PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fenomena di berbagai negara di dunia. Era lanjut uisa pada abad ke-21 akan terjadi
penanganan secepat mungkin. Masalah yang dapat timbul akibat fenomena tersebut
dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek fisik-biologis, aspek mental
(Prihastuti, 2001).
Menurut data dari 11th Asean Gerontologi Course yang dipresentasikan oleh
Yenny, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 9,77% dimana 50% populasi lansia
adalah wanita. Dari data tersebut maka Indonesia bukan lagi dikategorikan sebagai
penduduk muda, namun sudah tergolong penduduk intermediate. Selain itu, post-
war baby boom di Indonesia yang terjadi pada decade 1960 – 1970an diperkirakan
akan mengakibatkan aged-population boom pada dua decade permulaan abad ke-21.
Jika kita melihat flash back pertumbbuhan penduduk sejak sensus penduduk
pada tahun 1990, populasi lansia di Indonesia terus meningkat. Pada sensus tahun
1990 jumlah penduduk sebesar 179 juta jiwa, meningkat menjadi 203 juta jiwa pada
1
tahun 2000. Jika dibagi menurut jenis kelamin, maka jumlah penduduk perempuan
sedikit lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 1990 jumlah
sebanyak 89,3 juta. Pada tahun 2000, jumlah penduduk perempuan meningkat
menjadi 101, 8 juta dan jumlah penduduk laki-laki menjadi 101,6 juta.
Angka tersebut diatas dapat membantu kita dalam memprediksi masalah apa
saja yang akan timbul sehubungan dengan kondisi lansia di Indonesia, terutama pada
Secara teoripun perempuan lebih cepat mengalami masalah seksual pada usia
senja, seperti yang dilaporkan oleh Meston, 1997 bahwa pada usia 60 tahun, lebih
sedikit wanita yang masih sexual active yaitu hanya 56% dibanding laki-laki
sebesar 75%; sedangkan pada usia 80 – 102 tahun tahun hanya 30% wanita yang
masih seksual aktif sedangkan lebih banyak laki-laki yang masih sexual active
sebesar 63%. Selain itu bukti ilmiah yang dilaporkan oleh Lauman et al,2008
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesehatan mental yang
Masalah yang akan dikupas dalam makalah ini lebih difokuskan pada masalah
yang merupakan suatu keadaan fisiologis yang akan dialami oleh setiap perempuan.
seksual, masalah lubrikasi vagina, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
(Gregersen, 2006).
2
Faktor – faktor lain yang dilaporkan berhubunan dengan masalah seksual pada
lansia perempuan antara lain tindakan pengobatan baik kimiawi maupun operatif
Untuk lebih jelasnnya masalah seksual pada lansia perempuan ini akan dibahas
dengan lebih detail baik tinjauan teoritisnya maupun evidence yang ada pada studi -
B. Tujuan
seksual pada lansia perempuan. Dengan demikian asuhan yang diberikan dapat
ditangani secara komprehensif, baik itu faktor fisik, psikologis, sosial dan
emosional.
3
BAB II
TINAJAUNA PUSTAKA
A. Definisi
1. Proses Penuaan
aspek yaitu aspek biologi, ekonomi, social, dan batasan usia (BKKBN, 1998
proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena dengan bertambah tua usia
seseorang, maka terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan serta
system organ.
lebih sebagai beban daripada potensi sumberdaya bagi pembangunan. Bagi para
dan produktivitas yang menurun. Pada sebagian kaum lansia, tidak sedikit
pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki dimana potensi tersebut tidak
Jika ditinjau dari aspek sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok
4
Indonesia, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi dimana
penduduk dengan usia yang lebih muda harus menghormati meraka yang berusia
lebih tua. Namun lain halnya dengan di negara Barat misalnya, penduduk lansia
Jika dilihat dari beberapa aspek diatas, batasan lansia menurut usialah yang
2. Seksualitas
hal yang menyentuh antara manusia, bukan hanya tindakan fisik berupa
Seksualitas pada lansia menjadi isu yang penting sejak dahulu hingga
sekarang, dan telah diakui oleh para pemberi layanan kesehatan. Secara teori
telah diakui bahwa seksualitas adalah hal yang penting, namun tidak diikuti
dengan tindakan dalam kesehariannya (Kass, 1979 dalam Ebersole & Hess,
1981). Bagi lansia wanita, sentuhan pada malam hari, mendengar irama jantung
pasangan, dan percakapan terbuka yang terjadi ditempat tidur pada malam hari
merupakan hal yang sangat penting (The Hite Report dalam Ebersole & Hess,
1981). Seksualitas dapat mengandung arti apa saja yang dapat memberikan
5
3. Kesehatan Seksual
individual gender.
efektif, serta komitmen untuk hidup bersama antara pria dan wanita
sepanjang hidupnya.
