7.6.2.5a Panduan Kewaspadaan Universal PKM Dawai
7.6.2.5a Panduan Kewaspadaan Universal PKM Dawai
BAB I
DEFINISI
1
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
diperlukan dan untuk diterapkan kepada pasien yang terbukti atau diduga
berpenyakit menular.
BAB II
RUANG LINGKUP
2
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
A. Cuci Tangan
Alat pelindung diri digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas
dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret atau ekskret, kulit yang
tidak utuh dan selaput lendir pasien. Jenis tindakan yang berisiko mencakup
tindakan rutin. Jenis alat pelindung: sarung tangan, masker dan gaun pelindung.
Tidak semua alat pelindung tubuh harus dipakai, tetapi tergantung pada jenis
tindakan yang akan dikerjakan.
a. Sarung Tangan : Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk melindungi
tangan dari kontak dengan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret,
ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien dan benda yang
terkontaminasi. Sarung tangan harus selalu dipakai oleh setiap petugas
sebelum kontak dengan darah atau semua jenis cairan tubuh.
b. Pelindung Wajah (Masker) : Pemakaian pelindung wajah ini dimaksudkan
untuk melindungi selaput lendir hidung, mulut selama melakukan
perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah dan cairan
tubuh lain. Masker tanpa kacamata hanya digunakan pada saat tertentu
3
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
4
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
a. Limbah rumah tangga atau limbah non medis, yaitu limbah yang tidak
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya disebut sebagai risiko
rendah, yakni sampah-sampah yang dihasilkan dari kegiatan ruang tunggu
pasien, administrasi.
b. Limbah medis bagian dari sampah Puskesmas yang berasal dari bahan
yang mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya disebut
sebagai limbah berisiko tinggi.
F. Kecelakaan Kerja
Pajanan darah atau cairan tubuh dapat terjadi secara parenteral melalui
tusukan, luka, percikan pada mukosa mata, hidung atau mulut dan percikan pada
kulit yang tidak utuh, misalnya pecah, terkikis atau kulit eksematosa. Kejadian seperti
tersebut harus dicegah dan keselamatan petugas harus diutamakan.
Apabila kecelakaan terjadi harus didokumentasikan dan dilaporkan kepada
atasan, kepada panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan pada panitia
infeksi nosokomial secepatnya, sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya.
Imunisasi dapat dilakukan apabila tersedia, diberikan kepada semua staf yang
berisiko mendapat perlukaan karena benda tajam. Setelah terjadi kecelakaan harus
diberikan konseling.
G. Kewaspadaan Khusus
5
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
BAB III
TATA LAKSANA
A. Cuci Tangan
a. Air mengalir : Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan
saluran pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan
guyuran air mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena
gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak
menempel lagi di permukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran
atau dengan cara mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur
dengan gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran,
baik melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke
bak penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun
dapat diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran di ruang
pelayanan / perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas
kesehatan yang memerlukannya.
Selain air mengalir ada 2 jenis bahan pencuci tangan yang dibutuhkan,
yaitu: sabun atau deterjen dan larutan antiseptik.
b. Sabun dan deterjen : Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme
tetapi menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan
mengurangi tegangan permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari
permukaan kulit dan mudah terbawa oleh air. Jumlah mikroorganisme
semakin berkurang dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun
dilain pihak dengan seringnya menggunakan sabun atau deterjen maka
lapisan kemak dan kulit akan hilang dan membuat kulit menjadi kering dan
pecah-pecah. Hilangnya lapisan lemak akan memberi peluang untuk
tumbuhnya kembali mikroorganisme.
c. Larutan Antiseptik : Larutan antispetik atau disebut juga antimikroba topikal,
dipakai pada kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas
atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia
yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa.
Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan
rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik
tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat
disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah
mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien.
Kriteria memilih antiseptik adalah sbb:
1. Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, basilus dan
tuberkulosis, fungi, endospora)
2. Efektifitas
3. Kecepatan aktifitas awal
6
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
B. Alat Pelindung
7
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
dipakai sekali saja (disposable). Gaun pelindung sekali pakai ini biasanya
dipakai dalam kamar bedah, karena lebih banyak terpajan cairan tubuh
yang dapat menyebabkan infeksi. Gaun pelindung kedap air dapat pula
dibuat dari bahan yang dapat dicuci melalui proses dekontaminasi dan
dapat dipakai ulang, seperti misalnya plastik. Biasanya dipakai sebagai
pelapis di bagian dalam gaun pelindung steril tidak kedap air, untuk
mencegah tembusnya cairan tubuh kepada pemakai atau untuk keperluan
lain, seperti pembersihan, pemulasaran jenazah, dsb. Gaun pelindung
harus dipakai apabila ada indikasi, misalnya pada saat membersihkan luka,
melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase, menuangkan cairan
terkontaminasi kedalam lubang pembuangan/WC/toliet, mengganti
pembalut, menangani pasien dengan perdarahan masif, melakukan
tindakan bedah termasuk otopsi, perawatan gigi, dsb. Sebaiknya setiap kali
dinas selalu memakai pakaian kerja yang bersih, termasuk gaun pelindung,
atau celemek. Gaun pelindung harus segera diganti bila terkena kotoran,
darah atau cairan tubuh.
