Anda di halaman 1dari 9

Soal

1. Terdapat beberapa bentuk organisasi bisnis, yaitu: BUMN, BUMD, dan BUMS.
a. Jelaskan persamaan dan perbedaan di antara ketiga organisasi tersebut!
b. Jelaskan kelebihan dan kelemahan ketiga organisasi tersebut!
Jawab :

2. Perseroan Terbatas (PT) memiliki kekayaan sendiri yang dapat dikelompokkan


menjadi tiga, yaitu: modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor.
a. Jelaskan perbedaan ketiga modal tersebut!
b. Apakah akibat hukum yang terjadi dengan adanya ketentuan bahwa “PT memiliki
kekayaan sendiri”?

3. Perusaan “A” mempunyai hutang terhadap dua kreditor yang tidak bisa dibayar,
sedangkan harta kekayaan yang dimilikinya tidak mencukupi untuk membayar
semua hutang yang ada.
a. Apakah perusaan “A” dapat mengajukan pailit serta jelaskan syarat-syaratnya?
b. Bagaimanakah langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan “A” jika ingin
melakukan mediasi dengan pihak kreditor?

4. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan kekayaan atas segala hasil produksi
kecerdasan daya pikir seseorang atau kelompok tentang teknologi, pengetahuan, seni,
dan lain-lain yang berguna untuk manusia.
a. Jelaskan konsep dasar tentang HKI!
b. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup HKI!
b. Sebutkan dan jelaskan sistem hukum HKI!

5. Terdapat beberapa cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan


umum, yaitu arbitrase dan mediasi.
a. Apakah sengketa di bidang perpajakan dapat diselesaikan melalui kedua cara
tersebut?
b. Apakah putusan arbitrase dan mediasi sama-sama bersifat final dan mengikat?
Serta jelaskan apa yang dimaksud bersifat final dan mengikat!
c. Jelaskan perbedaan yang sangat prinsip antara pihak ketiga di dalam arbitrase dan
mediasi dalam mengambil/menetapkan suatu putusan!
1. a. BUMN
Badan Usaha Milik Negara (atau BUMN) ialah badan usaha yang
permodalannya seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status
pegawai badan usaha-badan usaha tersebut adalah karyawan BUMN bukan
pegawai negeri.
BUMS
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang
didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adl perusahaan milik pemerintah daerah yg
didirikan dgn Peraturan Daerah berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1962
dgn modal seluruh atau sebagian merupakan kekayaan daerah yg dipisahkan
(BPS 2003:1).

b. Kebaikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN):

1. Melayani kepentingan umum


2. Kondisi badan usaha cenderung stabil
3. Kepemilikan modal yang besar

Kelemahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN):


1. Ketergantungan pada keuangan negara
2. Kecenderungan inefisiensi pengelolaan
3. Kebijakan monopoli yang kadang merugikan rakyat

Kebaikan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS):


1. Mendorong efisiensi pengelolaan badan usaha
2. Meningkatkan sistem pendidikan dan pelatihan kerja
3. Tidak bergantung pada modal pemerintah
4. Serta mendorong peningkatan standar keahlian dan
penerapan teknologi modern
Kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS):
1. Berorientai pada laba
2. Menimbulkan persaingan tidak sehat
3. Cenderung berpeluang menyalahgunakan wewenang
pengolahan sumber daya alam
Kelebihan BUMD
1. Kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk melayani kepentingan umum
2. Modal berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan
3. Apabila menderita kerugian, pemerintah yang akan menanggungnya
4. Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah atau daerah
5. Memperoleh fasilitas dari Negara
Kekurangan BUMD
1. Banyak fasilitas yang diperoleh dari negara menjadikan pegawai
kurang disiplin.
2. Pengelolaan BUMD kurang efisien, sehingga sering mengalami
kerugian. BUMD didirikan tentunya untuk membantu pemerintah
dalam mengelola perekonomian di tingkat regional.

2. a. Modal perseroan atau modal dasar, yaitu jumlah maksimum modal yang
disebut dalam akta pendirian.Ketentuan modal dasar diatur pada pasal 31-32 UU
No.40 Tahun 2007. Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal
saham.(Pasal 31 (1).Modal dasar paling sedikit Rp.50.000.000,00 (Pasal 32 ayt 1

Modal yang disanggupkan atau ditempatkan diatur pada pasal 33 UU No.


40 Tahun 2007. Paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana dimaksud
dalam pasal 32 harus ditempatkan dan disetor penuh (Pasal 33 ayat 1).

Modal yang disetor, yakni modal yang benar-benar telah disetor oleh
para pemegang saham pada kas perseroan. Diatur pada pasal 34 UU No.40 tahun
2007. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang
dan/atau dalam bentuk lainnya (Pasal 34 ayat 1). Penyetoran atas modal saham
selanjutnya diatur pada pasal 34 ayat 2 dan 3.2.
b. Penambahan modal PT dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS dan wajib
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatat dalam daftar PT. Begitu
juga dengan pengurangan modal PT, dilakukan berdasarkan persetujuan RUPS.
Pengurangan modal PT merupakan perubahan anggaran dasar yang harus mendapat
persetujuan Menteri Hukum dan HAM. Keputusan RUPS baik untuk penambahan
maupun pengurangan modal PT sah apabila dilakukan dengan memperhatikan
persyaratan kuorum dan jumlah suara setuju untuk perubahan anggaran dasar sesuai
dengan ketentuan dalam undang-undang ini dan/atau anggaran dasar.
3. a. Dapat, karena hal itu sudah diatur dalam permohonan pengajuan
kepailitan dapat diajukan oleh debitor, kreditor, kejaksaan, hakim, Bank
Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan. Sebagaimana
telah diatur dalam Undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang pasal 2 ayat 1 UUKPKPU yang
menyebutkan bahwa “debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak
membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan tidak membayar
lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas
permohonan satu atau lebih kreditornya”.

