Anda di halaman 1dari 37

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SWAMEDIKASI UNTUK ANALGETIK


1. Definisi Nyeri
Nyeri dapat digambarkan sebagi “suatu pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau
berpotensi terjadi atau dijelaskan berdasarkan kerusakan tersebut” (International
Association for the Study of Pain [IASP] Task Force, 1994, p. 210-211). Definisi ini
menghindari pengkorelasian nyeri dengan suatu rangsangan (stimulus); definisi ini
juga menekankan bahwa nyeri bersifat subjektif dan merupakan suatu sensasi
sekaligus emosi. Bagi dokter, nyeri adalah suatu masalah yang membingungkan .
Tidak ada pemeriksaan untuk mengukur atau memastikan nyeri; dokter hampir
semata-mata mengandalkan penjelasan pasien tentang nyeri dan keparahannya.
Nyeri adalah alasan tersering yang diberikan oleh pasien apabila mereka
ditanya kenapa berobat. Dampak nyeri pada perasaan sejahtera pasien sudah
sedemikian luas diterima sehingga banyak institusi sekarang menyebut nyeri sebagai
“tanda fital kelima”, dan mengelompokkannya bersama tanda-tanda klasik suhu, nadi,
pernapasan, dan tekanan darah.
Pada sebagian besar pasien, sensasi nyeri ditimbulkan oleh suatu cedera atau
rangsangan yang cukup kuat untuk berpotensi mencederai (berbahaya). Pada kasus
cedera atau berpotensi mencederai, nyeri memiliki fungsi protektif, memicu respons
terhadap stress berupa penarikan, melarikan diri, atau imobilitisasi bagian tubuh
(misalnya, menarik jari tangan dari kompor tangan ).
Walaupun merupakan pengalaman subjektif dengan komponen sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan, nyeri memperlihatkan beberapa bukti objektif.
Mengamati ekspresi wajah pasien, mendengarkan tangisan atau erangan , dan
mengamati tanda-tanda vital ( misalnya, tekanan darah, kecepatan denyut jantung)

5
dapat memberi petunjuk mengenai derajat nyeri yang dialami pasien. (Wilson, 2005:
1063-1064)
2. Proses Fisiologi
Antara fisiologis cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat
empat proses tersendiri: Transduksi, transmisi, modulasi, persepsi. Transduksi nyeri
adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktifitas listrik di
reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari
tempat transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medula spinalis ke
otak. Modulasi nyeri melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens
dari otak yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis.
Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi nyeri
adalah pengalaman subjektif nyeri yang bagaimanapun juga dihasilkan oleh aktifitas
transmisi nyeri oleh saraf.
3. Jalur Nyeri di Sistem Saraf Pusat

Gambar 1. Komponen suatau saraf perifer kulit tipikal. Aferen primer


mencakup (1) serat A-alfa dan A-beta (tidak diperlihatkan) serta membawa
impuls yang memerantai sentuha, tekanan, propriosepsi dan (2) serat delta yang
kevil bermielin dan serat C yang tidak bermielin, yang membawa impuls nyeri.
Aferen-aferen primer ini menyatu di sel-sel korna dorsalis medula spinalis,
masuk ke Zona Lissaueur. Serat pascaganglionik simpatis adalah serat eferen,

6
dan terdiri dari serat-serat C yang tidak bermielin ( Dimodifikasi dari Fields
HL: Pain . New York, 1987, McGraw-Hill)

a. Jalur Assenden
Serat saraf C dan A-δ aferen yang menyalurkan impuls nyeri masuk ke
medula spinalis di akar saraf dorsal. Serat-serat memisah sewaktu masuk ke
korda dan kemudian kembali menyatu di kornus dorsalis (posterior) medula
spinalis. Daerah ini menerima, menyalurkan, dan memproses impuls sensorik.
Kornu dorsalis medula spinalis dibagi menjadi lapisan-lapisan sel yang disebut
lamina. Dua dari lapisan ini (lamina II dan III), yang disebut substansia
gelatinosa, sangat pentig dalam transmisi dan modulasi nyeri.
Dari kornus dorsalis , impuls nyeri dikirim ke neuron-neuron yang
menyalurkan informasi ke sisi berlawanan medula spinalis di komisura
anterior dan kemudian menyatu di traktur spinotalakimus anterior (dahulu
disebut traktus lateralis), yang naik ke talamus dan struktur otak lainnya.
Terdapat dua jalur yang menyalurkan impuls ini ke otak. Yaitu trktus
neospinotalakimus (yang membawa nyeri cepat atau akut dari nosiseptor A-δ
ke daerah talamus) dan traktus paleospinotalakimus (yang membawa impuls
dimulai di nosiseptor tipe C lambat kronik)
b. Jalur Desenden
Daerah – daerah tertentu di otak itu sendiri mengendalikan atau
memengaruhi persepsi nyeri: hipotalamus dan struktur limbik berfungsi
sebagai pusat emosional persepsi nyeri, dan korteks frontalis menghasilkan
interprestasi dan respons rasional terhadap nyeri. Namun, terdapat variasi yang
luas dalam cara individu mempersepsikan nyeri. Variasi ini adalah karena
sistem saraf pusat (SSP) memiliki beragam mekanisme untuk memodulasi dan
menekan rangsangan nosiseptif.
Obat AINS akan bekerja di menghasilkan analgesia dengan bekerja di
tempat cedera melalui inhibisi sintesis prostaglandin dari prekursor asam
arakhidonat. Prostaglandin (PGE1, PGE2, dan PG1) mensensitisasi nosiseptor
dan bekerja secara sinergistis dengan produk inflamatorik lain di tempat

