Anda di halaman 1dari 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARAKTERISTIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT


TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN NaOH
DENGAN FRAKSI VOLUME 4 %, 6 % DAN 8 %
SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagai salah satu persyaratan


Mencapai derajat sarjana Teknik Mesin

Oleh

G. ESTU NUGROHO
NIM: 135214030

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CHARACTERISTIC OF FIBER COMPOSITE EMPTY


BUNCH OF PALM OIL USED NaOH WITH VOLUM FRACTION
OF 4%, 6% AND 8%

FINAL PROJECT

as Partial Fulfilment of the Requirement


to Obtion The Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering

by
G. Estu Nugroho
Student number : 135214030

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCINCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2017

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARAKTERISTIK KOMPOSIT BERPIENGUAT SERAT


TANDAN KOSONGユ 露 LAPA SAWIT R/11ENGGUNAKAN NaOIII
DENGAN FRASIVOLUME40/0,60/O DAN80/0
Disustt Olehi

Ntta:G.Estu Nuttho

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
KARAKTERISTIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT
TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN NaOH
DENGAN FRAKSI VOLUME 4 0A,6 % DAN 8 %
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Nama. G. Estu Nugroho
NIM: 13521406A

Dipertatrankan di hadapan panitia Penguji Skripsi


Fakultas Sains dan Teknologi
Padatanggal:
19 Juli 2017
Susunan Panitia Penguj i :

Ketua : RB Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si.

Sekretaris : Dr. Yohanes Baptista Lukiyaato, M"T

Anggota : Budi Setyahandana, S.T., M.T.

Yogyakarta, l9 Juli 2017


Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta

*. Dekan

W/,-1,
$. Si., M.Math.Sc., Ph. D.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak dapat terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapatkarya atau pendapatyang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 9 J uli 20 17
^l

G. Estu Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:
Nama : G. Estu Nugroho

Nomor Mahasiswa : 135214030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

..KARAKTERISTIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT TANDAN


KOSONG KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN NaOH DENGAN FRAKSI
4oh,6oh DAN 8%o"
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,


mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Yogyakarta, 19 Juli 2017
Yang menyatakan,

VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI
Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia cukup banyak, hal itu
berdampah semakin banyak pula limbah yang dihasilkan salah satunya adalah serat
tandan kosong kelapa sawit. Pemanfaatan serat tandan kosong kelapa sawit untuk
produk teknologi yang bermanfaat masih terbatas, umumnya serat tandan kosong
kelapa sawit diolah secara tradisional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi volume serat terbaik
terhadap kekuatan tarik, dan regangan pada pengujian tarik komposit dengan
menggunakan resin polyester berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan
menggunakan NaOH.
Bahan yang digunakan adalah serat tandan kosong kelapa sawit, resin
polyester Yukalac 157 dan katalis. Serat tandan kosong kelapa sawit dengan
perlakuan alkali (5% NaOH) selama 2 jam. Komposit serat disusun acak dan di buat
dengan metode cetak tekan. Pengujian tarik komposit menggunakan standar ASTM D
-638 dengan alat uji Universal Testing Machine (UTM). Pengamatan visual
dilakukan untuk mengetahui bentuk patahan.
Hasil penelitian komposit berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit
dengan menggunakan NaOH dengan fraksi volume 4%, 6% dan 8% di peroleh
kekuatan tarik dan regangan tertinggi pada fraksi volume 4% yaitu sebesar 36,3 MPa
dan nilai regangan 1,95%. Terjadi penurunan kekuatan dibandingkan komposit resin,
semakin banyak fraksi volume serat yang di berikan sangat berpengaruh terhadap
kekuatanya. Banyaknya serat memungkinkan penumpukan serat sehingga
mengakibatkan resin tidak dapat masuk, sehingga serat tidak dapat menyatu dengan
matriknya. Terdapatnya banyak void pada cetakan juga membuat kekuatan komposit
menurun.

Kata kunci : Serat tandan kosong kelapa sawit, Komposit, kekuatan tarik.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Palm oil processing industry in Indonesia quite a lot, it is booming more and
more waste generated one of them is empty bunches of palm oil. The utilization of oil
palm empty fruit bunches useful for technology products is still limited, the generally
empty bunch fibers of palm oil are traditionally processed.
This study was aimed to find out the best fraction volume of fiber to tensile
strength, and strain on composite tensile test by using polyester resin with fiber bunch
of empty palm oil bunches using NaOH.
The materials used were oil palm empty bunch fiber, Yukalac 157 polyester
resin and catalyst. Fibers of oil palm empty bunched with alkaline treatment (5%
NaOH) for 2 hours. The fiber composite was stacked randomly and created by press
printing method. Tensile composite test using ASTM D-638 standard with Universal
Testing Machine (UTM) test equipment. Visual observation is done to determine the
shape of the fault.

The result of the composite study showed that the fibers of empty bunches
palm oil using NaOH with volume fraction of 4%, 6% and 8% were obtained by the
highest tensile strength and strain at 4% volume fraction of 36.3 MPa and 1,95%
strain. There was a decrease in strength compared to the matrix composite, the more
the volume fraction of fiber that was given was very influential to its strength.

The amount of fiber allowed the buildup of the fibers to cause the resin not to
enter, so the fibers could not blend with the matrix. The presence of many voids in
the mold also made the composite strength decreased.

Keywords: Fibers of oil palm empty bunches, Composites, tensile strength.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah
untuk memenuhi sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana teknik di Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma.
Penulis menghaturkan terimakasih yang sangat mendalam kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, khususnya
kepada:
1. Bapak Budi Setyahandana, S.T, M.T., selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar dan penuh pengertian telah memberikan banyak bantuan dan
ilmunya dalam penelitian skripsi ini.
2. Bapak RB. Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang
selama ini telah membantu dan memperjuangkan dalam kelancaran kegiatan
akademik.
3. Bapak Ir. PK. Purwadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik USD yang telah membantu dalam kelancaran untuk keperluan Prodi.
4. Bapak Wibowo Kusbandono, S.T., bapak Stefan Mardikus, S.T., M.T., bapak
Ir. Rines, M.T., bapak Doddy Purwadianto, S.T., M.T., dan bapak Dr. Drs.
Asan Damanik, selaku Dosen Fakultas Teknik Mesin USD yang telah
memberikan masukan-masukan dan ilmu yang berharga.
5. Keluarga tercinta (alm bapak, ibu dan kakak) yang telah memberikan
sumbangan besar baik moril maupun materil.
6. Agnes Vera, kekasih pujaan hati yang telah menemani dalam susah dan
senang serta dengan sabar menunggu kelulusan penulis.
7. Mbak Sri, Mas Yudi dan Bella, selaku keluarga terimakasih yang selama
penulis kuliah memberikan tumpangan untuk tinggal bersama.
8. Giyan Angga selaku teman baik yang selalu memberikan semangat dan
motivasi

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9.Tcmall― teman attkatan 2013 dall tcmall¨ teman scpc」 uallgan(PaSka,J● on,
Ccrり ,Sinlon),tcrimakasih atas semallgtt yang telah dibcrikalla.
10.Teman― temall bcllllain PES(Fillllan,Nehem dan Nelson),terimakasih banyak
atas kcmenangan selama ini.

11.Temall― teman itsal“ flltsal rcbOm"(Ha■ d,Umar,Tatag,Towik)yang SClalu


menemani futsal saat pulang kampung.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak


kekurallgan. 01ch karena itll,bila ada saran,koreksi dan kritik demi kesempurnaan

skrlpsi inl,akan penulis terilna dengan ikhlas.Dengan segala keterbatasan yang ada,

penulis berharap skripsi ini dapat lllemberikan manfaat.

Yogyakarta,19 Juli 2017


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


TITLE PAGE.................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
LEMBAR PEPRNYATAAN ........................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. vi
INTISARI.......................................................................................................... vii
ABSTRACT........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
I.I Latarbelakang ........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................5
1.4 Batasan Masalah ..................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian ...............................................................................5
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................7
2.1 Pengertian kompositt ..........................................................................7
2.2 Natrium Hidroksida ..............................................................................9
2.3 Komponen Bahan Komposit ................................................................10
2.3.1 Matriks (Resin) ................................................................................10
2.3.1.1 MMC:Metal Matriks Composite ..................................................11
2.3.1.2 CMC: Ceramic Matriks Composite ..............................................12

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.3.1.3PMC: Polymer Matriks Composite ...............................................12


2.3.2 Resun Polyester ...............................................................................13
2.3.3 Reinforcment atau Filler ..................................................................13
2.3.3.1 Particulate (Partikel) ....................................................................15
2.3.3.2 Flake Composites .........................................................................17
2.3.3.3 Fiber (Fibricus Composite) ...........................................................17
2.3.3.4 Struktural ......................................................................................20
2.4 Faktor Ikatan Fiber-Matriks ................................................................22
2.5 Faktor Ikatan Filler-Matriks..................................................................22
2.6 Jenis-jenis Serat ..................................................................................24
2.6.1 Faktor Serat ......................................................................................24
2.6.2 Letak Serat .......................................................................................25
2.6.3 Panjang Serat ...................................................................................25
2.6.4 Bentuk Serat .....................................................................................26
2.6.5 Faktor Matrik ...................................................................................26
2.6.6 Katalis ..............................................................................................26
2.6.7 Void .................................................................................................27
2.7 Kaidah Pencampuran Komposit (Rules of Mixture ............................28
2.8 Fraksi Volume ....................................................................................30
2.9 Presentasi Jumlah Serat ......................................................................31
2.7 Tinjauan Pustaka .................................................................................29
2.10 Release Agent ...................................................................................32
2.11 Kekuatan Tarik .................................................................................34
2.12 Tinjauan Pustaka ...............................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................37
3.1Skema Penelitian .................................................................................37
3.2 Penyiapan Tempat Penelitian, Pembuatan Cetakan, Benda Uji .........38

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................................38


3.2.2 Pembuatan Cetakan .........................................................................38
3.2.3 Benda Uji...........................................................................................38
3.2.4 Bahan Tambah Komposit ................................................................39
3.2.5 Alat Pendukung Penelitian ..............................................................43
3.3 Perhitungan Komposit ........................................................................50
3.4 Pembuatan Benda Uji .........................................................................53
3.4.1 Pembuatan Benda Uji Resin (Polymer) ...........................................53
3.4.2 Proses Pembuatan Komposit Berbahan Tambah Serat ................... 54
3.5 Standar Uji dan Ukuran Benda Uji .....................................................56
3.6 Cara Penelitian ....................................................................................58
3.6.1 Pengujian Tarik ................................................................................58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................60
4.1 Hasil Pengujian ...................................................................................60
4.2 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik ........................................................60
4.2.1 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Matrik .........................................63
4.2.2 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Komposit .................................... 70
4.2.3 Hasil Rata-rata Pengujian Benda Uji Tarik Matrik dan Komposit ..83
4.2.4 Pembuatan Uji Tarik Matrik dan Komposit ....................................86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................88
5.1 Kesimpulan .........................................................................................88
5.2 Saran ...................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................90

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Matrix dan Reinforcement .................................................... 7
Gambar 2.2 Pengelompokkan Berdasarkan Matriks yang Digunakan .... 11
Gambar 2.3 Aplikasi MMC Untuk Gigi Palsu ......................................... 11
Gambar 2.4 Aplikasi CMC Untuk Bahan Busi ........................................ 12
Gambar 2.5 Contoh Barang Berbahan PMC ............................................ 13
Gambar 2.6 Struktur Bagan Komposit ..................................................... 15
Gambar 2.7 a.Fla flake b.Filter ................................................................ 17
Gambar 2.8 Continous Fibre Composite .................................................. 19
Gambar 2.9 Woven Fibre Composite ....................................................... 19
Gambar 2.10 Hybrid Composite .............................................................. 20
Gambar 2.11 Mikrostruktur Lamina ........................................................ 21
Gambar 2.12 Structural Composites Sandwich Panels ............................ 22
Gambar 2.13 Interface dan Interphase ..................................................... 28
Gambar 2.14 a) Crack b)Interface ............................................................ 29
Gambar 2.15 Jenis-jenis Release Agent ................................................... 33
Gambar 2.16 Alat Uji Teknik UTM ......................................................... 35
Gambar 2.17 Kurva Tegangan Listrik ...................................................... 35
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ....................................................... 38
Gambar 3.2 Sawit Utuh dan Tandan Kosong Kelapa Sawit .................... 38
Gambar 3.3 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit ..................................... 39
Gambar 3.4 Resin Yukalac 157 ................................................................ 41
Gambar 3.5 Katalis ................................................................................... 41
Gambar 3.6 Miror Glace .......................................................................... 42
Gambar 3.7 NaOH ................................................................................... 43
Gambar 3.8 Timbangan Analitik .............................................................. 44
Gambar 3.9 Ember ................................................................................... 44

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 3.10 Cetakan ............................................................................... 44


Gambar 3.11 Gunting ............................................................................... 45
Gambar 3.12 Penggaris ............................................................................ 45
Gambar 3.13 Jangka Sorong .................................................................... 46
Gambar 3.14 Gelas Ukur .......................................................................... 46
Gambar 3.15 Suntikan .............................................................................. 46
Gambar 3.16 Kuas .................................................................................... 47
Gambar 3.17 Sarung Tangan .................................................................... 47
Gambar 3.18 Sepatula .............................................................................. 48
Gambar 3.19 Gerinda ............................................................................... 48
Gambar 3.20 Mesin Milling ..................................................................... 49
Gambar 3.21 Mesin Uji Tarik .................................................................. 49
Gambar 3.22 Perendaman Serat ............................................................... 55
Gambar 3.23 Serat Setelah Proses Alkali dengan NaOH ........................ 56
Gambar 3.24 Ukuran Standar ASTM D-638 ........................................... 57
Gambar 3.25 Bentuk dan Ukuran Spesimen Uji Tarik ............................ 58
Gambar 4.1 Diagram kekuatan Tarik Matrik Yukalac 157 ...................... 66
Gambar 4.2 Diagram Regangan Matrik Yukalac 157 .............................. 66
Gambar 4.3 Diagram Modulus Elastisitas Matrik Yukalac 157 .............. 67
Gambar 4.4 Diagram Kekuatan Tarik Komposit Serat 4% ...................... 71
Gambar 4.5 Diagram Regangan Komposit Serat 4% ............................... 72
Gambar 4.6 Diagram Modulus Elastisitas Komposit Serat 4% ............... 72
Gambar 4.7 Diagram Kekuatan Tarik Komposit Serat 6% ...................... 75
Gambar 4.8 Diagram Regangan Komposit Serat 6% ............................... 75
Gambar 4.9 Diagram Modulus Elastisitas Komposit Serat 6% ............... 76
Gambar 4.10 Diagram Kekuatan Tarik Komposit Serat 8% .................... 78
Gambar 4.11 Diagram Regangan Komposit Serat 8% ............................. 79

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.12 Diagram Modulus Elastisitas Komposit Serat .................... 79


Gambar 4.13 Diagram Rata-Rata Nilai Kekuatan Tarik .......................... 81
Gambar 4.14 Diagram Rata-Rata Regangan ............................................ 82
Gambar 4.15 Diagram Rata-Rata Modulus Elastisitas ............................. 82
Gambar 4.16 Patahan yang Terjadi pada Komposit Resin ....................... 85
Gambar 4.17 Patahan yang Terjadi pada Komposit Serat 4% ................. 85
Gambar 4.18 Patahan yang Terjadi pada Komposit Resin 6% ................ 86
Gambar 4.19 Patahan yang Terjadi pada Komposit Resin 8% ................ 86

