Otot M. M. M. M.
utama Deltoideus Deltoideus Pectoralis Infraspinat
yang pars pars Mayor us
bekerja : anterior media M. M. Terses
M. M. M. Latissimus minor
Latissimus Coracobra Supraspin dorsi
dorsi chialis atus
M. Teres M.
Mayor Infraspinat
M.Deltoid us
pars
posterior
Gerak Gerak Gerak Gerakan Gerkan
endorotas elevasi retraksi protraksi sirkumdik
i scapula sio
M. M. M. M. Serratus Gabungan
Subscapula Trapezius Rhomboida anterior dari segala
ris M. Levator lis mayor gerakan
M. Teres scapula M. bahu
mayor Rhomboida
M. lis minor
Latisimus
dorsi
M.
Pectoralis
mayor
Definisi
suatu gangguan
bahu yang sedikit
Capsulitis
atau sama sekali
Adhesiva (frozen
tidak
shoulder)
menimbulkan
rasa nyeri
tapi terdapat
tidak keterbatasan
memperlihatkan gerak baik secara
adanya kelainan pasif maupun
pada foto rontgen aktif pada semua
pola gerak.
Epidemiologi
Kasus frozen shoulder banyak terjadi pada
wanita dibandingkan dengan pria.
kasus ini sering dialami oleh orang yang
tua usia 40-60 tahun
tapi sekarang ini kasus frozen shoulder
pada dewasa muda terjadi sekitar 46%
dikarenakan aktivitas yang terlalu banyak
menggunakan lengan bagian atas
(overuse)
ETIOLOGI
penyebab utamanya idiopatik
diduga penyakit ini merupakan respon
auto immobilisasi terhadap rusaknya
jaringan lokal
Penyebab capsulitis adhesiva
1. causa primer 2. causa sekunder
3. otot-otot
1. adanya 2.
daerah
nyeri keterbatas
sendi bahu
sekitar an gerak
nampak
bahu sendi bahu
mengecil
frozen / kaku/ keterbatasan gerakan
glenohumeral joint
pada tahap regenerasi (4hari-3minggu)
tidak berjalan sebagaimana mestinya
proses radang tetap berlanjut) penderita
sulit bergerak karena nyeri bahu,
jaringan parut yang dihasilkan tidak
maksimal,
selain itu akibat proses peradangan
kronis suplai makanan berkurang
sehingga terjadi atropi atau kematian
jaringan pada kapsula sendi. Kapsula
menjadi mengerut terjadi perlengketan
atau berkurannya elastisitasnya.
Nyeri akan dirasakan pada C3-C4 sehingga
otot – otot yang dipersarafi nya bisa
mengalami spasme
Akibat nyeri, spasme pada frozen, otot
cenderung tidak digunakan akibatnya
sifat fisiologis menurun Serabut otot
(myofibril) mengalami atrofi fleksibilitas
dan ekstensibilitas menurun fungsi motor
unit saraf motorik sehingga kekuatan otot
akan menurun.
• Setelah minggku IV
III
• bahu kaku dan terkunci ada ROM
tertentu gerakan sendi sangat
terbatas
Fase
• membesarnya otot-otot daerah
• gelang bahu dan
Dari minggu sedikit
II sampai IVrasa nyeri
setelah
3.
trauma
• jarak gerak sendi (ROM) terbatas,
II
kaku terutama pada abduksi dan
exorotasi
• nyeri tajam pada akhir ROM
2. fase
• gangguan koordinasi dan aktivitas
lengan./bahu.
• Dari 24 jam sampai minggu I
setelah trauma
Fase I
• nyeri yang dominan
• gerakan sendi terbatas ke segala
arah karena sakit,
1.
• disertai bengkak
Fase-fase frozen shoulder
Diagnosis
a) anamnesis umum : identitas pasien
b) anamnesis khusus :
1. keluhan utama
Gejala :
1. adanya nyeri sekitar bahu
2. keterbatasan gerak sendi bahu
3. otot-otot daerah sendi bahu nampak mengecil
2. lokasi keluhan
3. sifat keluhan
4. lamanya keluhan
5. faktor-faktor yang memperberat keluhan
c) inspeksi : dilakukan dalam posisi statis dan
dinamis penderita
d) pemeriksaan fungsi dasar dan ROM test :
gerakan aktif, pasif dan tes isometric melawan
tahanan sendi bahu
e) Pemeriksaan spesifik :
1. tes intra artikular (joint play movement) sendi
bahu
2. tes kekuatan otot
3. tes koordinasi gerakan
4. tes sirkumferentia otot (lingkar otot) daerah
bahu
5. Yergason test
Tujuan untukmengetahui adanya tendinitis
bisipitalis
Teknik : pasien memfleksikan elbow sampai
900 dan supinasi lengan bawah, lalu pasien
melakukan gerakan lateral rotasi lengan
melawan tahanan
6. apley scratch test
Tujuan untuk mengetahui adanya kapsulitis
adhesive dan tendinitis bisipitalis pada
bahu
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan frozen shoulder
1. istirahat / terapi dingin
Pada nyeri bahu yang bersifat akut
imobilisasi sampai proses pembengkakan
berhenti.
Selama bahu tidak digerakan untuk
menghentikan pembengkakan diberikan
kompres dingin atau es dan obat anti nyeri
dan anti bengkak.
2. terapi panas
Diberikan beberapa hari sesudah proses
pembengkakan berhenti atau pada bahu yang nyeri
tanpa pembengkakan pada jaringan otot yang
spasme.
Terapi panas bertujuan untuk :
a. memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme
setempat
b. mengurangi rasa nyeri
c. relaksasi terutama untuk otot yang spasme
terapi panas yang digunakan:
a. terapi panas (superficial) : sinar infrared
b. terapi panas (dalam) : SWD, MWD, USD
3. massage sendi bahu
Tujuannya adalah memperbaiki sirkulasi
darah dan permukaan metabolism
setempat, melemahkan otot-otot spasme,
mengurangi nyeri, melepaskan
perlengketan antar otot dan kapsuler.
4. manipulasi dan mobilisasi
Manipulasi dan mobilisasi digunakan untuk
mengembalikan gerakan sendi bahu yang
terganggu. Manipulasi dikerjakan dengan
dorongan atau gerakan dengan tiba-tiba
dalam amplitudo kecil. Mobilisasi dikerjakan
dengan gerakan pasif bergoyang dua atau
tiga kali perdetik.
5. terapi latihan :
Latihan LGS dengan menggunakan : over
head pulley shoulderwell. Finger ladder dan
lain-lain. Latihan yang dapat dilakukan
dirumah misalnya latihan codman, latihan
tongkat dan lain-lain.
Terapi latihan ini merupakan latihan khas
(specific exercise). Tujuan pokok terapi
latihan pada nyeri bahu adalah :
a. mengurangi sakit dan spasme otot
b. memelihara fungsio sendi bahu
c. menghilangkan gangguan funbgsi sendi
bahu yang terjadi atau meningkatkan
fungsi sendi semaksimal mungkin
mencegah terjadinya pembatasan jarak gerak sendi
dan mencegah atrofi otot dengan cara memberikan
latihan pasif, latihan aktif dengan bantuan dan
kontraksi starik/isometric.
1. latihan dengan tongkat
Gerakan yang dianjurkan adalah :
a. pegang tongkat dengan kedua tangan menggantung di
muka/depan
b. dengan siku lurus, gerakan lengan ke atas kepalasejauh
limitasi sendi bahu memungkinkan
c. seperti gerakan no.b tetapi gerakan tangan ke samping
kanan dan kiri. Perlu diingat bahwa gerakan berusat di sendi
bahu.
d. tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang
kepala kemudian digerakkan naik-turun
e. tongkat dipegang kedua tangan, diletakkan di belakang
unggung bawah kemudian dilakukan gerakan menjauhi tubuh
dan digerakkan keatas kebawah.
2. latihan dengan wall climbing exercise
a. shoulder abduction
penderita berdiri dengan bahu sakit
disamping shoulder abduction ladder atau
dinding. Gerakan lengan abduksi dibantu oleh
gerakan jari II dan III yang memanjat dinding
b. shoulder flexion
pendeita menghada dinding. Gerakan bahu
fleksi dibantu oleh jari II dan III memanjat
dinding.
3. clinning bar
Penderita berdiri dengan kedua tangan
memegang clinning bar (palang antara dua
bingkai pintu). Bar berada di atas dan
belakang kepala kemudian kedua lutut
ditekuk, badan turun ke bawah.
4. overhead exercise
Dengan katrol ditempatkan diatas kepala,
lengan mengalami kelaian secara pasif dan
dielevasi oleh lengan yang sehat.
5. passive external rotation of shoulder
Penderita menghadap sudut dinding, kedua
siku ditekuk. Kedua lengan masing-masing
memegang dinding (push-up) anterior
kapsul dan pektoralis akan terulur.
Permulaan latihan dengan kedua tangan
lurus dengan dada kemudian kedua tangan
naik sampai lengan ekstensi penuh di atas
kepala.
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi jika sendi
bahu tidak dilatih kembali atau tidak
digunakan akan terjadi atropi otot pada
daerah sekitar sendi bahu.
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Kesimpulan
Capsulitis Adhesiva (frozen shoulder) adalah suatu gangguan bahu
yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa nyeri, tidak
memperlihatkan adanya kelainan pada foto rontgen tapi terdapat
keterbatasan gerak baik secara pasif mauun aktif pada semua pola
gerak. dan penyebabnya idiopatik yang biasa dialami oleh orang
berusia 40-60 tahun dan memiliki riwayat trauma biasanya ringan.
Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini
merupakan respon auto immobilisasi terhadap rusaknya jaringan lokal.
Meskipun penyebab utamanya idiopatik, banyak yang menjadi
predisposisi frozen shoulder yaitu usia, trauma berulang (repetitive
injury) diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi payudara atau
dada, dari dalam sendi.
Diagnosis didapatka dari gejala yang paling dominan kekakuan sendi
bahu, nyeri pada bahu dan keterbatasan gerak pada sendi bahu yang
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengobatan yang dilakukan bisa
dengan fisioterapi, imobilisasi saat awal, terapi panas dan latihan gerak
secara aktif maupun pasif, untuk mencegah komplikasi nya seperti
atrofi otot.
DAFTAR PUSTAKA
Thomson, Ann M. Tidy’s physiotherapy. 2th ed. Butterworth-heinemann, 2001. Hal : 71
Snell, Richard S. Anatomi Klinik untuk mahasiswa kedokteran; alih bahasa : Liliana
Sugiharto, edisi ke-6. Jakarta:EGC;2006.P.189-96.
Moore Keith L. Agur Anne MR. Anatomis klinis dasar. Jakarta:Hipocrates;2002.p.301-7.
David. Ring. 2009. Approach to the patient with shoulder pain. In : primary care
medicine. Lippincot Williams and Wilkins;2009.p.150.
Djohan Aras. Penatalaksaan fisioterapi pada frozen shoulder.
Akfis:ujungpandang;2004.
Donatelli, Robert, Wooden, Michael J. Orthopaedic Physical Therapy. Churchil
Livingstone Inc;1999.p.160.
Keith, Strange. Passive Range of Motion and Codman’s Exercise. American Academy of
Orthopaedic Surgeons;2010.
Priguna, Sidharta. Sakit neuromuskuloskeletal dalam praktek umum, Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;2003.
Soeharyono. Sinkronisasi gerak ersendian daerah gelang bahu pada gerak abduksi
lengan. Maj Fisioterapi;2004.
Yamaguchi K, Ditsios K, Middleton WD, et al. the demographic and morphological
features of rotator cuff disease. A comparison of asymptomatic and symptomatic
shoulder. J BoneJoint Surg Am.88:1699.2006.