Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BIOSTATISTIK

Oleh

Kelompok Kelas A :

Kenny Shelpa, S.ked 17420029

Dosen Pembimbing :
Dr. Besral, SKM., M. Sc

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI 2017
Tabel 1 Analysis Deskriptif Data Kategorik

Variabel n %
Smoking Ya 74 39,2
Tidak 115 60,8
Ras White 96 50,8
Black 26 13,8
Other 67 35,4
BBLR Ya 59 31,2
Tidak 130 68,8

Dari Tabel 1 distribusi frekuensi merokok, Ras dan BBLR diatas didapatkan

sebagian besar pasien tidak merokok (60,8%) diikuti dengan pasien yang merokok

(39,2%). Pasien sebagaian besar Ras putih (50,8%), diikuti dengan Ras lainnya

(35,4%) dan paling sedikit adalah pasien Ras hitam (13,8%). Sebagian besar

pasien melahirkan anak tidak BBLR (68,8%.), kemudian diikuti dengan pasien

yang melahirkan anak BBLR (31,2%).

Tabel 2 Analysis Deskriptif Data Numerik

Variabel n Mean Median SD Min-Max


Berat ibu (pounds) 189 129,81 121 30,579 80-250
Berat bayi (gram) 189 2944,66 2977 729,022 709-4990

Dari Tabel diatas didapatkan rata-rata berat ibu yang melahirkan 129,81 pounds

dengan berat minimum ibu 80 pounds serta berat maximum ibu 250 pounds.

Sedangkan rata-rata berat bayi yang dilahirkan 2944,66 gram dengan berat bayi

minimum 709 gram dan berat bayi maximum 4990 gram.


Tabel 3 Uji Korelasi Pearson

BB Bayi BB Ibu
Pearson BB Bayi CP 1 0,186
p
BB Ibu CP 0,186 1
p

Dari hasil uji korelasi pearson didapatkan koefisien korelasi pearson antara berat

badan bayi dan berat badan ibu adalah 0,186, korelasi itu significancy secara

statistik dengan nilai-p 0,01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara berat badan ibu dengan berat badan bayi dengan

arah hubungan positif yang berarti semakin tinggi berat badan ibu maka berat

badan bayi yang dilahirkan juga semakin tinggi.

Tabel 4 Uji-T Independen

Variabel n Mean SD T-test Nilai p


Ibu Perokok Tidak 115 3054,9 752,40
2,634 0,009
Ya 74 2773,2 660,07

Hasil analisis memperlihatkan bahwa dari 115 ibu yang tidak perokok mempunyai

rata-rata berat bayi sebesar 3054.96 gram. Sedangkan dari 74 ibu yang perokok,

mereka melahirkan bayi dengan berat yang lebih rendah beratnya daripada

kelompok sebelumnya yakni dengan rata-rata 2773.24 gram. Dari hasil uji

statistik T-test dapat kita simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara berat bayi dari populasi ibu perokok dibandingkan dengan ibu bukan

perokok (nilai-p = 0,009).


Tabel 5 Tabel Regresi Linear

Variabel R R2 Persamaan garis Nilai p


BB Ibu sebelum
0,01
hamil 0,186 0,35 Berat bayi lahir = 2369 + 4,4 (BB Ibu)

Hubungan antara berat ibu sebelum hamil dengan berat bayi lahir menunjukkan korelasi

yang positif dengan kekuatan hubungan yang rendah (R=0.186). Semakin tinggi berat ibu

sebelum hamil maka semakin tinggi berat bayi yang akan dilahirkannya, setiap kenaikan

satu kilogram berat ibu akan dapat meningkatkan 9.384 gram berat bayi.

Tabel 6 Uji-Anova

Variabel n Mean SD Anova(F) Nilai p


Ras
White 96 3103,74 727,724
4,972 0,008
Black 26 2719,69 638,684
Other 67 2804,01 721,301

Pada tabel di atas terlihat bahwa rata-rata berat bayi tertinggi pada Ras putih. Ibu

ras putih rata-rata berat bayi adalah 3103,74 gram lalu diikuti ibu dengan ras

lainnya adalah 2804,01 gram, dan ibu dengan ras hitam 2719,69 gram. Nilai

Anova atau F = 4,972 dengan nilai-p = 0,008. Hipotesa Anova memperlihatkan

bahwa adanya perbedaan yang signifikan rata-rata berat bayi menurut ras ibu.

Tabel 7 Uji-T Independen

Variabel n Mean SD T-test Nilai p


BB Bayi
Tidak BBLR 130 133,30 31,724 2,354 0,02
BBLR 59 122,14 26,559

Hasil analisis memperlihatkan bahwa dari 130 bayi yang tidak BBLR mempunyai

rata-rata berat ibu sebesar 133,30 pounds. Sedangkan dari 59 bayi yang BBLR,
rata-rata berat badan ibu lebih rendah beratnya daripada kelompok sebelumnya

yakni denga rata-rata 122,14 pounds. Dari hasil uji statistik T-test dapat kita

simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara berat bayi dari

populasi ibu perokok dibandingkan dengan ibu bukan perokok (nilai-p = 0,02).

Tabel 8 Uji Chi Square

BBLR
Tidak Ya
Sig. OR (95% CI)
n % n %
Rokok
Tidak 86 74,8% 29 25,2% 0,02 1,0
Ya 44 59,5% 30 40,5% 2,022
Race
White 73 76% 23 24% 1,0
0,026
Black 15 57,7% 11 42% 2,3
Other 42 62,7% 25 37% 1,8

Dari tabel silang tersebut terlihat bahwa ibu-ibu perokok, ada 30 orang (40.5%)

melahirkan bayi dengan BBLR. Ibu yang bukan perokok, hanya ada 29 orang

(25.2%) yang melahirkan bayi BBLR. Artinya proporsi BBLR pada ibu perokok

lebih besar dari proporsi BBRL pada ibu yang bukan perokok. Dengan nilai-p =

0.02. Artinya hubungan antara merokok dengan BBLR secara statistik cukup

signifikan dan bukanlah terjadi secara kebetulan belaka. Dari tabel Risk Esimate

terlihat bahwa OR=2.022. Hal ini berarti bahwa ibu yang perokok mempunyai

kecenderungan (risiko) sebesar 2 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan

BBLR dibandingkan dengan ibu yang bukan perokok.

Hubungan antara Ras dengan BBLR terlihat bahwa ras hitam semakin besar

kemungkinan untuk melahirkan bayi BBRL dari pada ras putih dan lainnya. Ibu

dengan ras hitam melahirkan bayi dengan BBLR sebanyak 11 orang(42%). Ibu
dengan Ras lainnya sebanyak 25 orang( 37%) melahirkan bayi BBLR. Ibu dengan

ras putih sebanyak 23(24%) yang melahirkan bayi BBLR. Dari Nilai OR dapat

disimpulkan bahwa ibu dengan ras hitam mempunyai kecenderungan (risiko)

untuk melahirkan bayi BBLR sebesar 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan

ibu ras lainya (1,8) dan ibu ras putih (1,0). Tetapi dengan nilai-p = 0.026. Artinya

secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan

BBLR.

Anda mungkin juga menyukai