Abstrak
Tumbuhan akutik dikenal masyarakat sebagai tanaman hias dalam kolam/taman air karena bentuk, warna daun
ataupun bunga yang indah. Selain bernilai estetik, tumbuhan akuatik memiliki nilai ekologi yang tinggi, salah
satunya dalam fitoteknologi. Fitoteknologi dapat diterapkan dalam fitoproteksi, fitoremediasi, fitomonitoring
maupun fitoforensik pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan oleh logam berat dapat menganggu
ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia, bila terserap dan terakumulasi dalam tubuh, bahkan
berakibat kematian. Logam berat toksik dan merupakan pencemar di semua media lingkungan, adalah Pb
(timbal) dan Cd (kadmium). Penelitian fitoforensik masih belum banyak dilakukan. Dimana pendekatan
fitoforensik digunakan dalam melacak target spesifik suatu pencemar masuk dalam tumbuhan. Penelitian ini
bertujuan mengetahui lokasi spesifik pencemar logam berat Pb dan Cd dalam tumbuhan Acanthus ilicifolius
(Jeruju) dan Coix lacryma-jobi (Jali). Penelitian menggunakan material tumbuhan akuatik dari Kebun Raya
Purwodadi – LIPI dilakukan mulai Nopember 2013 sampai Desember 2014, pada rumah kaca dan laboratorium
Teknik Lingkungan - ITS. Variasi yang digunakan meliputi: (1) variasi zat pencemaran (Pb dan Cd), (2) variasi
jenis tumbuhan (Jeruju dan Jali) dan (3) variasi jumlah tumbuhan (tiga dan lima individu) dalam reaktor.
Metode analisis logam berat menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Hasil perpindahan
dan penyerapan logam Pb pada tumbuhan Acanthus ilicifolius (Jeruju) 3 individu di akar 8.958 ppm, batang
33,5 ppm dan daun 27,7 ppm; pada 5 individu di akar 8.850 ppm, batang 119,6 ppm dan daun 44,5 ppm. Untuk
logam Cd pada 3 individu di akar 237,2 ppm, batang 2,72 ppm dan daun 1,06 ppm, pada 5 individu di akar
147,2 ppm, batang 4,2 ppm dan daun 3,26 ppm. Sedangkan perpindahan dan penyerapan logam Pb pada
tumbuhan Coix lacryma-jobi (Jali) 3 individu di akar 7.235 ppm, batang 149,2 ppm dan daun 250,7 ppm, pada
5 individu di akar 8.197 ppm, batang 242,8 ppm dan daun 274,5 ppm. Untuk logam Cd pada 3 individu di akar
174,9 ppm, batang 4,32 ppm dan daun 6,81 ppm, pada 5 individu di akar 194,1 ppm, batang 2,93 ppm dan
daun 18,1 ppm.
Gambar 1. Selain itu tumbuhan tersebut termasuk pada ketinggian 500 m dpl (Hidayat dkk., 2004;
jenis baru dalam pemanfaatan fitoteknologi, Backer dan Bakhaizen, 1963; vanValkenberg
karena belum pernah dilakukan penelitian terkait dan Bunyapraphatsara, 2002). Coix lacryma-jobi
fito, sehingga belum ada referensi sebelumnya. (Poaceae) termasuk tumbuhan rumput tegak,
annual, tinggi 1,5 m sampai 3 m. Batang bulat,
Acanthus ilicifolius (Acanthaceae) termasuk lunak, bergabus, beruas-ruas, hijau kekuningan.
tumbuhan terna, tegak atau merambat, perenial, Daun tunggal, berpelepah, lanset memanjang,
tinggi mencapai 1,5 m sampai 2 m, batang basah tepi rata, kasap, berwarna hijau. Bunga majemuk,
tegak, bercabang banyak, kulit batang licin. Daun bulir, di ketiak daun. Biji bulat telur, berdiameter
berhadapan, lonjong, rapat atau terputus, 1 cm, bervariasi dalam bentuk, warna dan
berbentuk anak panah, tangkai pendek, ujung kekerasan, berwarna hijau kekuningan sampai
runcing, tepi bercuping dalam dengan duri tebal, ungu keputihan. Habitat alaminya pada tempat
kaku dan tajam, permukaan daun bergelombang, berawa, daerah payau dan dekat sungai. Toleran
berwarna hijau muda mengkilat. Bunga diujung, terhadap banjir, ditemukan sampai ketinggian
berwarna biru, ungu atau putih. Habitat di 2000 m dpl (Heyne, 1987; Backer dan
sepanjang pinggir muara sungai dan danau, tepi Bakhaizen, 1963; Grubben dan Partohardjono,
laut, sering ditemukan pada tanah rawa dan hutan 1996).
bakau dekat ke pantai. Mampu tumbuh sampai
A
.
B
Gambar 1. Habitus tumbuhan akuatik (A. Acanthus ilicifolius, B. Coix lacryma-jobi)
.