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian dari Komposit Komersi ................. 8
Tabel.2.2. Spesifikasi Unsaturated Polyester Resin Yukalac 157 ........... 14
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Mencari Massa Jenis Serat ......................... 51
Tabel 3.2 Ukuran geometri ASTM D-638 ............................................... 57
Tabel 4.1 Hasil Kekuatan Tarik Serat ....................................................... 60
Tabel 4.1.1 Standar Deviasi Data Kekuatan Tarik komposit 0% ........... 61
Tabel 4.2 Hasil Standar Deviasi Data Kekuatan Tarik komposit 0% ...... 63
Tabel 4.3 Standar Deviasi Matrik Yucalak 157 ........................................ 64
Tabel 4.4 Dimensi Matrik Yucalak 157 ................................................... 65
Tabel 4.5 Sifat Mekanik Matrik Yucalak 157 .......................................... 65
Tabel 4.6 Sifat Mekanik Yucalak 157 ...................................................... 66
Tabel 4.7 Standar Deviasi Komposit Serat 4% . ....................................... 68
Tabel 4.8 Dimensi Komposit Serat 4% Sebelum Diseleksi ..................... 69
Tabel 4.9 Sifat Mekanis Komposit Serat 4% Sebelum Diseleksi ............ 69
Tabel 4.10 Sifat Mekanis Komposit Serat 4% Debelum Diseleksi .......... 70
Tabel 4.11 Dimensi Komposit Serat 4% Setelah Diseleksi ..................... 70
Tabel 4.12 Sifat Mekanis Komposit Serat 4% Setelah Diseleksi ............ 71
Tabel 4.13 Sifat Mekanis Komposit Serat 4% Setelah Diseleksi ............ 71
Tabel 4.14 Dimensi Komposit Serat 6% Detelah Diseleksi ..................... 74
Tabel 4.15 Sifat Mekanis Komposit Serat 6% ......................................... 74
Tabel 4.16 Sifat Mekanis Komposit Serat 6% . ....................................... 75
Tabel 4.17 Dimensi Komposit Serat Fraksi Volume 8% .......................... 77
Tabel 4.18 Sifat Mekanis Komposit Serat Fraksi Volume 8% ................ 78
Tabel 4.19 Sifat Mekanis Komposit Serat Fraksi Volume 8% ................ 78
Tabel 4.20 Rata-Rata Nilai Benda Uji Tarik Matrik dan Komposit ........ 81

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa Sawit merupakan salah satu tanaman budidaya penghasil minyak
nabati berupa Crude Plam Oil (CPO), pohon-pohon ini banyak ditanam dalam
perkebunan di Indonesia terutama di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua. Selain menghasilkan Crude Palm Oil (CPO), dalam proses pengolahan kelapa
sawit menghasilkan banyak limbah. Satu ton kelapa sawit mampu menghasilkan
limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 23% atau 230 kg,
limbah cangkang (Shell) sebanyak 6,5% atau 65 kg, wet decanter solid (lumpur
sawit) 4% atau 40 kg, serabut (Fiber) 13% atau 130 kg serta limbah cair sebanyak
50% (Mandirim, 2012).
Keempat limbah padat tersebut limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 126.317,54 ton/tahun (Mandirim, 2012), namun
pemanfaatannya masih terbatas. Sementara ini hanya dibakar dan sebagian
dihamparkan pada lahan kosong sebagai mulsa/pupuk, di kawasan sekitar pabrik.
Paparan di atas dapat dilihat bahwa saat ini perkembangan perkebunan kelapa
sawit semakin pesat. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi berbagai macam
kebutuhan maka sudah pasti meninggalkan sisa-sisa yang dikenal dengan nama
limbah. Limbah dalam pengolahan kelapa sawit ini tidak terlalu berdampak buruk
bagi lingkungan karena salah satu bentuk limbah yang bersifat organik, tanpa
mengandung bahan kimia yang membahayakan lingkungan. Beberapa limbah kelapa
sawit pun sering dimanfaatkan untuk keperluan perkebunan dan peternakan. TKKS
merupakan limbah organik membuatnya menjadi mudah untuk diolah dan aman bagi
lingkungan. Pemanfaatan TKKS itu sendiri cukup bervariasi namun hanya sebatas
sebagai pupuk atau juga pengeras jalan, dari hal tersebut penulis akan mencoba
menggunakan limbah TKKS sebagai bahan tambah pada komposit dan akan dicari
kekuatan.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kata komposit (composite) berasal dari kata “to compose” yang berarti
menyusun atau menggabungkan. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material pembentuknya melalui campuran yang tidak
homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material pembentuknya
berbeda (Matthews dkk, 1993). Bahan komposit umumnya terdiri dari dua unsur,
yaitu serat (fiber) sebagai bahan pengisi dan matrik sebagai bahan pengikat serat.
Dari campuran tersebut akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat
mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material pembentuknya.
Komposit merupakan sejumlah sistem multi fasa sifat dengan gabungan, yaitu
gabungan antara bahan matrik atau pengikat dengan penguat. Matrik adalah
bagian komposit yang secara kontinyu melingkupi penguat dan berfungsi mengikat
penguat yang satu dengan yang lain serta meneruskan beban yang diterima oleh
komposit ke penguat. Sedangkan penguat adalah komponen yang dimasukkan ke
dalam matrik yang berfungsi sebagai penerima atau penahan beban utama yang
dialami oleh komposit (Mehta, 1986). Bahan penyusun komposit tersebut masing-
masing memiliki sifat yang berbeda dan ketika digabungkan dalam komposisi
tertentu terbentuk sifat baru yang disesuaikan dengan keinginan (Krevelen, 1994).
Sekian banyaknya komposit, salah satunya serat yang sering dimanfaatkan
sebagai komposit serat, komposit serat merupakan perpaduan antara matrik dan bahan
baku sebagai penguatnya. Pada umumnya, serat yang digunakan memiliki kekuatan
tarik yang lebih kuat dibandingkan matrik. Setelah dua komponen dipadukan
diharapkan akan terbentuk komposit dengan harga.
Pemanfaatan serat kelapa sawit untuk produk teknologi yang bermanfaat
masih sangatlah terbatas, umumnya serabut kelapa sawit tersebut diolah secara
tradisional untuk menjadi pupuk kompos akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk
pada perkebunan kelapa sawit itu sendiri, malah karena banyaknya limbah itu di
lingkungan limbah serabut kelapa sawit hanya di jadikan untuk pengerasan badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

jalan.
Namun dewasa ini semakin dikembangkan menjadi produk–produk yang
bermanfaat bahkan telah menjadi produk–produk yang meniliki nilai jual. Banyak
penelitian ilmiah yang berhubungan dengan limbah serabut kelapa sawit yang telah
dikerjakan seperti: pembuatan papan partikel dengan perekat fenol formaldahyde, dan
bahan baku kertas. Pemanfaatan alternatif ini sangat beralasan yaitu: mudah
tersedianya bahan baku, umur pakai dapat lebih lama, mudah didesain, dapat didaur
ulang, bebas korosi, daya tahan tinggi dan mampu menyerap daya panas, serta
ekonomis.
komposit adalah gabungan dari beberapa bahan maka umumnya sifat
komposit lebih unggul setelah dilakukan penggabungan, keunggulan sifatnya antara
lain :
a. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang tinggi.
b. Komposit dapat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dari korosi.
c. Dapat memberikan penampilan dan kehalusan permukaan yang lebih baik
Menurut Hairul Abral tentang studi kekuatan tarik dan sifat fisik serat TKKS
sebelum dan setelah mengalami perlakuan alkali NaOH bahwa serat yang tidak diberi
perlakuan alkali memiliki kekuatan tarik paling kecil yaitu sebesar 19,4 MPa, dan
setelah pemberian perlakuan alkali selama satu jam kekuatan tarik rata-rata serat
meningkat sampai 29,9MPa. Dari pengujian diperoleh kekuatan tarik rata-rata serat
maksimal diperoleh pada serat yang diberikan treatment alkali selama 2 jam yaitu
sebesar 53,7 MPa, sementara setelah diberi perlakuan alkali selama 3 jam kekuatan
tarik rata-ratanya cenderung menurun menjadi 44,8 MPa. Penurunan kekuatan serat
tersebut dapat dikarenakan kerusakan struktur serat akibat waktu perlakuan terlalu
lama.(Abral, 2010)
Lokantara dan Suardana, 2007 telah meneliti tentang analisis arah serat tapis
serta rasio hardener terhadap sifat fisis dan mekanis komposit tapis/polyester dimana
mereka membandingkan perlakuan NaOH dan KmnO4 sehingga didapatkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan perlakuan KMnO4 2% selama 15 menit dengan arah serat 45o memiliki nilai
tertinggi terhadap sifat mekanis komposit, variasi persentase NaOH dan KMnO4 pada
proses perlakuan serat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan tarik
dan kekuatan bending komposit. Penelitian tentang sifat mekanis komposit serat
kelapa dengan resin poliester. Setelah dilakukan pengujian dan foto SEM didapatkan
fraksi volume serat yang optimal dari komposit serat kelapa yang dapat menahan
perambatan retak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Josep untuk mengetahui efek perlakuan
alkali terhadap kekuatan serat kelapa sawit dengan matrik berupa karet alam.Tiga
perlakuan alkali diteterapkan yaitu konsentrasi NaOH 5%, 10%, dan 15%. Komposit
dengat serat yang dilakukan perlakuan alkali NaOH5% menghasilkan kekuatan tarik
9,95 MPa, sedangkan pada perlakuan alkali 10% NaOH dan 15% NaOH
menghasilkan kekuatan tarik 9,61 MP dan 8,865 MPa. Jadi perlakuan alkali NaOH
5% menghasilkan kekuatan tarik terbaik.(Josep. S, 2006 ).
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Shirley Savetlana didapat bahwa
peningkatan kandungan serat pada komposit serat TKKS meningkatkan sifat mekanik
komposit. Penelitian ini dilakukan dengan perlakuan alkali 5% NaOH dan dilakukan
post-curing pada temperature 62oC dengan waktu penahanan selama 4 jam. Komposit
15% serat TKKS memiliki kekuatan bending, kekuatan tarik dan modulus elastisitas
tertinggi yaitu 63,63 MPa, 24,72 MPa, dan 3,37 MPa.(Savetlana, 2012)
Melihat fakta di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian betujuan
mengetahui karakterisitik komposit berpenguat tandan kosong kelapa sawit dengan
penambahan NaOH guna mendapatkan kekuatan tarik dengan melakukan pengujian
tarik.
1.2 Rumusan Masalah
Pada tahap ini keterbatasan penyusunan dalam ilmu pengetahuan yaitu, waktu
dan literatur maka perlu adanya rumusan-rumusan masalah dengan tujuan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembahasan setiap poin yang ada agar lebih terarah dan terselesaikan dengan baik.
Rumusan masalah yang saya bahas pada karakteristik komposit ini adalah.
1. Seberapa besar pengaruh perlakuan alkali pada kekuatan tarik komposit serat
TKKS?
2. Berapakah fraksi volume serat terbaik supaya dihasilkan komposit serat
TKKS dengan kekuatan tertinggi?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian tentang serabut kelapa sawit yang
bertujuan untuk : .
1. Mengetahui fraksi volume serat terbaik terhadap kekuatan tarik pada
pengujian tarik.
2. Mengetahui fraksi volume serat terbaik terhadap regangan pada pengujian
tarik.
3. Mengetahui fraksi volume terbaik modulus elastisitas pada pengujian tarik
komposit.
4. Mengetahui jenis patahan yang terjadi pada bahan komposit setelah dilakukan
uji tarik.
1.4 Batasan Masalah
Karena terdapat begitu banyak hal yang dapat diteliti serta hal yang dapat
mempengaruhi karakteristik dari komposit partikel serabut kelapa sawit, maka
penulis memiliki batasan penelitian pada hal–hal sebagai berikut :
a) Pengujian yang dilakukan pada komposit adalah pengujian tarik.
b) Bahan penguat komposit adalah serat tandan kelapa sawit yang
mempunyai ukuran panjang 6cm–8cm, dengan fraksi volume serat
sebesar 4%, 6%, dan 8%.
c) Menggunakan cetakan yang terbuat dari kaca dengan ukuran: panjang 30 cm
dan lebar 20 cm.
d) Matrik yang digunakan sebagai bahan pengikat adalah resin polyester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang didapat pada penelitian yang penulis lakukan adalah
a) Hasil dari penelitian dapat dijadikan artikel ilmiah, yang dapat digunakan
untuk penelitian selanjutnya atau dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam pemanfaatan limbah kelapa sawit.
b) Dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang komposit khususnya
Karakteristik Komposit Serat Tanda Kelapa Sawit.
c) Mengetahui karakteristik dari komposit setelah diberikan pengujian dalam
rangkaian penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Komposit
Pengertian komposit adalah kombinasi dari dua material atau lebih yang
memiliki fasa yang berbeda menjadi suatu material baru yang memiliki properti lebih
baik dari keduanya. Komposit bisa diartikan bahan yang terbentuk apabila dua atau
lebih komponen yang berlainan digabung (Kroschwitz, 1987). K. Van Rijswijk et.al
dalam bukunya Natural Fibre Composite (2001) menjelaskan komposit adalah bahan
hibrida yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat–
sifat mekanik dan fisik.