7
cedera, misalnya bradikinin dan histamin, untuk menimbulkan hiperanelgesia.
Dengan demikian, OAINS mengganggu mekanisme transduksi di nosiseptor
aferen primer dengan menghambat sintesis prostaglandin. Golongan enzim
yang memetabolisme asam arakidonat yaitu COX-1 yang secara konstitusif
diekspresikan dan diperlukan untuk fingsi fisiologik normal dibanyak sistem
tubuh dan COX-2, diinduksi oleh peradangan dan bertanggungjawab
menghasilkan berbagai hasil akhir peradangan yang menimbulkan nyeri.
4. Jenis Nyeri
Agar dapat secara selektif menilai dan mengobati pasien yang merasakan nyeri,
dokter perlu mengetahui bahwa terdapat banyak jenis nyeri. Berdasarkan durasinya,
nyeri dapat diklasifikasikan sebagai akut atau kronik. Karakter nyeri dapat
bervariasi sesuai lokasi atau sumber, misalnya, apakah nyeri melibatkan struktur
somatik superfisial (kulit) struktur somatik dalam, visera, atau kerusakan pada SSP
atau sistem saraf tepi (SST). Nyeri juga dapat bervariasi berdasarkan cara transmisi,
yang menimbulkan fenomena nyeri rujukan.
a. Nyeri Akut
Nyeri yang mereda setelah intervensi atau penyembuhan disebut nyeri
akut. Awitan nyeri akut biasanya mendadak dan berkaitan dengan masalah
spesifik yang memicu individu untuk segera bertindak menghilangkan
nyeri. Durasi nyeri akut berkaitan dengan faktor penyebab dan umumnya
dapat diperkirakan . pasien dan dokter dapat berharap bahwa nyeri mereda
setelah pengobatan dimulai.
b. Nyeri Kronik
Apabila nyeri berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau
penyakit tampak sembuh dan nyeri tidak memiliki makna biologik, nyeri ini
disebut nyeri kronik. Nyeri kronik dapat berlangsung terus menerus , dan
menetap selama 6 bulan atau lebih secara umum digolongkan sebagai
kronik.
c. Nyeri Somatik Supervisial
Nyeri kulit berasal dari dari struktur superfisial kulit dan jaringan
subkutis. Stimulus yang efektif menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa

8
rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang
terlibat , nyeri sering dirasakan sebagai menyengat, tajam, mengiris, atau
seperti terbakar; tetapi apabila pembuluh darah ikut berperan menimbulkan
nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut.
Kulit memiliki banyak saraf sensorik sehingga kerusakan di kulit
menimbulkkan sensasi yang lokasinya lebih akurat dan presisi yang lebih
luas dibandingkan di bagian tubuh lain.
d. Nyeri Somatik Dalam
Nyeri ini mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum,
tulang, sendi, dan arteri. Struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri
sehingga lokalisasi yang jelas dan biasanya dirasakan adalah nyeri pegal-
tumpul yang disertai seperti tertusuk apabila sendi bergerak.
e. Nyeri Visera
Nyeri ini mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh.
Reseptor nyeri visera lebih jarang dibandingkan dengan nyeri somatik dan
terletak di dinding otot polos organ-organ berongga (lambung, kandung
empedu, saluran empedu, ureter, kandung kemih)
f. Nyeri Alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu daerah di
tubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri yang disalurkan melalui
jalur visera sejati kurang jelas lokalisasinyadan sering dirujuk ke suatu
daerah permukaan kulit (dermatom) yang jauh dari asalnya.. Di pihak lain,
nyeri yang disalurkan melalui jalur parietal dirasakan tepat diatas daerah
yang nyeri. Semua neuron yang dirangsang oleh masukan aferen visera juga
dibuktikan menerima masukan somatik. Persyarafan ganda ini mungkin
merupakan salah satu alasan bagi kurangnya lokalisasi rangsangan viseral
dan adanya fenomena nyeri rujukan.
g. Nyeri Neuropati
Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan-rangsangan yang
merugikan dari SST ke SSP yang menimbulkan perasaan nyeri. Dengan
demikian, lesi di SST atau SSP dapat menyebabkan gangguan atau
hilangnya sensasi nyeri yang masing-masing disebut hipalgesia dan

9
analgesi. Secara paradoks, kerusakan atau disfungsi SSP atau saraf perifer
dapat menyebabkan nyeri. Jenis nyeri ini disebut nyeri neuropatik, atau
deaferentasi. Nyeri neuropatik berasal dari saraf perifer di sepanjang
perjalanannya atau dari SSP karena gangguan fungsi, tanpa melibtkan
eksitasi nyeri reseptor spesifik (nosiseptor).

5. Penatalaksanaan Nyeri
Tujuan keseluruhan dalam pengobatan nyeri adalah mengurangi nyeri
sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Terdapat dua
metode umum untuk terapi nyeri : farmakologik dan non farmakologi (Wilson,
2005: 1083-1090)

Gambar 2. Skala analog visual untuk menilai intensitas nyeri, A. Skala


numerik, B. Wong-Baker FACES Pain Rating Scale, Wajah 0 tersenyum
karena tidak merasakn nyeri. Wajah 1-5 memperlihatkan peningkatan
intensitas nyeri (sedikit sampai yang paling parah yang dapat dibayangkan)
dengan ekspresi yang semakin sedih. ( B, dari Wong DL et al, Whaley &
Wong’s Nursing Care of Intenst and Children, ed.7. St. Louis, 2003,
Modsby)

a. Pendekatan Farmakologik

Obat adalah bentuk pengendalian nyeri yang paling sering digunakan.


Terdapat tiga kelompok obat nyeri : OAINS (obat analgetik-inflamasi non
steroid) steroid, dan golongan opiod.
1) Obat sintetik
Erlagin (B)

10
Nama Paten : Erlagin
Nama produsen : ERELA
Komposisi : Parasetamol 500 mg, tiamina mononitrat 50 mg,
piridoksin HCl 100 mg, sianokobalamin100 mcg.
Indikasi : Nyeri hebat karena gangguan saraf, sakit pinggang, sakit
sendi karena influenza, dan sakit kepala.
Dosis : Dewasa: sehari 3x1 kapsul; anak-anak >6 tahun: sehari
3x1/2 kapsul.
Efek samping : Kerusakan hati (dosis besar), mual, muntah, diare, rasa
tidak enak pada abdomen.
Kontraindikasi : Hipersensitif dan gangguan fungsi hati.
Golongan obat : Obat bebas.
Kemasan : Strip 10 kapsul Rp. 3.300,-

Aspirin (B)

Nama Paten : ASPIRIN


Nama produsen : BAYER
Komposisi : Asetosal 500 mg
Indikasi : Sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri otot, demam.
Kontraindikasi : Ulkus peptikum, hipersensitif terhadap derivat asam
salisilat, asma, alergi, cacar air.

11
Efek samping : Gastritis, sakit maag, tukak lambung, perdarahan
perdarahan saluran cerna.
Dosis : Dewasa: sehari 1-3 tab; anak > 5 tahun: ½ - 1 tab; maks
sehari 1 ½ - 3 tab.
Kemasan : Dus 120 tab Rp. 40.225,-

BIOGESIC (B)

Nama Paten : BIOGESIC


Nama produsen : BIOMEDIS, MEDIFARMA
Komposisi : Parasetamol 150mg/5ml; 500 mg
Indikasi : Influenza, sakit kepala, sakit gigi, dismenor, mialgia,
neuralia, reumatik athritis, dan gangguan otot tulang
lainnya, demikian pula keadaan demam seperti demam
reumatik, pilek dan flu.
Kontraindikasi : Penderita pada gangguan fungsi hati yang berat dan
penderita hipersensitif pada obat ini
Efek samping : hematologikal, reaksi kulit, reaksi alergi.
Dosis : Dewasa : sehari 3x, 1-2 tab; anak 7-12 tahun: 10-15 ml.
Kemasan : Dus 25x4 tab Rp. 26.100,- , botol 60 ml sirup Rp. 6.920,-

12
Bodrex (B)

Nama Paten : Bodrex (B)


Nama produsen : PT. TEMPO SCAN PACIFIC, Tbk
Komposisi : Paracetamol 600 mg, Kafein 50 mg
Indikasi : Meringankan sakit kepala, pusing, pening berat, sakit
gigi, dan menurunkan demam.
Kontraindikasi : Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat,
penderita hipersensitif.
Efek samping : Reaksi hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi lain.
Aturan Pakai : Dewasa: sehari 3-4 x 1 tab; anak 6-12 tahun sehari 3-4 x
½ tab.

Bufect (T)

Nama Paten : Bufect (T)


Nama produsen : SANBE FARMA
Komposisi : Ibuprofen 100mg/ 5ml ; 200mg/5ml
Indikasi : Meringankan nyeri ringan sampai sedang penyakit gigi
atau pencabutan gigi, nyeri kepala, nyeri setelah operasi,

13
nyeri penyakit rematik, nyeri karena terkilir, menurunkan
demam.
Kontraindikasi : hipersensitifitas, ulkus peptikum, penderita asma,
urtikaria atau rinitis, kehamilan trimester ketiga
Efek samping : mual , muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung.
Dosis : Harus diminum sesudah makan, dosis yang dianjurkan:
sehari 3-4x. Dewasa: 2 sdt suspensi atau 1 sdt suspensi
forte. Anak : 20mg/ kgBB/hari suspensi/suspensi forte
dalam dosis terbagi; tidak dianjurkan pemakaian untuk
anak < 1 tahun.
Kemasan : Botol 60 ml suspensi Rp 11.550,- ; 50 ml suspensi forte
Rp 16.300,-

Counterpain Pxm (B)

Nama Paten : Counterpain Pxm


Nama produsen : BRISTOL-MYERS SQUIBB
Komposisi : Piroksikam 5mg, Metilsalisilat 102mg, Mentol 54,3 mg,
Eugenol 13,7 mg.
Indikasi : Nyeri otot dan sendi, inflamasi missal osteoarthritis, post-
trauma atau kelainan otot rangka akut termasuk tendinitis,
tenosynovitis, periarthritis, sprains (keseleo), strains (otot
tegang), dan sakit punggung bawah.
Kontraindikasi : Hentikan penggunaan jika nyeri radang sendi lebih dari
10 hari atau jika kulit menjadi merah, jamgam digunakan

14
pada kulit dengan luka terbuka atau teriritasi, hindari
kontak dengan mata atau membrane mukosa.
Dosis : Oleskan sehari 3-4x 1 g pada daerah yang menderita.
Kemasan : tube gel 15 g.

2) Obat Tradisional
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

a. Kandungan
Limonene, Geranil asetat, Sitral, Vitamin C dan B, Fosfor, Zat besi
b. Indikasi
Menyembuhkan batuk, menyembuhkan demam, menyembuhkan nyeri
tenggorokan
c. Cara menggunakan
1) Menyembuhkan demam
 Bahan-bahan
 5 helai daun jeruk nipis segar
 3 helai daun sembung segar
 5 helai daun prasman segar
 115 ml air
 Cara membuat
 Cuci bahan hingga bersih, kemudian seduh dengan 115 ml air panas.
 Minum ramuan 1 kali sehari selama 4 hari.
2) Menyembuhkan Nyeri Tenggorokan
 Bahan-bahan
 1 iris jeruk nipis
 Kapur sirih secukupnya

 Cara membuat
 Oleskan kapur sirih pada irisan jeruk nipis dan panaskan di atas api
kecil, kemudian peras
 Minum ramuan dua kali sehariselama 3 hari (Bahari. 2013:107)

15
Kelor (Moringa oleifera)

a. Kandungan
Pterigospermin, Minyak atsiri, Alkaloid moringin, Moringinin, Minyak
lemak.
b. Indikasi
Menyembuhkan rematik, nyeri, dan pegal linu
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 2-3 gagang daun kelor
 ½ sendok makan kapur sirih
 Cara membuat
 Tumbuk kedua bahan hingga halus,
 Gunakan ramuan tersebut sebagai obat gosok (param) pada bagian yang
sakit (Bahari. 2013:119)

Cocor bebek (Kalanchoe Pinata Pers.)

a. Kandungan
Daunnya mengandung Magnesium malat, asam apel, damar dan lendir
b. Indikasi
Obay nyeri lambung, radang amandel, sakit kepala
c. Cara menggunakan
1) Obat nyeri lambung
Peras 5 lembar daun cocor bebek, tambahkan sedikit garam, lalu minum
airnya.
2) Radang amandel
5-10 lembar daun dilumatkan, airnya untuk kumur.
3) Sakit kepala

16
Ambil daunnya, remas dengan adas pulasan, tempelkan di dahi
(Fauzi.2009: 27)

Gandarusa/Trus ( Justicia gendarussa (L.) Burm. F)

a. Kandungan
Daun mengandung alkaloid justisina, minyak atsiri, kalsium oksalat,
substansi pectin, dan garam-garam dari kalium.
b. Indikasi
Obat pegal linu, obat sakit kepala.
c. Cara menggunakan
Ambil daunnya, campur dengan lada dan sedikit larutan cuka, gosokkan di
kepala (Fauzi.2009: 31).

