PENDAHULUAN
Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap
komponen yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat
dicapai dengan melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi
kimia, reaksi tersebut harus reversible pada suhu tinggi, sehingga solute
dapat diambil lagi dari absorben.
Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya
absorben bersama gas.
Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi,
Kolom absorpsi adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses
pengabsorpsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di
kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan melewatkan zat yang
terkontaminasi oleh komponen lain dan zat tersebut dilewatkan ke kolom ini
dimana terdapat fase cair dari komponen tersebut.
Gambar 1 Kolom
Struktur kolom absorpsi : absorpsi
Bagian atas : Input larutan NaOH sebagai tempat masuknya cairan ke
dalam reaktor.
Bagian tengah : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh
sehingga mudah untuk diabsorpsi.
Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.
1. Konfigurasi reactor akan berbeda dan disesuaikan dengan sifat alami dari
pelarutyang digunakan
2. Aspek Thermodynamic (suhu dekomposisi dari pelarut),Volalitas
pelarut,dan aspek kimia/fisika seperti korosivitas, viskositas,toxisitas, juga
termasuk biaya, semuanya akan diperhitungkan ketika memilih pelarut
untuk spesifik sesuai dengan proses yang akan dilakukan.
3. Ketika volalitas pelarut sangat rendah, contohnya pelarut tidak muncul
pada aliran gas, proses untuk meregenerasinya cukup sederhana yakni
dengan memanaskannya.
Pada umumnya, campuran gas yang masuk kedalam kolom absorpsi terdiri
atas komponen yang dapat diserap dan gas inert (sukar bereaksi), sedangkan cairan
yang digunakan bersifat tidak melarut dalam fasa gas. Perpindahan massa solut dari
gas menuju cairan terjadi dalam tiga langkah perpindahan; transfer massa dari
badan utama gas ke suatu fase antarmuka, transfer massa melalui bidang antarmuka
ke fase kedua, dan transfer massa dari antarmuka ke badan utama cairan.
Dari gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa pada kondisi awal, konsentrasi
A dalam badan utama gas adalah yAG fraksi mol. Ketika mulai terjadi kontak dengan
cairan, konsentrasi A di daerah interface menurun hingga yAi dan pada cairan
(liquid) terjadi penurunan konsentrasi A, dari xAi pada interface menjadi xAL dalam
badan utama cairan. Dan sebagai syarat terjadinya perpindahan massa, konsentrasi
awal yAG dan xAL tidak berada dalam keadaan setimbang.
y AG
x Ai Liquid
y Ai
x AL
Jarak
Adalah tipe umum ketiga dari peralatan transfer massa. Pada jenis ini
terdapat suatu kontak arus berlawanan yang kontinyu antara dua fasa yang
imisibel. Menara-menara ini merupakan kolom-kolom vertikal yang telah
diisi dengan packing seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Bahan untuk packing ini sangat bervariasi, mulai dari packing keramik
dan plastik yang didesain secara khusus, seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah ini
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : Tabung gas CO2
yang dilengkapi pengatur tekanan,kolom absorber serta alat-alat penunjang yang
lain seperti labu ukur, botol semprot,gelas kimia,corong dan pipa kecil untuk
pengisi peralatan analisa.
2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : udara, CO2,
air, akuades dan larutan NaOH 1 N.
2.3. ProsedurPercobaan
2.3.1. Pembuatan Larutan NaOH 1 N
1. Menimbang kristal NaOH sebanyak 40 gr.
2. Melarutkan kristal NaOH tersebut dalam gelas kimia dengan
aquadest.
3. Setelah kristal NaOH larut, dipindahkan ke dalam labu ukur 1000 ml
dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas.
4. Kemudian labu tersebut diaduk agar NaOH larut dalam aquadest
secara merata.
2.3.2. Pelaksanaan Percobaan
Langkah-langkah pelaksanaan percobaan sebagai berikut:
1. Mengisi Hempl analisis dengan larutan NaOH 1 N sampai batas 0
ml
2. Menyalakan alat kemudian mengatur laju alir udara dan air
3. Mengatur arah aliran valve untuk S1, S2, dan S3
4. Membersihkan sisa gas yang terdapat pada saluran pengambilan
sampel dengan cara menghisap saluran itu menggunakan piston dan
mendorong/ mengeluarkannya ke atmosfer.
5. Menghidupkan gas CO2 dan kemudian mengatur laju alirnya
6. Melakukan penyerapan pada piston sebanyak 40 ml
7. Menunggu selama waktu yang telah ditentukan
8. Mengontakkan CO2 yang terserap ke NaOH
9. Menarik piston dan menghitung kadar CO2 yang terserap
S2
C2 = Pengatur kecepatan alir udara
C3 = Pengatur kecepatan alir CO2
C4 = Pengatur outlet air
F1 S1 = Valve pada posisi kolom atas
C1
S2 = Valve pada posisi tengah kolom
S3
F3
S3 = Valve pada posisi kolom bawah
F2
C4
C3 C2
C4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.5 S1
S2
1
S3
0.5
0
0 10 20 30 40 50
Gambar 3.1 Kurva Hubungan Laju Udara dan Penyerapan CO2 pada S1, S2
dan S3
Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa volume gas CO2 yang terabsorpsi (V2) lebih
banyak pada valve S3 dengan kecepatan alir udara 20 L/menit, 30 L/menit
dibandingkan dengan kecepatan alir udara 40 L/menit. Hal ini disebabkan karena
posisi S1 berada di menara isian bagian atas, sehingga gas CO2 yang di alirkan dari
bawah menara isian sedikit yang sampai pada S1, maka gas CO2 yang terserap hanya
sedikit. Sedangkan pada posisi S2 yang berada di menara isian bagian tengah, gas
CO2 yang diserapnya lebih besar dibanding penyerapan pada S1, disebabkan jumlah
gas yang di alirkan dari bawah menara isian sama dengan jumlah air yang dialirkan
dari atas menara isian, sehingga banyak gas yang diserap oleh air. Dan pada posisi
S3 yang berada di menara isian bagian bawah, gas CO2 yang diserapnya lebih
banyak dibanding S1dan S2. disebabkan posisinya yang dekat dengan pemasukan
gasnya.
3.2 Fraksi mol dan fraksi volume CO2 yang diambil dari valve S3
Untuk mengetahui berapa fraksi mol dan fraksi volume CO2 yang diserap dari
dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Hasil percobaan fraksi mol dan fraksi volume CO2 dari valve S3
Pembacaan Gas Masuk Saluran dari Bawah Kolom
Perhitungan
Dari Flowmeter Dari Peralatan Hempl
Yi
F1 F2 F3 𝐹3 𝑉2
V1(mL) V2 (mL)
(L/min) (L/min) (L/min) 𝐹2+ 𝐹3 𝑉1
5 20 4 40 2,7 0,166 0,0675
5 30 4 40 2,3 0,117 0,0575
5 40 4 40 1,57 0,099 0,03925
3.3 Jumlah CO2 yang terserap antara valve S3 dengan S1 dan S3 dengan S2
Berikut adalah tabel hasil CO2 yang terserap antara S3 dengan S1 dan S3
dengan S2 yang ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Perhitungan jumlah CO2 yang terserap antara valve S3 dan S1
Tabel 3.4 Perhitungan jumlah CO2 yang terserap antara valve S3 dan S2
Sampel Gas
F1, F2, F3, Total, Sampel Gas dari S2
dari S3 Fa,
Air Udara, CO2, F2+F3
(L/menit)
(L/min) (L/min) (L/min) (L/min) 𝑉2 V1, V2, 𝑉2
Yi = Y0=
𝑉1 𝑉1
(ml) (ml)
Berdasarkan Tabel 3.3 dan 3.4 volume CO2 yang berhasil di serap dengan
laju alir air (F1) 5 L/menit, laju alir udara (F2) 20 L/menit, dan laju alir CO2 (F3) 4
L/menit menghasilkan neraca massa CO2 yang terserap L/menit dan L/menit. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 3.2 di bawah ini :
0.6
0.5
CO2 yang Terserap (L/min)
0.4
0
0 10 20 30 40 50
Gambar 3.2 Kurva Hubungan Kecepatan Alir Udara pada CO2 yang Terserap
Untuk laju alir pada valve S3 dengan S1 pada kecepatan laju alir udara 20
L/menit, 30 L/menit dan 40 L/menit ,laju alir air 5 L/menit, dan laju alir CO2 4
L/menit dapat menyerap CO2 sebanyak 0,565 L/menit, 0,380 L/menit, 0,3035
L/menit, sedangkan pada valve S3 dengan S2 pada kecepatan laju alir udara 20
L/menit, 30 L/menit dan 40 L/menit, laju alir air 5 L/menit, dan laju alir CO2 4
L/menit dapat menyerap CO2 sebanyak 0,3799 L/menit, 0,3569 L/menit, 0,1939
L/menit,. Jika dibandingkan jumlah CO2 yang terserap antara valve S3 dan valve S1
dengan jumlah CO2 yang terserap antara valve S3 dan S2 didapati perbedaan yang
tidak begitu signifikan, hal ini dikarenaka didalam menara isian terdapat benda
padat yang disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan luas permukaan kontak
antar fasa gas liquid yang sebesar-besarnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pada percobaan neraca massa pada absorber dapat disimpulkan bahwa
1. Hasil penyerapan CO2 pada S1, S2 dan S3 yang paling banyak diserap
adalah menggunakan katup S3 dengan kecepatan aliran CO2 4 L/menit
dengan Variasi kecepatan aliran udara 20 L/menit, 30 L/menit, 40 L/menit
secara berturut-turut adalah 1,8 ml, 2,1 ml dan 2,7 ml.
