Anda di halaman 1dari 5

Di sebuah kos di jalan kalimantan X nomer 112, tinggal lah mahasiswa bernama Riska.

Dia
sangat pemalas dan juga jorok, selalu bangun kesiangan dan terlambat ke kampus, mari kita
simak cerita lengkapnya.

Riska: (terbangun karena terdengar suara alarm yang berbunyi) waduh... kesiangan lagi, bisa
terlambat ini pergi ke kampusnya, matikan alarm dulu deh, kalau sudah seprti ini dari pada
tambah telat tidak perlu mandi lah (berjalan ke kamar mandi dan berganti pakaian, kemudian
gosok gigi dan cuci muka) (setelah keluar dari kamar mandi mengambil tas dan bergegas
meninggalkan kamar untuk pergi ke kampus) aduh... sudah telat ini, berangkat dulu deh
(meninggalkan kamar, mematikan lampu, dan mengunci kamar).

(ditengah perjalanan Riska melihat ada orang berjualan makanan, dan dia merasa kelaparan)
beli sarapan dulu apa ya? (melihat isi dompet) yah lupa uang tinggal sedikit, akhir bulan kan
belum dikirim, ya sudah lah jalan saja ke kampus.

(Sesampainya di kampus Riska bergegas menuju kelas)

Ibu dosen: Riska kamu terlambat?

Riska: maaf bu, saya tadi kesiangan dan dalam perjalanan mengalami kemacetan. Apakah
saya diperbolehkan masuk bu?

Ibu dosen: ya sudah masuk saja, tapi lain kalin jangan terlambat lagi ya.

Riska: baik bu.

(setelah selama satu jam pelajaran berlangsung dan akhirnya selesai, Riska meninggalkan
kelas untuk bertemu dengan teman-temannya)

Devi: Riska...

Riska: hai Dev.

Devi: ris, tadi kamu terlambat lagi ya?

Riska: heheee,, iya tadi bangunnya kesiangan.

Devi: kamu memang selalu begitu, makanya jangan diulangi lagi jangan biasakan melakukan
hal yang buruk itu tidak baik Ris.

Riska: iya... Insha Allah tidak telat lagi dan tidak bangun kesiangan.
Devi: ya sudah ayo ke kantin dulu

Riska: iya ayok.

(mereka berjalan menuju kantin dan sesampainya di kantin mereka memesan makanan dan
minuman)

Riska: (langsung bersiap-siap untuk memakannya)

Devi: eh... Riska tunggu dulu, kamu sudah cuci tangan?

Riska: Belum, tapi tangan saya bersih kok.

Devi: Itu kan Cuma katamu, kelihatannya saja bersih tapi, kita tidak tahu itu benar-benar
bersih atau tidak.

Riska: Hehehee... Oiya, lalu bagaimana?

Devi: ayo kita cuci tengan terlebih dahulu.

Riska: Iya ayo.

Devi: ayo kita lakukan cuci tangan dengan baik dan benar.

Riska: iya baik.

(membasuh tangan dengan air)

Riska: Sudah selesai.

Devi: Bukan begitu caranya cuci tangan yang baik dan benar itu Ris.

Riska: Lalu bagaimana?

Devi: Begini lo caranya, (sambil melakukan gerakan mencuci tangan) pertama basuh kedua
tangan dengan air mengalir, lalu ambil sabun dan gosok-gosok dulu sabunnya pada tangan,
kemudian punggung tangan, lanjut ke sela-sela jari dan kukunya juga, setelah itu bilas dengan
air sampai bersih.

Riska: Iya Dev terimakasih ya sudah mengajari cara cuci tangan yang baik dan benar.

Devi: Iya sama-sama, sudah bersih kan? Mulai sekarang biasakan cuci tangan sebelum dan
sesudah makan seperti yang saya ajari tadi.
Riska: Baik Dev.

(Berjalan menuju meja tempat makan)

(Setelah selesai makan mereka meninggalkan kantin dan menuju ruang baca untuk
mengerjakan tugas kelompok)

(sesampainya di ruang baca mereka mulai membahas tugas yang akan dikerjakan)

Lea: apakah kalian mencium bau tidak enak?

Devi: iya seperti bau tidak enak ini.

Lea: Ya sudah lah kita lanjutkan saja mengerjakannya biar cepat selesai tugasnya.

(lama-kelamaan)

Lea: (berbisik kepada Riska) Ris ikut ke toilet sebentar ayo.

Riska: mau ngapain?

Lea: Sudah ikut saja yuk.

Riska: ya sudah ayo.

Lea: Sebentar ya Dev mau ke toilet dulu.

Devi: iya hati-hati.

Lea: Ris, itu bau tadi bau kakimu ya?

Riska: Hehehe... Iya.

Lea: Kamu jarang cuci kaki ya?

Riska: Iya aku jarang cuci kaki.

Lea: Pasti juga jarang gani kaos kaki ya.

Riska: (Tersenyum malu) iya Le.

Lea: Ya sudal ayo kita cuci kaki dulu.

Riska: iya.
(membasuh kaki dengan air saja)

Riska: Yuk, sudah selesai.

Lea: Ehh,, bukan gitu Ris caranya mencuci kaki dengan benar.

Riska: Ters bagaimana? Kasih tau caranya dong.

Lea: begini lo caranya itu, pertama basuh terlebih dahulu kaki dengan air mengalir, kemudian
ambil sabun, gosokkan pada telapak kaki, punggung kaki, dan juga sela-sela jarinya. Setelah
itu bilas denga air mengalir sampai bersih. Nah sudah bersih kan? Sudah harum kan?

Riska: Iya sudah bersih dan tidak bau lagi.

Lea: Ya sudah kembali ke ruang baca dulu yuk.

Riska: iya ayo.

(satu jam kemudian, tepat pukul 16.00 Riska kembali ke kos)

Riska: Duh, berantakan sekali kamarku, tapi malas yang mau merapikan (lalu menuju kasur
dan berbaring, tiba-tiba Devi dan Lea datang dan melihat kamar Riska)

Riska: (terbangun) Duh,, siapa sih? (membuka pinta)

Devi: Riska, kamu tugas K5nya sudah selesai?

Riska: Belum, mari masuk.

Lea: Ya Allah Riska kamar kamu berantakan sekali semenjak hidup di sini, serika di situ,
kenapa tidak dibersihkan dan dirapikan?

Riska: Aku capek yang mau merapikan kamar, biar sudah.

Devi: Kamu tidak boleh begitu, masa kamar kamar cewek beranakan begini.

Lea: Duh,,, ada kecoanya itu.

Devi: Iya kan jijik, kotor, bersihkan lah kan gak baik kalau begini.

Lea: iya itu kebiasaan yang tidak baik Ris. Jangan dibiarkan, anak kos itu harus bersih, sehat,
kita harus menghilangkan presepsi bahwa anak kos itu kotor dan jorok.
Riska: Iya teman-teman, maaf ya. Mulai sekarang saya tidak akan seperti ini lagi deh.
Kamarku akan selalu ku jaga, selalu dirapikan dan dibersihkan, serta memulai hidup sehat
dan bersih dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, cuci muka dan mandi. Lebih
bisa mengatur waktu supaya bangun tidak kesiangan.

Devi: Nah, baru itu namanya hidup sehat dan bersih.

Anda mungkin juga menyukai