Rosella (Hibiscus sabdariffa)

a. Kandungan

17
Bunga rosella mengandung 260-280 mg vitamin C, D, B1, B2 pada setiap
100 gram. Teh rosella juga mengandung kalsium yang begitu tinggi sekitar
286 mg/100 g. Kelopak rosella juga mengandung antioksidan, seperti
flavanoid, gossypetine, bibiscetine. Pada 100 g buah rosella terkandung 49
kalori, 84,5 % H2O, 1,9 g protein, 0,1 g fat, 12,3 g karbohidrat, 2,3 g serat,
1,2 g abu, 14 mg asam ascorbic.
b. Indikasi
Pereda nyeri.
c. Cara menggunakan
 Ambil sekitar 3-4 atau 5-7 kuntum bunga rosella yang segar atau sudah
dikeringkan
 Cuci bersih, lalu belah menjadi dua
 Seduh dengan 200 ml air panas
 Aduk sambil sedikit tekan kelopak bunganya hingga air berwarna merah
atau diamkan selama 5 menit, kemudian saring.
 Tambahkan satu sendok makan air jeruk nipis dan 3 sendo makan madu
 Sajikan hangat. (Mustofiah. 2011 : 54)

Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)

a. Kandungan
Daun, buga, dan akar pada bunga sepatu mengandung flavonoida, selain itu
daunnya juga mengandung saponin, polifenol, Ca-oksalat, lemak dan
protein. Bunganya mengandung bibisetin dan polifenol, sedangkan akarnya
mengandung tannin, saponin, skopoletin.
b. Indikasi
Obat sakit panas, sakit kepala

c. Cara menggunakan
1) Obat sakit panas
 Tumbuklah akar sampai halus
 Rebuslah di dalam air yang mendidih kurang lebih setengah jam
 Saringlah airnya, kemudian minumlah

18
2) Sakit kepala
 Rebuslah serbuk daun pada buga sepatu sekitar setengan jam
 Saringlah airnya
 Minumlah airnya (Mustofiah. 2011 : 63)

Bunga melati (Jasminum sambac)

a. Kandungan
Melati mengandung senyawa-senyawa dan unsur kimia antara laian indol,
benxyl.
b. Indikasi
Demam dan sakit kepala
c. Cara menggunakan
 Ambil satu genggam daun melati dan 10 kuntum bunga melati
 Campur semua bahan
 Remas-remas dengan tangan
 Rendam dengan air
 Cara menggunakannya, air rendaman ini digunakan untuk kompres dahi
(Mustofiah. 2011 : 144)

3) Obat Herbat Terstandar


Herbal Lhifor HAID

19
Komposisi : Temu Putih (Curcuma zedoaria), Kunyit (Curcuma longa),
Pegagan (Centella asiatica)
Nomor Registrasi : TR 093 303 801
Isi : 30 kapsul 500 mg
Aturan pakai : Pengobatan, 2 kapsul perhari sesudah makan
Pencegahan, 1 kapsul perhari sesudah makan
Khasiat : Mengatasi rasa nyeri haid, mengurangi nyeri saat haid.

Plantago

Komposisi : Daun sendok (Plantaginis mayoris)


Nomor Registrasi : TR 073 372 171
Isi : 45 kapsul @ 400 mg
Aturan pakai : Pengobatan, 2 kapsul perhari sesudah makan
Pencegahan, 1 kapsul perhari sesudah makan
Khasiat : Mengatasi pegal linu dan nyeri sendi.

Kiranti Pegal Linu ®

20
Komposisi : Kaempferiae Rhizoma, Zingiberis Rhizoma, Curcumae
Domesticae Rhizoma, Myristicae Flos, Caryophyllum,
Paulliniae Fructu.
Isi : Perbotol @ 150 ml
Aturan Pakai : 1-2 botol per hari, di saat dan setelah beraktivitas.
Indikasi : Mengatasi pegal linu dan keletihan, meringankan sakit pada
persendian, menghangatkan tubuh.

Kiranti Sehat Datang Bulan ®

Komposisi : Curcumae Domesticae Rhizoma, Kaempferiae Rhizoma,


Zingiberis Rhizoma, Tamarindi Pulpa
Aturan pakai : Minum teratur 1-2 botol per hari, mulai 3 hari sebelum,
selama datang bulan sampai 3 hari sesudah datang bulan.
Indikasi : Nyeri, letih, lesu, keputihan, bau badan.

Teh Songgolangit ®

21
Komposisi : Tridacis Procumbentis Herba
Isi : 7 kantung teh dalam sachet foil @ 10 g
Aturan pakai : Minum 2 x sehari pagi dan sore hari, 1 kantung teh dapat
digunakan 2x, untuk pencegahan minum 1x1 sebelum tidur,
Songgolangit aman dari nyeri lambung
Indikasi : Efektif sebagai anti nyeri dan anti bengkak pada sendi
rematik, pegal linu dan kaku sendi.
Anjuran : 1 kantung teh direbus dalam teko atau panci dengan 2 gelas
air, rebus selama 5 menit.