Gambar 2.1 Matrix dan reinforcement


Bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana merupakan susunan
dari dua unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda
terhadap sifat-sifat unsur bahan penyusunnya. Komposit terdiri dari suatu bahan utama
(matrik) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk
meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat
(fiber). Material komposit terdiri dari lebih dari satu tipe material dan dirancang untuk
mendapatkan kombinasi karakteristik terbaik dari setiap komponen penyusunnya
(Handoyo Kus, 2008).
Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro yang didefinisikan
sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau
lebih unsur-unsur utama yang secara makro berbeda dalam bentuk dan atau

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

komposisi material yang tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). Material


komposit mempunyai beberapa keuntungan diantaranya (Schwartz, 1997):
1. Bobotnya ringan
2. Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3. Biaya produksi murah
4. Tahan korosi
Sedangkan (Peter, 2002) menjelaskan keuntungan dan kerugian komposit di dalam
tabel 2.1.
Tabel 2.1. Keuntungan dan Kerugian dari Komposit Komersial (Jurnal Penelitian
Characterization and Treatments of Pineapple Leaf Fibre Thermoplastic Composite
For Construction Application, Munirah Mochtar, et.al, 2007)
Keuntungan Kerugian

- Berat berkurang - Biaya bertambah untuk bahan


- Rasio antara kekuatan atau baku dan fabrikasi
rasio kekakuan dengan berat - Sifat-sifat bidang melintang
tinggi lemah
- Sifat-sifat yang mampu - Kelemahan matrik, kekerasan
beradaptasi: Kekuatan atau rendah
kekakuan dapat beradaptasi - Matrik dapat menimbulkan
terhadap pengaturan beban degradasi lingkungan
- Lebih tahan terhadap korosi - Sulit dalam mengikat
- Kehilangan sebagian sifat - Analisa sifat-sifat fisik dan
dasar material mekanik sulit dilakukan,
- Ongkos manufaktur rendah analisis untuk efisiensi
- Konduktivitas termal atau damping tidak mencapai
konduktivitas listrik meningkat konsensus
atau menurun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa aplikasi komposit masih terbatas disebabkan
oleh faktor ekonomi. Komposit menggunakan serat gelas atau material teknik yang
lain sebagai penguat, biaya bahan mentah dan biaya fabrikasi akan menjadi tinggi.
Hal ini jelas terlihat pada bidang industri yang memanfaatkan material komposit,
seperti pada bidang penerbangan dan kelautan.
2.2 Natrium hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali itu adalah
dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai basis
kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan
diterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun 2004
adalah sekitar 60 juta ton, sementara permintaan adalah 51 juta ton. Natrium
hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serbuk, butiran, dan
sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah menyerap karbon
dioksida dari udara sehingga harus di simpan dalam wadah kedab udara. Hal ini
sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini juga larut dalam etanol dan
methanol meskipun pemeran kelarutan rendah dalam pelarut dari pada kalium
hidroksida. Natrium hidroksida cair merupakan basis yang kuat, namun suhu tinggi
yang di perlukan aplikasi batas, hal ini tidak larut dalam meter dan pelarut non-polar.
Sebuah larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas. Natrium hidroksida di dominasi ion, mengandung kation natrium
hidroksida dan anion. Anion hidroksida natrium hidroksida membuat dasar yang
sangat kuat yang bereaksi dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai.
Natrium hidroksida bereaksi dengan asam protik untuk memberikan air dan garam
yang sesuai.
Sebagai contoh, dengan asam klorida, natrium klorida terbentuk:
NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2 O (l)
Secara umum reaksi netralisasi tersebut diwakili oleh satu persamaan ionik sederhana
bersih:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

OH-(aq) + H + (aq) → H2O (l)

2.3 Komponen Bahan Komposit


Material komposit terdiri dari dua buah penyusun yaitu reinforcement (bahan
pengisi) dan matrik. Bahan komposit merupakan penggabungan dua macam bahan
atau lebih yaitu matrik dan reinforcement agent.
2.3.1 Matrik (Resin)
Matrik dalam komposit berfungsi sebagai bahan mengikat serat menjadi
sebuah unit struktur, melindungi dari perusakan eksternal, meneruskan atau
memindahkan beban eksternal pada bidang geser antara serat dan matrik, sehingga
matrik dan serat saling berhubungan.
Matrik pada komposit dapat berbentuk :
a.Logam
b.Keramik
c.Polimer
Pembuatan komposit serat membutuhkan ikatan permukaan yang kuat antara
serat dan matrik. Selain itu matrik juga harus mempunyai kecocokan secara kimia
agar reaksi yang tidak diinginkan tidak terjadi pada permukaan kontak antara
keduanya. Untuk memilih matrik harus diperhatikan sifat-sifatnya antara lain seperti
tahan terhadap panas, tahan cuaca yang buruk dan tahan terhadap goncangan yang
biasanya menjadi pertimbangan dalam pemilihan material matrik. Matrik memiliki
fungsi:
1. Mengikat serat menjadi satu kesatuan struktur
2. Melindungi serat dari kerusakan akibat kondisi lingkungan
3. Mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat
4.Menyumbangkan beberapa sifat seperti, kekakuan, ketangguhan dan tahanan listrik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Berdasarkan matrik yang digunakan komposit dapat di kelompokkan menjadi 3 ,


pengelompokkan itu bisa kita lihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Pengelompokkan Berdasarkan Matrik yang Digunakan


Sumber : http://yudiprastyo53.files.wodpress.com/2011/12/2.pnj

2.3.1.1 MMC: Metal Matrik Composite


Metal matrik composite adalah salah satu jenis komposit yang memiliki
matrik logam. MMC mulai dikembangkan sejak tahun 1996. Pada mulanya yang
diteliti adalah continous filamen MMC yang digunakan dalam industri penerbangan.
aplikasi metal matrik komposit bisa di lihat di Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Aplikasi MMC Untuk Gigi Palsu


Sumber: http://www.shinysmiledentalclinic.com/wp-
content/uploads/2014/06/macam-macam-gigi-tiruan5.jpg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2.3.1.2 CMC: Ceramic Matrik Composite


CMC merupakan material dua fasa dengan satu fasa berfungsi sebagai
penguat dan satu fasa sebagai matrik dimana matriknya terbuat dari keramik. Penguat
yang umum digunakan pada CMC adalah; oksida, carbide, nitride. Salah saru proses
pembuatan dari CMC yaitu dengan proses DIMOX yaitu proses pembentukan
komposit dengan reaksi oksidasi leburan logam untuk pertumbuhan matrik keramik
di sekeliling daerah filler. Komposit dengan matrik kramik bisa digunakan sebagai
bahan tambah pada pembuatan busi, seperti dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pengaplikasian CMC untuk bahan busi


Sumber: http://asset.bmdstatic.com/assets/data/image_product_500x500/denso-busi-
iridium-denso-sk20r11-sku214400_0-2015119163928.jpg

2.3.1.3 PMC: Polymer Matrik Composite


Polimer merupakan matrik yang paling umum digunakan pada material
komposit. Karena memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi dan lebih ringan.
Matrik polimer terbagi 2 yaitu termoset dan termoplastik. Perbedaannya polimer
termoset tidak dapat didaur ulang sedangkan termoplastik dapat didaur ulang
sehingga lebih banyak digunakan belakangan ini. Jenis-jenis termoplastik yang biasa
digunakan adalah polypropylene (PP), polystryrene (PS), polyethylene (PE), dan lain-
lain. Penggungaan PMC bisa banyak aplikasinya seperti barang-barang yang sering
kita jumpai di rumah kita sendiri seperti Gambar 2.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gambar 2.5 Contoh Barang Berbahan PMC


Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-b2sp6gjx044/tdzzwo-
tdki/aaaaaaaahg/tz_282plb5a/s1600/apache-helicopter-44.jpg

2.3.2 Resin Polyester


Unsaturated Polyester Resin (UPR) merupakan jenis resin termoset atau lebih
populernya sering disebut polyester saja. UPR berupa resin cair dengan viskositas
yang cukup rendah, mengeras pada suhu kamar dengan penggunaan katalis tanpa
menghasilkan gas sewaktu pengesetan seperti banyak resin termoset lainnya.
Unsaturated Polyester Resin (UPR) yang digunakan dalam penelitian ini adalah seri
Yukalac 157 ® BQTN-EX Series, dimana memiliki beberapa spesifikasi sendiri, yaitu
Tabel.2.1. Spesifikasi Unsaturated Polyester Resin Yukalac 157® BTQN-EX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Sember: https://rajafiber.files.wordpress.com/2013/11/data-kekuatan-
material.jpg?w=530
2.3.3 Reinforcement atau Filler
Reinforcement (penguat) adalah salah satu bagian utama dari komposit yang
berfungsi sebagai penanggung beban utama pada komposit.
Reinforcement agent pada komposit dapat berbentuk:
a. Fiber (serat)
b. Partikel
c. Flake
Untuk lebih jelasnya, pembagian komposit dapat dilihat pada Gambar 2.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Gambar 2.6 Struktur Bagan Komposit


Https://ramatawa.files.wordpress.com/2008//11/klas-komposit.jpg

2.3.3.1 Particulate (Partikel)


Komposit partikel merupakan komposit yang mengandung bahan penguat
berbentuk partikel atau serbuk. Partikel sebagai bahan penguat sangat menentukan
sifat mekanik dari komposit karena meneruskan beban yang didistribusikan oleh
matrik. Ukuran, bentuk dan material partikel adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat mekanik dari komposit partikel. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan komposit partikel adalah menghilangkan unsur udara dan air
karena partikel yang berongga atau memiliki lubang udara kurang baik digunakan
dalam campuran komposit. Adanya udara dan air di sela-sela partikel dapat
mengurangi kekuatan dan mengurangi ketahanan retak bahan. Komposit partikel
merupakan produk yang dihasilkan dengan menempatkan partikel-partikel dan
sekaligus mengikatnya dengan suatu matrik bersama-sama dengan satu atau lebih
unsur-unsur perlakuan seperti panas, tekanan, kelembaban, katalisator dan lain- lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Komposit partikel ini berbeda dengan jenis serat acak sehingga bersifat
isotropis. Kekuatan komposit serat dipengaruhi oleh tegangan koheren di antara fase
partikel dan matrik yang menunjukkan sambungan yang baik.
Sifat-sifat komposit partikel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1. Ukuran dan bentuk partikel
2. Sifat-sifat atau bahan partikel
3. Rancangan partikel
4. Rasio perbandingan antara partikel
Partikel sebagai elemen penguat sangat menentukan sifat mekanik dari
komposit karena meneruskan beban yang di distribusikan oleh matrik.Ukuran, bentuk
dan material partikel adalah faktor-faktor yang mempengaruhi property mekanik dari
komposit partikel. Pengaruh peningkatan kehalusan partikel pada komposit antara
lain :
1) Memperkecil diameter pori
2) Meningkatkan kerapatan
3) Meningkatkan nilai porositas
4) Meningkatkan kekuatan tekan dan kekuatan lentur
Keuntungan dari komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel :
a. Kekuatan lebih seragam pada berbagai arah
b. Dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan meningkatkan kekerasan
material
c. Cara penguatan dan pengerasan oleh partikulat adalah dengan menghalangi
pergerakan dislokasi.
Komposit yang disusun oleh reinforcement berbentuk partikel, dimana
interaksi antara partikel dan matrik terjadi tidak dalam skala atomik atau molekular.
Partikel seharusnya berukuran kecil dan terdistribusi merata. Contoh dari
largeparticle composite adalah cemet dengan sand atau gravel, cemet sebagai matrik
dan sand atau gravel, cemet sebagai matrik dan sand sebagai partikel, Sphereodite
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

steel (cementite sebagai partikulat), Tire (carbon sebagai partikulat), Oxide-Base


Cermet (oksida logam sebagai partikulat).

Gambar 2.7 a. Flat flake sebagai penguat b. Filler sebagai penguat


Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
owtpgqejuxq/wruu281lhli/aaaaaaaaacny/uzyizhpxagtwl-
bhqkjes7kty9swee6wcew/s1600/6.png
Dispersion strengthened particle
a) Fraksi partikulat sangat kecil, jarang lebih dari 3%.
b) Ukuran yang lebih kecil yaitu sekitar 10-250 nm.
2.3.3.2 Flake composites
Komposit serpihan terdiri atas serpihan-serpihan yang saling menahan dengan
mengikat permukaan atau dimasukkan ke dalam matrik. Pengertian dari serpihan
adalah partikel kecil yang telah ditentukan sebelumnya yang dihasilkan dalam
peralatan yang khusus dengan orientasi serat sejajar permukaannya. Sifat-sifat khusus
yang dapat diperoleh dari serpihan adalah bentuknya besar dan datar sehingga dapat
disusun dengan rapat untuk menghasilkan suatu bahan penguat yang tinggi untuk luas
penampang lintang tertentu. Pada umumnya serpihan-serpihan saling tumpang tindih
pada suatu komposit sehingga dapat membentuk lintasan fluida ataupun uap yang
dapat mengurangi kerusakan mekanis karena penetrasi atau perembesan.
2.3.3.3 Fiber (Fibricius Composite)
Komposit serat (Fibricius Composite) adalah komposit yang terdiri dari serat
dan matrik yang dibuat secara fabrikasi, misalnya serat ditambah resin sebagai bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

perekat. Komposit serat merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu
lamina atau satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat. Serat yang
digunakan bisa berupa fibers glass, fibers carbon ,fibers nylon, dan fibers graphite.
Serat ini disusun secara acak (chopped strand mat) maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih komplek seperti anyaman, sebagai contoh
FRP (Fibrous Reinforce Plastik) plastik yang diperkuat dengan serat dan banyak
digunakan, yang sering disebut fiber glas, contoh lainya PCB (Pulp Cement Bord)
semen yang diperkaya dengan serat pulp dan dicetak dalam lembaran datar atau
gelombang. PCB menggantikan papan asbes dalam penggunaanya, karena asbes akan
terhisap dan merugikan kesehatan dengan menimbulkan ganguan kesehatan pada
paru-paru.
Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit,
sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang
digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh
matrik akan diteruskan kepada serat. Sehingga serat akan menahan beban sampai
beban maksimum, oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus
elastisitas yang lebih tinggi daripada matrik penyusun komposit.
Tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang
digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima oleh
matrik akan diteruskan kepada serat, sehingga serat akan menahan beban sampai
beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik dan
modulus elastisitas yang lebih tinggi dari pada matrik penyusun komposit (Vlack L.
H., 1985).
Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu:
a. Continuous Fibre Composite
Tipe ini mempunyai susunan serat panjang dan lurus, membentuk lamina
diantara matriknya. Tipe ini mempunyai kelemahan pemisahan antar lapisan. Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

komposit ini paling banyak digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan
antar lapisan. Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.

Gambar 2.8 Continuous fibre composite.(Gibson, 1994)

b. Woven Fibre Composite (bi-directional)


Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena
susunan seratnya mengikat antar lapisan. Susunan serat memanjangnya yang tidak
begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan melemah.

Gambar 2.9 Woven Fiber Composite.(Gibson, 1994)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

3. Discontinous Fibre Composite


Discontinous Fibre Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.

Gambar 2.10 Hybrid FiberComposite. (Gibson, 1994)


Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 :
a) Aligned discontinous fibre
b) Off-axis aligned discontinous fibre
c) Randomly oriented discontinous fibre
2.3.3.4 Struktural
Komposit struktural dibentuk oleh reinforce-reinforce yang memiliki bentuk
lembaran-lembaran. terdiri dari sekurang-kurangnya dua material berbeda yang
direkatkan bersama-sama. Proses pelapisan dilakukan dengan mengkombinasikan
aspek terbaik dari masing-masing lapisan untuk memperoleh bahan yang berguna.
Berdasarkan struktur, komposit dapat dibagi menjadi dua yaitu struktur dan
struktur sandwich.
a) Laminate
Laminate adalah gabungan dari dua atau lebih lamina (satu lembar komposit
dengan arah serat tertentu) yang membentuk elemen struktur secara integral pada
komposit. Proses pembentukan lamina ini menjadi laminate dinamakan proses
laminai. Sebagai elemen sebuah struktur, lamina yang serat penguatnya searah saja
(unidirectional lamina) pada umumnya tidak menguntungkan karena memiliki sifat
yang buruk. Untuk itulah struktur komposit dibuat dalam bentuk laminate yang terdiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dari beberapa macam lamina atau lapisan yang diorientasikan dalam arah yang
diinginkan dan digabungkan bersama sebagai sebuah unit struktur. Struktur laminate
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 2.11 Mikrostruktur lamina. (Widodo, 2008)

b) Sandwich panels
Komposit sandwich merupakan salah satu jenis komposit struktur yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Komposit sandwich merupakan komposit yang
tersusun dari 3 lapisan yang terdiri dari flat composite (metal sheet) sebagai kulit
permukaan (skin) serta meterial inti (core) di bagian tengahnya (berada di
antaranya).Core yang biasa dipakai adalah core import, seperti polyuretan (PU),
polyvynilClorida (PVC), dan honeycomb. Komposit sandwich dibuat dengan tujuan
untuk efisiensi berat yang optimal, namun mempunyai kekakuan dan kekuatan yang
tinggi. Sehinggga untuk mendapatkan karakteristik tersebut, pada bagian tengah
diantara kedua skin dipasang core. Struktur komposit sandwich bisa di lihat pada
Gambar 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Gambar 2.12 Structural Composites Sandwich Panels.(Widodo, 2008)


