Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Kasus

LIKEN SIMPLEKS KRONIK

Oleh:
Enggar Sari Kesuma Wardhani, S.Ked
NIM. 04124705012

Pembimbing:
dr. Fitriani, Sp.KK

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Diskusi Kasus

LIKEN SIMPLEKS KRONIK

Oleh:
Enggar Sari Kesuma Wardhani, S.Ked
04124705012

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang Periode 6 Mei 2013–10 Juni 2013

Palembang, Mei 2013

Dr. Fitriani, Sp.KK

2
STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI
Nama : Tn. C
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ogan Ilir
Status : Duda
Pekerjaan : Guru SD
Suku : Palembang
Pendidikan : S1
No. Rec. Med : 730336
Kunjungan pertama kali ke Poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang pada hari Jumat, 17 Mei 2013.

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis, 17 Mei 2013, pukul 10.00 WIB)


Keluhan Utama :
Penebalan kulit di kedua buku jari-jari tangan dan kaki, lutut, serta
punggung kaki kanan kisaran 2 bulan yang lalu.

Keluhan Tambahan :
Gatal, ketombe

Riwayat Perjalanan Penyakit


Kisaran 3 tahun yang lalu pasien mengeluh timbul bercak merah,
berukuran sebesar uang logam 25 rupiah di kedua buku jari-jari tangan
disertai gatal. Gatal bertambah saat berkeringat atau cuaca panas.
Pasien sering menggaruk bercak tersebut hingga lecet. Pasien tidak
berobat.
Kisaran 1 tahun yang lalu, bercak merah di kedua buku jari-jari
tangan tersebut menghitam dan menebal ditutupi sisik putih kering.
Gatal masih dikeluhkan hilang timbul. Pasien tidak berobat.
Kisaran 6 bulan yang lalu bercak merah kehitaman di kedua buku
jari-jari tangan menebal dilapisi sisik putih kasar. Bercak merah pun
timbul di kedua lutut, punggung kaki kanan, dan kedua buku jari-jari
kaki seukuran koin 25 rupiah disertai gatal. Pasien berobat ke dokter
Sp.KK di RSI Siti Khodijah mendapatkan obat salep berwarna putih
digunakan 2 kali sehari pada bercak merah dan suntikan untuk kulit

3
yang menebal (pasien tidak tahu nama obatnya), penebalan kulit dan
bercak merah berkurang.
Kisaran 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh bercak merah
kehitaman timbul lagi pada lutut dan semakin melebar dan menebal
hingga seukuran lebih besar dari uang logam. Penebalan kulit pun
terjadi pada bercak merah kehitaman di kedua buku jari-jari tangan dan
kaki, serta punggung kaki kanan, seukuran koin 50 rupiah hingga 500
rupiah, sebagian dilapisi sisik putih kasar. Pasien juga mengeluh
timbul ketombe pada kulit kepala disertai gatal. Pasien akhirnya
berobat ke Poli Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat muncul bercak merah atau kaligata pada saat udara
dingin 7 tahun yang lalu.
 Riwayat gatal hilang timbul di pergelangan tangan atau kaki
atau daerah lipatan suku dan lutut disangkal. Riwayat bersin
pada pagi hari, riwayat asma disangkal.
 Riwayat muncul bercak merah setelah mengonsumsi makanan
sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


 Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit kulit
serupa dengan pasien.
 Tidak ada riwayat keluarga menderita asma, bersin di pagi hari
dan kencing manis.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai guru SD, tinggal bersama ketiga anak. Istri
pasien telah meninggal dunia kisaran 3 tahun yang lalu.
Kesan: sosial ekonomi menengah.

Riwayat Higiene
Pasien mandi dan keramas tiga kali sehari menggunakan air sumur dan
sabun batangan.