4) Fitofarmaka
Rheumaneer ®

Komposisi : Curcumae domesticae Rhizoma 95 mg, Zingiberis Rhizoma


ekstrak 85 mg, Curcumae Rhizoma ekstrak 120 mg,
Panduratae Rhizoma ekstrak 75 mg, Retrofracti Fructus
ekstrak 125 mg.
Isi : 20 Kapsul
Aturan pakai : Pengobatan: Diminum sehari 2 kali pagi & Malam @ 2
kapsul. Diminum 3 hari berturut-turut.
Indikasi : Menghilangkan nyeri sendi (arthralgia) dan kaku sendi,
Melancarkan peredaran darah, Menghangatkan dan
menyegarkan badan.
Anjuran : Selama menggunakan obat, sebaiknya istirahat yang cukup.

b. Pendekatan Non-Farmakologik
Walaupun obat-obat analgesik sangat mudah diberikan, namun banyak
pasien dan dokter kurang puas dengan pemberian jangka-panjang untuk nyeri

22
yang tidak terkait dengan keganasan. Situasi ini mendorong dikembangkannya
sejumlah metode nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri. Metode
nonfarmakologi untuk mengendalikan nyeri dapat dibagi menjadi dua
kelompo: terapi dan modalitas fisik serta strategi kognitif-pelaku. Sebagian
dari modalitas ini mungkin berguna walaupun digunakan secara tersendiri atau
digunakan sebagai adjuvan dalam penatalaksanaan nyeri.

1) Terapi dan Modalitas Fisik


Terapi fisik untuk meredakan nyeri mencakup beragam bentuk
stimulasi kulit (pijat, stimulasi saraf dengan listrik transkutis, akupungtur,
aplikasi panas atau dingin, olahraga). Dihipotesis bahwa stimulasi kulit juga
dapat menyebabkan tubuh mengeluarkan endorfin dan neurotransmitter lain
yang menghambat nyeri.
Salah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan
adalah pemijatan atau penggosokan. Pijat dapat dilakukan dengan jumlah
tekanan dan stimulasi yang bervariasi terhadap berbagai titik-titik pemicu
miofasial diseluruh tubuh.
Stimulasi saraf dengan listrik melalui kulit (TNS) terdiri dari suatu alat
yang digerakkan oleh baterai yang mengirim impuls listrik lemah melalui
elektroda yang diletakkan di tubuh. Elektroda umumnya diletakkan di atas
atau dekat dengan bagian nyeri. TENS digunakan unuk penatalaksanaan nyeri
akut dan kronik (nyeri pasca operasi, nyeri punggung bawah, atrhitis
rematoid)
Akupuntur adalah teknik kuno dari Cina berupa insersi jarum halus ke
dalam berbagai “titik akupungtur (pemicu)” di seluruh tubuh untuk
meredakan nyeri. Pemakaian akupungtur atau teknik akupresur memerlukan
pelatihan khusus. Efektifitas metode ini mungkin dapat dijelaskan dengan
teori kontrol gerbang dan teori bahwa akupungtur merangsang pelepasan
opoid endogen.

23
Range of Motion (ROM) exercise (pasif, dibantu, atau aktif) dapat
digunakan untuk melemaskan otot, memperbaiki sirkulasi, dan mencegah
nyeri yang berkaitan dengan kekakuan dan imobilitas.
Aplikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama diketahui
sebagai metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot. Panas
dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik,
lampu, kompres basah panas), konveksi (whirlpool, sitz bath, berendam air
panas) atau konversi (ultrasonografi, diatermi).nyeri akibat memar , spasme
otot, dan atritis berespons baik terhadap panas1. Karena melebarkan
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal, panas jangan
digunakan setelah cedera traumatik saat masih ada edema dan peradangan.
Karena melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah, panas
mungkin meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamasi,
seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri lokal.
Panas juga mungkin merangsang serat saraf yang menutup gerbang sehingga
transmisi impuls nyeri ke medula spinalis dan otak dapat dihambat.
Berbeda dengan terapi panas, yang efektif untuk nyeri kronik, aplikasi
dingin lebih efektif untuk nyeri akut (misalnya, trauma akibat luka bakar,
tersayat, terkilir). Dingin dapat disalurkan dalam bentuk berendam atau
kompres air dingin.

2) Strategi Kognitif – Prilaku


Strategi ini bermanfaat untuk mengubah persepsi pasien terhadap nyeri
agar pasien lebih mampu mengendalikan nyeri. Strategi ini mencakup
relaksasi, penciptaan, hipnosis, dan biofeedback. Teknik-teknik pengalihan
juga sering digunakan untuk mengurangi nyeri dan memfokuskan perhatian
pasien pada hal lain dan menjauhi nyeri seperti menonton TV, membaca buku,
mendengarkan musik menenangkan.

B. SWAMEDIKASI UNTUK ANTIPIRETIK


1. Defenisi

24
Menurut kamus kedokteran Stedman’s edisi ke-25, demam adalah peningkatan
suhu tubuh diatas normal (98,60 F/ 370 C). Sedangkan menurut edisi ke-26 dalam
kamus yang sama, demam merupakan respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang
di perantarai oleh sitokin dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh dan
aktivitas kompleks imun. Dalam protokol Kaiser Permanente Appointment and
Advice Call Center definisi demam untuk semua umur, demam didefinisikan
temperatur rektal diatas 380 C, aksilar diatas 37,50 C dan diatas 38,20 C dengan
pengukuran membran timpani, sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh diatas 39,50
C dan hiperpireksia bila suhu > 41,10 C (Kania, 2012: 1)
2. Patofisiologi demam
Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun
terpapar suhu ingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal berfluktuasi
sepanjang hari, 0,50 C dibawah normal pada pagi hari dan 0,5 0 C diatas normal pada
malam hari. Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara
produksi panas dan kehilangan panas. Produksi panas tergantung pada aktivitas
metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi,
konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur
pada set point sekitar 370 C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus
selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan
set point (Kania, 2012: 1).
Suhu tubuh diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme persarafan umpan
balik, dan hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang
terletak pada hipotalamus. Agar mekanisme umpan balik ini dapat berlangsung, harus
juga tersedia pendetektor suhu untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat
atau sangat dingin (Guyton, 1997: 1150).
Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan
mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi suhu
luar lebih rendah darisuhu tubuh maka pembentukan panas ditambah dengan
meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil dan

25
pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit dan pengurangan produksi
keringat sehingga suhu tubuh tetap dipertahankan tetap. Hipotalamus anterior
mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas. Bila hipotalamus anterior
menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh maka pengeluaran panas
ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi keringat (Kania,
2012: 2).
Umumnya peninggian suhu tubuh terjadi akibat peningkatan set point. Set
point adalah tingkat temperature kritis. Temperature kritis, yaitu temperature inti
tubuh pada tingkat hampir tepat 37,10 C, terjadi perubahan drastis pada kehilangan
panas dan kecepatan pembentukan panas. Pada temperature di atas tingkat ini,
kecepatan kehilangan panas lebih besar dari kecepatan pembentukan panas, sehingga
temperature turun dan mencapai kembali ke tingkat 37,10 C. pada temperature di
bawah tingkat ini, kecepatan pembentukan panas lebih besar dari kecepatan
kehilangan panas, sehingga temperature tubuh kini meningkat dan mencapai tingkat
37,10 C. Semua mekanisme pengaturan tempereratur terus-menerus berupaya untuk
mengembalikan temperature tubuh ke tingkat set-point (Guyton, 1997: 1150).
Di otak ada suatu area kecil yang dinamakan thermode. Alat kecil serupa
jarum ini akan mempengaruhi pengaturan suhu tubuh yang terdiri dari nukleus
preoptik dan nukleus hipotalamik anterior hipotalamus. Area ini mengandung
sejumlah besar neuron yang sesnsitif terhadap panas yang jumlahnya kira-kira
sepertiga neuron yang sensitif terhadap dingin.

26
Demam, yang berarti
temperatur tubuh di atas batas
normal , dapat disebabkan oleh
kelainan di dalam otak sendiri atau
oleh bahan – bahan toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan
temperatur (thermode). Penyebab
tersebut meliputi penyakit bakteri,
tumor otak, dan keadaan
lingkungan yang dapat berakhir
dengan serangan panas.
Banyak protein hasil
pemecahan protein, dan beberapa zat tertentu lain, terutama toksin liposakarida yang
dilepaskan oleh bakteri , dapat menyebabkan peningkatan set-point termostat
hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirogen . Pirogen
eksogen yang dilepaskan oleh bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika
set-point pusat pengaturan suhu tubuh hipotalamus meningkat lebih tinggi dari
tingkat normal, semua mekanisme untuk meningkatkan temperatur tubuh terlibat,
termasuk pengubahan panas dan peningkatan pembentukan panas. Apabila bakteri
atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah, keduanya
akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh
berganda besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan
melepaskan zat interleukin-I ke dalam cairan tubuh, yang juga disebut pirogen
leukosit atau pirogen endogen. Interleukin-I, saat mencapai hipotalamus, segera
menimnulkan demam, meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit.
Sedikitnya, sepersepuluh juta gram endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, yang
beraksi dengan cara ini bersama-sama dengan leukosit darah, makrofag jaringan,,

27
dan limfosit pembunuh, dapat menyebabkann demam. Jumlah interleukin-1 yang
dibentuk dalam respon terhadap lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya
beberapa nanogram.
Interleukin-1 menyebabkan demam pertama-tama dengan menginduksi
pembentukan salah satu prostaglandin, terutama E2, atau zat yang mirip dan zat ini
selanjutnya bekerja dalam hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. Ketika
pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat , demam sama sekali tidak terjadi
atau paling tidak berkurang. Inilah yang menjelaskan mekanisme kerja obat – obat
antipiretik dalam menurunkan demam. Hal ini juga akan menjelaskan mengapa
antipiretik tidak menurunkan temperatur tubuh pada orang normal , karena orang
normal tidak memiliki interleukin-1 (Guyton, 1997: 1153).

3. Karakteristik keadaan demam


a. Kedinginan
Apabila set point pusat pengaturan temperature hipotalamus berubah tiba-tiba
dari tingkat normal ke tingkat lebih tinggi dari nilai normal sebagai akibat dari
penghancuran jaringan, zat pirogen, atau dehidrasi, temperature tubuh biasanya
membutuhkan waktu beberapa jam untuk mencapai set-point temperature yang baru.
Efek peningkatan set point bias sampai tingkat 103 0 F. karena temperature darah
sekarang lebih rendah dari set-point pengatur temperature hipotalamus, terjadi reaksi
umum yang menyebabkkan kenaikan temperature tubuh. Selama periode ini,
walaupun temperature tubuhnya mungkin telah di atas normal. Juga, kulit menjadi
dingin karena terjadi vasokonstriksi, dan orang tersebut gemetar. Menggigil berlanjut
sampai temperature tubuh mencapai pengaturan hipotalamus 103 0 F. kemudian, orang
tersebut tidak lagi menggigil, tetapi sebaliknya merasa tidak dingin atau panas.
Sepanjang factor yang menyebabkan pengontrol temperature tubuh diatur lebih
kurang dengan cara normal tetapi pada tingkat set-point temperature yang tinggi
(Guyton, 1997: 1153).
b. Krisis atau kemerahan

28
Bila factor yang menyebabkan temperature tinggi riba-tiba disingkirkan, set-
point pengatur temperature hipotalamus tiba-tiba turun ke tingkat yang lebih
rendah---mungkin bahkan kembali ke nilai normal. Dalam hala ini temperature tubuh
masih 1030 F, tetapi hipotalamus berupaya untuk mengatur temperature sampai 98,60
F. keadaan ini analog dengan pemanasan berlebihan pada area preoptik-hipotalamus
anterior, yang menyebabkan keringat banyak dan kulit tiba-tiba menjadi panas karena
vasodilatasi di semua tempat. Perubahan yang tiba-tiba dari peristiwa ini dalam
penyakit demam dikenal “krisis” atau lebih tepatnya, “kemerahan”. Pada masa
lampau, sebelum diberikan antibiotika, krisis selalu dinantikan karena sekali hal ini
terjadi, dokter dengan segera mengetahui bahwa temperature pasien akan segera turun
(Guyton, 1997: 1153).