4.2. Saran
1. Selalu periksa tekanan gas yang masuk kedalam kolom absorber, karena
tekanan gas sangat berpengaruh pada penyerapan CO2
2. Saat pergantian katub, perhatikan dengan baik alur yang akan dilewati
sampel,karena pada alat kolom absorpsi, ada banyak katub untuk
mengatur jalannya sampel menuju piston.
3. Melakukan analisa titrasi terhadap larutan NaOH yang dibuat agar
konsentrasi yang diperoleh tepat 1 M
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G, 1950, ” Unit Operation ”. John Willey & Sons inc, New York
Perry, RH. 1984. “ Chemical Enginering Hnad Book “ 6th ed. Mc Graw Hill
book. Co.Singapore
Tim Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik Program Studi D3 Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau. 2004.PenuntunPraktikum Dasar-
DasarProsesI. Pekanbaru : Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik
Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau.
\
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Fraksi volume:
V2 2,7 ml
Yi= V1 = = 0,0675
40 ml
Fraksi mol:
F3 4 l/min
Yi= F2+F3 = = 0,16
20 l/ min + 4 l/min
B.2. Fraksi mol atau fraksi volume CO2 (Yi) pada laju alir udara 30
l/min
(1,9+2,2+2)ml
V2 = = 2,23 ml
3
Fraksi volume:
V2 2,03 ml
Yi= V1 = = 0,0575
40 ml
Fraksi mol:
F3 4 l/min
Yi= F2+F3 = 30 l/ min + 4 l/min
= 0,117
B.3. Fraksi mol atau fraksi volume CO2 (Yi) pada laju alir air 6 l/min
(1,6+1,5+1,6)ml
V2 = = 1,56 ml
3
Fraksi volume:
V2 1,56 ml
Yi= V1 = = 0,0392
40 ml
Fraksi mol:
F3 4 l/min
Yi= F2+F3 = = 0,09
40 l/ min + 4 l/min
C.2. CO2 yang terserap (Fa) antara S3 dan S1 pada laju alir udara 30
l/min
Yi= 0,0575
Yo pada valve S1:
(1,6+1,7+1,5)ml
V2 = = 1,6 ml
3
V2 1,6 ml
Yo= V1 = = 0,04
40 ml
C.3. CO2 yang terserap (Fa) antara S3 dan S1 pada laju alir udara 40
l/min
Yi= 0,039
Yo pada valve S1:
(1,1+0,9+1)ml
V2 = = 1 ml
3
V2 1 ml
Yo= V1 = = 0,025
40 ml
D.2. CO2 yang terserap (Fa) antara S3 dan S2 pada laju alir air 5 l/min
Yi= 0,0508
Yo pada valve S2:
(1,9+2+1,8)ml
V2 = = 1,9 ml
3
V2 1,9 ml
Yo= V1 = = 0,0475
40 ml
D.3. CO2 yang terserap (Fa) antara S3 dan S2 pada laju alir air 6 l/min
Yi= 0,039
Yo pada valve S2:
(1,4+1,5+1,3)ml
V2 = = 1,4 ml
3
V2 1,4 ml
Yo= V1 = = 0,035
40 ml