersalivasi. dengan kematian. waktu singkat dapat mendadak dan juga kelumpuhan dan konjungtivitis dan
menjadi lebih berat nyeri pada otot keterbelakangan kelainan neurologis
dengan terjadinya mental/penurunan seperti sakit kepala,
peradangan inteligensia. kejang dan koma yang
di pcru-paru dapat disertai dengan
(pneumonia) gangguan metabolik yang
parah, penggumpalan
pembuluh darah yang
tidak diketahui
penyebabnya
(koagulopati) dan
berakhir dengan kematian
yang biasanya terjadi
pada minggu kedua
Cara Penularan melalui Kontak langsung  Cairan/ lendir yang Penularan penyakit ini Virus tersebut penularan ke manusia  Penyakit orf menular
penularan gigitan hewan penular dengan hewan berasal dari lubang melalui rute inhalasi, disebarkan oleh diakibatkan oleh kontak secara kontak langsung
 Hewan- rabies yang terinfeksi penderita, melalui hidung, mulut, aerosol atau terhadap nyamuk. nyamuk yang dengan hewan atau maupun tidak langsung .
manusi rabies, atau melalui aerosol mata cairan ekskres paling sering manusia dan bangkai penyakit terjadi karena
 Manusia- jilatan hewan yang (konjungtiva), dan ditemukan sebagai hewan yang terinfeksi terjadinya kontak antara
hewan terinfeksi pada luka lubang anus (tinja) hewan ke manusia: vektor ialah Culex menginfeksi subjek hewan peka dengan alat,
terbuka manusia dari unggas yang adanya kontak tritaeniorhynchus yang melalui lingkungan yang tercemar
sakit ke langsung dengan babi dapat menularkan kontak dengan cairan virus orf. virus masuk ke
lingkungan. yang terinfeksi virus JE baik ke tubuh atau sekret dalam tubuh melalui luka-
 Kontak langsung manusia maupun ke pasien terinfeksi dan luka kecil pada kulit
dengan ayam sakit hewan peliharaan didistribusikan melalui  menular ke manusia
 Kontak langsung lainnya sirkulasi. (zoonosis) lewat luka
dengan pakan, air abrasi, atau saat memerah
minum, dan susu, atau karena
peralatan kelalaian pada saat
peternakan, rak melakukan vaksinasi.
telur, keranjang
ayam dan alat
transportasi yang
tercemar AI
Cara  Mengontrol lalu lintas  Vaksinasi pada  Tempatkan unggas membentuk sistem  Penyakit ini dapat  Mencuci tangan dengan  pemeliharaan sanitasi
pencegahan kucing, anjing kera di babi di kandang. kewaspadaan dini dicegah dengan sabun dan air atau kandang dan lingkungan,
dan daerah bebas rabies.  Menerapkan Jauhkan dari yang sesuai agar dapat imunisasi. pembersih tangan  penggembalaan hewan
pennggulan  Melaksanakan prinsip sanitasi dan binatang liar dan terhindari  menghindari paparan berdasar alkohol sehat bersama-sama
gan vaksinasi terhadap hygiene secara batasi akses  hindari kontak nyamuk, khususnya pembersih dengan hewan sakit atau
setiap anjing, kucing benar manusia yg masuk langsung dengan pada malam hari.  Menghindari kontak pada tempat bekas hewan
dan kera, dalam jarak  Vaksinasi unggas hewan yang terinfeksi  pemberantasan larva dengan darah dan cairan penderita .
minimum 10 km domestik sacara  isolasi peternakan nyamuk Culex dengan tubuh.  Diberikan autovaksin.
disekitar lokasi kasus tepat. yang terdapat hewan cara melakukan  Jangan bersentuhan /
 melaksanakan  Menerapkan terinfeksi pengaturan pengaliran kontak dengan darah atau
observasi hewan prinsip sanitasi  hewan terinfeksi air sehingga larva cairan tubuh orang yang
menderita rabies, secara benar segera dilakukan terbunuh. terinfeksi (seperti
selama 10-14 hari.  Hindari eutanase  pembangunan pakaian, selimut, jarum,
Hewan yang mati transportasi orang  menjauhkan tempat kandang babi yang dan peralatan medis ).
selama observasi harus & hewan hidup pemeliharaan babi jauh dari perumahan c.
diambil spesimenuntuk bersama-sama, .
dikirimkan ke terutama unggas
laboratorium terdekat gunakan kendaraan
untuk diagnosa. pengangkut yg
bersih / telah
desinfeksi

Anda mungkin juga menyukai