6
Progression of Sexual Emphasis Through Life
4. Disfungsi Seksual
merupakan suatu keadaan yang lazim terjadi pada wanita, namun masalah ini akan
menjadi gangguan seksual jika disebabkan oleh distress yang disebabkan oleh
respon yang berlawanan terhadap keadaan karena implikasi dari proses penuaan.
7
Untuk lebih jelasnya penulis akan membahas lebih dulu tentang menopause.
Menopause merupakan suatu bagian dari proses menua yang irreversible yang
pada perempuan, dimana batasan ini ditetapkan secara retrospektif sebagai tidak
WHO membagi masa menopause menjadi dua bagian yaitu menopause awal
interval yang mendahului berhentinya siklus menstruasi sampai pada masa satu
merupakan masa yang terjadi setelah terhentinya siklus menstruasi pada wanita
hingga akhir hidupnya. Masa ini ditandai dengan berlanjutnya gejala vasomotor dan
Perempuan pada masa yunani kuno mengalami masa menopause sama seperti
perempuan modern sekarang ini yakni sekitar 50 – 51 tahun. Fakta ini telah
dilaporkan sejak jaman dahulu sebelum Masehi oleh Aristoteltes dalam Histonia
terjainya masa menopause sangat sedikit seperti merokok, histerektomi dan tinggal
– rata wanita Indonesia sekitar 49 ± 0,20 tahun. Dewasa ini seiring dengan
meningkatnya usia harapan hidup, maka akan semakin banyak perempuan yang
8
Pada sebagian besar wanita yakni sekitar 70%, mereka menjalani masa ini
tanpa keluhan yang berarti. Jika dilihat dari berbagai kultur misalnya wanita Asia
dibanding wanita Eropa atau Amerika, lebih banyak keluhan pada wanita Amerika
dan Eropa dibanding wanita Asia. Di Jepang 65% wanita Jepang yang sudah
mereka. Bahkan tidak ada istilah Hot Flushes untuk menggambarkan perubahan
yang terjadi. Sementara di Eropa, wanita dari kalangan Sosial Ekonomi yang rendah,
lebih banyak bermasalah dengan menopause dibanding wanita dari kalangan social
ekonomi menengah keatas. Dengan demikian dapat dilihat bahwa faktor pendidikan
Pada menopause, ovarium tidak lagi berespon terhadap FSH dan LH yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Rata – rata menopause terjadi pada usia 40 – 50
tahun dan dapat berlangsung selama 8 – 10 tahun. Ovum hanya tinggal beberapa
ribu saja hingga turun diambang batasnya yaitu 1000. Pada wanita normal, terdapat
400.000 sel telur selama masa hidupnya, yang mana akan berkurang seiring dengan
Hingga saat ini belum ditemukan tanda biokimia yang dapat diandalkan untuk
dijadikan sebagai pertanda onset terjadinya menopause. Namun kadar serum FSH
seringkali meningkat pada perempuan yang masih memiliki siklus menstruasi yang
laboratorium FSH dan LH dan E merupakan cara yang tepat untuk mendiagnosis
menopause, namun hingga kini tidak dianjurkan karena belum didapatkan marker
9
Sebelum seorang wanita tiba ke masa menopause, dia akan mengalami
perempuan untuk menunjukan rentang waktu mulai dari proses transisi sampai pada
keadaan ini terjadi secara fluktuatif. Akibatnya akan menimbulkan berbagai gejala.
Payudara tegang
Tidak Berdaya
intercourse.
10
B. Perubahan Hormonal Yang terjadi Pada Lansia Wanita
menstruasi mulai tidak teratur dan sering anovulatoir. Selama masa menjelang
menopause ± 2-3 tahun darah haid dan lamanya haid mulai berkurang.
Peningkatan kadar FSH lebih besar daripada LH sebagai umpan balik dari
menghasilkan androstendion dari pada estrogen. Hal ini sebagai tanda bahwa
folikuler tinggal 30% yang dihasilkan oleh korteks adrenal. Pada siklus yang
perdarahan haid.
Bila kadar estrogen yang dihasilkan sudah demikian rendahnya, maka haid
tidak akan terjadi dan wanita memasuki masa menopause. Androstendion yang
dihasilkan oleh ovarium akan diubah menjadi esteron diluar ovarium dan esteron
terdiri dari estron, estradiol dan estriol (Corwin, 2008). Pada fase
11
pascamenopause, produksi androstendion ovarium juga akan menurun sehingga
2. Hormon Androgen
tetapi pada wanita diproduksi oleh kelenjar adrenalin dalam jumlah kecil. Kadar
normal hormone androgen normal dalam darah sebesar 0,5 mg/liter darah.
menyebabkan:
Masalah pada kulit dan rambut seperti tumbuhnya kumis dan janggut serta
peningkatan jumlah rambut di daerah dada, pungung, bagian dalam paha dan
12
Combined SAD with either reduce or impaired genital sexual arousal-vulva
swelling, lubrication
Persistent SAD
Orgasmic disorder
Vaginismus
Dyspareunia
hal tersebut masih belum jelas dimana faktor – faktor yang berhubungan dengan
et al, 2006).
Sedangkan Master dan Johnson dalam Buku Ajar Ilmu PEnyakit Dalam
membagi masalah seksual usia lanjut pada wanita usia 51 – 78 tahun antara lain:
rangsang seksual
rangsangan
13
4. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Masalah Seksual Pada Lansia
Perempuan
menyatakan bahwa ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap disfungsi seksual
pada lansia. Faktor – faktor tersebut antar lain perubahan biologis karena faktor usia,
ekspektasi yang negatif dari budaya setempat, masalah medis dan bedah, efek
samping obat-obatan dan gangguan mental seperti depresi, psikosis dan demensia.
Dibawah ini akan dibahas faktor – faktor yang melatarbelakangi masalah seksual
pada lansia perempuan yang disintesis dari beberapa sumber. Faktor – faktor
tersebut antara lain fisiologi, psikologi, penyakit dan operasi, obat – obatan serta
faktor lingkungan.
a. Faktor Fisiologi
maka bagian tubuh yang mendapat suplai estrogen akan bereaksi sehingga otak
membutuhkan.
14
Penurunan estrogen yang drastis pada wanita menopause menyebabkan
Berbagai perubahan fisik yang dapat ditimbulkan karena penurunan kadar hormonal
sebagai pelumas pada saat sanggama. Kelenjar ini bertanggung jawab terhadap
dengan lubrikasi vagina, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit saat melakukan
hubungan seksual.
Epitel vagina sangat tergantung pada estrogen sehingga menjadi tipis atau datar dan
vagina. Akibatnya lansia wanita akan rentan terhadap berbagai infeksi saluran
reproduksi.
15
Atrofi serviks uterus
Ukuran dan berat ovarium menjadi berkurang, fibrotic dan sclerotic Betanggung
dan terpisah
16
Perubahan warna labia lebih sedikit
lama
cepat.
Fase Resolusi
Disadur dari Wood, N.F, 1979 dalam Ebersole dan Hess, 1981
17
b. Faktor Psikologi
manusia, tidak hanya dalam masalah seksual, tetapi masalah lain dalam berbagai
aspek kehidupan. Dalam hal masalah seksual, tidak ada perbedaan yang bermakna
Konflik pernikahan
Ketidakseimbangan hubungan/relationship
Kurang kepercayaan
Kebosanan
Penyebab yang lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut antara lain
banyak wanita lansia yang mengalami frustasi secara seksual karena ketiadaan
18
lansia memiliki paham bahwa mastrubasi bukanlah hal yang wajar dan tidak
sehat. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan kebudayaan. Hal lain
yang umum ditemukan adalah fals expectation tentang efek dari penuaan
lansia, dimana lansia tidak perlu lagi berpikir atau memenuhi kebutuhan seksual,
semakin memperparah keadaan lansia. Para lansia akan merasa kecil hati, malu
dan berbagai emosi negative lainnya akan timbul, dengan demikian akan
seksualitas pada lansia wanita adalah penyakit maupun tindakan bedah. Penyakit
endokrin, saraf, dan vaskuler. Penyakit yang secara tidak langsung juga dapat
nyeri dan secara psikologi menyebabkan gangguan gambaran diri maupun self
antara 20– 80%. Sedangkan studi yang dilakukan di Jordania, dilaporkan bahwa
wanita dengan usia 50 tahun atau lebih yang menderita diabetes, lebih banyak
mengalami disfungsi seksual yaitu sebesar 59,6% (Abu Ali, 2008). Masalah
19
seksual yang dapat timbul oleh karena penyakit diabetes antara lain masalah
lubrikasi vagina, penurunan libido dan orgasme. Disamping itu penyakit sistemik
radical cystectomy pada keganasan saluran kemih, bedah panggul pada kanker
rektum dan lain sebagainya. Hal ini berhubungan dengan masalah psikologi
seperti body image dan self esteem yang rendah. Meskipun tindakan bedah
dan self esteem yang rendah pada semua usia, pada wanita lansia akan terasa
semakin berat karena gangguan bodi image telah terjadi seiring dengan
sekitar 25% pada lansia, dimana hal tersebut menggangu hubungan seksual
Amerika lebih dari satu diantara tiga wanita dioperasi histerektomi pada usia 60
tahun. Wanita lain merasa terganggu dalam hal kepuasan seksual. Hal ini
20
disebabkan karena tidak adanya kontraksi uterus saat orgasme berlangsung. Pada
ketiadaan uterus sehingga terjadi gangguan body image dan self esteem yang
rendah. Sebaliknya wanita lain yang merasa tertolong dengan diangkatnya uterus
mereka, akan menikmati hubungan seksual karena hilangnya nyeri pada perut,
seksual baik pada lansia maupun golongan umur lainnya. Diantaranya adalah
Berikut ini adalah table obat-obatan yang dapat mempengaruhi perilaku seksual.
Blocking
Spironalactone (Aldactone)
21
Antidepresan Impiramine hydrochloride (Tofranil)
hydrochloride)
MAO (Monoamine
derivates
Derivat Nonhydrazine
pilek (Phenergan)
Trimetron Maleate)
22
Sedative dan Tranqulizer Chlorpromazine (Thorazine, Megaphen)
Thioridazine (Mellaril)
Mesoridazine (Serentil)
Benzodiazepines
Chlordiazeproxide hydrochloride (Libirium)
Diazepam (Valium)
e. Faktor Lingkungan
bagi para lansia. Kondisi ini akan mengakibatkan para lansia akan hidup dan tinggal
bersama orang dewasa. Di Indonesia mereka akan tinggal bersama dengan anak-
anak dan cucu mereka, dimana mereka berpartisipasi dan bertanggung jawab
mengeluarkan biaya untuk tenaga pengasuh bagi anak mereka jika ayah dan ibu dari
cucu tersebut harus bekerja diluar rumah. Namun kekurangannya para kakek dan
nenek ini tidak mempunyai privacy bagi diri mereka. Apalagi jika mereka akan
23
para pemberi layanan kesehatan misalnya di rumah sakit, para perawat melakukan
provokasi terhadap para lansia, dimana tindakan ini mereka lakukan tanpa disadari.
seperti “apakan anda mau berkencan dengan saya? Kelihatannya seperti sangat
manis dan tidak berbahaya tetapi sebenarnya bagi para lansia yang masih memiliki
mungkin akan merupakan suatu tindakan offensive dan cercaan atau bahan guyonan
belaka (Ebersole dan Hess, 1981). Dari paparan tersebut maka dapat disimpulkan
Melihat dari sudut pandang yang lain, faktor lingkungan yang dimaksud adalah
indikator sosial demografi yaitu umur, etnis, status perkawinan, dan pendidikan.
Namun jika dilihat dari berbagai hasil penelitian, berbagai karakteristik tersebut
1. Faktor Fisiologi
Yang dapat dilakukan pada lansia wanita dengan masalah seksual yaitu
efektif dan tidak mempunyai efek negative sehingga mengganggu organ sekitar.
Review dari Cochrane tahun 2003 melaporkan bahwa terapi estrogen local
(Gregersen, 2006).
karena masih ada pro dan kontra. Intinya HRT (Hormone Replacement Therapy)
24
atau terapi sulih hormone lebih diutamakan pada klien yang sangat memerlukan
seperti osteoporosis. Hal ini disebabkan karena efek samping yang akan
2. Faktor Psikologi
psikologi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, baik itu dokter, bidan perawat
maupun tenaga kesehatan lain yang berinteraksi dengan para lansia. Tenaga
Selain itu hendaknya diberikan dorongan dan advice agar para lansia
bermakna. Dengan demikian para lansia akan memasuki tahap akhir dari periode
Penyakit maupun operasi tidak dapat dihindari. Oleh karena itu petugas
tindakan bedah yang dialami oleh para lansia. Dengan informasi yang diberikan
akan membantu mereka untuk dapat mengerti keadaan mereka sehingga dapat
4. Faktor Obat-obatan
25
Faktor obat – obatan biasanya diperhitungkan azas manfaatnya. Jika
sebaliknya.
5. Faktor Lingkungan
kondusif sehingga para lansia dapat menikmati kehidupan mereka tanpa merasa
tertekan. Misalnya prilaku – prilaku tenaga kesehatan baik itu verbal maupun
tindakan fisik yang membuat lansia merasa ofensif, hendaklah perlu dihindari.
Terapi sulih hormone hingga kini masih pro dan kontra. Perlu
diperhitungkan antara manfaat dan efek yang ditimbulkan. Ada dua jenis
Hormonal
yang spesifik. Efek samping dari HRT yang hormonal (CEE/MPA , ERT,
Non Hormonal
26
Golongan terapi sulih hormone yang nonhormonal adalah
(Gregersen, 2006).
27
BAB V
KESIMPULAN
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa proses penuaan tidak dapat dihindar
dan implikasinya pada lansia, maka berbagai penelitian dilakukan untuk memperolah
penemuaan baru yang dapat membantu para lansia dapat menjalani hidupnya dengan
tenang, bebas dari kecemasan yang akan menimbulkan lebih banyak masalah. Agar
para lansia dapat memasuki periode akhir dari kehidupannya dengan sukses terutama
dalam hal kesehatan seksual, maka perlu dukungan dari berbagai pihak terutama
masalah seksual pada lansia baik itu fisiologis, psikologis, penyakit dan bedah, obat-
lansia.
Sekalipun ilmu dan pengetahuan sedah sedemikian majunya, namun tidak ada
satupun terapi yang dapat menunda, atau mengobati implikasi dari proses penuaan.
Terapi yang ada hanya dapat mengurangi gejala, namun tentunya mempunyai efek
samping baik itu ringan bahkan kematian. Oleh karena itu, penggunaan terapi sulih
28
DAFTAR PUSTAKA
Ali, R.M.A, et al, Sexual Dysfunction in Jordanian Diabetic Women, 2008, American
Diabetes Association
Biro Pusat Statistik, 1997. Laporan Sosial Indonesia (Lanjut Usia/Lansia), Jakarta
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006, Jilid III Edisi IV, Editor Aruw Sudoyo dkk,
Universitas Indonesia
Medical and Therapeutic Strategies fot The 1990s, The Parthenon Publishing
Corwin, E.J, 2008, Buku Saku Patofisiologi, alih bahasa Nike Budhi Subekti, Editor
Edisi Bahasa Indonesia Egi Komara Yudha dkk, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Dewi Prihastuti, 2001. Sebaran Penduduk Lansia di Indonesia, Saat ini dan Masa
Ebersole, P. dan Hess. P, 1981, Toward Healthy Aging, Human Needs and Nursing
Fajewonyomi, B.A, Orji, E.O, Adeyemo, A.O, 2007, Sexual Dysfunction among
29
Female Patients of Reproductive Age in A Hospital Setting in Nigeria, J Health
H.M Djauhari Widjayakusuma, 1992, Perubahan Fisiologi Pada Usia Lanjut dan
Hoehl, J.J, Robert, L, Salant, Koval, K.J, 1998, Sexual Dysfunction and the Elderly,
Lightner, D.J, 2002, Female Sexual Dysfunction, Concise Review for Clinical, Mayo
Laumann, E.O, Das, A, Waite, L.J, 2008, Sexual Dysfunction among Older Adults :
Sample of Men and Women 57-85 Years of Age, Journal of Sex Medication,
Meston, C.M, 1997, Successful Aging, Aging and Sexuality, West J Med, University
Meurer, L.N, and Lena, S, 2002, Cancer Recurrence and Mortality in Women Using
Nicolosi, et al, 2004, Sexual Behavior and Sexual Dysfunction After Age 40: The
30
Global Study of Sexual Attitudes And Behaviors, Journal OF Urology, Elsevier
INC
Treatment, Edinburg
31