Berdasarkan ketentuan pasal 2 ayat (1) UUKPKPU, dapat disimpulkan bahwa


syarat untuk dapat dinyatakan pailit melalui putusan pengadilan adalah :

1. Terdapat minimal dua orang kreditor;


2. Debitor tidak membayar lunas sedikitnya satu utang;
3. Utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih;

b. Mediasi sendiri dapat dibagi menjadi dua kategori. vaitu:


1. Mediasi di pengadilan(Litigasí), dan
2. Mediasi di luar pengadilan (non-Litigasi).

Namun dalam prakteknya, mediasi merupakan bagian dan proses


litigasi kanena hakim akan meminta para pihak untuk menyelesailkan sengketa mereka
dengan terlebih dahulu menggunakan proses mediasi sebelum proses pengadilan
dilanjutkan. Dengan begitu, mediasi menjadi salah satu solusi kanena,
1) Mediasi dapat mengurangi penumpukan perkana di pengadilan,
karena melalui pengadilan penvelesaian sengketa alcan berlangsung lama karena dapat
melewati pengadilan tingkat pertama, banding kurang, dan kasasi, selain itu juga dapat
mengajukan peninjauan kembali. Maka apabila melewati semua tahap tersebut, tentu
saja penyelesaian sengketa akanberlangsung sangat lama, dan,
2) Mediasi dapat memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga
pengadilan dalam menyelesaikan sengketa
4. a. Konsep dasar tentang HaKI berdasarkan pada pemikiran bahwa karya
intelektual yang telah diciptakan atau dihasilkan manusia memerlukan
pengorbanan waktu, tenaga dan biaya. Pada intinya Pengertian Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan
Intellectual Property Rights (IPR) adalah hak untuk menikmati secara ekonomis
hasil dari suatu kreativitas intelektual. Berdasarkan pengertian ini maka perlu
adanya penghargaan atas hasil karya yang telah dihasilkan yaitu perlindungan
hukum bagi kekayaan intelektual tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong
dan menumbuhkembangkan semangat terus berkarya dan mencipta.

b. . HAK CIPTA

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu
pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-
sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas
dan bersifat pribadi”.

PATEN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001:


Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Ayat 1).
Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil
penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain
untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-undang Paten).
Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu
pengetahuan yang diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal
pula paten sederhana (utility models) yang hampir sama dengan paten, tetapi
memiliki syarat-syarat perlindungan yang lebih sederhana. Paten dan paten
sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan
suatu penemuan (baru) di bidang teknologi.

MEREK

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 :


Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur- unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
(Pasal 1 Ayat 1)
Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk
(barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar
perdagangan, menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek).

c. Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai


dengan peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

 Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the


World Trade Organization (WTO)
 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
 Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
 Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
 Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for
the Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization
 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for
the Protection of Literary and Artistic Works
 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights
Treaty

5. a. Tidak bisa, karena ketentuan tentang Banding dan Gugatan dalam


sengketa pajak diatur lebih lengkap dalam UU No. 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga Atas UU No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan yang selanjutnya kami sebut sebagai UU KUP. Pengadilan
pajak dalam hal ini merupakan lembaga penyelesaian sengketa pajak yang
dibentuk sesuai amanat UU KUP.

b. iya putusan arbitrase dan mediasi bersifat final dan mengikat karena
mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat para pihak. Dengan
demikian terhadap Putusan Arbitrase tidak dapat diajukan banding, kasasi
atau peninjauan kembali.
Maksud dari putusan secara final dan mengikat, artinya putusan
langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan. Akibat
hukumnya secara umum, tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh
terhadap putusan tersebut. Sedangkan arti putusan mengikat dalam
Putusan MK yaitu putusan tidak hanya berlaku bagi para pihak tetapi
bagi seluruh masyarakat Indonesia. Begitupula sifat final pada putusan
arbitrase dan putusan BPSK yang tidak dapat diajukan banding, kasasi,
maupun peninjauan kembali. Namun, khusus putusan BPSK, meski
tidak ada upaya banding dan kasasi yang dapat dilakukan terhadap
putusan BPSK, namun terhadap putusan BPSK dapat diajukan upaya
hukum keberatan kepada Pengadilan Negeri paling lambat 14 hari kerja
setelah menerima pemberitahuan putusan tersebut.

c). Kalau pada mediasi pihak ketiga benar-benar pihak yang netral dan tidak
berwenang memberikan keputusan dan hanya sebatas memfasilitasi saja.
Namun pada arbitrasi pihak ketigalah yang mendamaikan/memberikan
keputusan.

Anda mungkin juga menyukai