56 Jurnal Purifikasi, Vol. 15, No. 1, Juli 2015
Penelitian ini menggunakan logam berat yang dilakukan di Laboratorium SILFI (Sanitas
merupakan pencemar pada semua media dengan Lingkungan dan Fitoteknologi) Jurusan Teknik
penyebaran yang luas, bersifat toksik dan Lingkungan – ITS dan Laboratorium Pusat Studi
menganggu kesehatan bahkan penyebab PPLH (Pemukiman, Prasarana, dan Lingkungan
kematian. Pendekatan fitoforensik digunakan Hidup) LPPM – ITS.
dalam melacak waktu kejadian dan target
spesifik suatu pencemar masuk dalam tumbuhan Alat dan Bahan
sampai menyebabkan kematian. Sedangkan
Peralatan dalam penelitian ini, berupa alat
penelitian fitoforensik belum banyak dilakukan.
lapangan seperti: bak plastik, termohigro digital,
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
timbangan, dll. Sedangkan peralatan pengujian
mengetahui fitoforensik logam berat (Pb dan Cd)
laboratorium antara lain: glassware, neraca
pada tumbuhan akuatik (Acanthus ilicifolius dan
analitik, oven, dan AAS. Bahan yang
Coix lacryma-jobi). Dengan tujuan untuk
dibutuhkan, antara lain: limbah buatan berupa
mendapatkan lokasi spesifik dan perbedaan
logam berat dari larutan induk Pb (dari senyawa
penyerapan pada bagian tumbuhan (akar, batang
Timbal Nitrat / Pb(NO3)2) dan Cd (dari senyawa
dan daun) terhadap logam berat Pb (timbal) dan
Kadmium Sulfat Hidrat / Cd3O12S3.8H2O);
Cd (kadmium) pada tumbuhan Acanthus
media tanam berupa pasir dan air; serta material
ilicifolius (jeruju) dan Coix lacryma-jobi (jali).
tumbuhan yaitu Acanthus ilicifolius (Jeruju) dan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan Coix lacryma-jobi (Jali).
informasi mengenai: Akumulasi kandungan
Cara Kerja
logam berat (Pb dan Cd) pada tumbuhan akuatik;
Target spesifik pada bagian tumbuhan (akar, Penelitian ini bersifat eksperimental, untuk
batang dan daun) yang terpapar logam berat (Pb mencapai tujuan penelitian maka kerangka
dan Cd); Jangka waktu penyerapan dan penelitian yang digunakan adalah merumuskan
pergerakan pencemar logam berat (Pb dan Cd) di ide penelitian, melakukan studi literatur terhadap
dalam jaringan tumbuhan; Metode / cara baru penelitian terdahulu, melakukan penelitian
yang lebih mudah dan murah untuk mengetahui pendahuluan berupa studi habitat, perbanyakan
suatu pencemaran di lingkungan berdasarkan dan aklimatisasi, serta penentuan RFT (Range
sampel dalam jaringan tumbuhan. Hasil Finding Test) untuk menentukan konsentrasi
penelitian fitoforensik ini dapat digunakan kematian, kemudian melakukan penelitian utama
sebagai dasar untuk penelitian fitoremediasi berupa fitoforensik dengan pengamatan
suatu pencemar maupun penelitian terkait morfologi tumbuhan, pengukaran berat kering
fitoteknologi. Sehingga menambah khasanah tumbuhan dan analisa kandungan logam berat
ilmu pengetahuan terkait biodiversitas dalam bagian tumbuhan mengunakan AAS
(keanekaragaman) tumbuhan (akuatik) dalam (Atomic Absorption Spectroscopy). Penelitian
fitoteknologi lingkungan. menggunakan reaktor sistem batch dilakukan
secara duplo (dua kali ulangan) untuk penelitian
2. METODE utama (fitoforensik) dan penelitian pendahuluan
Penelitian fitoforensik logam berat (Pb dan Cd) (RFT) dengan tiga kali ulangan. Variasi yang
pada tumbuhan akuatik (Acanthus ilicifolius dan digunakan meliputi: (1) variasi zat pencemaran
Coix lacryma-jobi) bertujuan mengetahui lokasi (Pb dan Cd), (2) variasi jenis tumbuhan (jeruju
spesifik dan perbedaan penyerapan pencemar dan jali) dan (3) variasi jumlah tumbuhan dalam
dalam bagian tumbuhan. Penelitian dilakukan reaktor (tiga dan lima individu). Reaktor yang
mulai Nopember 2013 sampai Desember 2014, digunakan berupa bak plastik kapasitas 10 Liter
menggunakan material tumbuhan akuatik dari dengan panjang 30 cm, lebar 25 cm dan tinggi 10
Kebun Raya Purwodadi – LIPI, bertempat di cm. Reaktor sejumlah 58 reaktor, terdiri dari 48
rumah kaca Teknik Lingkungan - ITS. Kemudian reaktor uji dan 10 reaktor kontrol. Parameter
preparasi dan analisis kandungan logam yang diamati selama penelitian berupa morfologi
Irawanto, Fitoforensik Logam Berat Pb dan Cd Pada Tumbuhan Akuatik 57
tumbuhan, berat kering tumbuhan dan (greenhouse). Tahap ini diperlukan apabila
kandungan logam berat pada bagian tumbuhan melakukan pemindahan bibit tumbuhan
serta pada media tanam. Sampel untuk analisis (transplanting), dari tempat persemaian (bak
logam Pb dan Cd bersumber dari akar, batang semai) ke tempat perlakuan, baik untuk
dan daun tumbuhan yang digunakan serta tanah penelitian pendahuluan (RFT) ataupun penelitian
dan air dari media tanam. Data yang diperoleh utama (fitoforensik). Kisaran aklimatisasi yang
dianalisis secara deskriptif untuk setiap hasil diperlukan antara 10 s/d 30 hari tergantung
pengamatan serta disajikan dalam bentuk tabel kondisi lingkungan dan jenis tumbuhan yang
maupun grafik agar mudah dipahami. Kemudian digunakan. RFT dilakukan untuk mengetahui
dilakukan pembahasan dengan menganalisis dan seberapa besar kemampuan tumbuhan untuk
mensintesis hasil yang telah diperoleh dan pada hidup pada konsentrasi pencemar logam berat
akhirnya disimpulkan. yang dapat ditolelir oleh tumbuhan. Kriteria
tumbuhan yang dipergunakan dalam RFT sama
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dan seragam. Tumbuhan Acanthus ilicifolius
berumur 3 bulan, diameter batang 0,5-0,8 cm,
Penelitian Pendahuluan
tinggi 15-20 cm, panjang akar > 10 cm, dan
Penelitian pendahuluan dilakukan, agar proses jumlah daun 2 - 6 helai. Sedangkan tumbuhan
penelitian utama dapat berjalan dengan lancar. Coix lacryma-jobi berumur 3 bulan, diameter
Tahap penelitian pendahuluan antara lain: batang 0,3-0,6 cm, tinggi 25-50 cm, panjang akar
perbanyakan, aklimatisasi dan RFT (Range > 10 cm, dan jumlah daun 6 - 10 helai.
Finding Test). Perbanyakan dilakukan untuk Konsentrasi RFT yang dipaparkan mulai dari 50
menyediakan material bibit tumbuhan sesuai ppm sampai dengan 10.000 ppm. Hasil RFT jenis
dengan jumlah kebutuhan dan kondisi yang Acanthus ilicifolius konsentrasi mematikan
diinginkan secara seragam. Tumbuhan jeruju untuk limbah Pb diatas 8000 ppm dan Cd diatas
termasuk tumbuhan perenial, dan tumbuhan jali 300 ppm. Sedangkan jenis Coix lacryma-jobi
termasuk tumbuhan annual. Sehingga bibit konsentrasi mematikan untuk limbah Pb pada
dewasa yang dipergunakan berumur 6 bulan 10.000 ppm dan Cd pada 500 ppm. Konsentrasi
untuk jeruju dan 3 bulan untuk jali. Viabiltas mematikan digunakan sebagai acuan dalam
bibit jeruju 51% dan jali 16%. Sehingga penelitian utama (fitoforensik) berdasarkan
memerlukan material bibit jali lebih banyak dari pengamatan selama penelitian pendahuluan
pada jeruju, dan sebaliknya jeruju memiliki umur (RFT). Sehingga ditentukan konsentrasi
dewasa lebih lama dari pada jali. Hal ini yang mematikan untuk tumbuhan akuatik jenis
menyebabkan tahap perbanyakan memerlukan Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-jobi
waktu lama. Bibit kedua jenis yang tumbuh dari terhadap logam Pb sebesar 10.000 mg/L dan
perbanyakan, kemudian digunakan dalam logam Cd sebesar 400 mg/L. Kriteria kematian
penelitian. Aklimatisasi dilakukan agar tumbuhan secara morfologi seperti: daun
tumbuhan dapat menyesuaikan diri dengan menguning, kering dan gugur; batang layu, tidak
tempat penelitian dalam rumah kaca tegak dan kering; serta akar pucat, tidak
mengembang, bewarna kecoklatan (tidak putih).
paparan logam berat (Pb dan Cd). Penentuan 29 oC – 30 oC (suhu media), dan suhu udara rata-
jumlah 3 dan 5 individu tumbuhan berdasarkan rata berkisar 28 oC – 36 oC. Dimana suhu
pada metode phytotoxicity yaitu metode OECD tertinggi pada siang hari antara pukul 10.30 –
208 dengan minimum jumlah tumbuhan 5 13.30 WIB, yang pernah tercatat mencapai 56,3
o
Baumgarten dan Heide, 2004) dan untuk C. Hal ini dapat terjadi karena kondisi rumah
meremediasi tanah tercemar digunakan jumlah kaca dan sekitarnya yang kurang sesuai, serta
tumbuhan mulai dari 3 tumbuhan dalam satu cuaca yang cukup panas. Rata-rata suhu dan
tempat untuk mengetahui efek tumbuhan dari kelembaban setiap jam dari pagi sampai sore di
tanah tercemar (Ogbo dkk., 2009). Salain itu greenhouse Teknik Lingkungan - ITS selama
penelitian fitoforensik sebelumnya juga penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. Selain
mengunakan variasi jumlah 3 dan 5 individu suhu dan kelembaban, dilakukan pengamatan
(Rahmawati, 2014). Selama proses pemaparan, tinggi tumbuhan dan jumlah daun; serta
pengamatan yang dilakukan berupa mencatat biomassa tumbuhan. Dalam pengukuran tinggi
faktor lingkungan berupa suhu dan kelembaban tumbuhan dan perhitungan jumlah daun
udara. Suhu adalah salah satu faktor lingkungan menunjukkan bahwa tumbuhan dapat bertahan
yang mempengaruhi pertumbuhan dan dalam kondisi pencemar yang tinggi. Sehingga
perkembangan tumbuhan. Pengamatan suhu kedua tumbuhan akuatik tersebut termasuk
dilakukan selama penelitian dari perbanyakan, toleran terhadap pencemar logam berat (Pb dan
pemaparan dan pengambilan sampel. Suhu yang Cd). Secara umum tumbuhan mengalami
terlampau tinggi akan menyebabkan kerugian pertumbuhan, ada penambahan tinggi tiap
terhadap pertumbuhan tumbuhan. Suhu yang individu bibit antara 2-10 cm (Pb) dan 2-6 cm
tinggi dapat menghambat kinerja enzim, (Cd) meskipun tidak terlalu besar, karena ada
terganggunya proses pengangkutan dan pengaruh dari paparan logam Pb dan Cd.
penyebaran assimilat (hasil fotosintesis) dari Berbeda dengan reaktor kontrol yang
sumber fotosintesis ke bagian-bagian tumbuhan pertumbuhannya cukup besar, berkisar antara 8-
yang menggunakan atau menyimpan makanan, 22 cm (jeruju) dan 22-55 cm (jali). Dimana
dan tumbuhan menjadi layu akibat suhu yang paparan logam Pb dan Cd menghambat proses
tinggi sehingga tingginya evapotransipirasi. fotosintesis yang menyebabkan terhambatnya
Suhu udara selama penelitian berfluktuatif pertumbuhan.
dengan kisaran saat pengambilan sampel antara
Tabel 1. Kandungan Logam pada Tumbuhan Tabel 2. Kandungan Logam pada Tumbuhan
Acanthus ilicifolius (Jeruju) Coix lacryma-jobi (Jali)
Acanthus Coix
5 Hari 10 Hari 15 Hari 5 Hari 10 Hari 15 Hari
ilicifolius lacryma-jobi
Pb pada 3 individu Pb pada 3 individu
Daun 24,750 27,750 22,875 Daun 216,250 135,750 250,750
Batang 7,875 33,500 20,625 Batang 60,000 107,250 149,250
Akar 8.592,650 4.928,875 8.958,250 Akar 4.383,125 6.928,875 7.235,750
Pb pada 5 individu Pb pada 5 individu
Daun 44,375 44,500 19,750 Daun 133,750 274,500 208,125
Batang 20,625 119,625 41,000 Batang 82,625 128,000 242,875
Akar 8.850,375 7.324,000 5.935,125 Akar 6.008,375 8.197,625 7.368,250
Cd pada 3 individu Cd pada 3 individu
Daun 0,488 1,038 1,063 Daun 5,125 6,725 6,813
Batang 1,300 2,725 0,663 Batang 2,150 4,325 3,050
Akar 102,313 202,438 237,275 Akar 48,288 174,938 130,675
Cd pada 5 individu Cd pada 5 individu
Daun 3,263 1,725 1,125 Daun 3,163 18,175 3,400
Batang 4,200 2,763 2,025 Batang 2,938 0,975 1,075
Akar 79,775 88,975 147,200 Akar 141,288 194,113 138,325
Dari Tabel 1. menunjukan bahwa akumulasi Dari Tabel 2. menunjukan bahwa akumulasi
logam terbesar pada bagian akar, kemudian logam terbesar pada bagian akar, kemudian daun
batang dan terkecil pada daun. Akumulasi logam dan terkecil pada batang. Akumulasi logam berat
berat pada bagian tumbuhan memiliki pada bagian tumbuhan memiliki kecenderungan
kecenderungan yang sama baik pada reaktor uji yang sama baik pada reaktor uji berisi 3 individu
berisi 3 individu maupun 5 individu. Akumulasi maupun 5 individu. Akumulasi logam Pb
logam Pb berdasarkan waktu, bagian akar hari berdasarkan waktu, bagian akar pada hari ke-5
ke-5 tinggi, kemudian rendah pada hari ke-10 tinggi, kemudian meningkat pada hari ke-10 dan
dan tinggi lagi pada hari ke-15. Sebaliknya pada hari ke-15. Sebaliknya pada batang dan daun,
batang dan daun, hari ke-5 rendah, kemudian hari tidak memperlihatkan kecenderungan yang
ke-10 tinggi dan rendah lagi pada hari ke-15. sama. Namun nilai akumulasi lebih besar di daun
Sedangkan akumulasi logam Cd berdasarkan dari pada batang. Sedangkan akumulasi logam
waktu, pada akar mengalami peningkatan dari Cd berdasarkan waktu, pada akar, batang dan
hari ke-5, kemudian hari ke-10 dan tertinggi pada daun menunjukan kecenderungan yang sama,
hari ke-15. Sebaliknya pada batang dan daun meningkat dari hari ke-5, kemudian hari ke-10
mengalami penurun dari hari ke-5, kemudian hari tertinggi dan menurun pada hari ke-15. Meskipun
ke-10 dan terendah pada hari ke-15. Jika dilihat ada perbedaan akumulasi terhadap jumlah
besaran konsentrasi perpindahan dan penyerapan individu tumbuhan. Jika dilihat besaran
untuk logam Pb tumbuhan Acanthus ilicifolius konsentrasi perpindahan dan penyerapan untuk
(jeruju) terbesar pada 3 individu di akar 8.958 logam Pb tumbuhan Coix lacryma-jobi (Jali)
ppm, batang 33,5 ppm dan daun 27,7 ppm, pada 3 individu di akar 7.235 ppm, daun 250,7
sedangkan 5 individu di akar 8.850 ppm, batang ppm dan batang 149,2 ppm, sedangkan 5
119,6 ppm dan daun 44,5 ppm. Untuk logam Cd individu di akar 8.197 ppm, daun 274,5 ppm dan
pada 3 individu di akar 237,2 ppm, batang 2,72 batang 242,8 ppm. Untuk logam Cd pada 3
ppm dan daun 1,06 ppm, sedangkan 5 individu di individu di akar 174,9 ppm, daun 6,81 ppm dan
akar 147,2 ppm, batang 4,2 ppm dan daun 3,26 batang 4,32 ppm, sedangkan 5 individu di akar
ppm. Hal ini menunjukan semakin sedikit jumlah 194,1 ppm, daun 18,1 ppm dan batang 2,93 ppm.
individu semakin besar akumulasi terhadap Hal ini menunjukan bahwa semakin bertambah
logam. jumlah individu juga semakin besar
akumulasinya. Sehingga semua tumbuhan
Irawanto, Fitoforensik Logam Berat Pb dan Cd Pada Tumbuhan Akuatik 61
memiliki kemampuan menyerap logam dalam Logam Pb dan Cd dapat membentuk ion-ion
jumlah yang bervariasi, tergantung jenis logam yang dapat larut. Ion tersebut melakukan
tumbuhannya. penetrasi pada membran sel, sehingga
terakumulasi di dalam sel dan jaringan
Akumulasi dan Translokasi oleh Tumbuhan tumbuhan. Sebagai upaya untuk mencegah
keracunan logam, tumbuhan mempunyai
Tumbuhan sangat besar perannya dalam
mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan
menyerap pencemar di dalam media. Hal ini
menimbun logam di dalam organ tertentu seperti
ditunjukan pada media dengan zat pencemar
akar (Priyanto dan Prayitno, 2004).
logam berat (Pb dan Cd) tanpa tumbuhan
penurunan konsentrasi logam yang diberi, jauh Penyimpanan logam di akar melibatkan
dibawah daripada media yang ada tumbuhannya. pengendapan ekstraseluler yang disimpan di
Sejumlah tumbuhan terbukti memiliki sifat dalam dinding sel. Logam dapat berpindah
hiperakumulasi, yakni mampu mengakumulasi melalui aringan akar sampai ke korteks
unsur logam tertentu dengan konsentrasi tinggi kemudian diakumulasi di endodermis.
pada jaringan akar dan tajuknya, sehingga Endodermis ini berfungsi sebagai partial
bersifat hiperakumulator (Hidayati, 2005). Sifat barrier terhadap pemindahan logam dari akar ke
hiperakumulator dapat digunakan untuk tujuan tunas (Siswanto, 2009). Hal ini yang diduga
fitoekstraksi. Dalam proses fitoekstraksi ini sebagai salah satu alasan adanya akumulasi
logam berat diserap oleh akar tumbuhan dan logam di akar lebih besar daripada bagian
ditranslokasikan ke bagian tumbuhan untuk tumbuhan yang lain. Adanya akumulasi logam
diolah kembali atau dibuang saat dipanen. Pada pada bagian tumbuhan merupakan usaha
akumulasi logam Pb dan Cd terbesar di bagian lokalisasi yang dilakukan tumbuhan, dengan
akar untuk kedua tumbuhan akuatik (Acanthus mengumpulkan dalam satu organ (Heriyanto dan
ilicifolius dan Coix lacryma-jobi) dimana untuk Endro, 2011). Proses masuknya logam ke dalam
Pb cenderung tetap bertambahnya waktu. Namun jaringan tumbuhan melalui xylem ke semua
untuk Cd relatif mengalami peningkatan dengan bagian tumbuhan sampai ke daun (Dahlan,
bertambahnya waktu. Akar merupakan bagian 1986).
tumbuhan yang mempunyai daya serap terbaik
terhadap logam berat (Pb dan Cd). Hal ini karena Pada sel tumbuhan logam di lokalisasi pada
akar mempunyai kemampuan untuk membentuk bagian sel tertentu, umumnya pada vakuola
sejumlah besar biomassa akar, sehingga untuk menjaga agar tidak menghambat
memiliki kapasitas besar untuk mengakumulasi metabolisme tumbuhan (Priyanto dan Prayitno,
logam berat. Penyerapan logam berat yang 2004). Logam yang terakumulasi dalam vakuola
dilakukan oleh akar disebut rizofiltrasi. tidak akan berhubungan dengan proses
Tumbuhan mengeluarkan senyawa organik dan fisiologi sel tumbuhan. Karena jika logam
enzim melalui akar, sehingga daerah rizosfer dapat masuk dalam sel dan berikatan dengan
merupakan lingkungan yang sangat baik untuk enzim sebagai katalisator, akibatnya reaksi
tempat tumbuhnya mikroba dalam tanah. kimia di sel tumbuhan akan terganggu.
Mikroba di daerah rizosfer akan mempercepat Gangguan dapat menyebabkan kerusakan pada
proses menyerap kontaminan oleh akar. jaringan epidermis, sponsa dan palisade.
Kemudian diangkut ke jaringan pengangkut Kerusakan tersebut ditandai dengan nekrosis
(xylem dan floem) kebagian tumbuhan yang lain. dan klorosis pada tumbuhan (Haryati dkk.,
Sehingga penurunan konsentrasi pada media 2012). Meskipun demikian respon tumbuhan
akibat proses tumbuhan (fitoproses) dengan terhadap logam berat untuk setiap jenis
asosiasi peran mikroba tanah. Fitoproses yang tumbuhan sangat beragam dalam kemampuan
terjadi pada zona akar tumbuhan adalah tumbuhan toleran ataupun tidak toleran terhadap
fitostabilisasi sebagai proses imobilisasi keracunan unsur logam (Salisbury dan Ross,
kontaminan dalam tanah, dan rizofiltrasi sebagai 1995). Setidaknya tumbuhan memiliki tiga
proses penyerapan kontaminan ke dalam akar. strategi dasar untuk tumbuh pada media yang
62 Jurnal Purifikasi, Vol. 15, No. 1, Juli 2015
tercemar logam berat, yaitu: 1. Metal excluder, Brooks, 1989). Menurut Sigh dkk., (2010)
tumbuhan mencegah masuknya logam dari persamaan dari TF sebagai berikut.
bagian aerial atau menjaga agar konsentrasi
Konsentrasi logam di bagian tumbuhan
logam tetap rendah dalam tanah; 2. Metal TF = . . . (1)
Konsentrasi logam di tanah atau di akar
indicator, tumbuhan mentoleransi keberadaan
konsentrasi logam dengan menghasilkan
senyawa pengikat logam atau mengubah susunan Tabel 3. Hasil Perhitungan TF Pada Tumbuhan
logam dengan menyimpan logam pada bagian Jenis Tumbuhan
Nilai Tranlocation
yang tidak sensitif; 3. Metal accumulator, Factor (TF)
tumbuhan mengkonsentrat konsentrasi logam Tumbuhan Acanthus ilicifolius
yang tinggi pada bagian aerial tumbuhan, Pb pada 3 individu 1,005
tumbuhan ini menyerap kadar kontaminan yang Pb pada 5 individu 1,010
tinggi dan diendapkan dalam akar, batang, daun Cd pada 3 individu 1,007
atau tunas (Raskin, dkk., 1994). Mekanisme Cd pada 5 individu 1,021
penyerapan dan akumulasi logam oleh tumbuhan Tumbuhan Coix lacryma-jobi
terjadi pada tiga proses: 1. Penyerapan oleh akar, Pb pada 3 individu 1,055
2. Translokasi logam dari akar ke bagian Pb pada 5 individu 1,061
tumbuhan, dan 3. Lokalisasi logam pada sel dan Cd pada 3 individu 1,075
jaringan (Hardiani, 2009). Cd pada 5 individu 1,032
Oleh karena itu penyerapan logam oleh
tumbuhan ditentukan oleh jenis tumbuhan, Menurut Baker (1981) tumbuhan
konsentrasi logam dalam media dan waktu diklasifikasikan ke dalam metal accumulator jika
kontak/paparan dengan logam. Faktor genetik TF lebih dari satu dan metal excluder jika TF
dan jenis tumbuhan sangat menentukan dalam kurang dari satu. Hasil perhitungan nilai TF
penyerapan logam pada zona perakaran dan akar dapat dilihat pada Tabel 3. Dimana pada
/ tajuk pada tingkat yang bervariasi. Penyerapan tumbuhan Acanthus ilicifolius dan Coix lacryma-
juga ditentukan oleh tipe jaringan tumbuhan dan jobi didapatkan bahwa nilai TF lebih dari 1.
perlakuan yang diberikan pada media tanah Sehingga tumbuhan mampu mentranslokasikan
(Knox dkk., 2000). Waktu kontak antara logam pencemar logam berat (Pb dan Cd) dengan
dapat mempengaruhi daya serap tumbuhan. efektif di bagian tubuhnya.
Dimana semakin lama waktu kontak maka BCF (bioconcentration factor) diketahui dengan
penyerapan juga akan meningkat sampai pada membandingkan antara konsentrasi kontaminan
waktu tertentu akan mencapai maksimum dan pada tumbuhan dengan konsentrasi kontaminan
setelah itu akan turun kembali (Lelifajri, 2010). di media tumbuh, yang dirumuskan pada
Berdasarkan hasil kemampuan akumulasi persamaan sebagai berikut
tumbuhan terhadap paparan logam (Pb dan Cd),
maka dapat dilakukan pembahasan nilai TF BCF =
Konsentrasi kontaminan di tumbuhan
. . . (2)
(Translocation Factor) dan BCF Konsentrasi kontaminan di media
Proses fitoforensik tergantung pada kemampuan Backer, C.A. dan R.C. Bakhaizen. 1963. Flora of
tumbuhan terhadap pencemar, untuk Acanthus Java. The Rijksherbarium. Netherlands.
ilicifolius dan Coix lacryma-jobi, tumbuhan Baker, A.J.M. dan R.R. Brooks. 1989.
Terrestrial Higher Plants Which Hyper
mengalami kematian pada konsentrasi Pb 10.000
Accumulate Metallic Elements-A
ppm dan Cd 400 ppm. Review of Their Distribution, Ecology
and Phytochemistry. Biorecovery,
Tumbuhan Acanthus ilicifolius (Jeruju) dan Coix
12(1), pp. 81-126.
lacryma-jobi (Jali) mampu megakumulasi logam
Pb dan Cd terbesar pada bagian akar, dan Barman, S.C., R.K. Sahu, S.K. Bhargava dan
berpotensi sebagai tumbuhuhan hiperakumulator C. Chatterjee. 2000. Distribution of
dengan nilai TF dan BCF > 1. Perpindahan dan Heavy Metals in Wheat, Mustard and
Weed Grains Irrigated with Industrial
penyerapan logam Pb terbesar pada tumbuhan
Effluents. Bull. Environ. Conta.
Acanthus ilicifolius (Jeruju) 3 individu di akar Toxicol., 64(1), pp. 489-496.
8.958 ppm, batang 33,5 ppm dan daun 27,7 ppm,
sedangkan 5 individu di akar 8.850 ppm, batang Baumgarten, A dan S. Heide. 2004. Phytotoxicity
119,6 ppm dan daun 44,5 ppm. Untuk logam Cd (Plant Tolerance). Agency for Health
and Food Safety, Vienna.
pada 3 individu di akar 237,2 ppm, batang 2,72
ppm dan daun 1,06 ppm, sedangkan 5 individu di Burken, J.G., D.A. Vroblesky, dan J.C. Balouet.
akar 147,2 ppm, batang 4,2 ppm dan daun 3,26 2011. Phytoforensics,
ppm. Perpindahan dan penyerapan logam Pb Dendrochemistry, and Phytoscreening:
terbesar pada tumbuhan Coix lacryma-jobi (Jali) New Green Tools for Delineating
Contaminants from Past and Present.
3 individu di akar 7.235 ppm, daun 250,7 ppm Environmental Science and
dan batang 149,2 ppm, sedangkan 5 individu di Technology, 45(1), pp. 6218-6226.
akar 8.197 ppm, daun 274,5 ppm dan batang
242,8 ppm. Untuk logam Cd pada 3 individu di Connell, D.W dan G.J Miller. 1995. Kimia dan
Ekotoksikologi Pencemaran.
akar 174,9 ppm, daun 6,81ppm dan batang 4,32
Diterjemahkan oleh Yanti Koestoer.
ppm, sedangkan 5 individu di akar 194,1 ppm, Universitas Indonesia Press. Jakarta.
daun 18,1 ppm dan batang 2,93 ppm.
Dahlan, E.N. 1986. Pencemaran Daun Teh oleh
Ucapan Terima Kasih Timbal Sebagai Akibat Emisi
Kendaraan Bermotor di Gunung Mas
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Puncak. Makalah Kongres Ilmu
Panitia Seminar Teknologi Lingkungan XII atas Pengetahuan Indonesia, Panitia
kesempatannya, juga kepada dosen penguji ibu Nasional MAB, Jakarta.
Alia Damayanti, ST., MT., PhD., ibu Bieby
Voijant Tangahu, ST., MT., PhD., dan ibu Ipung Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi
Fitri Purwanti, ST., MT., PhD. atas arahannya Makhluk Hidup. Universitas Indonesia.
yang sangat bermanfaat. Tak lupa pula kepada Jakarta.
Program Karyasiswa Kementerian RISTEK.
Grubben, G.J.H. dan S. Partohardjono. 1996.
DAFTAR PUSTAKA Plant Resources of South-East Asia. No.
10: Cereal. PROSEA Foundation.
Ali, H., E. Khan dan M.A. Sajad. 2013. Bogor.
Phytoremediation of Heavy Metals –
concepts and applications. Hardiani, H. 2009. Potensi Tanaman Dalam
Chemosphere, 91(1), pp. 869-881. Mengakumulasi Logam Cu Pada Media
Irawanto, Fitoforensik Logam Berat Pb dan Cd Pada Tumbuhan Akuatik 65
Tanah Terkontaminasi Limbah Padat Landis, W.G., R.M. Sofield, dan M.H. Yu. 2011.
Industri Kertas. Bioscience, 44(1). Introduction to Environmental
Toxicology: Molecular Substructures
Haryati, M., T. Purnomo, dan S. Kuntjoro. and Ecological Landscapes. CRC Press,
2012. Kemampuan Tanaman Genjer New York.
(Limnocharis Flava (L.) Buch.)
Menyerap Logam Berat Timbal (Pb) Lelifajri. 2010. Adsorpsi Ion Logam Cu (II)
Limbah Cair Kertas pada Biomassa dan Menggunakan Lignin dari Limbah
Waktu Pemaparan Yang Berbeda. Serbuk Kayu Gergaji. Jurnal Rekayasa
Lateral Bio, 1(3). Kimia dan Lingkungan, 7(3).
Heriyanto, N.M dan S. Endro. 2011. Penyerapan Lestarini, W., D. Narko dan A. Suprapto. 2012.
Polutan Logam Berat (Hg, Pb dan Cu) An Alphabetical List of Plant Species
oleh Jenis-Jenis Mangrove. Pusat Cultivated in Purwodadi Botanic
Litbang Konservasi dan Rehabilitasi. Garden. Pasuruan: Kebun Raya
Purwodadi, LIPI.
Hidayat, S. Yuzammi, Hartini, S. dan Astuti, I.P.
2004. Tanaman Air Kebun Raya Bogor. Ludwig, A. 2007. Create an Oasis with
1(5). Greywater. Oasis Design. California.
Hidayati, N. 2005. Fitoremediasi dan Potensi Mangkoedihardjo, S. dan G. Samudro. 2010.
Tumbuhan Hiperakumulator. Pusat Fitoteknologi Terapan. Graha Ilmu.
Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Yogyakarta.
Pengetahuan Indonesia, 12(1).
Niu, Z., L. Sun, T. Sun, Y. Li dan H. Wang. 2007.
Irawanto, R. 2013. Pengembangan Evaluation of Phytoextracting
Laboratorium Biji Kebun Raya Cadmium and Lead by Sunflower,
Purwodadi Melalui Studi Pengelolaan Ricinus, Alfalfa and Mustard in
Pada Instansi Penelitian Terkait. Hydroponic Culture. Journal of
Prosiding Seminar Biologi UNESA, Environmental Sciences, 19(1), pp. 961-
Surabaya. 967.
Irawanto, R. 2013. Pemetaan Hidrofita dan Ogbo, E. M., Mary Z., dan Gloria O. 2009. The
Potensi Fitoremediator Koleksi Kebun Effect of Crude Oil on Growth of The
Raya Purwodadi. Prosiding Seminar Weed (Paspalum scrobiculatum L.) –
Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Phytoremediation Potential of The
Wilayah – ITS, Surabaya, G11-G20. Plant. African Journal of Environmental
Science and Technology, 3(9).
Irawanto, R. 2014. Seleksi Tumbuhan Akuatik
Koleksi Kebun Raya Purwodadi dalam ORD. 2010. Introduction of Phytoremediation.
Fitoteknologi Lingkungan. Prosiding Office of Research and Development -
Seminar Nasional Pendidikan Sains, U.S. Environmental Protection Agency.
UNESA, Surabaya. Ohio.
Knox, A.S., J. Seaman, D.C. Andriano, dan G. Priyanto B., dan J. Prayitno. 2004. Fitoremediasi
Pierzynski. 2000. Chemostabilization of Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan
metals in contaminated soils. Di dalam: Pencemaran, Khususnya Logam
Wise DL, Trantolo DJ, Cichon EJ, Berat. Jurnal Informasi Fitoremediasi.
Inyang HI, Stottmeister U (ed).
Bioremediation of Cotaminated Soils. Rahmawati, C.O.D. 2014. Fitoforensik Logam
New York, Marcek Dekker. Berat Timba (Pb) dan Tembaga (Cu)
Pada Tumbuhan Krokot (Portulaca
66 Jurnal Purifikasi, Vol. 15, No. 1, Juli 2015