2.4 Faktor Ikatan Fiber-Matrik
Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang
membutuhkan material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat namun
juga ringan. Komposit serat yang baik harus mampu menyerap matrik yang
memudahkan terjadi antara dua fase (Schwartz, 1984). Selain itu komposit serat juga
harus mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan yang tinggi, karena serat dan
matrik berinteraksi dan pada akhirnya terjadi pendistribusian tegangan. Kemampuan
ini harus dimiliki oleh matrik dan serat. Hal yang mempengaruhi ikatan antara serat
dan matrik adalah void, yaitu adanya celah pada serat atau bentuk serat yang kurang
sempurna yang dapat menyebabkan matrik tidak akan mampu mengisi ruang kosong
pada cetakan. Bila komposit tersebut menerima beban, maka daerah tegangan akan
berpindah ke daerah void sehingga akan mengurangi kekuatan komposit tersebut
(Schwartz, 1984).
2.5 Faktor Ikatan Filler-Matrik
Dengan adanya partikel berupa filler, maka pada beberapa daerah pada resin
sebagai matrik akan terisi oleh partikel, sehingga pada saat terjadi interlamellar
stretching, deformasi yang terjadi pada bagian amorph dapat diminimalisir oleh
partikel. Mekanisme penguatannya adalah bahwa dengan adanya partikel, maka jarak
antara bagian polimer yang strukturnya kristalin (berbentuk seperti
lempengan/lamelar) akan diperpendek oleh adanya partikel tadi. Dengan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

meningkatnya jumlah partikel yang ada (sampai pada batasan tertentu dimana matrik
masih mampu mengikat partikel), maka deformasi yang terjadi juga akan semakin
berkurang, karena beban yang sebelumnya diterima oleh matrik akan diteruskan atau
ditanggung juga oleh partikel sebagai penguat.
Ikatan antara matrik dan filler harus kuat. Apabila ikatan yang terjadi cukup
kuat, maka mekanisme penguatan dapat terjadi. Tetapi apabila ikatan antar
permukaan partikel dan matrik tidak bagus, maka yang terjadi adalah filler hanya
akan berperan sebagai impurities atau pengotor saja dalam spesimen. Akibatnya filler
akan terjebak dalam matrik tanpa memiliki ikatan yang kuat dengan matriknya.
Sehingga akan ada udara yang terjebak dalam matrik sehingga dapat menimbulkan
cacat pada spesimen. Akibatnya beban atau tegangan yang diberikan pada specimen
tidak akan terdistribusi secara merata. Hal inilah yang menyebabkan turunnya
kekuatan mekanik pada komposit.
Ikatan antar permukaan yang terjadi pada awalnya merupakan gaya adhesi
yang ditimbulkan karena kekasaran bentuk permukaan, yang memungkinkan
terjadinya interlocking antar muka, gaya elektrostatik yaitu gaya tarik menarik antara
atom bermuatan ion, ikatan Van der Waals karena adanya dipol antara partikel
dengan resin. Permulaan kekristalan (nukleasi) pada polimer bisa terjadi secara acak
di seluruh matrik ketika molekul-molekul polimer mulai bersekutu (nukleasi
homogen) atau mungkin juga terjadi disekitar permukaan suatu kotoran (impurities
asing), yaitu mungkin suatu nukleator sengaja ditambahkan sehingga terjadi nukleasi
heterogen. Jadi partikel yang ditambahkan pada polimer akan berpengaruh terhadap
kristalisasi dari polimer itu sendiri.
Peningkatan volume filler akan mengurangi deformability (khususnya pada
permukaan) dari matriksehingga menurunkan keuletannya. Selanjutnya, komposit
akan memiliki kekuatan lentur yang rendah. Namun apabila terjadi ikatan antara
matrikdan filler kuat sifat mekanik akan meningkat karena distribusi tegangan merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pola distribusi dari partikel juga akan mempengaruhi kekuatan mekanik. Pola
distribusi partikel dalam matrik dapat dianalisa secara sederhana dengan menghitung
densitas dari komposit pada beberapa bagiannya dalam satu variabel. Dari hasil
perhitungannya, densitas komposit memiliki nilai-nilai yang berbeda-beda dalam satu
variabelnya. Hal ini menunjukkan pola sebaran dari partikel yang kurang homogen.
Pada penelitian ini komposit dianalisa secara makroskopik. Makroskopik
adalah menganalisa bahan komposit dengan anggapan bahan komposit bersifat
homogen sehingga dalam analisa kekuatan komposit berdasarkan kekuatan komposit
secara keseluruhan. Sedangkan tinjauan secara mikroskopik pada penelitian ini
diabaikan. Mikroskopik adalah menganalisa bahan komposit berdasarkan interaksi
antara penguat dan matriknya.
2.6 Jenis-jenis Serat
Jenis-jenis serat yang banyak tersedia untuk menggunakan komposit, dan
jumlahnya hampir meningkat. Kekakuan spesifik yang tinggi (kekakuan dibagi oleh
berat jenisnya) dan kekuatan spesifik yang tinggi (kekuatan dibagi oleh berat
jenisnya) serat-serat tersebut disebut Advanced Fiber. Komposit terbuat dari serat-
serat tersebut yang disebut Advanced Composite. (Chawla, 1987).
Penelitian mengenai komposit yang mengabungkan antara matrik dan penguat
yang berupa serat harus memperhatikan beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi performa fiber matrik composites antara lain :
2.6.1 Faktor Serat
Serat adalah bahan pengisi matrik yang digunakan untuk dapat memperbaiki
sifat dan struktur matrik yang tidak dimilikinya, juga diharapkan mampu menjadi
bahan penguat matrik pada komposit untuk menahan gaya yang terjadi.
2.6.2 Letak Serat
Dalam pembuatan komposit tata letak dan arah serat dalam matrik yang akan
menentukan kekuatan mekanik komposit, dimana letak dan arah dapat mempengaruhi
kinerja komposit tersebut. Menurut tata letak dan arah serat diklasifikasikan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

3 bagian yaitu: yang pertama one dimensional reinforcement, mempunyai kekuatan


dan modulus maksimum pada arah axis serat. Yang kedua adalah two dimensional
reinforcement (planar), mempunyai kekuatan pada dua arah atau masing-masing arah
orientasi serat. Yang ketiga three dimensional reinforcement, mempunyai sifat
isotropic kekuatannya lebih tinggi dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Pada
pencapuran dan arah serat mempunyai beberapa keunggulan, jika orientasi serat
semakin acak (random) maka sifat mekanik pada 1 arahnya akan melemah, bila arah
tiap serat menyebar maka kekuatannya juga akan menyebar ke segala arah maka
kekuatan akan meningkat.
2.6.3 Panjang Serat
Panjang serat dalam pembuatan komposit serat pada matrik sangat
berpengaruh terhadap kekuatan. Ada 2 penggunaan serat dalam campuran komposit
yaitu serat pendek dan serat panjang. Serat panjang lebih kuat dibanding serat
pendek. Serat alami jika dibandingkan dengan serat sintetis mempunyai panjang dan
diameter yang tidak seragam pada setiap jenisnya. Oleh karena itu panjang dan
diameter sangat berpengaruh pada kekuatan maupun modulus komposit.
Panjang serat berbanding diameter serat sering disebut dengan istilah aspect
ratio. Bila aspect ratio makin besar maka makin besar pula kekuatan tarik serat pada
komposit tersebut. Serat panjang (continous fiber) lebih efisien dalam peletakannya.
Pada umumnya, serat panjang lebih mudah penanganannya jika dibandingkan dengan
serat pendek. Serat panjang pada keadaan normal dibentuk dengan proses
filamentwinding, dimana pelapisan serat dengan matrik akan menghasilkan distribusi
yang bagus dan orientasi yang menguntungkan.
Ditinjau dari teorinya, serat panjang dapat mengalirkan beban maupun
tegangan dari titik tegangan ke arah serat yang lain. Pada struktur continous fiber
yang ideal, serat akan bebas tegangan atau mempunyai tegangan yang sama. Selama
fabrikasi, beberapa serat akan menerima tegangan yang tinggi dan yang lain mungkin
tidak terkena tegangan sehingga keadaan di atas tidak dapat tercapai (Schwartz,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

1984). Sedangkan komposit serat pendek, dengan orientasi yang benar, akan
menghasilkan kekuatan yang lebih besar jika dibandingkan continous fiber. Hal ini
terjadi pada whisker, yang mempunyai keseragaman kekuatan tarik. Komposit
berserat pendek dapat diproduksi dengan cacat permukaan yang rendah sehingga
kekuatannya dapat mencapai kekuatan teoritisnya (Schwartz, 1984).
Faktor yang mempengaruhi variasi panjang serat chopped fiber composites
adalah critical length (panjang kritis). Panjang kritis yaitu panjang minimum serat
pada suatu diameter serat yang dibutuhkan pada tegangan untuk mencapai tegangan
saat patah yang tinggi (Schwartz, 1984).
2.6.4 Bentuk Serat
Bentuk Serat yang digunakan untuk pembuatan komposit tidak begitu
mempengaruhi, yang mempengaruhi adalah diameter seratnya. Pada umumnya,
semakin kecil diameter serat akan menghasilkan kekuatan komposit yang lebih tinggi.
Selain bentuknya kandungan seratnya juga mempengaruhi (Schwartz, 1984).

2.6.5 Faktor Matrik


Pembuatan komposit serat membutuhkan ikatan permukaan yang kuat antara
serat dan matrik. Selain itu matrik juga harus mempunyai kecocokan secara kimia
agar reaksi yang tidak diinginkan tidak terjadi pada permukaan kontak antara
keduanya. Untuk memilih matrik harus diperhatikan sifat-sifatnya, antara lain seperti
tahan terhadap panas, tahan cuaca yang buruk dan tahan terhadap goncangan yang
biasanya menjadi pertimbangan dalam pemilihan material matrik. Juga kemampuan
bertambahnya elongasi saat patah yang lebih besar dibandingkan dengan penguat.
Selain itu juga perlu diperhatikan berat jenis, viskositas, kemampuan membasahi
penguat, tekanan dan suhu curring, penyusutan.
2.6.6 Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada
suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

katalis berperan dalam reaksi tetapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis
dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis
heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan
pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam
fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerap.
Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai
terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga
akhirnya terlepas. Banyak sedikitnya katalis yang diberikan pada pembuatan
komposit juga berpengaruh pada sifat mekanik yang dihasilkan oleh komposit
nantinya.
2.6.7 Void
Void atau gelembung udara merupakan akibat yang tidak bisa dihindari pada saat
proses pembuatan. Untuk itu sebisa mungkin meminimalkan void yang dihasilkan
pada bahan komposit. Void (kekosongan) yang terjadi pada matrik sangatlah
berbahaya, karena pada bagian tersebut penguat tidak didukung oleh matrik,
sedangkan penguat selalu akan mentransfer tegangan ke matrik. Hal seperti ini
menjadi penyebab munculnya crack, sehingga komposit akan gagal lebih awal.
Kekuatan komposit terkait dengan void adalah berbanding terbalik yaitu semakin
banyak void maka komposit semakin rapuh dan apabila sedikit void komposit
semakin kuat. Void juga dapat mempengaruhi ikatan antara serat dan matrik , yaitu
adanya celah pada serat atau bentuk serat yang kurang sempurna yang dapat
menyebabkan matrik tidak akan mampu mengisi ruang kosong pada cetakan. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

komposit tersebut menerima beban, maka daerah tegangan akan berpindah ke daerah
void sehingga akan mengurangi kekuatan komposit tersebut. Pada pengujian tarik
komposit akan berakibat lolosnya serat dari matrik. Hal ini disebabkan karena
kekuatan atau ikatan interfacial antara matrik dan serat yang kurang besar (Schwartz,
1984).

2.7 Kaidah Pencampuran Komposit (Rules of Mixture)

Dalam pemilihan bahan komposit, haruslah dipilih kombinasi yang optimum


dari sifat masing-masing bahan penyusunnya. Pencampuran dengan kombinasi yang
optimum akan menghasilkan komposit dengan unjuk kerja yang baik pula. Sifat-sifat
komposit ditentukan oleh phase matrik dan phase reinforcing sebagai bahan
penyusunnya, bentuk geometri bahan penyusunnya serta interaksi antar phase
penyusun komposit. Rongga udara (void), tidak merekatnya phase reinforcing pada
phase matrik (interface), rusak atau retaknya serat (crack) danadanya rongga antara
phase reinforcing dan phase matrik (interphase) harusdihindari.

Gambar 2.13Interface dan Interphase

Sumber : http://3.bp.blogspot.com/-
3w_ee5g3rog/vrmevprtdyi/aaaaaaaaaqtw/ezr2qni0gzm/s320/new%2bpictur.jpg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Gambar 2.14 a) Crack,b) Interface

Sumber :http://3.bp.blogspot.com/-
3w_ee5g3rog/vrmehgyrtdyi/aaaaaaaaaqtw/ezr2qni0gzm/s32uh8new%2bpictur.jpg

Bahan komposit dibuat untuk memperbaiki sifat-sifat dari bahan


penyusunnya. Komposit meningkatkan kekuatan tarik matrik dan mengurangi
regangan matrik. Komposit juga menurunkan kekuatan tarik serat dan meningkatkan
regangan serat. Serat yang bersifat getas tetapi memiliki kekuatan tarik yang tinggi
dipadukan dengan matrik yang memiliki kekuatan tarik rendah dan regangan yang
besar. Perpaduan tersebut menciptakan suatu bahan yang memiliki sifat-sifat yang
lebih baik. Perbaikan sifat-sifat inilah yang membuat komposit banyak digunakan
sebagai bahan yang digunakan dalam bidang teknik dan 29 industry. Perpaduan
bahan-bahan terus dilakukan untuk mendapatkan bahan baru yang mempunyaisifat-
sifat lebih baik dari bahan-bahan yang sudah ada. Dibawah ini adalah perhitungan
tentang bahan komposit:

a. Massa Komposit (mc)

mc  mm  mr , (2.1)

Dengan :

mm = massa matrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

mr = massa reinforcing

b. Volume komposit (Vc)


Vc  Vm  Vr  Vv , (2.2)

Dengan : Vm = volume matri


Vr = volume reinorcing

V v = volume void (rongga, cacat)

c. Kerapatan komposit ( c)

mc mm  mr (  m  Vm )  (  r  Vr )
c    , (2.3)
Vc Vc Vc
Dengan :  m = kerapatan matrik

 r = kerapatan reinforcing
Atau :
 c  ( f m   m )  ( f r   r ), (2.4)

Vm V
Dengan : f m  dan f r  r , (2.5)
Vc Vc
2.Fraksi Volume
Jika fraksi volume (%) adalah perbandingan volume bahan pembentuk
komposit terhadap volume komposit.

Misal : Vr = % Reinforcing

Vm = % Matrik

Vcat = % Katalis

Vcom = 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Maka : Vr  Vm  Vcat  Vkomposit, (2.6)

2.9 Presentasi Jumlah Serat


Presentase jumlah serat mempengaruhi karakteristik dari komposit yang
dihasilkan. Presentase dapat dihitung berdasarkan fraksi volume maupun fraksi berat
komposit. Fraksi volume merupakan rasio antara volume komponen peyusun dengan
volume total komposit. Berikut ini adalah persamaan-persamaan perhitungan
presentase serat berdasarkan fraksi volume komposit.
Pada bahan komposit, jumlah fraksi volume komponen penyusunnya sama
dengan satu, dan dengan mengasumsikan tidak adanya rongga udara:

Vf  Vm  1, (2.7)

Dengan :

Vf = fraksi volume serat

Vm = fraksi volume matrik

Sedangkan fraksi berat dapat dituliskan

Wf  Wm  1, (2.8)

Dengan :

Wf = fraksi berat serat

Wm = fraksi berat matrik

Massa jenis total komposit merupakan gabungan dari massa jenis komponen
penyusunnya :

c  fVf  mVm , (2.9)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Dengan :

c = massa jenis komposit

f = massa jenis serat

Vf = fraksi volume serat

m = massa jenis matrik

Vm = fraksi volume matrik

Persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut:

c = fVf  m(1  Vf )

c = ( f  m)Vf  m, (2.10)

Sehingga fraksi volume serat dapat diketahui dari persamaan:

c  m
Vf = , (2.11)
f  m

Dengan mengetahui besar massa jenis total komposit dan komponen


penyusunnya maka fraksi volume serat akan dapat diketahui. Fraksi volume serat
dalam komposit merupakan parameter penting dalam mengatur sifat mekanik
komposit lamina yang dihasilkan. Pada umumnya besar fraksi volume bahan
komposit sekitar 20% sampai 60%, tergantung serat yang digunakan dan disesuaikan
dengan kebutuhan.

