Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN BISNIS, EVOLUSI BISNIS, DAN

PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

KELOMPOK 3
1. Fariani La Ode (15310007)
2. Fransiska Ii (15310010)
3. Bayu Gegono Seto (15310011)
4. Andri Apriyanti (15310022)
5. Nita Pujiastuti (15310023)

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2017/2018
1. PERKEMBANGAN BISNIS INTERNASIONAL

A. Sejarah Bisnis Internasional


Sebelum masehi pedagang Venezia dan Yunani mengirim wakil-wakil ke luar negeri
untuk menjual barang-barang mereka. Tahun 1600 British East India Company, sebuah
perusahaan dagang yang baru dibentuk, mendirikan cabang-cabang di luar negeri di seluruh
Asia. Pada saat yang sama sejumlah perusahaan Belanda yang di bentuk pada tahun 1590
membuka rute-rute perjalanan ke timur bergabung untuk membentuk Dutch East India
Company dan juga membuka kantor-kantor cabang di Asia. Para pedagang colonial Amerika
mulai beroperasi dengan model yang sama pada tahun 1700an.
Perusahaan Amerika pertama yang berhasil memasuki produksi luar negeri adalah
pabrik yang didirikan di Skotlandia oleh Singer Sewling Machine pada tahun 1868. Pada
tahun 1880, Singer telah menjadi organisasi dunia dengan organisasi penjualan luar negeri
yang luar biasa dan beberapa pabrik pemanufakturan di luar negeri. Perusahaan-perusahaan
lainnya segera menyusul, dan pada tahun 1914 paling sedikit 37 perusahaan amerika
memiliki fasilitas produksi di dua atau tiga lokasi di luar negeri.
Tahun 1919, General Electric mulai menanamkan modal di luar negeri. Tahun 1920,
General Motor and Chrysler melakukan operasi luar negeri.

B. Pengertian Bisnis Internasional


Pengertian Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati
batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan
pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang- bidang
seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran,
perdagangan besar dan komunikasi massa.
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara
yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai
akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda.
Bahwa untuk alasan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, manusia tidak bisa terlepas
dari kegiatan perdagangan. Orang yang berperan penting dalam kegiatan tersebut adalah
pedagang. Merekalah yang bertugas menyalurkan barang-barang ke konsumen.
Kegiatan jual beli saat ini tidak hanya terbatas antar penduduk dalam satu negara.
Kegiatan perdagangan sudah mulai merambah ke dunia internasional atau antar negara.
Kegiatan tukar menukar barang dan jasa antara satu negara dengan negara lain inilah yang
kemudian disebut sebagai bisnis internasional.

C. Tahap-tahap Dalam Memasuki Bisnis Internasional


Tahap-Tahap dalam memasuki Bisnis Internasional yaitu dimana Perusahaan yang
memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap
dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang
paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut
secara kronologis adalah sebagai berikut:
a. Ekspor Insidentil (Incident At Export)
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan
pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan
orang asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus
mengirimkannya ke negeri asing itu.

b. Ekspor Aktif (Active Export)


Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah
hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan
semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan
semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut.
Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen
atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif.

c. Penjualan Lisensi (Licensing)


Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual
adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan
manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan
baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan
negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
d. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan
segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses
produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya,
serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal
bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee”
sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya
berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan
sebagainya.

D. Hambatan
Hambatan dalam Memasuki Bisnis Internasional tentu saja akan lebih banyak
memiliki hambatan dibandingkan dengan pasar domestic. Negara lain tentu saja akan
memiliki berbagai kepentingan yang sering kali menghambat terlaksannya transaksi bisnis
internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda
dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis
internasional yaitu :

 Perbedaan Bahasa, Sosial Budaya / Kultural


Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis
sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin
berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.
Meskipun demikian perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang harus
diwaspadai dan dipelajari dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu
tidak dapat diungkapkan secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa
yang lain. Bahkan suatu merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain
dan sangat negatif bagi suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil Chevrolet yang
memberikan nama suatu jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s Nova”, pada hal di negara
Spanyol kata “No Va” berarti “tidak dapat berjalan”. Oleh karena itu maka sangat sulit untuk
memasarkan produk tersebut di negara Spanyol tersebut.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula
dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk
ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti
tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun
kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak
mau mendekati wanita bila membeli di supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi
bahwa barang-barang yang berupa alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan
dengan kosmetik wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.

 Hambatan Politik, Hukum Dan Perundang-Undangan


Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga
akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh
yang ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-
negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang
juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.
Lebih dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi
berlangsungnya bisnis Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor kulit mentah
ataupun setengah jadi, begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.

 Hambatan Operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari
negara yang satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan
karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal
ini akan dapat mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk
jalur tersebut akan menjadi sangat mahal.
2. EVOLUSI BISNIS
Evolusi Bisnis adalah proses terjadinya aktivitas bisnis dari masa ke masa sesuai
kondisi dan perkembangan teknologi, social dan budaya. Para pengusaha telah menjalankan
bisnis sesuai perkembangan zaman, mulai dengan pola tradisional hingga memasuki era
internet saat ini. Pola tradisional yang masih manual berangsur berubah ke system otomasi
menggunakan teknologi dalam proses bisnisnya.
1. Era Kolonial
Abad ke 17 dan sebelumnya, usaha terkait dengan produksi pertanian dan
perkebunan, dimana aspek ekonominya ditentukan oleh sukses atau tidaknya pertanian/
perkebunan tersebut dan faktor alam.

2. Revolusi Industri
Tahun 1760-1850, mengubah proses manufaktur yang memakai banyak pekerja
manual dengan sistem pabrik untuk produksi masal (Mass Production) menggunakan mesin-
mesin.

3. Era Kewirausahaan
Akhir tahun 1800an, munculnya banyak entrepreneur baru sebagai reaksi atas
ditolaknya sistem monopoli oleh pengusaha-pengusaha besar dan adanya undang-undang
antitrust.

4. Era Produksi
Sebelum tahun 1920an, ahli organisasi bisnis dengan konsep scientific management
mengarahkan manajemen perusahaan untuk fokus pada proses produksi melalui spesialisasi
tugas dan peningkatan produktifitas.

5. Era Pemasaran
Sejak 1950an, filosofi bisnis baru berupa konsep pemasaran yang membentuk
kesadaran, preferensi serta selera konsumen dan didasarkan atas keinginan pelanggan.

6. Era Global
Tahun 1980an, dunia usaha merambah ke berbagai belahan dunia akibat kemudahan
transfortasi dan kemajuan teknologi (ICT/ Information Communication and Technology),
sistem produksi serta semakin efisien sistem distribusi dan pembiayaan internasional.
7. Era Informasi
Tahun 1990an, akibat tingginya pengguna internet yang memudahkan perdagangan
disemua sektor perekonomian maupun sektor jasa serta menjadi sarana yang mudah dan cepat
dalam proses Business To Business (B2B).

Teknologi informasi telah mengubah dunia dan aktifitas bisnis tanpa terhalang
ruang, waktu dan jarak. Aplikasi e-commerce, e-government, e-education dan berbagai
aplikasi lainnya merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem bisnis di era informasi.
Komunikasi bisnis berlangsung secara On Line melalui internet dengan biaya relative
murah dibandingkan pola konvensional seperti e-mail (sutar elektronik), mailing list (sarana
diskusi) dan pembuatan situs, home page atau web untuk memperkenalkan perusahaan
tersebut ke publik.
3. PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

A. Sejarah dan Perkembangan Akuntansi Internsional


Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15. Sistem pembukuan berpasangan (double entry
bookkeeping), dianggap awal penciptaan akuntansi. Akuntansi modern dimulai sejak double
entry accounting ditemukan dan digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan
berganda (double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Lucas Pacioli (th 1447).
Lucas Pacioli lahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta yang ahli
matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka di Italia. Pacioli-lah orang
yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar double accounting system dalam
bukunya berjudul Summa the arithmetica geometria proportioni et proportionalita di tahun
1494. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double accounting system
bukanlah ide murni Pacioli namun dia hanya merangkum praktek akuntansi yang berlangsung
pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui sendiri oleh Pacioli: “Pacioli did not
claim that his ideas were original, just that he was the one who was trying to organize and
publish them. He objective was to publish a popular book that could be used by all, following
the influence of the venetian businessmen rather than bankers”. Praktek bisnis dengan metode
Venezia yang menjadi acuan Pacioli menulis buku tersebut telah menjadi metode yang
diadopsi tidak hanya di Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda,
dan Inggris.
Pacioli memperkenalkan tiga catatan penting yang harus dilakukan:
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi
transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku
memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar
merupakan centre of the accounting system
Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan
internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan pemerintah
untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi komersial.
“Pembukuan ala Italia” kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para pedagang
zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis Belanda
mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan pemerintah Perancis menerapkan
keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang
menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang
terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke
seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain itu model
akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi Perancis di Polinesia
dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis. Kerangka pelaporan sistem
Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat,
kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu
disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin
terasa di Dunia Barat.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan
akuntansi sebagai berikut.
Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.
Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.
Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang
dianggap lebih penting.
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui
ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya
“punch card record”.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut:
a. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
d. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
e. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan
manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-
bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
- Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan
usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
- Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model
organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost
benefit;
- Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
- Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal;
dan
- Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai
tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha
Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut
oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan
tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari
pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan
di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa
(Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan
praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Ada 8 delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas
seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk
membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam
system berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif.

2. Sistem Hukum
Dunia barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum
(kasus). Dalam negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang
mencakup ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum
nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas dasar
kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam kode yang lengkap.

3. Perpajakan
Di kebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena
perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya
untuk keperluan pajak. Ketika akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang aturan
pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.

4. Ikatan Politik dan Ekonomi


Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi yang dikembangkan
oleh bangsa lain, entah karena paksaan ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh
sistem pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian menyebar di Eropa; Inggris
mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan
jerman pada saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan plan comptable. USA memaksa
rezim pengatur akuntansi bergaya USA di Jepang pada saat PD II.

5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun
perusahaan.

6. Tingkat Perkembangan Ekonomi


Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi seperti
penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector manufaktur
menjadi semakin kurang penting.

7. Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika
disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan
informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.

8. Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variasi
budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara.

B. Klasifikasi Akuntansi Internasional


Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara: dengan
pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada
pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode
statistic untuk mengumpulkan data prinsip dan praktek akuntansi seluruh dunia.
Ada empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi
Praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan
makroekonomi nasional. Tujuan perusahaan umumnya mengikuti dan bukan memimpin
kebijakan nasional, karena perusahaan bisnis mengordinasikan kegiatan mereka dengan
kebijakan nasional. Oleh karenanya, sebagai contoh, suatu kebijakan nasional berupa
lapangan kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar dalam siklus bisnis akan
menghasilkan praktik akuntansi yang meratakan laba. Atau, untuk mendorong perkembangan
industry tertentu, suatu Negara dapat mengizinkan penghapusan pengeluaran modal secara
cepat pada beberapa industry tersebut. Akuntansi di Swedia berkembang dari pendekatan
makroekonomi.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi
Akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada
perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup. Untuk mencapai
tujuan ini, perusahaan harus mempertahankan modal fisik yang dimiliki. Juga sama
pentingnya bahwa perusahaan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi
dan mengendalikan aktivitas usaha. Pengukuran akuntansi yang didasarkan pada biaya
penggantian sangat didukung karena paling sesuai dengan pendekatan ini. Akuntansi di
Belanda berkembang dari mikroekonomi.
3. Berdasarkan pendekatan independent
Akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar
perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai
fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan
dari cabang keilmuan seperti ekonomi.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam
Akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrasi oleh
pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian akan
memudahkan perancang pemerintah, otoritas pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan
informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Akuntansi Internasional. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017, dari:


https://shinsyifa.wordpress.com/2017/03/05/perkembangan-akuntansi-internasional/

Evolusi Bisnis dalam Pengantar Bisnis. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017, dari:
http://erikeanisa.blogspot.co.id/2016/06/evolution-business-evolusi-bisnis.html

Sejarah Bisnis Internasional. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017, dari:


http://bisnisinternas.blogspot.co.id/2017/02/sejarah-bisnis-internasional.html
Sejarah Perkembangan Akuntansi. Diakses pada tanggal 16 Januari 2017, dari:
https://dipawardhana.wordpress.com/2015/01/26/makalah-sejarah-perkembangan-akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai