Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KESEMBUHAN

PASIEN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI PUSKESMAS


DELANGGU KABUPATEN KLATEN

Aris Widiyanto
Akper Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Abstract: Compliance Take Medicine The, Recovering, Positive Tuberkulosis TB lung


BTA. Object This research is know the relationship of among compliance take medicine
recoveredly is patient of positive TB lung BTA in Puskesmas Delanggu of Sub-Province
Klaten. Method this is analytic observational with the approach of research of cross
sectional. Sample in this research is patient of positive TB lung BTA which is registered
in register TB Puskesmas Delanggu in the year 2012 which have followed the program
DOTS and have finished its medication in the year 2013. Technique of Intake sample in
this research is random sampling by sample counted 38 respondent. Technique analysis
in this research is Chi Square. Patient TB in Puskesmas Delanggu Klaten most obedient
take medicine counted 25 responder (65,8%) and recovering of positive patient TB BTA
most recovering counted 32 responder (84,2%). There are relationship between
compliance take medicine recoveredly is positive patient TB BTA in Puskesmas
Delanggu Klaten. This Matter proven by value significant (P) 0.006 by = 5% hence P <
0.05. Compliance take medicine to influence the storey recovering of positive patient TB
BTA in Puskesmas Delanggu Klaten.

Keywords: Compliance Take Medicine The, Recovering, Positive Tuberkulosis TB lung


BTA

Abstrak: Kepatuhan Minum Obat, Kesembuhan, Tuberkulosis TB Paru Positif


BTA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kepatuhan minum obat
dengan kesembuhan pasien TB paru BTA positif di Puskesmas Delanggu Kabupaten
Klaten. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan
penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien TB paru BTA
positif yang tercatat dalam register TB puskesmas Delanggu pada tahun 2012 yang telah
mengikuti program DOTS dan telah menyelesaikan pengobatannya pada tahun 2013.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah ramdom sampling dengan
sampel sebanyak 38 responden. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah Chi Square.
Hasil penelitian: Pasien TB di Puskesmas Delanggu Klaten sebagian besar patuh minum
obat sebanyak 25 responden (65,8%) dan kesembuhan pasien TB BTA positif sebagian
besar sembuh sebanyak 32 responden (84,2%). Ada hubungan antara kepatuhan minum
obat dengan kesembuhan pasien TB BTA positif di Puskesmas Delanggu Klaten. Hal
ini terbukti dengan nilai signifikansi (P) 0.006 dengan (α) = 5% maka P < 0.05.
Kepatuhan minum obat mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien TB BTA positif di
Puskesmas Delanggu Klaten.