2.10 Release Agent

Release agent atau zat pelapis yang berfungsi untuk mencegah lengketnya
produk pada cetakan saat proses pembuatan. Pelapisan dilakukan sebelum proses
pembuatan dilakukan. Release agent yang biasa digunakan antara lain: waxes (semir),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

mirror glass, polyvynil alcohol, film forming, dan oli. Jenis-jenis release agent
lainnya dapat dilihat pada Gambar 2.15.

A B

C D
Gambar 2.15J jenis-jenis Release Agent: A. Spray Waxe, B. Greaze/paselin Oil, C.
Polyvinylalcohol, D. Film Morning.
Sumber : https://www.techtransfer.com/blog/oil-andgrease-aplplication-methods/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

2.11 Kekuatan Tarik


Pengujian tarik (tensile test) adalah pengujian mekanik secara statis dengan
cara sampel ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana gaya tarik
yang diberikan sebesar P (Newton). Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik
tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji. Pertambahan panjang ( l ) yang
terjadi akibat gaya tarikan yang diberikan pada sampel uji disebut deformasi.
Regangan merupakan perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang
mula-mula. Regangan merupakan ukuran untuk kekenyalan suatu bahan yang
harganya biasanya dinyatakan dalam persen (Sears, 2002).
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan.Hubungan tegangan-
regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju
tegangan, temperature, kelembaban, dan seterusnya. Kekuatan tarik diukur dengan
menarik sekeping sampel dengan dimensi yang seragam. Tegangan tarik  adalah
gaya yang diaplikasikan, F, dibagi dengan luas penampang A yaitu:
F (2.12)

A

Satuan yang dipakai adalah dyne per sentimeter kuadrat (CGS) atau Newton
per meter kuadrat (MKS). Perpanjangan tarik (  ) adalah perubahan panjang ( l
)sampel dibagi dengan panjang awal ( l ):

l
 (2.13)
l
Perbandingan tegangan (  ) terhadap perpanjangan (  ) disebut modulus tarik E



 (2.14)

 = Modulus tarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Gambar2.16 Alat Uji Tarik UTM


(Sumber: http://www.alatuji.com/kategori/143/universal-testing-machine)

Gambar 2.17 Kurva Tegangan Tarik


2.12 Tinjauan Pustaka
“Sifat–Sifat Fisik dan Mekanis Komposit Serabut Kelapa” oleh Johanes
Martin Khristianto (2006). Khristianto melakukan penelitian mengenai komposit
serat alam, yang memanfaatkan serat alam sebagai penguat dan plastik sebagai matrik
pengikat (Natural Fiber Reinforced Plastic / NFRP). Serat alam yang digunakan
adalah serabut kelapa dalam bentuk potongan dengan panjang antara 0.5-1.5 cm.
Sedangkan matrik yang digunakan adalah resin polyester, sejenis plastik
thermosetting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Dalam penelitiannya Khristianto melakukan beberapa pengujian untuk


mengetahui karakter dari komposit yang terbentuk.Pengujian yang dilakukan adalah
pengujian tarik dan impact.Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa semakin meningkatnya fraksi volume serat dalam komposit membuat daya
tahan komposit terhadap beban tarik semakin rendah.Sedangkan dari pengujian
impact membuatnya semakin tahan beban impact.
“Study Perlakuan Alkali Dan Fraksi Volume Serat Terhadap Kekuatan
Bending, Tarik, Dan Impact Komposit Berpenguat Serat Rami Bermatrik Polyester
BQTN 157” oleh Ludi Hartanto (2009). Hartanto melakukan penelitian untuk
mengetahui kekuatan bending, tarik, dan impact yang optimal dari komposit serat
rami pada fraksi volume 20,30,40,50 % dengan variasi ketebalan 1 mm hingga 5 mm,
dengan perlakuan alkali, menggunakan polyester BQTN 157 sebagai matriknya.
Pembuatan dengan cara press mold, pengujian bending yang dilakukan dengan acuan
standart ASTM D 790-02, tarik dengan standart ASTM 638-02 dan impack charpy
dengan acuan standart ASTM D 256-00.
Hasil pengujian didapat pengaruh alkali 2,4,6,dan 8 jam pada fraksi volume
20%, 30%, 40%, 50%, dengan variasi tebal 1mm hingga 5mm. Pada pengujian
bending optimal rata-rata pada fraksi volume 40% dengan ketebalan 3mm dan paling
optimal pada alkali 2 jam,Pada uji tarik optimal pada fraksi volume 50% ketebalan
5mm dan paling optimal pada alkali 2 jam,dan Pada uji Impak optimal rata-rata pada
fraksi volume 40% dan 50% pada ketebalan 5mm dan paling optimal pada fraksi
volume 50% alkali 6 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 SkemaPenelitian

Berikut ini merupakan diagram alir dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Bahan

BAHAN

Serat TKKS NaOH Polyester Katalis

BAHAN BAHAN BAHAN

Pembuatan benda uji :

1. Pembuatan cetakan
2. Pecetakan matrik tanpa
menggunakan serat
3. Pencetakan komposit
dengan komposisi
fraksi volume 4%, 6%,
8%

Uji tarik

Hasil penelitian

BAHAN
BAHAN
Studi pustaka Pembahasan

BAHAN BAHAN
Kesimpulan

BAHAN
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

3.2 Penyiapan Tempat Penelitian, Pembuatan Cetakan, Benda Uji dan Bahan
Komposit
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium ilmu logam jurusan Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sebelum melakukan penelitian terlebih
dahulu disiapkan alat dan bahan untuk membuat benda uji. Persiapan dimulai dengan
pembuatan cetakan di tukang kaca, kemudian membeli alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pembuatan benda uji, terahir benda uji siap untuk proses pengujian.
3.2.2 Pembuatan Cetakan
Proses pembuatan cetakan pertama penulis sudah mempunyai material kaca
berbentuk persegi berukuran 1 meter x 1,5 meter sebanyak 2 buah. Dua kaca tersebut
lalu penulis mengantar ke tukang kaca untuk dipotong dan di bentuk sesuai dengan
ukuran yaitu 20cm x 30cmx 5mm, selain membuat cetakan penulis juga membuat
penutup untuk menutup cetakan saat proses mencetak komposit dengan material kaca
dengan ukuran 25cm x 4cm x 5mm.
3.2.3 Benda Uji
a) Sawit yang belum diolah dan sawit yang sudah diolah menjadi tankos dapat
dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Sawit Utuh dan Tandan Kosong Kelapa Sawit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b) Tandan kosong yang sudah dihancurkan dan menjadi serat dapat dilihat pada
Gambar 3.3

Gambar 3.3 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit


3.2.4 Bahan Tambah Komposit
Bahan bahan utama yang digunakan untuk membuat komposit berpenguat
serat tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai berikut :
a. Serat
Serat yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah serat dari tandan
kosong kelapa sawit. Serat tandan kosong kelapa sawit merupakan serat yang kaku,
namun memiliki sifat yang kuat. Proses yang harus dilakukan penulis sebelum
menjadikan serat tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan tambah komposit adalah
sebagai berikut :
1. Mendapatkan Serat
Tandan kosong kelapa sawit didapatkan dari Lampung, namun dikarenakan
keterbatasan penulis, serat tandan kosong kelapa sawit didapatkan dari salah satu
teman yang berasal dari Lampung. Mendapatkan serat tandan kelapa sawit disana
tidak terlalu sulit, karena serat tandan kelapa sawit hanya menjadi limbah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

2. Pemilihan Serat
Rendam serat menggunakan air supaya tekstur serat tidak kaku saat dipotong.
Potong serat dengan menggunakan gunting yang berukuran kecil dan berwarna putih,
karena ada bagian serat yang berwarna coklat dan memiliki ukuran yang tebal. Serat
yang berwarna coklat memiliki sifat getas karena sudah layu, sedangkan yang tebal
itu akan berpengaruh kepada ukuran serat yang digunakan oleh penulis.
3. Pembersihan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Serat yang sudah dipotong kemudian di bersihkan menggunakan air mengalir
hingga bersih dari kotoran yang menempel di serat. Setelah bersih serat yang masih
basah di urai agar terpisah satu dengan yang lain, mengurai serat saat basah lebih
mudah karena tidak kaku.
4. Penjemuran Serat Tandan Kosong Kelapa Kawit
Serat yang terurai kemudian di jemur dengan bantuan sinarmatahari guna
mengilangkan air setelah dicuci. Tunggu serat sampai benar-benar kering, kira-kira
memerlukan waktu 3 hari.
5. Pemilihan Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit
Serat tandan kosong kelapa sawit yang sudah di jemur sampai kering kemudian
dipilih dan di ukur dengan panjangserat 6-8 cm dan dengan rata-rata diameternya
1,97 mm.

b. Resin dan Katalis


Resin yang digunakan adalah resin polyester dengan jenis resin yaitu Yukalac
157, resin ini sering disebut juga dengan nama (UPR). (UPR) merupakan jenis resin
cair dengan viskositas yang cukup rendah, mengeras pada suhu kamar dengan bahan
tambah katalis yang berfungsi sebagai pengeras resin dapat dilihat pada Gambar
3.4dan Gambar katalis pada Gambar 3.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 3.4 Reain Polyester Yukalac 157

Gambar 3.5 Katalis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

c. Release Agent
Bahan tambah yang di gunakan dalam pembuatan atau pencetakan komposit ada
beberapa antara lain adalah release agent. Mengantisipasi lengketnya produk dengan
cetakan, maka digunakan release agent agar memudahkan saat melepaskan produk
dari cetakan.Sifatnya yang lengket menyebabkan produk merekat dengan cetakan,
bahkan tidak bisa di lepas harus dengan memecahkan cetakan baru terlepas. Pelapisan
menggunakan release agent dilakukan sebelum melakukan pencetakan, penulis
menggunakan jenis mirror glaze. Jenis-jenis release agent ada banyak antara
lainwaxe (semir), mirror glaze, polyvinylalcohol, film morning, paselin dan oil.
Release agent yang penulis gunakan bisa dilihat pada Gambar 3.6

Gambar 3.6 Mirror GlazeYang Digunakan


d. NaOH (Natrium hidroksida)
NaOH digunakan untuk merendam serat, supaya mengurangi kadar minyak
yang masih terkandung di dalam serat. Proses alkali dengan menggunakan NaOH
berlangsung selama 2 jam, karena serat yang di miliki penulis cukup banyak sehingga
serat di bagi menjadi 3 bagian. NaOH sebanyak 50 gram di larutkan pada 1 liter air,
setelah larut serat lalu dimasukan dan di tunggu selama 2 jam. NaOH dapat dilihat
pada Gambar 3.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Gambar 3.8 NaOH

3.2.5 Alat Pendukung Penelitian


Alat-alat yang digunakan pada proses pembuatan komposit dengan serat
tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai berikut :
1. Timbangan Digital (Timbangan Analitik)
Timbangan di gunakan untuk menimbang berat serat untuk mencari massa
jenis serat tandan kosong kelapa sawit. Timbangan tersebut terdapat di Laboratorium
Farmasi Sanata Dharma, penulis menggunakan timbangan tersebut karena merupakan
jenis timbangan digital atau timbangan analitik dengan keakuratan dalam membaca
berat pada serat. Timbangan analitik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Timbangan analitik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

2. Ember
Ember digunakan sebagai alat untuk merendam serat pada proser alkali
menggunakan NaOH. Ember yang dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Ember

3. Cetakan
Cetakan berbahan kaca berukuran 30 cm x 20 cm x 5 mm yang terbuat dari kaca,
berfungsi sebagai media mencetak komposit. Cetakan dapat dilihat pada Gambar
3.11.

Gambar3.11 Cetakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

4. Gunting
Berfungsi untuk memotong serat menjadi lebih pendek dan memisahkan serat,
dari serat yang berwarna putih dengan yang berwarna coklat. Gunting yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar3.12 Gunting
5. Penggaris
Untuk mengukur panjang serat supaya berukuran panjang 6-8 cm. Penggaris dapat
dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 penggaris


6. Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter serat pada saat mencari rata-
rata massa jenis serat. Jangka sorong dapat dilihat pada Gambar 3.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Gambar 3.14 jangka sorong


7. Gelas Ukur
Sebagai media saat pencampuran resin dengan katalis sebelum pencetakan,
dengan banyak 300 ml resin. Gelas ukur dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15 Gelas ukur


8. Suntikan
Berfungsi sebagai alat untuk mengambil katalis sebelum dicampur dengan resin.
Suntikkan dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Suntikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

9. Kuas
Berfungsi sebagai alat untuk meratakan mirror glaze pada cetakan supaya
komposit mudah di lepas dari cetakan. Kuas dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17 kuas


10. Sarung Tangan
Berfungsi untuk melindungi dari bahan-bahan yang bersifat kimia yaitu resin dan
katalis. Resin apabila terkena tangan akan lengket dan susah dibersihkan, sedangkan
katalis jika terkena tangan akan terasa panas. Sarung tangan dapat dilihat pada
Gambar 3.18

Gambar 3.18 Sarung tangan


11. Sepatula
Berfungsi untuk melepaskan komposit dari cetakan setelah komposit kering.
Fungsi lainnya yaitu untuk membersihkan cetakan dari bekas resin yang tertinggal di
cetakan setelah proses pencetakan komposit. Sepatula dapat dilihat pada Gambar
3.19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Gambar 3. 19 Sepatula
12. Gerinda
Berfungsi sebagai alat pemotong benda uji. Gerinda dapat dilihat pada Gambar
3.20

Gambar 3.20 Gerinda


13. Mesin Milling
Mesin milling digunakan saat membuat spesimen benda uji sesuai dengan ASTM
D-638. Mesin milling dapat dilihat pada Gambar 3.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Gambar 3.21 Mesin milling


14. Mesin Uji Tarik
Alat yang digunakan penulis untuk pengujian spesimen. Mesin uji tarik dapat
dilihat pada Gambar 3.22.

Gambar 3.22 Mesin Uji Tarik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

3.3 Perhitungan Komposisi Serat


Komposisi dari komposit yang dibuat adalah menggunakan fraksi volume serat
sebesar 4%, 6%, 8% serat TKKS, 96%, 94%, 92% resin polyester. Penulis telah
melakukan uji kekuatan resin tanpa serat dengan campuran katalis 0,5%, 0,4% dan
0,3%. Setelah melakukan pengujian tarik didapatkan hasil yang terkuat adalah 0,4%,
maka dari itu peneliti memilih menggunakkan 0,4% katalis sebagai bahan tambah
nya. Perhitungan komposisi komposit dihitung berdasarkan perhitungan volume total
cetakan, namun sebelumnya peneliti harus mencari massa jenis dari serat tandan
kosong kelapa sawit terlebih dahulu. Mencari massa jenis serat dan perhitungan
antara lain yang dilakukan:
a. Pembuatan benda uji komposit adalah dengan mencari massa jenis (  ) serat
tandan kosong kelapa sawit. Adapun metode perhitungan massa jenis (  ) serat
tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Membuat pilinan serat dengan variasi 6 perbesaran, menimbang 6 variasi
massa serat tandan kosong kelapa sawit, panjang serat 80 mm.
2. Mengukur diameter 6 variasi pilinan serat tandan kosong kelapa sawit.
3. Melakukan perhitungan dengan rumusan sebagai berikut:
Menghitung volume serat tandan kosong kelapa sawit pada setiap pilinan serat
dengan rumus :

v  D2 T
4 (3.1)
Dimana:
v = volume serat tandan kosong kelapa sawit
D = diamater serat tandan kosong kelapa sawit
T = tinggi atau panjang dari serat tandan kosong kelapa sawit
4. Menghitung massa jenis serat aemua variasi, dengan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Menghitung massa jenis:


m

V (3.2)

Dimana:
m = massa serat tandan kosong kelapa sawit
 = jenis serat massa tandan kosong kelapa sawit
V = volume serat tandan kosong kelapa sawit

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Mencari Massa Jenis Serat


No Spesimen D V (mm3) Massa (gr) ρ Serat (gr/cm3)
1 Serat 0,96 57,9 0,025 0,435
2 Serat 1,04 67,9 0,034 0,499
3 Serat 2,08 271,7 0,130 0,478
4 Serat 2,14 287,6 0,157 0,547
5 Serat 2,68 451,1 0,250 0,555
6 Serat 2,92 535,5 0,265 0,494
Rata-rata 1,97 278,6 0,144 0,501
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan mendapatkan nilai ata-rata massa
jenis serat yaitu :

 rata-rata serat TKKS= 0,501 gr/cm3

b. Langkah selanjutnya setelah mendapatkan massa jenis dari serat TKKS adalah
menghitung komposisi serat tandan kosong kelapa sawit, resin dan katalis
berdasarkan volume cetakan dan prosentase komposisi yang diinginkan. Langkah-
langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Menghitung volume cetakan
Dengan asumsi:
Volume cetakan = volume komposit total
Vcetakan = Vkomp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Maka, volume cetakan:


Vcetakan= 20 cm x 30 cm x 0,5 cm
= 300 cm3
2. Menghitung komposisi serat tandan kosong kelapa sawit, resin dan katalis
• Untuk fraksi volume 4% serat tandan kosong kelapa sawit:
4
Serat = x 300 cm3x 0,501 gr/cm3
100
= 12 cm3x 0,501 gr/cm3
= 6,012 gr

95,6
Resin = x 300 cm3
100
= 288 cm3
= 286,8 ml

0,4
Katalis = x 286,8 cm3
100
= 1,147cm3
= 1,1 ml
• Untuk fraksi volume 6% serat tandan kosong kelapa sawit:
6
Serat = x 300 cm3 x 0,501 gr/cm3
100
= 18 cm3x 0,501 gr/cm3
= 9,018 gr

93,6
Resin = x 300 cm3
100
= 280,8cm3
= 280,8 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

0,4
Katalis = x 280,8 cm3
100
= 1,123 cm3
= 1,1 ml
• Untuk fraksi volume 8% serat tandan kosong kelapa sawit:
8
Serat = x 300 cm3 x 0,501 gr/cm3
100
= 24 cm3 x 0,501 gr/cm3
= 12,024 gr

91,4
Resin = x 300 cm3
100
= 274,2 cm3

0,4
Katalis = x 274,2 cm3
100
= 1,104 cm3
= 1,09 ml
3.4 Pembuatan benda uji
3.4.1 Pembuatan Benda Uji Resin (polyester)
pembuatan benda uji resin atau tanpa bahan tambah serat TKKS, resin
menggunakan jenis resin Yukalac 157. Langkah-langkah pembuatan benda uji resin
antara lain:
1. Mencuci cetakan dan kaca penutup dengan air mengalir hingga bersih,
kemudian cetakan di jemur hingga kering dengan bantuan sinar matahari.
2. Menyiapkan release agent, setelah cetakan dan penutup kering dilapisi
dengan mirror glaze untuk mengantisipasi resin lengket dengan cetakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

3. Resin dan katalis disiapkan, resin dituang pada gelas ukur secara perlahan
agar menggurangi void pada resin, sebanyak 300 ml
4. Menambahkan resin dengan katalis sebanyak 1,2 ml dengan menggunakan
suntikan yang berukuran 3 ml.
5. Resin dan katalis diaduk secara perlahan dan stabil selama 5-7 menit, hal ini
bertujuan agar katalis tercampur secara merata. Proses pengadukan yang
kurang stabil akan menimbulkan banyak void yang dapat menyebabkan
kekuata resin menurun.
6. Setelah resin dan katalis tercampur, resin dituang secara merata pada cetakan
agar tidak ada bagian yang kosong atau tidak terisi dengan resin.
7. Cetakan dititup dengan kaca penutup, supaya bertujuan permukaan atas
komposit resin bisa halus.
8. Proses pengeringan bisa mencapai 2 hari (48jam).
9. Komposit yang sudah kering dilepas dan melakukan proses pemotongan
sesuai dengan ASTM D-638.
3.4.2 Proses Pembuatan Komposit Berbahan Tambah Serat
Proses yang dilakukan dalam pembuatan benda uji komposit adalah proses
hand lay-up. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan benda uji komposit:
1. Serat tandan kosong kelapa sawit disiapkan, sebelum serat di cetak
sebelumnya serat dilakukan proses alkali terlebih dahulu dengan
menggunakan NaOH. Proses perendaman serat tersebut pertama ember
dan NaOH disiapkan, lalu NaOH sebanyak 5 gr dilarutkan pada 1 liter air.
Perendaman serat dengan NaOH berlangsung selama 2 jam, setelah 2 jam
serat diangkat dan dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai
bersih, proses ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan minyak yang
masih ada pada serat. Perendaman serat menggunakan NaOH dapat dilihat
pada Gambar 3.23.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Gambar 3.23 Perendaman Serat

2. Cetakan dan penutup disiapkan dan dicuci, kemudian cetakan dan penutup
dilapisi dengan menggunakan release agent
3. Serat yang sudah mendapat perlakuan alkali di siapkan, kemudian di cuci
dan jemur. Serat setelah proses alkalisasi dapat dilihat pada Gambar 3.24.

Gambar 3.24 Serat Setalah Proses Alkali Dengan NaOH


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

4. Resin dan katalis disiapkan, tuang resin pada gelas ukur sesuai
perhitungan dan tambahkan katalis sebanyak 1,1 ml.
5. Campuran resin dan katalis diaduk secara perlahan dan teratur, agar kedua
zat tersebut dapat tercampur secara sempurna.
6. Resin dituang pada cetakan sebanyak setengah dari cetakan.
7. Serat yang tadi di jemur di masukan pada cetakan, metode yang digunakan
untuk menata serat adalah metode acak, serat yang dimasukan sesuai
dengan banyaknya tiap variasi.
8. Setelah serat selesai ditata, resin sisa dituangkan sampai habis.
9. Kemudian cetakan ditutup menggunakan penutup, saat proses menutup
dilihat apakah ada void atau tidak. Jika terdapat void bisa di ambil void
tersebut menggunakan kayu kecil.
10. Proses penutupan selesai lalu tunggu cetakan sampai kering selama 2 hari
(48 jam).
11. Setelah kering komposit dilepas dari cetakan, kemudian komposit
dipotong sesuai ukursn yang sudah dientukan.
3.5 Standar Uji Dan Ukuran Uenda Uji
Ukuran benda uji komposit yang digunakan menurut standar ASTM D-638
”Standard Test Method for Tensile Properties of Plastics”dengan dimensi yang
disesuaikan seperti pada tabel 3.1 (tipe III).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Tabel 3.2 Ukuran Geometri ASTM D-638

Gambar3.26 Ukuran Standar ASTM D-638


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Gambar 3.27 Bentuk dan Ukuran Spesimen Uji Tarik

3.6 Cara Penelitian


komposit yang di uji dengan metode pengujian tarik dan bentuk
patahanya, pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui seberapa kekuatan
komposit dengan bahan tambah serat tandan kosong kelapa sawit. Bentuk
patahan akan dilihat pada saat benda uji patah saat di uji tarik, apakah patah getas
atau patah debonding.
3.6.1 Pengujian Tarik
1. Benda uji disiapkan.
2. Kertas milimeter blok diletakkan pada printer.
3. Mesin kemudian dinyalakan, lalu benda uji dipasang pada grip.
4. Grip dikencangkan, dan jangan terlalu keras agar tidak merusak benda uji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

5. Pemasangan extensometer pada uji dan nilai elongationnya diatur menjadi


nol.
6. Nilai beban diatur juga menjadi nol.
7. Kecepatan uji diatur, area start ditekan sebanyak dua kali kemudian tombol
down ditekan.
8. Hentikan proses penarikan secepatnya setelah spesimen patah, catat gaya tarik
maksimum dan pertambahan panjangnya.
9. Sesudah mendapatkan data dari pengujian tarik, proses pengujian tarik
diulang untuk benda uji selanjutnya sampai selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian


Hasil pengujian spesimen komposit berpenguat serat tandan kosong
kelapa sawit, dilakukan pengolahan diatas serta perhitungan. Hasil data dan
perhitungan yang diperoleh akan di tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.1.2. Hasil pengujian tasik serat TKKS
Serat tandan kosong kelapa sawit yang digunakan telah diketahui nilai
kekuatan tariknya setelah serat di uji tarik, dengan menggunakan metode
timbangan digital dengan kapasitas timbangan 1 gram. Hasil pengujian tarik serat
dapat di lihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Tarik Serat

kekuatan tarik pada serat TKKS


D A Beban Kekuatan Tarik
Spesimen (mm) (mm2) (kg) (Mpa)
Kekuatan Serat

Serat 0,32 0,08 0,61 74,80


Serat 0,36 0,10 0,57 55,92
Serat 0,30 0,07 0,85 119,12
Serat 0,30 0,07 0,55 77,08
Serat 0,28 0,06 0,68 111,18
Serat 0,36 0,10 0,46 45,13
Rata-rata 0,08 0,62 80,54

4.2 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik


Pengujian tarik dilakukan pada benda uji matrik dan komposit serat tandan
kosong kelapa sawit, dengan fraksi volume sebesar 4%, 6% dan 8%.Pengujian
tarik pada fraksi volume 0% (matrik) menggunakan 6 spesimen. Fraksi volume
serat 4% menggunakan 5 variasi spesimen pada proses pengujian tarik, 6%
menggunakan 5 spesimen dan 8 % menggunagan 4 spesimen. Hasil pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

tarik didapatkan data beban dan pertambahan panjang. Data tersebut dapat
dihitung kekuatan tarik, regangan dan modulus elastisitas dari setiap benda uji.
Langkah-langkah perhitungannya yaitu sebagai berikut:
1. Semua spesimen dilakukan proses pengujian tarik dan menghasilkan data
pada setiap variasinya
2. Mencari data yang layak digunakan pada setiap variasi benda uji, karena
terdapat range data yang cukup lebar pada setiap variasi 0%, 4%, 6% dan
8%. Proses mencari data yang layak menggunakan metode Standar
Deviasi. Menggunakan metode Standar Deviasi dapat dilihat pada tabel
4.1 dan 4.2.

 y 
2

y   
2

 n 
S (4.1)
n 1

Contoh perhitungan manual

Tabel 4.1.1 Standar Deviasi Data Kekuatan Tarik dengan Fraksi Volume Serat
0% (matrik)

Spesimen UTS (MPa) UTS²


A - 0% 42.8 1836.6
B - 0% 49.9 2490.5
C - 0% 54.8 3004.7
D - 0% 56.8 3224.4
E - 0% 55.7 3106.4
F - 0% 52.3 2738.9
Rata-rata 52.1 2733.6
Σ1-6 312.4 16401.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

(𝛴𝑢𝑡𝑠)²
𝛴𝑢𝑡𝑠²−
Standar Deviasi S =√ 𝑛
𝑛−1

(16401,6)²
16401,6−
=√ 6
6−1

= √26,52
S = 5,15

Data Valid = Rata-rata data ± standar deviasi


= 52,07 ± 5,15

Data Terbesar = 52,07 + 5,15


= 57,22

Data Terkecil = 52.07 – 5,15


= 46,92

Setelah dilakukan seleksi data dengan Standar Deviasi, data pada


fraksi volume serat 0% (matrik) menjadi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Tabel 4.2 Hasil Standar Deviasi Data Kekuatan Tarik dengan Fraksi Volume
Serat 0% (matrik)

UTS
Spesimen
(MPa)
B - 0% 49.9
C - 0% 54.8
D - 0% 56.8
E - 0% 55.7
F - 0% 52.3

Untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data yang rangenya


cukup lebar dengan standar deviasi, selanjutnya digunakan aplikasi Microsoft Excel.

3. Mencari luas penampang benda uji sebelum melakukan pengujian tarik. Cara
mencari luas penampang dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 ×𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 (4.2)


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 = 13,2 ×4,7 = 62,04 mm2
4. Hasil data dari pengujian tarik akan didapatkan data beban maksimal dan
pertambahan panjang.
5. Dari data beban maksimal akan didapatkan tegangan tarik dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑚
𝐹 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 × 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 274,7(𝑘𝑔)×9,81 ( 2 )
𝑠
𝜎 = 𝐴𝑜 = = = 42,856 (MPa)
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑤𝑎𝑙 62,88 (𝑚𝑚2 )

6. Dari data pertambahan panjang dan panjang awal bisa dicari regangan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

∆𝐿 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 10 (𝑚𝑚)


𝜀 = 𝐿𝑜 𝑥 100% = 𝑥 100% = 50 (𝑚𝑚) 𝑥 100% = 20%
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙

7. Dari hasil perhitungan tegangan dan regangan, bisa dicari modulus


elastisitasnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
𝜎 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 42,856(𝑀𝑃𝑎)
𝐸= = 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 2,14 𝑀𝑃𝑎
𝜀 20(%)

4.2.1 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Matrik

Data hasil pengujian tarik dengan benda uji komposit resin dengan
menggunakan resin polyester Yukalac 157, serta hasil perhitungan data matrik, dapat
dilihat pada Tabel 4.3-4.9.
Dari data matrik Tabel 4.3-4.9 merupakan data yang didapatkan setelah proses
Standar Deviasi. Proses tersebut karena terlihat ada range data yang cukup lebar, agar
didapatkan data yang layak untuk digunakan.
Tabel 4.3 Standar Deviasi Matrik Polyester Yukalac 157

UTS
No Spesimen
(MPa)
1 A - 0% 42.8
2 B - 0% 49.9
3 C - 0% 54.8
4 D - 0% 56.8
5 E - 0% 55.7
6 F - 0% 52.3
Rata-rata 52.1
Hasil

Σ1-6 312.4
Standar Deviasi 5.1
Data Terbesar 57.2
Data Terkecil 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel 4.4 Dimensi Matrik Polyester Yukalac 157

Dimensi Komposit
Lebar Tebal A
No Spesimen (Mm) (mm) (mm2)
Komposit Resin

2 B - 0% 12.9 4.8 61.9


3 C - 0% 13 5 65
4 D - 0% 13 4.8 62.4
5 E - 0% 13 5 65
6 F - 0% 13 4.8 62.4
Rata-rata 13 4.9 63.3

Tabel 4.5 Sifat Mekanik Matrik Polyester Yukalac 157

Kekuatan Tarik Komposit


A Beban kekuatan tarik
Spesimen (mm2) (kg) (Mpa)
komposit resin

B - 0% 61.9 315.0 49.9


C - 0% 65.0 363.2 54.8
D - 0% 62.4 361.2 56.8
E - 0% 65.0 369.3 55.7
F - 0% 62.4 332.9 52.3
Rata-rata 63.3 348.3 53.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 4.6 Sifat Mekanik Matrik Polyester Yukalac157

L ΔL regangan modulus elastisitas


(mm) (mm) (%) (MPa)
72 22 4,4 11,8
78 28 5,6 9,8
82 32 6,4 8,9
62 12 2,4 23,2
69 19 3,8 13,,8
72.6 22.6 4,52 13,4

Dari hasil pengujian tarik matrik didapatkan diagram kekuatan tarik, regangan
dan modulus elastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 4.1, 4.2, 4.3.