4. Tipe-tipe demam antara lain :


a. Demam Septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut
turun ketingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada demam
septik.
c. Demam Intermiten
Pada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana.
d. Demam Kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih
dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.

29
e. Demam Siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti
oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit
tertentu, seperti misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien
dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas, misalnya : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria; tetapi
kadan-kadang sama sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau common cold.
Dalam peraktek 90 % dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada
dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influenza atau penyakit
virus sejenis lainnya. Namum hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus tetap
waspada terhadap suatu infeksi bakterial.
Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat
regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperatur seperti pada heat
stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan
internal pada saat terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatan
temperatur. Kemungkinan beberapa hal secara khusus perlu diperhatikan pada
demam, adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demam
dan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggi
lebih sering disebabkan oleh penyakit virus.

5. Penatalaksanaan demam
Prinsip utama adalah menurunkan demam secepat mungkin untuk
menghindari timbulnya efek samping demam seperti kejang atau penurunan
kesadaran. Upaya yang telah dilaksanakan sejak jaman dahulu untuk menurunkan
panas adalah kompres memakai air pada dahi, belakang kepala, kedua ketiak, dan
kedua lipat paha.
a. Pemakaian air

30
Pemakaian air dingin akan lebih cepat menurunkan panas. Pemakaian
kompres air hangat biasanya dianjurkan karena menurunkan suhu tubuh secara
bertahap, dan menyebabkan timbulnya keringat sehingga pada akhirnya menurunkan
panas. Namun pada kondisi tertentu misalnya kejang2 pada anak, dianjurkan
pemakaian air dingin dengan pertimbangan semakin lama kejang semakin banyak
kerusakan otak yang terjadi.
b. Obat penurun panas (Antipiretik)
Obat-obatan penurun panas diberikan secepatnya untuk membantu menurunkan
panas. Terdapat beberapa golongan penurun panas yang dapat dipakai seperti
Paracetamol, golongan Aspirin, golongan Ibuprofen. Dosis obat-obatannya telah
tertera dalam masing masing kemasan obat. Biasanya pemakaiannya sehari tiga kali,
dan bila terpaksa dapat dipakai empat kali. Patuhi dosis yang tertera karena
pemakaian berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau hati si pemakai.
Selain itu tidak dianjurkan memakai pakaian yang tebal karena dapat meningkatkan
suhu tubuh dan menyebabkan timbulnya kejang. Bila dalam dua hari panas tidak
turun dan tetap tinggi, sebaiknya penderita segera dibawa ke dokter untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

a. Terapi farmakologis
NSAID (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) atau obat anti inflamasi non
steroid (AINS) adalah suatu kelompok obat yang berfungsi sebagai anti inflamasi,
analgetik dan antipiretik. NSAID merupakan obat yang heterogen, bahkan beberapa
obat sangat berbeda secara kimiawi. Walaupun demikian, obat-obat ini ternyata
memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Obat golongan
NSAID dinyatakan sebagai obat anti inflamasi non steroid, karena ada obat golongan
steroid yang juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat golongan steroid bekerja di
sistem yang lebih tinggi dibanding NSAID, yaitu menghambat konversi fosfolipid
menjadi asam arakhidonat melalui penghambatan terhadap enzim fosfolipase.

1) Obat Sintetik

31
Hufagripp TMP

Nama Paten : Hufagripp TMP (ISO I, 2011: 20)


Nama produsen : Gratia Husada Farma.
Komposisi : Ibuprofen 100mg/5ml.
Indikasi : Menurunkan demam, meringankan nyeri ringan sampai
sedang.
Kontraindikasi : Penderita dengan tukak peptik, penderita dengan riwayat
hipersensitif, polip hidung, angioedema, reaksi
bronkospatik, kehamilan trimester terakhir.
Efek samping : mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri abdomen atau rasa
panas terbakar sementara pada lambung, ruam kulit,
bronkospasme atau trombositopenia.
Dosis : Dosis yang dianjurkan sehari 3-4 kali; dewasa : 200-400
mg total kurang dari 2400 mg perhari; anak: 8-12 tahun :
200 mg.
Kemasan : Dus botol 60 ml Rp 12.254,-
Golongan obat : Obat Bebas Terbatas.

Contrexyn

32
Nama paten : Contrexyn (ISO I, 2011: 9)
Nama produsen : SUPRA FERBINDO FARMA
Komposisi : Asetosal termikronisasi 80 mg, glisin 20 mg.
Indikasi : Demam dan rasa nyeri akibat flu, masuk angin, vaksinasi
dan lainnya pada anak-anak.
Kontraindikasi : Penderita sakit lambung.
Efek samping : gangguan saluran cerna, hemophilia, perdarahan.
Dosis : Anak berusia 6-9 tahun : 3-4 kali sehari 3 tablet.
Anak berusia 3-6 tahun : 3-4 kali sehari 1,5-2 tablet.
Anak berusia 1-3 tahun : 2-3 kali sehari 1-1,5 tablet.
Anak berusia 1/2-1 tahun : 2-3 kali sehari 3/4 tablet.
Anak berusia 3-6 bulan : 2-3 kali sehari 1/3-1/2 tablet.
Kemasan : Strip 4 tab kunyah.

1) Obat Tradisional
Pegagan ( Centella aciatica)

a. Kandungan
Asiaticoside, Isothankuniside, Brahmoside, Brahmic acid, Meso-inositol,
Carotenoids, Natrium, Kalsium, Vellarine, Thankuniside, Madecassoside,

33
Brahminoside, Madasiatic acid, Centellose, Garam kalium, Magnesium, Besi,
Zat samak.
b. Indikasi
Mengatasi demam
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 1 grnggam daun pegagan segar
 Garam secukupnya
 Air secukupnya
 Cara membuat
 Cuci daun pegagan hingga bersih, kemudian tumbuk.
 Tambahkan sedikit air dan garam, kemudain saring.
 Minum ramuan di pagi hari sebelum sarapan (Bahari. 2013: 152)

Pepaya ( Carica papaya)

a. Kandungan
Alkaloid papaina, Pseudokarpaina, Saponin, Papaina, Fitoklimasa, Pektin,
Asam galakturonat, Karpaina, Glikosida karposid, Karisina, Papayatimina,
Karatinoid, Galaktosa.
b. Indikasi
Mengobati demam
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 1 helai daun pepaya muda
 Daging buah asam secukupnya
 100 ml air
 Cara membuat

34
 Rebus semua bahan hingga mendidih
 Minum ramuan dua kali sehari, masing-masing 100 ml (Bahari. 2013:
155)

Mentimun (Cucumis sativus)

a. Kandungan
Minyak lemak, Kukurbitasin C, Saponin, Glutathione, Lemak, Vitamin B dan
C, Karotem, Stigmasterol, Enxym pencernaan, Protein, Karbohidrat.
b. Indikasi
Menyembuhkan demam
c. Cara Menggunakan
 Bahan-bahan
 Mentimun secukupnya
 Cara membuat
 Cuci mentimun hingga bersih, kemudian parut.
 Tempelkan hasil parutan di perut (Bahari. 2013: 140)

35
Iler (Coleus atropurpureus)

a. Kandungan
Alkaloid, Etil salisilat, Metil eugenol, Timol, Karvakrol, Mineral.
b. Indikasi
Menyembuhkan demam dan sembelit
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 1 potong daun dan batang iler
 3 gelas air
 Cara membuat
 Cuci daun dan batang iler hingga bersih
 Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih dan air rebusan tersisa sekitar
2 gelas
 Minum ramuan dua kali sehari masing-masing ½ gelas (Bahari. 2013:
93)

Inggu (Ruta angustifolia)

36
a. Kandungan
Minyak atsiri, Rutin, Kuersetin, Bergapten, Alkaloid rutamina, Skimianina,
Kokusagenina, Guala
b. Indikasi
Menyembuhkan demam, Megatasi kejang pada anak
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 ½ genggam inggu segar
 3 gelas air
 Madu secukupnya
 Cara membuat
 cuci inggu hingga bersih, kemudian rebus hingga mendidih dengan 3
gelas air dan tunggu hingga air rebusannya tersisa ¾ bagian
 setelah dingin, saring dan tambahkan madu secukupnya
 minum ramuan 3 kali sehari masing-masing ¾ gelas (Bahari. 2013: 95)

Sambiloto (Andrographis paniculata)

a. Kandungan
Deoksiandrografolid, Neoandrografolid, Homoandrografolid, Alkane,
Aldehid, Kalsium, Asam kersik, Andrografolid, Didehidroandrografolid,
Flavonoid, Keton, Kalium, Natrium, Damar.
b. Indiaksi
Mengatasi demam
c. Cara menggunakan
 Bahan-bahan
 1 genggam daun sambiloto segar
 ½ cangkir air
 Cara membuat

37
 Cuci bersih daun sambiloto, kemudian tumbuk hingga halus
 Tambahkan ½ cangkir air kemudian saring
 Minum ramuan sekaligus dan tempelkan daun yang ditumbuk pada
badan yang panas (Bahari. 2013: 162)

Dadap Serep ( Erythrina subumbrans Hasak. Merr.)

a. Kandungan
Mengandung alkaloid eritradina dan eritrina. Biji mengandung
a;kaloid/hipparin
b. Indikasi
Mengobati demam, mengobati batuk/ sesak di tenggorokan
c. Cara menggunakan
Daunnya diramu lalu diminum ( atau dengan kulit batang yang dilumatkan
kemudian diborehkan pada saat demam) (Fauzi.2009: 29)

Jeruk purut ( Citrus hystrix DC )

a. Kandungan
Buahnya mengandung cairana yang di dalamnya terdapat asam organik (asam
sitrat), vitamin C, sedang kulit buahnya mengandung minyak atsiri.
b. Indikasi
Sakit batuk dan demam

38
c. Cara menggunakan
Digunakan dalam ramuan dengan bahan obat yang lain, ramuan obat yang
banyak menggunakan jeruk purut adalah obat sakit batuk dan demam (Fauzi.
2009 : 46)
Beluntas ( Pluchea indica L. Less)

a. Kandungan
Alkaloid, minyak atsiri, tanin, flavonoid, glikosida, asam amino, gula,
senyawa aglikon vitamin C, protein, karoten.
b. Indikasi
Nyeri karena reumatik, menurunkan panas
c. Cara menggunakan
1) Nyeri karena reumatik
Ambil 15 gram beluntas, dicuci lalu direbus dan diminum.
2) Menurunkan panas
Ambil daun beluntas rebus lalu diminum airnya (atau bisa juga diseduh
seperti teh) (Fauzi. 2009 : 17)

Kumis kucing ( Orthosiphon stamineus Benth)

a. Kandungan
Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, saponin, garam kalium,
myonasitol.

39
b. Indikasi
Demam
c. Cara menggunakan
Siapkan 100 gram akar kumis kucing, cuci hingga bersih. Selanjutnya rebus
dengan air sebanyak 200 cc. Setelah mendidih diamkan air sampai tidak
terlalu panas, kemudian disaring dan diambil airnya. Air rebusan ini cukup
diminum segelas sehari (Fauzi. 2009 : 57)

3) Obat Herbal Terstandar


Lhifresh

Komposisi : Tapak liman ( Elephantophus scaber Folia ), Bee Pollen.


Nomor Registrasi : TR 103 312 601
Isi : 30 kapsul @ 500 mg
Aturan pakai : Pengobatan, 2 kapsul per hari sesudah makan
Pencegahan, 1 kapsul perhari sesudah makan

Khasiat : Mengobati influenza, mengobati demam, mengatasi kurang


darah.

b. Terapi non-farmakologi
Untuk meringankan demam, sebaiknya:
1) Ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal,
2) Pakaian diusahakan tidak tebal,
3) Memberikan kompres,

4) Banyak-banyak mengonsumsi air mineral,

40
5) Istirahat cukup, dan

6) Makan yang teratur.

7) Menjaga kebersihan lingkungan.

41

Anda mungkin juga menyukai