Studi Kasus PKL
Studi Kasus PKL
PENDAHULUAN
Pada pemeriksaan foto thorax ada beberapa teknik radiografi yang digunakan yaitu
AP ( anteroposterior), PA (posterioranterior) , lateral R/L , dan terkadangan RLD (Right
Lateral Decubitus). Pemeriksaan foto thorax juga dapat dilakukan dengan dua posisi yaitu
supine atau erect. Posisi supine dilakukan pada pasien pasien yang kurang kooperatif atau
pasien pasien yang tidur di bed, sedangkan pasien yang masih kooperatif atau masih bisa
berdiri di anjurkan untuk menggunakan posisi erect.
Indikasi pemeriksaan pada foto thorax sangatlah banyak misalnya efusi pleura, TB,
pneumothorax, pneumonia, chest pain ,tumor mediastinum, ca mamae, kecelakaan lalu lintas
(KLL), dan lain sebagainya. Pada kasus KLL dokter orthopedi seringkali menuliskan pada
permintaan foto untuk tindakan melakukan tindakan foto thorax namun menampakkan dua
shoulder, yang sebenarnya untuk kriteria foto thorax yang baik harus memperlihatkan dua
shoulder. Oleh karena itu di perlukan pemilihan posisi yang tepat dan menyesuaikan tujuan
pemeriksaan dengan kriteria foto yang di hasilkan.
1.2.1 Bagaimana Teknik Pemeriksaan foto thorax dengan permintaan tampak dua
shoulder di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soetomo ?
1.2.2 Apa kelebihan dan Kekurangan teknik pemeriksaan thorax dengan permintaan
tampak dua shoulder di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soetomo ?
1
1.3.1 Untuk mengetahui Teknik Pemeriksaan foto thorax dengan permintaan tampak
dua shoulder di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soetomo.
Memberi masukan dan saran yang berguna untuk perbaikan rumah sakit
khususnya Instalasi Radiologi dan Radiografer mengenai teknik pemeriksaan
thorax dengan permintaan tampak dua shoulder.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Paru-Paru terletak pada sebuah rongga pada tubuh manusia yang di kenal sebagi cavum
thorax karena paru memiliki fungsi yang sangat vital, maka cavum thorax ini berfungsi untuk
melindungi paru-paru. Cavum thorax memiliki dinding yang kuat yang tersusun atas 12
pasang costae cartilage , 12 tulang vertebre thoracalis , sternum , dan otot rongga dada.
2.1.2 Paru-Paru
Paru-paru merupakan organ vital yang memiliki fungsi utama sebagai alat respirasi dalam
tubuh manusia, atau secara spesifisik yaitu memiliki peran sebagai tempat pertukaran oksigen
(O2) dan Karbon dioksida (CO2). Pertukaran itu terjadi pada alveolus-alveolus di paru
melalui system kapiler.
3
Gambar 2. Anatomi Paru-Paru
2.1.3 Mediastinum
Mediastinum adalah suatu ruangan yang merupakan bagian dari cavitas thoracis.
Mediastinum di bagi menjadi 2 bagian yaitu superior dan inferior, pada bagian inferior terdiri
dari Mediastinum anterius, Mediastinum medium,dan Mediastinum posterius.
2.2.1 Pneumonia
Peradangan gelembung udara microscopic paru-paru yaitu alveolus dan saluran udara
terkecil yaitu bronkiolus atau disebut pneumonia. Pneumonia di sebabkan oleh infeksi bakteri
4
yang sering kali dari jenis streptococcus pneumonia. Pneumonia dapat di picu permasalahan
sekunder oleh infeksi virus di saluran nafas atas.
Tuberkolosis atau biasa dikenal dengan sebutan TB merupakan penyakit yang disebabkan
oleh infeksi pada paru-paru. Penyakit ini di sebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar orang memiliki mikroba TB didalam tubuhnya, namun hanya
akan menyerang jika kekebalan tubuh seseorang itu menurun.
Asma adalah penyakit radang paru-paru yang menimulkan serangan sesak nafas yang
berulang. Pada asma otot dinding saluran udara berkontraksi seperti kejang dan
menyebabkan saluran udara menyempit ,sehingga terjadi serangan sesak nafas.
Patah tulang yang terjadi pada dinding thorax bisa terjadi pada costae , klavikula ,
vertebra , atau mungkin juga pada sternum. Patah tulang bisa disebabkan karena kecelakaan
kerja , kecelakaan lalu lintas , atau terjatuh.
Teknik pemeriksaan foto thorax di bagi menjadi tiga yaitu AP/PA , Lateral , RLD.
A. AP ( anteroposterior) / PA ( Posterioranterior)
1. Meja Pemeriksaan
5
2. Pesawat sinar-X
3. Marker R/L
Persiapan Pasien :
Pasien atau keluarga pasien di persilakan melepas logam yang ada di sekitar daerah
pemeriksaan atau ganti baju pasien.