80

70

60 56.8 55.7
KEKUATAN TARIK (MPa)

54.8 53.9
52.3
49.9
50

40

30

20

10

0
B - 0% C - 0% D - 0% E - 0% F - 0% Rata-rata
POLYESTER YUKALAC 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Gambar 4.1 Diagram Kekuatan Tarik Matrik Polyeser Yukalac 157

7 6.4
6 5.6

5 4.4 4.52
REGANGAN (%)

3.8
4

3 2.4
2

0
B - 0% C - 0% D - 0% E - 0% F - 0% Rata-rata
POLYESTER YUKALAC 157

Gambar 4.2 Diagram Regngan Matrik Polyester Yukalac 157

25 23.2
MODULUS ELASTISITAS (MPa)

20

15 13.8 13.4
11.3
9.8
10 8.9

0
B - 0% C - 0% D - 0% E - 0% F - 0% Rata-rata
POLYESTER YUKALAC 157

Gambar 4.3 Diagram Modulus Elastisitas Matrik Polyester Yukalac157

Nilai rata-rata kekuatan tarik pada variasi 0% (matrik) resin polyester


Yukalac 157 pada Gambar 4.1 adalah 53,9 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

D – 0% dengan nilai sebesar 56,8 MPa, sedangkan untuk data terkecil terdapat pada
spesimen B – 0% 49,9 MPa. Gambar 4.2 menunjukan nilai rata-rata regangan pada
variasi 0% (matrik) adalah 4,5%, data terbesar terdapat pada D – 0% yaitu 6,4%
sedangkan data terkecil terdapat pada spesimen E – 0% yaitu 2,4%. Gambar 4.3 nilai
rata-rata modulus elastisitasnya pada spesimen 0% adalah sebesar 13,4 MPa, data
terbesar pada spesimen 0% (matrik) terdapat pada spesimen E – 0% adalah sebesar
23,2 MPa dan data terkecil terdapat pada spesimen D – 0% yaitu dengan nilai 8,9
MPa.

4.2.2 Hasil Pengujian Benda Uji Tarik Komposit

Data hasil pengujian tarik serta hasil perhitungan data komposit, dapat dilihat
pada tabel 4.11sampai tabel 4.23

a. Fraksi Volume Serat 4% dengan Menggunaka NaOH

Tabel 4.7 Standar Deviasi Komposit Serat 4%


No Spesimen UTS (MPa)
1 A - 4% 35.6
2 B - 4% 34.6
3 C – 4% 23.7
4 E - 4% 36.2
5 F - 4% 38.64
∑ 168.8
Rata-rata 33.7
Hasil

Standar Deviasi 5.8


Data Terbesar 39.6
Data Terkecil 27.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.8 Dimensi Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% dengan menggunakan
NaOH Sebelum Diseleksi

Dimensi Komposit
A (mm2)
komposit serat TKKS 4%

No Spesimen lebar (mm) tebal (mm)


1 A – 4% 13.1 4.9 64.1
2 B - 4% 12.8 4.9 63
3 C - 4% 13.1 5 66.4
4 E - 4% 13 5.1 66.3
5 F - 4% 12.8 5.1 66.2
Rata-rata 13 5 65.2

Tabel 4.9 Sifat Mekanis Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% Dengan
Menggunakan NaOH Sebelum Diseleksi

kekuatan tarik komposit


kekuatan
komposit serat TKKS 4%

kekuatan tarik tarik


spesimen A (mm2) Beban (kg) (kg/mm2) (MPa)
A - 4% 64.2 233.2 3.6 35.6
B - 4% 63 222.2 3.5 34.6
C - 4% 66.4 160.3 2.4 23.7
E - 4% 66.3 244.7 3.7 36.2
F - 4% 66.2 260.7 3.9 38.6
Rata-rata 65.2 224.2 3.4 33.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 4.10 Sifat Mekanis Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% dengan
menggunakan NaOH Sebelum Diseleksi
Lo
(mm) L (mm) ΔL (mm) regangan (%) modulus elastisitas (MPa)
50 59.5 9.5 1,9 18,8
50 58 8 1,6 21,6
50 56.5 6.5 1,3 17,3
50 60.5 10.5 2,1 17,6
50 61 11 2,2 19,3
50 59.1 9.1 1,8 1.9
Data komposit serat berpenguat serat tandan kosong kelapa sawit dengan
fraksi volume 4% ada data yang memiliki range cukup lebar, selanjutnya digunakan
standar deviasi untuk mendapatkan data yang layak.
Data setelah diseleksi dengan standar deviasi maka didapatkan data yang
layak digunakan.
Tabel 4.11 Dimensi Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% dengan
menggunakan NaOH Setelah Diseleksi

Dimensi Komposit
Komposit Serat TKKS 4%

No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)


1 A - 4% 13.1 4.9 64.1
2 B - 4% 12.8 4.9 63
3 E - 4% 13 5.1 66.3
4 F - 4% 12.8 5.1 66.2

Rata-rata 12.9 5 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel 4.12 Sifat mekanis Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% dengan
menggunakan NaOH Setelah Diseleksi
kekuatan tarik komposit
Komposit Serat TKKS 4%

Beban Kekuatan Tarik Kekuatan Tarik


Spesimen A (mm2) (kg) (kg/mm2) (MPa)
A - 4% 64.2 233.2 3.6 35.6
B - 4% 63 222.2 3.5 34.6
E - 4% 66.3 244.7 3.7 36.2
F - 4% 66.2 260.7 3.9 38.6
Rata-rata 64.9 240.2 3.7 36.3

Tabel 4.13 Sifat Mekanis Komposit dengan Fraksi Volume Serat 4% dengan
menggunakan NaOH Setelah Dieleksi
Lo Modulus Elastisitas
(mm) L (mm) ΔL (mm) Regangan (%) (MPa)
50 59.5 9.5 1,9 18,8
50 58 8 1,6 21,6
50 60.5 10.5 2,1 17.6
50 61 11 2,2 19,3
50 59.7 9.7 19.5 19,3

Dari hasil pengujian tarik matrik didapatkan diagram kekuatan tarik,


regangan, dan modulus elastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 4.4, 4.5 dan 4.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

45
38.6
40 36.2 36.3
35.6 34.6
KEKUATAN TARIK (MPa) 35
30
25
20
15
10
5
0
A - 4% B - 4% E - 4% F - 4% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.4 Diagram Kekuatan Tarik Komposit Serat dengan Fraksi Volume 4%
dengan Menggunakan NaOH

2.5
2.2
2.1
1.9 1.95
2
1.6
REGANGAN (%)

1.5

0.5

0
A - 4% B - 4% E - 4% F - 4% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.5 Diagram Regangan Komposit Serat dengan Fraksi volume 4% dengan
Menggunakan NaOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

25
21.6

MODULUS ELASTISITAS (MPa)


18.8 19.3 19.3
20
17.6

15

10

0
A - 4% B - 4% E - 4% F - 4% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.6 Diagram Modulus Elastisitas Komposit Serat dengan Fraksi Volume 4%
dengan Menggunakan NaOH

Gambar 4.4 nilai rata-rata kekuatan tarik pada bahan komposit dengan fraksi
volume serat 4% dengan menggunakan NaOH adalah sebesar 36,3 MPa, data terbesar
terdapat pada spesimen F – 4% yaitu sebesar 38,6 MPa dan data terkecil pada
spesimen komposit serat 4% terdapat pada spesimen B – 4% dengan nilai yaitu 34,6
MPa. Gambar 4.5 menunjukan nilai rata-rata regangan pada komposit serat fraksi
volume serat 4% yaitu 1,9%, data terbesar terdapat pada spesimen F – 4% yaitu
sebesar 2,2% dan data terkecil terdapat pada spesimen B – 4% yaitu 1,6%. Gambar
4.6 nilai rata-rata modulus elastisitasnya pada bahan komposit dengan fraksi volume
serat 4% adalah sebesar 19,3 MPa, data terbesar pada variasi ini terdapat pada
spesimen B – 4% yaitu sebesar 21,6 MPa sedangkan untuk data terkecil terdapat pada
spesimen E – 4% dengan nilai yaitu 17,6 MPa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

c. Fraksi volume serat 6%dengan menggunakan NaOH

Tabel 4.14 Dimensi Komposit dengan Fraksi Volume Serat 6% dengan


Menggunakan NaOH
Dimensi Komposit
Komposit Serat TKKS 6%

No Spesimen Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2)


1 A - 6% 13.2 5.1 67.3
2 B - 6% 13.2 4.9 64.7
3 D - 6% 13.25 5 66.3
4 E - 6% 13.3 5.1 67.8
5 F - 6% 13.2 5.1 67.3
Rata-rata 13.23 5.04 66.7

Tabel 4.15 Sifat Mekanis Komposit Fraksi Volume Serat 6% dengan Menggunakan
NaOH

Kekuatan Tarik Komposit


Komposit Serat TKKS 6%

Beban Kekuatan Tarik


Spesimen A (mm2) (kg) (Mpa)
A - 6% 67.3 180.5 26.3
B - 6% 64.7 162 24.6
D - 6% 66.3 245.6 36.4
E - 6% 67.8 196 28.3
F - 6% 67.3 252.7 36.8
Rata-rata 66.7 207.36 30.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 4.16 Sifat Mekanis Komposit Serat Fraksi volume serat 6% dengan
Menggunakan NaOH

Regangan Modulus Elastisitas


L (mm) ΔL (mm) (%) (MPa)
58 8 1,6 16,4
56 6 1,2 20,5
60.5 10.5 2,1 17,3
58.5 8.5 1,7 16,7
61 11 2,2 16,7
58.8 8.8 1,76 17,5

Hasil dari pengujian tarik komposit dengan fraksi volume serat 6% dengan
menggunakan NaOH didapatkan diagram kekuatan tarik, regangan, dan modulus
elastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 4.7, 4.8, dan 4.9.

40 36.4 36.8
35
30.5
KEKUARAN TARIK (MPa)

30 28.3
26.3
24.6
25
20
15
10
5
0
A - 6% B - 6% D - 6% E - 6% F - 6% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.7 Diagram Kekuatan Tarik Fraksi Volume 6% dengan


menggunakan NaOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

2.5
2.2
2.1
2
1.7 1.76
REGANGAN (%) 1.6
1.5
1.2

0.5

0
A - 6% B - 6% D - 6% E - 6% F - 6% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.8 Diagram Regangan Fraksi Volume 6% Dengan Menggunakan


NaOH

24
22 20.5
MODULUS ELASTISITAS (MPa)

20
17.3 17.5
18 16.4 16.7 16.7
16
14
12
10
8
6
4
2
0
A - 6% B - 6% D - 6% E - 6% F - 6% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.9 Diagram Modulus Elastisitas Fraksi Volume 6% dengan Menggunakan


NaOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Gambar 4.7 Menunjukan nilai rata-rata kekuatan tarik pada bahan komposit
dengan fraksi volume 6% menggunakan NaOH adalah 32 MPa, data terbesar terdapat
pada spesimen F – 6% yaitu sebesar 36,8 MPa sedangkan untuk data terkecil terdapat
pada spesimen A – 6% yaitu dengan nilai 26,3 MPa. Gambar 4,8 menunjukan nilai
rata-rata regangan pada bahan komposit dengan fraksi volume serat 6% adalah 1,7%,
data terbesar tedapat pada spesimen F – 6% yaitu sebesar 2,2% sedangkan data
terkecil terdapat pada spesimen B – 6% dengan nilai yaitu 1,2%. Gambar 4.9 nilai
rata-rata modulus elastisitas pada bahan komposit dengan fraksi volume partikel 6%
adalah sebesar 17,5 MPa, pada data terbesar komposit serat 6% terdapat pada
spesimen D – 6%, E – 6%, F – 6% yaitu dengan nilai sebesar 20,5 MPa sedangkan
untuk data terkecil terdapat pada spesimen A – 6% dengan nilai yaitu 16,4 MPa.

d. Fraksi Volume Serat 8% Dengan Menggunakan NaOH

Tabel 4.17 Dimensi Komposit Serat Fraksi Volume 8% dengan Menggunakan


NaOH

Dimensi Komposit
komposit serat TKKS 8%

No Spesimen Lebar (mm) Lebal (mm) A (mm2)


1 A - 8% 13.3 4.9 65.8
2 C - 8% 13.2 5.1 6.2
3 D - 8% 13.2 5.1 67.3
4 F - 8% 13.0 5.1 66.5
Rata-rata 13.2 5.1 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Tabel 4.18 Sifat Mekanis Komposit Serat Fraksi Volume 8% dengan Menggunakan
NaOH

Kekuatan Tarik Komposit


Komposit Serat TKKS 8%
Kekuatan Tarik
Spesimen A (mm2) Beban (kg) (MPa)
A - 8% 65.8 153.6 22.9
C - 8% 68.2 132.8 19.1
D - 8% 67.3 194.7 28.4
F - 8% 66.5 184.9 27.2
Rata-rata 67 166.5 24.4

Tabel 4.19 Sifat Mekanis kompoosit Serat Fraksi Volume 8% Menggunakan


NaOH

Modulus Elastisitas
L (mm) ΔL (mm) Regangan (%) (MPa)
50,6 0,6 1,2 1.9
50,75 0,75 1,5 1.3
5,75 0,8 1,6 1.8
50,75 0.75 1,5 1.8
50,75 0,725 1,45 1.7

Hasil dari pengujian tarik komposit dengan fraksi volume serat 8% didapatkan
diagram kekuatan tarik, regangan, dan modulus elastisitas yang dapat dilihat pada
Gambar 4.10, 4.11, dan 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

30 28.4
27.3
24.4
25 22.9
KEKUATAN TARIK (MPa)
19.1
20

15

10

0
A - 8% C - 8% D - 8% F - 8% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.10 Diagram Kekuatan Tarik Komposit Serat Fraksi Volume 8%


dengan Menggunakan NaOH

1.8
1.6
1.6 1.5 1.5 1.45
1.4
1.2
REGANGAN (%)

1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
A - 8% C - 8% D - 8% F - 8% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.11 Diagram Regangan Komposit Serat Fraksi Volume 8% dengan


menggunakan NaOH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

25

MODULUS ELASTISitas (MPa)


19.1 18.2
20 17.7 16.9

15 12.7

10

0
A - 8% C - 8% D - 8% F - 8% Rata-rata
KOMPOSIT

Gambar 4.12 Diagram Modulus Elastisitas Serat Fraksi Volume 8% dengan


Menggunakan NaOH

Gambar 4.10 Nilai rata-rata kekuatan tarik pada bahan komposit dengan
fraksi volume serat 8% dengan menggunakan NaOH adalah sebesar 24,4 MPa, data
terbesar terdapat pada spesimen F – 8% yatu sebesar 27,3 MPa serta untuk data
terkecil terdapat pada spesimen C – 8% dengan nilai yaitu 19,1 MPa. Gambar 4.11
menunjukan nilai rata-rata regangan pada komposit serat fraksi volume 8% dengan
menggunakan NaOH adalah 1,45 %, untuk data terbesar terdapat pada spesimen D –
8% yaitu dengan nilai sebesar 1,6% sedangkan untuk data terkecil terdapat pada
spesimen A – 8% yaitu dengan nilai 1,2%. Gambar 4.12 menunjukan nilai rata-rata
modulus elastisitas pada bahan komposit dengan fraksi volume 8% dengan
menggunakan NaOH adalah 16,9 MPa, data terbesar terdapat pada spesimen A – 8%
dengan nlai sebesar 19,1 MPa, sedangkan untuk data terkecil terdapat pada spesimen
C – 8% dengan nilai yaitu 12,7 MPa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

4.2.3 Hasil Rata-rata Pengujian Benda Uji Tarik Matrik dan Komposit

Data hasil rata-rata pengujian tarik serta hasil perhitungan data matrik, dan
komposit, dapat dilihat pada Tabel 4.25. pnegujian sebelu,nya pada tabel 4.1
menunjukan rerata kekuatan tarik serat dan akan di gabungkan pada gambar 4.14.

Tabel 4.20 Hasil Nilai Rata-Rata Perhitungan Benda Uji Tarik Matrik dan Komposit

Rerata Hasil Pengujian Kekuatan Tarik Komposit


Kekuatan Tarik Regangan Modulus Elastisitas
Spesimen (Mpa) (%) (Mpa)
RERATA
RESIN 53.9 4.52 13.4
RERATA
K-4% 36.3 1.95 19.3
RERATA
K-6% 30,5 1.76 17.5
RERATA
K-8% 24.4 1.45 16.9
.

Dari hasil hasil rata-rata pengujian tarik serta hasil perhitungan data matrik
dan komposit didapatkan diagram kekuatan tarik, regangan, dan modulus elastisitas
yang dapat dilihat pada Gambar 4.13, 4.14, dan 4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

90
80.50
80

KEKUATAN TARIK (MPa)


70
60 53.9
50
40 36.3
30.5
30 24.4
20
10
0
RERATA RERATA K- RERATA K- RERATA K- RERATA
RESIN 4% 6% 8% SERAT
JENIS KOMPOSIT

Gambar 4.13 Diagram Rata-rata Nilai Kekuatan Tarik

5
4.52
4.5
4
3.5
REGANGAN (%)

3
2.5
1.95
2 1.76
1.45
1.5
1
0.5
0
RERATA RERATA K- RERATA K- RERATA K-
RESIN 4% 6% 8%
JENIS KOMPOSIT

Gambar 4.14 Diagram Rata-rata Nilai Regangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

25

MODULUS ELASTISITAS(MPa)
19.3
20
17.5 16.9

15 13.4

10

0
RERATA RERATA K- RERATA K- RERATA K-
RESIN 4% 6% 8%
JENIS KOMPOSIT

Gambar 4.15 Diagram Rata-rata Nilai Modulus Elastisitas

4.2.4 Pembahasan Hasil Pengujian Tarik Matrik dan Komposit

Gambar 4.13 dapat dilihat hasil rat-rata nilai kekuatan tarik atau tegangan
dari benda uji polyester dan benda uji komposit serat tandan kosong kelapa sawit
grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin banyak fraksi volume serat menyebabkan
kekuatan tarik semakin menurun. Nilai rata-rata kekuatan tarik terbesar terdapat pada
komposit komposit resin polyester yaitu dengan nilai 54,9 MPa. Fraksi volume serat
tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan NaOH yang memiliki kekuatan
tarik terbesar terdapat pada fraksi volume 4% yaitu dengan nilai sebesar 36,3 MPa.
Kekuatan tarik pada fraksi volume 6% dan 8% mengalami penurunan nilai yaitu 32
MPa dan 24,4 MPa.
Gambar4.14 menunjukan hasil rata-rata nilai regangan dari benda uji
polyester dan benda uji komposit serat kelapa sawit. Pertambahan fraksi volume juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

membuat regangan pada komposit serat menurun disbanding komposit resin,


komposit resin memiliki nilai regangan tertinggi yaitu 45%. Regangan yang
dihasilkan pada fraksi volume 4%, 6% dan 8% mengalami penurunan yaitu dengan
nilai 1,95%, 1,76% dan 1,45%. Penurunan nilai regangan pada fraksi volume 4% dan
6% hanya terjadi sangat tipis yaitu hanya 0,5% saja.
Gambar 4.15 dapat dilihat hasil rata-rata nilai modulus elastisitas dari
komposit serat tandan kosong kelapa sawit dengan menggunakan NaOH. Modulus
elastisitas yang dimiliki komposit resin yaitu 13,4 MPa, fraksi volume 4% memiliki
nilai terbesar yaitu 19,3 MPa. fraksi volume serat 6% dan 8% mengalami penurunan
angka yaitu 17,5 MPa pada spesimen 6%, sedangkan 8% menjadi 16,9% mengalami
penurunan nilai dibanding fraksi volume 4%. Hasil tersebut dapat dilihat fraksi
volume serat mempunyai tingkat kegetasan yang tinggi di bandingkan komposit resin
dan komposit serat 4% dan 8%, namun juga dapat dilihat semakin banyak serat nilai
modulus elastisitasnya semakin turun.

Pada pengujian tarik komposit resin dan komposit serat tandan kosong
kelapa sawit telah didapatkan hasil bahwa komposit resin lebih kuat dibandingkan
dengan komposit serat. Hasil tersebut sebabkan beberapa faktor seperti terdapat void
pada komposit, penumpukan serat pada masing-masing variasi komposit serat. Kadar
minyak pada serat yang masih banyak juga bisa mempengaruhi pada saat
pencampuran serat dengan resin pada saat pencetakan. Secara keseluruhan nilai
kekuatan tarik fraksi volume serat 4%, 6% dan 8% yang memiliki kekuatan tarik
paling baik adalah fraksi volume 4%.

Nilai yang di hasilkan untuk modulus elastisitas pada fraksi volume 4%


bukan menjadi nilai terbaik dibanding fraksi volume lainya malah terjadi peningkatan
nilai yang berarti getas. Disebabkan pada fraksi volume serat 4% memiliki jumlah
serat yang lebih sedikit di banding yang lainya, memungkinkan serat dapat merata
pada pencetakan dan mengurani penumpukan serat yang dapat menimbulkan rongga
sehingga tidak terisi dengan resin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Jenis susunan serat juga mempengaruhi dari segi kekuatan, jenis susunan
serat acak lebih memungkinkan terjadinya kerusakan awal. Arah serat yang tidak rapi
memungkinkan serat tertekuk atau serat yang lebih pendek ukuranya terlepas dari
serat lain yang lebih panjang. Lepasnya ikatan serat pada awal pembuatan
menyebabkan kerusakan saat komposit mengalami beban tarik.

Proses milling untuk membuat spesimen ditemukan retak pada komposit


yang membuat area patahan saat pengujian tarik.terjadi retakan saat penjepitan pada
ragum milling yang terlalu kuat sehingga saat menerima hentakan mengalami
deformasi pada struktur komposit. Spesimen komposit setelah di lepas dari cetakan
riskan dengan suhu sekitarnya, jika suhu di sekitar tinggi dapat menyebabkan
komposit melengkung dan juga menjadi salahsatu faktor juga retak saat proses
milling. Patahan yang terjadi pada komposit serat saat pengujian tarik juga dapat di
timbulkan saat pembuatan radius pada spesimen, akan mempengaruhi karena bekas
mata milling yang tidak rata menyababkan takikan yang dapat menimbulkan potensi
patahan pada benda uji. Gambar patahan komposit masing-masing variasi,
dapat dilihat pada Gambar 4.16-4.19.

Gambar 4.16 Patahan yang Terjadi pada Spesimen Komposit Resin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Gambar 4.17 Patahan yang Terjadi pada Spesimen Komposit Serat 4%

Gambar 4.18 Patahan yang Terjadi pada KompositSserat 6%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Gambar 4.19 Patahan yang Terjadi pada Komposit Serat 8%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. komposit serat tandan kosong kelapa sawit dengan dengan fraksi volume
4%, 6% dan 8% dengan menggunakan NaOH menghasilkan komposit
dengan kekuatan tarik terbaik yaitu fraksi volume 4% dengan nilai 36,3
MPa. Fraksi volume serat 4% menjadi variasi terbaik dibandingkan dengan
fraksi volume lainya, dikarenakan jumlah serat yang paling sedikit
dibandingkan dengan yang lainya. Semakin bertambahnya fraksi volume
yang ditambahkan malah mengakibatkan penurunan pada kekuatan
komposit, karena semakin banyak memungkinkan penumpukan serat
sehingga menimbulkan rongga yang dapat menyebabkan resin sulit masuk
pada saat pencetakan.
2. Fraksi 4% juga menjadi variasi yang memiliki nilai regangan yang paling
baik di bandingkan lainya yaitu dengan angka 1,95%. Menjadikan fraksi ini
menjadi yang paling ulet dibandingkan lainnya.
3. Nilai modulus elastisitas tertinggi justru malah dimiliki oleh variasi 4%
yaitu dengan angka 19,3 MPa, walaupun menjadi variasi dengan kekuatan
tarik dan regangan tertinggi namun malah menjadikan variasi ini memiliki
sifat getas. Setiap penambahan fraksi serat terjadi penurunan modulus
elastisitas, hal ini dapat disimpulkan bahwa fraksi yang sedikit membuat
nilai modulus elastisitasnya membaik.
4. Patahan yang terjadi pada komposit serat tandan kosong kelapa sawit
disetiap variasi adalah patah debounding. Hal ini dapat disebabkan adanya
interphase atau void yang timbul pada waktu proses pencetakan yang
kurang sempurna. Disebabkan juga antar serat tidak terikat dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan hasil penelitian ini. Penulis juga menyarankan
beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam proses diperhatikan pencetakan
komposit serat tandan kosong kelapa sawit:

1. Proses penyusunan serat harus secara merata agar setiap bagian komposit
terisi dengan serat secaa merata.
2. Foto pada saat proses pengerjan dari saat masih berbentuk serat sampai
menjadi komposit.
3. Pembersihan serat setelah perendaman dengan NaOH harus sampai bersih,
karena NaOH yang mempunyai sifat yang lecin dapat menyebabkan matrik
tidak dapat merekat dengan serat.
4. Meminimalisasi void pada komposit yang akan di buat sehingga akan
menaikan kekuatan komposit.
5. Proses pengadukkan rsin dengan katalih harus sangat teratur, agar tidak
mengakibatkan timbulnya void.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

DAFTAR PUSTAKA

Abral, Hairul. 2010. “Studi Kekuatan Tarik dan Sifat Fisis Serat Cyathea
Contaminans Sebelum dan Sesudah Mengalami Perlakuan Alkali NaOH”.
Jurnal, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang.
ASTM D 638, 2002, Standard Test Method for Tensile Properties of Plastic,
American Society for Testing Materials, Philadelphia, PA.
Chawla, K.K. 1987. Composites Materials. First ed. Berlin: Springer-Verlag New
York Inc.

Gibson, Ronald F. 1994. Principles of Composite Material Mechanics. New York :


Mc Graw Hill,Inc 1994.

H.P.G. Santafé Júnior, 2010, Mechanical Properties of TensileTested Coir Fiber


ReinforcedPolyester Composites. Revista Materia.
Handoyo, Kus. 2008. Material Komposit. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi
ITS. Surabaya.

Hartanto, Ludi. (2009). Study Perlakuan Alkali dan Fraksi Volume Serat Terhadap
Kekuatan Bending, Tarik, dan Impak Komposit Berpenguat Serat Rami
Bermatrik Polyester BQTN 157.Skripsi. Surakarta, Indonesia: Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Khristianto, Johanes. 2006. Jurnal. “Sifat–Sifat Fisik dan Mekanis Komposit Serabut
Kelapa”

Krevelen, D. W. Van. 1994. Properties of Polymers, Their Correlation with Chemical


Structure, Their Nunerical Estimated and Prediction from Additional Group
Contribution, Threed Edition. Elsevier Science B. V. Amsterdam.
Nederlands.Hlm 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Kroschwitz, J. I., Grestle, F. P. 1987. Encyclopedia of Polymer Science and


Engineering, John Wiley Inc. New York

Lokantara, Putu dan NPG Suardana., 2007, “Analisis Arah dan Perlakuan Serat
Tapis serta Rasio Epoxy Hardener terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Komposit
Tapis/Epoxy”,JurnalIlmiah Teknik Mesin CAKRAM,Vol.1No.1.

Mandiri. 2012. Manual Pelatihan Teknologi Energi Terbarukan. Jakarta


Matthews, F.L,. Rawling, RD., 1993,Composite Material Engineering and Science,
Imperial College of Science, Technology and Medicine, London,, UK.
Mehta, P. K. 1986. Structure, Properties, and Material.New Jerse.Prentice Hall.Hal
65.

Munirah Mochtar, et.al, 2007.Jurnal Penelitian Characterization and Treatments of


Pineapple Leaf Fibre Thermoplastic Composite For Construction Application
Nayiroh, Nurun. 2013. “Teknologi Material Komposit”.Lecture Material. Malang:
Universitas Islam Negeri Malang.

Peter, S. T. 2002. Composite Materials and Processes. In: Harper, C. A. Ed.


Handbook of Plastics, Elastomers, & Composites. 4th ed. N. Y.: McGraw-Hill
Companies, Inc.

Savetlana, Shirley, Andriyanto, Andreas. 2012. “Sifat-Sifat Mekanik Komposit Serat


TKKS-Polyester”, Jurnal Mechanical. Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Lampung.
Schwartz, M. M., 1997, Composite Material Handbook. Magrawhill: New York.
S. Josep, K. Josep, and S. Thomas, Int. J. 2006. Polym. Mater

Van Rijswijk, Brouwer K., Beukers W.D. 2002. “Application of Natural Fibre
Composites in The Development of Rural Societies”, Strutctures and Materials
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Laboratory Faculty of Aeorspace Engineering Delft University of


Technology.

Vlack Lawrence. H., V. 1985.Ilmu dan Teknologi Bahan. Terjemahan Ir. Sriati
Djaprie. Jakarta : Erlangga.

Widodo, Basuki. 2008.Analisa Sifat MekanikKomposit Epoksi dengan Penguat Serat


Pohon Aren (Ijuk) Model Lamina Berorientasi Sudut Acak. Jurnal
TeknologiTechnoscientia. Malang, Indonesia : ITN Malang.

Zemansky, Sears. 2002. Fisika Universitas Edisi 10. Erlangga: Jakarta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

LAMPIRAN

1. Gambar komposit resin polyester yukalac 157

2. Gambar komposit serat tandan kosong kelapa sawit 4%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

3. Gambar komposit serat tandan kosong kelapa sawit 6%

4. Gambar komposit serat tandan kosong kelapa sawit 8%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

5. Grafik Kekuatan Tarik Komposit 0%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

6. Grafik Kekuatan Tarik Komposit Serat 4%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

7. Grafik Kekuatan Tarik Komposit Serat 6%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

8. Grafik Kekuatan Tarik Komposit Serat 8%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Anda mungkin juga menyukai