4
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalikus
Keadaan Umum : sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis , GCS : 15
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Denyut Nadi : 82 x/menit
Frekuensi Napas : 20 x/menit
Temperatur : 36,6 OC
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 171 cm
Indeks Masa Tubuh : 22,22 kg/m2
Status Gizi : normoweight

b. Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata : Lipatan denie morgan tidak ada,
konjungtivitis tidak ada, konjungtiva tidak
anemis, orbital darkening tidak ada, sklera
tidak ikterik.
- Hidung : tidak ada kelainan
- Telinga : tidak ada kelainan
- Mulut : tidak ada chelitis
- Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1
Leher : Tidak ada kelainan

Thorax
- Jantung : HR 82x/menit, reguler, murmur (-), gallop
(-)
- Paru : Vesikuler normal, ronkhi (-), Wheezing (-)
Abdomen
- Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bising usus (+)
Ekstremitas
- Atas : Edema (-), lihat status dermatologikus
- Bawah : Edema (-), lihat status dermatologikus
KGB : Pada inspeksi dan palpasi tidak terdapat
pembesaran KGB di regio submandibula,
coli, axilla, dan inguinal,

5
c. Status Dermatologikus
Regio genu dekstra et sinistra, dorsum pedis dekstra, digiti II,
III, IV, V manus dekstra et sinistra: plak hiperpigmentasi &
hipopigmentasi, multipel, ireguler, 0,5x0,3x0,1cm – 3x5x0,1 cm,
terdapat likenifikasi, diskret; sebagian ditutupi skuama putih, tebal,
selapis, kering (Gambar 1).

A C
Gambar 1. Plak hiperpigmentasi & hipopigmentasi berbagai ukuran, terdapat likenifikasi;
ditutupi skuama putih selapis; A. regio ekstremitas inferior dekstra et sinistra, B. regio manus
Regio frontalis: dekstra
patchet sinistra, C. regio pedis
hiperpigmentasi, dekstra etireguler,
multipel, sinistra numuler-

plakat, konfluens; ditutupi skuama putih, kasar, selapis, kering (Gambar


2).

6
Gambar 2. Patch hiperpigmentasi ditutupi skuama putih kasar selapis
pada regio frontalis

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan KOH 10%
Pemeriksaan kerokan kulit dari skuama pada regio genu dekstra
dan frontalis dengan penambahan KOH 10% (Gambar 3).
Hasil: tidak ditemukan elemen jamur.

A B
Gambar 3. Pemeriksaan KOH, tidak ditemukan gambaran hifa panjang
bersekat maupun spora pada sediaan skuama A. regio genu B. regio
frontalis. Pembesaran 40x

- Auspitz Sign
Pemeriksaan auspitz sign tidak dapat dilakukan.

7
- Tes Goresan Lilin
Dilakukan penggoresan skuama dengan ujung pinset, tidak
didapatkan garis putih seperti lilin digores (Gambar 5).
Kesan: tes goresan lilin (-)

A B

Gambar 4. Tes goresan lilin, tidak ditemukan garis putih seperti lilin
digores pada A. lesi regio genu dekstra B. lesi regio frontalis
- Tes Dermografisme
Dilakukan penggoresan kuat dengan ujung pinset pada kulit yang
sehat. Tidak muncul urtika/eritema dalam waktu beberapa menit
sampai ½ jam.
Kesan: dermografisme (-)

V. RESUME
Tn. C, laki-laki, 52 tahun, mengeluh terdapat penebalan kulit di
kedua buku jari-jari tangan dan kaki, kedua lutut, serta punggung kaki
kanan kisaran 2 bulan yang lalu. Plak tersebut disertai rasa gatal.
Kisaran 3 tahun yang lalu timbul makula eritem, milier, pada regio
digitalis manus dekstra et sinistra, disertai gatal. Gatal bertambah saat
berkeringat atau cuaca panas. Makula eritem mengalami
hiperpigmentasi dan likenifikasi ditutupi skuama putih kering. Kisaran
6 bulan yang lalu timbul pula makula eritem di regio genu dekstra et
sinistra, dorsum pedis dekstra, dan digitalis pedis dekstra et sinistra,
lentikuler, disertai gatal. Pasien berobat ke dokter Sp.KK,
mendapatkan obat salep warna putih dioles 2 kali sehari dan suntikan
(pasien tidak tahu nama obatnya), keluhan berkurang. Kisaran 2 bulan
yang lalu, pasien mengeluh timbul lagi makula hiperpigmentasi pada
genu, digitalis manus pedis dekstra et sinistra, dorsum pedis dekstra

8
melebar dan mengalami likenifikasi. Terdapat juga skuama putih pada
regio frontalis. Pasien mengaku pernah menderita urtikaria akibat
terpapar udara dingin 7 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan status generalikus dan lokalis berada dalam batas normal.
Status dermatologikus didapatkan pada regio genu dekstra et sinistra,
dorsum pedis dekstra, digiti II, III, IV, V manus dekstra et sinistra: plak
hiperpigmentasi & hipopigmentasi, multipel, ireguler, ukuran
0,5x0,3x0,1cm – 3x5x0,1 cm, likenifikasi, diskret; sebagian ditutupi
skuama putih, tebal, selapis, kering. Pada regio frontalis ditemukan
patch hiperpigmentasi, multipel, ireguler, numuler-plakat, konfluens;
ditutupi skuama putih, kasar, selapis.

VI. DIAGNOSIS BANDING


- Liken simpleks kronik + sebopsoriasis
- Psoriasis vulgaris
- Dermatitis atopik

VII. DIAGNOSIS KERJA


Liken simpleks kronik + sebopsoriasis

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN


- Biopsi dan pemeriksaan histopatologi
- Pemeriksaan darah rutin, darah kimia, dan urin rutin
- Pemeriksaan kadar serum IgE
- Prick test

IX. PENATALAKSANAAN
a. Umum
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini bersifat kronik,
tingkat kekambuhan tinggi, dan tidak menular.
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang diderita
dipengaruhi faktor stress psikologik dan mood, serta
menyarankan pasien untuk mengatasi stress psikologi yang
dialami.
- Menyarankan pasien untuk mengurangi kebiasaan menggaruk
lesi, atau mengganti kebiasaan menggaruk lesi dengan
menepuk-nepuk lesi menggunakan telapak tangan.
b. Khusus

9
- Topikal :
o Krim urea 10%, 2x sehari dioleskan pada lesi
o Krim desoximethason 0,25%, 2x sehari dioleskan pada lesi
- Sistemik : Tablet loratadin 10 mg, diminum 1x sehari jika gatal

X. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam : bonam
- Quo ad Functionam : dubia ad bonam
- Quo ad Sanationam : dubia ad bonam

10
DISKUSI

1. Apakah keluhan pada tangan dan tungkai pasien disebabkan penyakit yang
sama dengan ketombe pada dahi pasien? Bagaimana manajemen
penatalaksanaan pada ketombe tersebut?
Keluhan ketombe pada dahi pasien didiagnosis sebopsoriasis dengan dd/
dermatitis seboroik, berdasarkan:
 Daerah skalp merupakan area predileksi sebopsoriasis dan dermatitis
seboroik
 Gambaran klinis regio frontalis pasien berupa patch hiperpigmentasi
ditutupi skuama putih selapis kering mendekati gambaran klinis pada
sebopsoriasis yaitu plak eritematosa dengan skuama berminyak; dan
dermatitis seboroik pada stadium pityriasis simplex capilliti

Manajemen penatalaksanaan ketombe pasien telah diintegrasikan dengan


manajemen LSK pasien, yaitu pemberian antihistamin sistemik tablet
loratadin 10 mg 1x sehari untuk mengatasi gatal. Mengingat lokasi
ketombe hanya pada dahi pasien, tidak ditemukan ketombe pada daerah
kulit kepala lainnya, pasien dianjurkan menggunakan shampo
antiketombe.

2. Bagaimana cara penggunaan krim urea dan desoksimethason? Bolehkah


penggunaannya digabungkan?
Kortikosteroid topikal sering digunakan kombinasi dengan pengobatan
lainnya, salah satunya adalah agen keratolitik. Penelitian yang dikutip
dalam textbook Comprehensive Dermatologic Drug Therapy, 2007
menyebutkan penggunaan kortikosteroid krim Triamcinolone 0,1%
digabungkan dengan krim asam salisilat 5% menghasilkan efek perbaikan
lesi yang lebih cepat dibandingkan bila digunakan secara terpisah. Agen
keratolitik yang sering digunakan kombinasi dengan kortikosteroid antara
lain asam salisilat, anthralin, tazarotene, dan urea.

11
3. Apa indikasi dari pemeriksaan histopatologi?
Pemerikaan histopatologi dilakukan bila didapatkan hasil yang meragukan
untuk menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan dermatologi manual. Pada sediaan histopatologi pasien
liken simpleks kronik akan memperlihatkan gambaran hiperkeratosis
dengan berbagai derajat, penebalan kolagen pada papila dermis, dan
terdapat infiltrat peradangan di sekitar pleksus vaskular superfisial
(limfosist, histiosit, eosinofil). Gambaran ini tidak ditemukan pada
diagnosis banding lainnya, yaitu psoriasis vulgaris dan dermatitis atopik.

12

Anda mungkin juga menyukai