Teknik Pemeriksaan ;
4. Kolimasi : Batas atas C7 batas bawah diagfragma dan sinus prenicocostalis tidak
terpotong.
5. FFD : 100-150cm
6. Pada posisi PA pasien berdiri menghadap bucky stand, sedangkan pada posisi AP
paisen tidur supine di tas meja pemeriksaan.
B. Lateral
1. Meja Pemeriksaan
2. Pesawat sinar-X
3. Marker R/L
Persiapan Pasien :
Pasien atau keluarga pasien di persilakan melepas logam yang ada di sekitar
daerah pemeriksaan atau ganti baju pasien.
Teknik Pemeriksaan ;
4. Kolimasi : Batas atas C7 batas bawah diagfragma dan sinus prenicocostalis tidak
terpotong.
5. FFD : 100-150cm
C. RLD
1. Meja Pemeriksaan
2. Pesawat sinar-X
3. Marker R/L
7
Persiapan Pasien :
1. Pasien atau keluarga pasien di persilakan melepas logam yang ada di sekitar
daerah pemeriksaan atau ganti baju pasien.
Teknik Pemeriksaan ;
5. Kolimasi : Batas atas C7 batas bawah diagfragma dan sinus prenicocostalis tidak
terpotong.
6. FFD : 100-150cm
Ada beberapa kriteria foto thorax yang baik yang diantaranya adalah sebagai berikut:
BAB III
PEMBAHASAN
Nama : Ny, L
Umur : 46 Tahun
No.RM : 12562258
9
Tanggal Foto : 19 Februari 2017
Klinis : COB
Pada hari Sabtu , 19 Februari 2017 pasien bernama Ny, L umur 46 tahun datang ke
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan cidera di kepala dengan sedikit
pendarahan di kepala di antar dokter orthopedi dengan membawa surat permintaan agar di
lakukan pemeriksaan Thorax tampak dua Shoulder.
A. Persiapan Alat
B. Kaset berukuran 35 X 43
C. Marker R/L
D. CR
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat Radiologi , pasien datang dengan keadaan
kurang kooperatif periksaan ada atau tidak logam di daerah pemeriksaan. Jika terdapat logam
di daerah pemeriksaan harus di lepas agar tidak menganggu gambaran radiografi.
A. Posisi Pasien
10
3. Kedua lengan tangan di letakkan di samping tubuh pasien
B. Posisi Objek
1. Kaset di letakkan di bawah pasien dengan posisi melintang , batas atas C7 dan
batas bawah Diafragma.
C. Teknik Pemeriksaan
4. Kolimasi : Batas atas C7 batas bawah diagfragma dan sinus prenicocostalis tidak
terpotong.
5. FFD : 100-150cm
11
6. Pasien di posisikan supine di tas meja pasien tidak di pindah di meja pemeriksaan.
Teknik pemeriksaan Thorax tampat dua Shoulder merupakan pemeriksaan yang sering
dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Pada teknik pemeriksaan Thorax tampat dua Shoulder dengan kasus fraktur atau evaluasi
post KLL menggunakan proyeksi AP ( anteroposterior ). Dengan menggunakan kaset
melintang dan FFD yang sedikit lebih tinggi di bandingkan dengan FFD pemeriksaan Thorax
tanpa memperliatkan dua Shoulder ,kedua cara tersebut digunakan agar dua shoulder dapat
tercover.
Seperti yang kita tau pada dasarnya kriteria foto Thorax yang baik tidak perlu
memperlihatkan tampak dua Shoulder, beberapa faktor dilakukannya foto Thorax tampak dua
Shoulder yaitu pasien yang kurang kooperatif , meminimalkan paparan radiasi , dan
meminimalkan waktu pengerjaan. Sehingga dokter hanya meminta satu kali eksposure untuk
memperlihatkan 2 bagian tubuh sekaligus.
12
BAB IV
1.1 Kesimpulan
A. Pemeriksaan Thorax tampak dua Shoulder dilakukan jika pada permintaan dokter
menulis “tampak dua Shoulder”
B. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien supine , kaset melintang, dan FFD yang
sedikit lebih tinggi di banding dengan pemeriksaan thorax biasa.
C. Kaset di buat melintang dan FFD sedikit lebih tinggi agar Thorax dan dua Shoulder
tercover.
1.2 Saran
A. Perencanaan yang baik sebelum procedure digunakan dapat mengurangi resiko terjadi
pengulangan foto ,sehingga tidak memberikan dosis berlebih pada pasien.
13
B. Proteksi radiasi pada pasien atau keluarga pasien yang memegang pasien sangat
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Lampiran
1. CR
15
2. pesawat sinar-X merk Hitachi
16