8
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
atau jaringan di bawah kulit secara normal bersifat steril. Strerilisasi dapat
dilakukan dengan 2 cara:
1. Fisik, seperti pemanasan atau radiasi, fitrasi.
2. Kimiawi, menggunakan bahan kimia dengan cara merendam (mis:
dalam larutan glutaraldehid) dan menguapi dengan gas kimia
(diantaranya dengan gas etilin oksida)
E. Pengelolaan Limbah
Limbah yang berasal dari sarana kesehatan secara umum dibedakan atas:
1. Limbah rumah tangga, atau limbah non-medis, yaitu limbah yang tidak
kontak dengan darah atau cairan tubuh sehingga disebut sebagai risiko
rendah. Semua limbah yang tidak kontak dengan tubuh pasien umumnya
dikenal sebagai sampah non-medik, yakni sampah-sampah yang dihasilkan
dari kegiatan di ruang tunggu pasien atau penunjang, raunag administrasi
dan kebun. Sampah jenis ini meliputi sisa makanan, sisa pembungkus
makanan, plastik dan sisa pembungkus obat. Sampah jenis ini dapat
langsung dibuang melalui pelayanan pengelolaan sampah kota.
2. Limbah medis, yaitu bagian dari sampah kesehatan yang berasal dari
bahan yang mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dan
dikategorikan sebagai limbah berisiko tinggi dan bersifat menularkan
penyakit, limbah medis dapat berupa:
a. Limbah klinis : Limbah klinis merupakan tanggung jawab sarana
kesehatan lain dan memerlukan perlakuan khusus. Karena
berpotensi menularkan penyakit, maka dikategorikan sebagai
limbah berisiko tinggi.
9
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
F. Kecelakaan Kerja
G. Kewaspadaan Khusus
10
DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN
PUSKESMAS PERAWATAN DAWAI
DISTRIK YAPEN TIMUR
JL. PENDIDIKAN – DAWAI
EMAIL : puskesmasdawai@gmail.com WEBSITE : https://puskesmasdawai.wixsite.com/page
bersin ataupun pada waktu pemeriksaan jalan nafas seperti intubasi atau
bronkoskopi. Transmisi melalui percikan besar berbeda dengan transmisi
penularan melalui udara karena pada transmisi percikan memerlukan
kontak yang dekat antara sumber dan penerima, karena percikan besar
tidak dapat bertahan lama di udara dan hanya dapat berpindah dari dan ke
tempat yang dekat.
3. Kewaspadaan Terhadap Penularan Melalui Kontak : Sebagai tambahan dari
kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak digunakan untuk pasien
yang diketahui atau diduga menderita penyakit yang ditularkan melalui
kontak langsung (misalnya kontak tangan atau kulit ke kulit) yang terjadi
selama perawatan rutin, atau kontak tak langsung (persinggungan) dengan
benda di lungkungan pasien. Pasien harus ditempatkan di ruang tersendiri
bila mungkin. Bila tidak tersedia, dapat di bangsal umum dengan pasien
sejenis. Sarung tangan harus dipakai sebagai pencegahan, sebagaimana
pada kewaspadaan universal terhadap kontak dengan darah dan bahan
tubuh. Pada kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak ini sarung
tangan harus diganti setelah menyentuh bahan yang mengandung
mikroorganisme dengan konsentrasi tinggi (misalnya tinja atau cairan luka).
Sarung tangan harus dibuka sebelum meninggalkan ruangan dan kemudian
harus cuci tangan dengan bahan pencuci antiseptik. Gaun pelindung yang
bersih dan nonsteril harus dipakai bila diduga terjadi kontak yang cukup
rapat dengan pasien, bila pasien tidak dapat menahan buang air besar
(inkontinensia) atau bila ada luka basah yang tidak dapat ditahan dengan
pembalut. Gaun pelindung harus dilepas sebelum meninggalkan ruangan.
Dawai, ……………….20….
Kepala Puskesmas Dawai
11