Kata Kunci : Kepatuhan Minum Obat, Kesembuhan, Tuberkulosis TB Paru Positif


BTA

7
8 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 1,Mei 2016, hlm 01-117

PENDAHULUAN besar. Sehingga dapat terjadi kasus TB


Tuberkulosis atau TB adalah kebal obat atau TB MDR (multy drug
penyakit menular yang disebabkan oleh resistant) dan apabila oarang lain tertular
Mycobacterium tuberculose yang maka akan mengalami resistensi yang
merupakan bakteri tahan asam (BTA). TB sama (Depkes RI, 2007). Dengan kondisi
masih merupakan masalah kesehatan di pasien TB di Kabupaten Klaten pada
dunia. Menurut laporan World Health tahun 2013 yang banyak diderita oleh usia
Organization (WHO) tahun 2012, produktif (usia 25-44 tahun) yaitu sebesar
sebanyak 8,6 juta orang telah terinfeksi 36,94% atau sebanyak 232 kasus dan
TB dan 1,3 juta orang meninggal karena angka kesembuhan yang menurun maka
TB. Secara nasional, target untuk masih merupakan masalah yang perlu
penemuan kasus baru TB paru BTA diteliti.
positif adalah 70%. Tetapi di Jawa Kesembuhan pasien TB
Tengah, target ini belum terpenuhi. Dari dipengaruhi oleh beberapa faktor,
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, diantaranya adalah umur, tingkat
penemuan kasus baru BTA positif (case pendidikan, status gizi, faktor lingkungan
detection rate/ CDR) berkisar pada angka dan kepatuhan pasien dalam minum obat.
59%. Sedangkan untuk angka Umur berhubungan dengan metabolisme
kesembuhan (cure rate) di Jawa Tengah tubuh termasuk dalam proses penyerapan
pada tahun 2011 mengalami penurunan obat. Semakin tua, maka proses
bila dibandingkan tahun 2010 yaitu dari metabolisme akan semakin menurun.
85,15% menjadi 82,50%. Semakin Sedangkan pendidikan merupaka salah
menurun pada tahun 2012 yaitu 81,46%. satu dari faktor eksternal yang
Angka tersebut masih dibawah target mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada
nasional yaitu sebesar 85%. Di Kabupaten orang dengan tingkat pendidikan tinggi
Klaten juga terjadi penurunan angka biasanya bertindak lebih preventif pada
kesembuhan. Pada tahun 2013 pada suatu penyakit. Untuk status gizi, pada
tribulan I, angka kesembuhan mencapai orang dengan berat badan kurang akan
93% tetapi menurun pada tribulan II yaitu mempunyai risiko terhadap penyakit
86% dan semakin menurun pada tribulan infeksi, sementara orang yang mempunyai
III menjadi 82%. berat badan di atas ukuran normal akan
Penderita TB tentu merupakan mempunyai risiko penyakit degeneratif
beban baik secara ekonomi maupun (Supriasa dkk, 2002). Kondisi lingkungan
psikologis bagi keluarganya. Diperkirakan yang meningkatkan risiko penyakit TB
seorang pasien TB dewasaakan adalah kondisi lingkungan yang lembab
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 karena kuman TB berkembangbiak
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat dengan baik pada lingkungan gelap dan
pada kehilangan pendapatan tahunan lembab. Faktor pengaruh yang terbesar
rumah tangganya sekitar 20-30% (Depkes dalam kesembuhan pasien TB adalah
RI, 2007). Selain itu, pada pasien TB yang kepatuhan minum obat. Kepatuhan ini
tidak dapat menyelesaikan pengobatannya diartikan sebagai perilaku pasien untuk
secara tuntas maka resiko terjadi resistensi minum obat sesuai dengan jenis, dosis,
kuman TB terhadap obat TB semakin cara minum, waktu minum dan jumlah
Aris Widiyanto, Hubungan Kepatuhan Minum Obat 9

hari minum obat yang sesuai dengan HASIL PENELITIAN


pedoman nasional penanggulangan TB.
Hal ini belum banyak diteliti sehingga Tabel 1
masih merupakan masalah yang harus Distribusi Frekuensi Responden
diteliti. Berdasarkan Kepatuhan Minum Obat
Pasien TB yang minum obat
secara teratur dapat menurunkan risiko Pengetahuan Frekuensi (%)
3,76 kali kegagalan pengobatan TB Baik 13 34,2
Kurang 25 65,8
dibandingkan dengan pasien TB yang
Jumlah 38 100
minum obat tidak teratur (Nugroho,
Berdasarkan tabel di atas diketahui
2009). Apabila pasien TB minum obat
bahwa responden yang patuh minum obat
secara teratur dalam jangka waktu 2
tergolong baik sebesar 13 responden
minggu, kuman TB sudah terpecah dan
(34,2%) dan kepatuhan minum obat yang
tidak potensial untuk menular. Maka
tergolong kurang sebanyak 25 responden
manfaat dari penelitian ini, jika kepatuhan
(65,8%). Hasil data penelitian ini
minum obat tinggi maka kesembuhan
menunjukkan pasien TB paru BTA positif
pasien TB paru BTA positif juga
yang tercatat dalam register TB
meningkat, sehingga risiko untuk terjadi
puskesmas Delanggu pada tahun 2012
kasus TB resisten obat juga dapat dicegah.
yang telah mengikuti program DOTS dan
Produktivitas pasien TB juga dapat
telah menyelesaikan pengobatannya.
meningkat karena pasien TB yang telah
minum obat secara teratur mengurangi
Tabel 2
tingkat keparahan penyakit karena TB dan
Distribusi Frekuensi Responden
apabila memerlukan rawat inap maka
Berdasarkan Kesembuhan Pasien TB
dapat diminimalkan jumlah hari rawat
Paru BTA Positif
inapnya.
Kesembuhan Frekuensi (%)
METODE PENELITIAN Tidak sembuh 6 15,8
Jenis penelitian yang digunakan Sembuh 32 84,2
adalah observasional analitik dengan Jumlah 38 100
pendekatan cross sectional. Lokasi Berdasarkan tabel di atas diketahui
penelitian di wilayah puskesmas Delanggu bahwa sebagian besar ibu usia menopause
Kabupaten Klaten. Populasi dalam jarang merasa cemas sebanyak 29
penelitian ini adalah pasien TB paru BTA responden (74,4%), ibu usia menopause
positif yang tercatat dalam register TB yang tidak cemas sebesar 3 responden
puskesmas Delanggu. Pengambilan (7,7%), kadang-kadang cemas 3
sampel menggunakan teknik purposive responden (7,7%), dan ibu yang sering
random sampling. Sampel dalam merasa cemas 4 responden (10,3%). Hasil
penelitian ini sebanyak 38 responden. data penelitian ini menunjukkan pasien
Teknik analisis dalam penelitian ini TB paru BTA positif yang tercatat dalam
adalah korelasi product moment dengan register TB puskesmas Delanggu pada
menggunakan bantuan program SPSS tahun 2012 yang telah mengikuti program
versi 20,00 for windows. DOTS dan telah menyelesaikan
pengobatannya.
10 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 1,Mei 2016, hlm 01-117

Tabel 3 obat sesuai dengan jenis, dosis, cara


Hubungan Kepatuhan Minum Obat minum, waktu minum dan jumlah hari
dengan Kesembuhan Pasien minum obat yang sesuai dianjurkan oleh
Tuberkulosis BTA Positif dokter. Kepatuhan pengobatan TB
Kesembuhan merupakan hal yang sangat penting,
Variabel Tidak Jml χ2 P value
sembuh
Sembuh karena bila pengobatan tidak dilakukan
Tidak
5 8 13 7.639 0.006 secara teratur dan tidak sesuai dengan
Kepatuhan patuh
Patuh 1 24 25 waktu yang telah ditentukan maka akan
Jumlah 6 32 38 dapat timbul kekebalan kuman TB
Berdasarkan hasil analisis uji Chi terhadap Obat Anti TB (OAT) secara
Square dengan dibantu menggunakan meluas atau disebut Multi Drugs
program SPSS 21.00 diperoleh hasil Resistance (MDR). Umumnya penderita
χ2hitung sebesar 7,639, sehingga minum obat selama 6 bulan untuk
dibandingkan χ2hitung > χ2tabel atau memastikan kesembuhannya, namun pada
nilai signifikansi (P) 0.006 dengan alpha beberapa keadaan dapat lebih lama
= 5% maka P < 0.05, maka Ho ditolak (DepKes RI, 2006).
artinya ada hubungan kepatuhan minum Hasil penelitian menunjukkan
obat dengan kesembuhan pasien sebanyak 13 responden (34,2%) tidak
tuberkulosis BTA positif di Puskesmas patuh minum obat. Hal ini dapat
Delanggu Kabupaten Klaten. Hal ini dimungkinkan penderita yang mulai bosan
menunjukkan apabila pasien TB minum dengan pengobatan yang berjangka
obat secara teratur maka tingkat panjang dan kurangnya pengetahuan efek
kesembuhan pasien TB paru juga dari pengobatan yang tidak patuh yang
meningkat. akan sulit untuk diobati. Selain itu adanya
Berdasarkan tabulasi silang di riwayat penyakit lain yang mengharuskan
atas menunjukkan bahwa pasien TB paru pasien meminum obat menyebabkan
yang tidak patuh minum obat sebanyak 13 pasien harus meminum berbagai jenis obat
responden, 5 responden di antaranya tidak dalam waktu yang bersamaan atau
sembuh dan 8 responden sembuh. berbeda-beda tiap harinya. Banyaknya
Responden yangg patuh minum obat obat yang harus diminum serta aturan
sebanyak 25 responden dan hanya 1 pakai obat yang berbeda-beda dapat
responden di antaranya tidak sembuh. membuat pasien merasa bingung dan
jenuh sehingga berpotensi terhadap
PEMBAHASAN ketidakpatuhan terhadap pengobatan
Hasil penelitian tentang kepatuhan (Hayati, 2011).
minum obat pasien tuberkulosis di Hasil penelitian tentang
Puskesmas Delanggu Klaten sebagian kesembuhan pasien TB paru BTA positif
besar termasuk kategori patuh yaitu 25 di Puskesmas Delanggu Klaten sebagian
responden (65,8%). Kepatuhan penderita besar sembuh yaitu sebanyak 32
dipengaruhi oleh kemauan dan motivasi responden (84,2%). Hal ini menunjukkan
diri untuk sembuh. Hal ini dapat bahwa responden sudah menyadari betapa
dimungkinkan responden sudah mengerti bahayanya penyakit tuberkulosis kalau
dan memahami tentang penyakit tidak diobati, responden sudah
tuberkulosis sehingga responden minum mengetahui dan memahami penularan
Aris Widiyanto, Hubungan Kepatuhan Minum Obat 11

tuberkulosis jika segera tidak ditangani. Kegagalan dalam pengobatan TB paru


Maka dari itu responden berantusias untuk disebabkan oleh berbagai faktor, salah
melakukan pengobatan supaya sembuh satunya adalah tingkat pendapatan (Safri,
dari tuberkulosis. Kesembuhan pasien TB 2013).
dipengaruhi oleh beberapa faktor, Berdasarkan uji Chi Square bahwa
diantaranya adalah umur, tingkat nilai signifikansi (P) 0.006 dengan (α) =
pendidikan, status gizi, faktor lingkungan 5% maka P < 0.05, maka Ho ditolak
dan kepatuhan pasien dalam minum obat. artinya ada hubungan kepatuhan minum
Umur berhubungan dengan metabolisme obat dengan kesembbuhan pasien
tubuh termasuk dalam proses penyerapan tuberkulosis paru BTA positif di
obat. Semakin tua, maka proses Puskesmas Delanggu Kabupaten Klaten.
metabolisme akan semakin menurun. Kesembuhan pasien juga tergantung pada
Sedangkan pendidikan merupaka salah kepatuhan pasien minum obat. Kepatuhan
satu dari faktor eksternal yang minum obat pada pengobatan tuberkulosis
mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada sangat penting karena dengan minum obat
orang dengan tingkat pendidikan tinggi secara teratur dalam jangka waktu 2
biasanya bertindak lebih preventif pada minggu, kuman TB sudah terpecah dan
suatu penyakit. Hal ini bisa dilihat tidak potensial untuk menular. Sehingga
sebagian besar responden berpendidikan dapat disimpulkan bahwa jika kepatuhan
SMA. Pendidikan merupakan salah satu minum obat tinggi maka kesembuhan
dari faktor eksternal yang mempengaruhi pasien TB paru BTA positif juga
kesehatan seseorang. Pada orang dengan meningkat, sehingga risiko untuk terjadi
tingkat pendidikan tinggi biasanya kasus TB resisten obat juga dapat dicegah.
bertindak lebih preventif pada suatu Hal ini didukung oleh penelitian
penyakit. Semakin tinggi tingkat Puri (2010) pasien TB paru kasus baru
pendidikan pasien, maka semakin baik dengan kinerja PMO baik lebih besar
penerimaan nformasi tentang pengobatan kemungkinan untuk dapat sembuh. Pada
yang diterimanya sehingga pasien akan kelompok yang menerapkan strategi
patuh dalam pengobatan penyakitnya DOTS dengan pengawasan oleh PMO,
(Munro dalam Pasek, 2013). angka putus berobat cenderung lebih
Hasil penelitian menunjukkan 6 rendah sehingga penderita TB paru
responden (15,6%) tidak sembuh. Hal ini memperoleh kesembuhan total.
dapat disebabkan kurang patuhnya Hasil penelitian ini sesuai dengan
responden dalam meminum obat penelitian Joko Prasetyo (2009)
tuberkulosis, selain itu tingkat penghasilan menunjukkan secara statistik dapat
seseorang sangat mempengaruhi pasien dikatakan ada hubungan yang bermakna
untuk melakukan pengobatan antara motivasi pasien TB Paru dengan
tuberkulosis. Sebagian besar pekerjaan kepatuhan dalam program pengobatan,
responden adalah buruh, petani dan antara yang patuh dan tidak patuh dengan
swasta. Dengan terbatasnya keadaan signifikansi (p value) = 0,0001, alpha =
ekonomi mengakibatkan pasien tidak 0,05. Motivasi merupakan kunci menuju
melanjutkan pengobatan rutin ke balai keberhasilan semakin tinggi motivasi
pengobatan sehingga hal ini mendorong maka akan semakin patuh, dalam hal ini
tingkat kesembuhan penyakit pasien. adalah kepatuhan meminum obat dalam
12 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 1,Mei 2016, hlm 01-117

mengikuti program pengobatan sistem Fakultas Ilmu Matematika dan IPA


DOTS. Departemen Farmasi.
Nugroho, B. 2009. Faktor-Faktor Risiko
KESIMPULAN DAN SARAN Yang Mempengaruhi Kegagalan
Pasien TB di Puskesmas Delanggu Pengobatan Pada Penderita
Klaten sebagian besar patuh minum obat Tuberkulosis Paru Dengan
sebanyak 25 responden (65,8%) dan Strategi DOTS (Studi Kasus di BP-
kesembuhan pasien TB BTA positif 4 Pati). Tesis. Diunduh tanggal 2
sebagian besar sembuh sebanyak 32 Februari 2011 dari
responden (84,2%). http://eprints.undip.ac.id/4441/
Ada hubungan antara kepatuhan Pasek, Made Sudnyani. 2013. Hubungan
minum obat dengan kesembuhan pasien Persepsi dan Tingkat Pengetahuan
TB BTA positif di Puskesmas Delanggu Penderita Tuberkulosis Dengan
Klaten. Hal ini terbukti dengan nilai Kepatuhan Pengobatan di Wilayah
signifikansi (P) 0.006 dengan (α) = 5% Kerja Puskesmas Buleleng 1.
maka P < 0.05. Jurnal Magister Kedokteran
Diharapkan hasil penelitian dapat Keluarga Vol 1. No. 1.
memberikan informasi tentang Puri, Nomi Andika.2010. Hubungan
karakteristik dan kepatuhan pasien Kinerja Pengawas Minum Obat
minum obat yang berhubungan dengan (PMO) Dengan Kesembuhan
keberhasilan pengobatan pasien TB di Pasien TB Paru Kasus Baru
Kabupaten Klaten sehingga pengetahuan Strategi DOTS. Surakarta:
masyarakat tentang penyakit dan Fakultas Kedokteran UNS.
pengobatan TB bagi penderita TB akan Safri, Firman Maulana. 2013. Analisis
meningkat. Semoga hasil penelitian ini Faktor Yang Berhubungan Dengan
dapat memberikan masukan dan dasar Kepatuhan Minum Obat Pasien Tb
untuk pengambilan keputusan dalam Paru Berdasarkan Health Belief
rangka meningkatkan upaya-upaya Model di Wilayah Kerja
penanggulangan TB. Semoga hasil Puskesmas Umbulsari, Kabupaten
penelitian ini dapat dijadikan tambahan Jember. Surabaya: Fakultas
referensi untuk penelitian selanjutnya Keperawatan Universitas
dengan menambah faktor-fakttor yang Airlangga
mempengaruhi kesembuhan pasien TB
BTA positif

DAFTAR RUJUKAN
DepKes RI. 2006. Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta: Depkes RI.
Hayati, Armelia, 2011. Evaluasi
Kepatuhan Berobat Penderita
Tuberkulosis Paru Tahun 2010 –
2011 di Puskesmas Kecamatan
Pancoran Mas Depok. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai