Anda di halaman 1dari 9

PERAWATAN DIRI HIPERTENSI DALAM UPAYA MENGONTROL TEKANAN

DARAH

A’an Dwi Sentana

Abstract: Hypertension is “a silent killer” Based on data from the Global Burden of Disease
(GBD) 2004, Cardiovascular Disease was the highest position in the cause of death,
amounting to 31.5%, and hypertension ranks second of cardiovascular disease after ischemic
heart disease. Efforts to prevent complications in undertaking the course with self-care and
treatment is lifestyle modification good habits
Hypertension can be controlled through hypertensive self-care efforts. This includes taking
the medicine as directed, monitoring blood pressure and making changes in lifestyle (such as
exercise, reducing salt intake and increasing consumption of fruits and vegetables).

Kata Kunci : Perawatan diri, hipertensi


1. Latar Belakang. Kerusakan organ merupakan istilah umum yang
Hipertensi seringkali muncul tanpa
digunakan untuk menyebut terjadinya
adanya gejala, sehingga seringkali disebut
komplikasi akibat hipertensi yang tak terkontrol
sebagai “a silent killer” (pembunuh
(Santoso, 2010).
terselebung) dan sebenarnya hipertensi dapat
Upaya untuk mencegah terjadinya
dikontrol bila faktor resiko hipertensi mampu
komplikasi tersebut tentunya dengan
dikendalikan. Pengendalian ini meliputi upaya
menjalankan upaya perawatan diri yaitu
pemeliharaan kesehatan oleh petugas dan
pengobatan dan modifikasi kebiasaan pola hidup
pemeliharaan kesehatan mandiri oleh individu
yang baik. Santoso (2010) menyatakan bahwa
yang bersangkutan. Upaya pengendalian ini
sebagian besar efek buruk dari hipertensi dapat
melalui perawatan diri hipertensi meliputi:
dicegah dengan pendekatan farmakoterapi dan
meminum obat sesuai anjuran, memantau
memodifikasi kebiasaan pola hidup. Pencegahan
tekanan darah dan melakukan perubahan pola
hipertensi menurut Rizzo et.al., (2007), berpusat
hidup (seperti olah raga, mengurangi konsumsi
pada menghindari atau menghilangkan faktor
garam dan meningkatkan konsumsi buah dan
resiko yang diketahui, seperti mengatur pola
sayuran) (Viera & Jamieson, 2007).
makan, berolah raga secara teratur, berhenti
Namun hingga saat ini pelaksanaan
merokok, menurunkan berat badan, mengurangi
perawatan diri di rumah oleh pasien hipertensi
konsumsi alkohol, dan konsumsi obat
belum maksimal. Hal dibuktikan dengan hasil
antihipertensi yang dapat menjaga tekanan darah
penelitian Susan A. Oliveria, et al. (2004)
pada tingkat yang tidak akan menyebabkan
bahwa 50% sampai 75% pasien yang telah
kerusakan pada jantung dan organ lainnya.
didiagnosa hipertensi dan sedang mendapatkan
2. Konsep hipertensi
pengobatan tidak melakukan upaya perawatan
a. Pengertian Hipertensi
diri untuk mengontrol tekanan darahnya secara
Hipertensi adalah tekanan darah
teratur.
persisten di mana tekananan sistoliknya diatas
Penatalaksanaan yang tidak tepat oleh
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90
penderita hipertensi dengan tidak melakukan
mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
upaya perawatan diri yang benar, akan
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
berdampak kepada peningkatan tekanan darah
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (
yang berkepanjangan dan akan merusak
Smeltzer & Bare, 2001 ).
pembuluh darah yang ada di sebagian besar
tubuh. Beberapa organ penting seperti jantung,
ginjal, dan otak akan mengalami kerusakan.
b. Klasifikasi Hipertensi. yang serius. Oleh karena itu, penyakit ini sering
Menurut The Seventh Report of The Joint disebut “ silent killer “ (pembunuh diam-diam).
National Committee on Prevention, Detection, Sekitar 30% penderita hipertensi tidak
Evaluation, and Treatment of High Blood menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi.
Pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah Tidak adanya gejala yang menyertai kebanyakan
pada orang dewasa umur ≥ 18 tahun, terbagi penderita sering tidak percaya diagnosis dokter
menjadi kelompok normal, prahipertensi, dan tidak menjalani terapi yang disarankan
hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang dokter (Windarti, 2008).
terlihat pada Tabel 1 di bawah ini. Dari beberapa penelitian, ada beberapa
Tabel1.Klasifikasi Tekanan Darah menurut gejala yang dirasakan oleh sebagian orang.
JNC 7 Gejala-gejala tersebut bervariasi, antara lain
Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah sakit kepala, pusing, migren, perdarahan
Tekanan Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Darah
dihidung, sukar tidur, telinga berdenging,
Normal < 120 < 80 tengkuk terasa berat, berdebar dan sering
Prahipert 120-139 80-89
ensi kencing dimalam hari (Windarti, 2008).
Hipertensi 140-159 90-99
derajat 1 Menurut Smeltzer & Bare (2001) gejala
Hipertensi ≥ 160 ≥ 100
derajat 2
yang muncul biasanya menunjukkan adanya
Sumber: Yogiantoro, dkk.( 2007), Tazim kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang
Virani,et al.(2005).
khas sesuai dengan sistem organ yang

Dasar pemikiran adanya katagori divaskularisasi oleh pembuluh darah

prahipertensi dalam klasifikasi tersebut oleh bersangkutan. Penyakit arteri koroner dengan

karena pasien dengan prahipertensi beresiko angina adalah gejala yang paling mennyertai

untuk mengalami progresi menjadi hipertensi hipertensi. Yogiantoro dkk. (2007) tanda dan

dan mereka dengan tekanan darah 120-139/80- gejala pada gangguan vaskuler dapat berupa

89 mmHg beresiko dua kali lebih besar unntuk epistaksis, hematuria, penglihatan kabur karena

menjadi hipertensi dibandingkan dengan yang perubahan di retina, episode kelemahan atau

tekanan darahnya lebih rendah dizziness oleh karena transient cerebral

( Yogiantoro,dkk., 2007 ). ischemia, angina pectoris, sesak karena gagal

3. Manifestasi Klinis jantung.

Pada dasarnya penyakit ini sebagian 4. Konsep Perawatan diri hipertensi

besar diderita oleh seseorang tanpa merasakan Perawatan diri dapat didefinisikan

gejala-gejalanya walaupun sudah dalam tahap sebagai suatu aktivitas yang dilakukan oleh
pasien dalam usaha meningkatkan kesehatannya
atau mencegah penyakit (Viera & Jamieson, menimbulkan masalah jika tidak diterapi
2007). (Santoso, 2010).
Pada perawatan diri pasien hipertensi b. Pemantauan tekanan darah
meliputi minum obat sesuai anjuran, memantau Pemantauan tekanan darah dapat
tekanan darah, perubahan gaya hidup (olah raga, dilakukan dengan cara pengukuran tekanan
mengurangi garam, meningkatkan konsumsi darah. Pengukuran tekanan darah pada
buah dan sayur) (Viera & Jamieson, 2007). penderita harus dalam keadaan nyaman dan
a. Minum obat sesuai anjuran relaks, dan lengan tidak tertutup atau tertekan
Pengobatan hipertensi bertujuan untuk pakaian. Di samping itu pengukuran tekanan
menurunkan komplikasi hipertensi. Agar tidak darah sebaiknya setelah penderita diberi
terjadi komplikasi hipertensi, maka harus kesempatan istirahat lebih kurang 5 menit,
dipatuhi aturan minum obat yang disarankan penderita dalam keadaan posisi duduk di kursi,
oleh dokter dengan cara menurut Santoso (2010) kaki di atas lantai dan lengan disangga sehingga
sebagai berikut: posisi setinggi jantung (Yogiantoro dkk., 2007).
1)Tepat Dosis, jangan menambah jumlah obat Adapun cara pengukuran tekanan darah
tanpa sepengetahuan dokter anda. menurut Yogiantoro dkk. (2007) adalah:
2)Tepat waktu, jangan lupa minum obat. Agar 1) Untuk mengukur tekanan darah terdapat 3
senantiasa terjaga dari faktor lupa, maka jenis sphygmomanometer, yaitu manometer
minumlah obatnya di saat menjelang akivitas aneroid manometer elekronik (kurang akurat bila
rutin yang tidak pernah terlupakan tiap digunakan berulang-ulang), manometer
harinya. merkuri/air raksa. Gunakan manset dengan
3)Sadari bahwa lupa minum obat berarti ukuran inflatable bag (karet yang ada di bagian
kelangsungan obat untuk memproteksi organ dalam manset) yang sesuai, yaitu lebar ± 40%
akan melemah. dari lingkar lengan (rata-rata pada orang dewasa
4)Rencanakan kunjungan keklinik secara regular 12-14 cm) dan panjang ± 60-80% lingkar
dan pastikan jadwal kunjungan berikutnya lengan, sehingga cukup panjang untuk
sebelum meninggalkan ruang periksa. melingkupi lengan.
Hal yang harus disadari oleh pasien 2) Pasang manset pada lengan atas dengan pusat
menghentikan pengobatan karena tekanan darah inflatable bag di atas arteri Brakhialis (pada sisi
kembali normal adalah cara yang berbahaya. dalam lengan atas) dan sisi bawah manset ± 2,5
Hipertensi merupakan kondisi abnormal seumur cm di atas fosa antecubiti.
hidup, umumnya tidak bisa hilang dan terus 3) Posisi lengan penderita sedikit fleksi pada
siku, lengan harus disangga (dengan bantal,
meja atau benda lain yang stabil), pastikan 4).Mengevaluasi hipertensi yang dialami
bahwa manset setinggi jantung. Cari arteri tergolong hipertensi jas putih artinya
Brakhialis, biasanya sedikit medial dari tendon mengalami tekanan darah tinggi saat diukur di
biceps. klinik, sedangkan dirumah atau tempat kerja
4) Lakukan pemeriksaan palpatori tekanan darah ternyata tekanan darahnya normal.
sistolik (TDS) yaitu ibu jari atau jari-jari lain Hipertensi (tekanan darah tinggi) sering
diletakkan di atas arteri Brakhialis, manset tidak dirasakan oleh penderitanya maka
dipompa/dikembangkan sampai ± 30 mmHg di dianjurkan memeriksakan tekanan darah secara
atas tingkat dimana pulsai mulai tidak teraba, teratur, setidaknya 3 bulan sekali dan
kemudian manset pelan-pelan dikendurkan dan memeriksakan kondisi tubuh secara rutin ke
akan didapatkan tekanan darah sistolik yaitu saat petugas kesehatan. Jika pernah mengidap
pulsasi mulai teraba kembali. tekanan darah tinggi dan hingga kini masih
5) Selanjutnya stetoskop diletakkan di atas tinggi sebaiknya lebih sering melakukan
arteri Brakhialis, manset dipompa kembali pemeriksaan tekanan darah. Hipertensi dapat
sampai ± 30 mmHg di atas harga palpatori diketahui dengan mengukur tekanan darah
tekanan darah sistolik, kemudian manset secara teratur (Sutanto, 2010).
dikendurkan pelan-pelan (kecepatan 2-3 c. Melakukan aktivitas olah raga
mmHg/detik). tekanan darah sistolik dicatat
Berolah raga secara teratur merupakan
pada saat terdengar bunyi yang pertama
salah satu cara untuk mencegah hipertensi atau
(Korotkoff I) sedangkan tekanan darah diastolik
mengontrol tekanan darah. Pada pasien
dicatat jika bunyi tidak terdengar lagi (Korotkoff
hipertensi disarankan untuk melakukan olahraga
V).
seperti jalan cepat 30-45 menit, 3-4 kali
Pemantauan tekanan darah tekanan darah
perminggu (Sutanto, 2010). Melakukan olah
dapat dilakukan dirumah oleh pasien dengan
raga tidak perlu olah raga berat, cukup olah raga
tujuan menurut Pham (2005) adalah sebagai
ringan atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari
berikut:
selama kurang lebih 30 menit setiap hari. Olah
1).Mengkomfirmasi ketepatan diagnosis dokter.
raga atau pekerjaan sehari-hari dapat dilakukan,
2).Dapat menekankan pentingnya terapi non
misalnya jalan cepat, jogging, bersepeda atau
farmakologi, termasuk pola makan dan olah
berkebun. Aktivitas tersebut dapat
raga.
dikombinasikan atau dilakukan secara
3).Dapat mengevaluasi efek dari pemberian obat
bergantian. Beberapa contoh aktivitas dan olah
antihipertensi.
raga tingkat sedang yang dapat dilakukan seperti 220 - umur X 0.6 = 60% maksimal denyut
jantung (heart rate).
di bawah ini (Windarti, 2008).
220 - umur X 0.7 = 75% maksimal denyut
Tabel 2 Contoh aktivitas sehari-hari dan olah jantung (heart rate) (Tazim et al., 2005).
Sedangkan olahraga fisik yang tidak
raga tingkat sedang.
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah
Aktivitas Sehari- Olahraga
Hari yang menuntut pengerahan tenaga yang tiba-tiba
1.Mencuci dan 1.Berjalan 3,2 km atau upaya yang terus-menerus, demikian juga
mengelap mobil dalam 30 menit
40-60 menit 2.Bermain voli 45-60 kompetisi atletik sudah pasti tidak dianjurkan.
2.Membersihkan menit Ini mencakup semua olahraga yang melibatkan
jendela/lantai 3.Bersepeda 5 mil
selama 40-60 selama 30 menit pernapasan yang dipaksakan dan yang
menit 4.Menari selama 30 menaikkan tekanan darah : tinju, lari jarak
3.Berkebun selama menit
30 menit-45 5.Bermain basket 15-20 pendek, menyelam, lempar cakram, dan tolak
menit menit peluru, push-up, dan lain-lain (Wolff, 2006).
4.Menjalankan 6.Berenang 20 menit
sendiri kursi roda Menurut Yogiantoro dkk. (2007)
selama 30-40 meningkatkan aktivitas fisik misalnya berjalan
menit
5.Menyapu daun- minimal 30 menit/hari diharapkan menurunkan
daun selama 30 tekanan darah sistolik 4-9 mmHg.Sedangkan
menit
6.Naik turun menurut Sutanto, (2010) pengaruh olah raga
tangga selama 15 dalam jangka panjang sekitar 4-6 bulan dapat
menit
Sumber : Chobanian, A.V.et. al. dalam menurunkan tekanan darah sebesar 7,4/5,8
Windarti ( 2008 ). mmHg tanpa bantuan obat hipertensi. Olah raga
Sebelum berlatih, sebaiknya lebih dahulu secara teratur idealnya dilakukan tiga hingga
ketahui batas aman latihan, untuk menentukan lima kali dalam seminggu dan minimal setengah
intesitas dan batas latihan yang akan dilakukan jam setiap setiap sesinya dengan intensitas
ukurannya adalah DJM (Denyut Jantung sedang, seperti jalan kaki, jogging, bersepeda
Maksimal) yang didapat dari faktor 220 dan berenang.
dikurangi umur, diikuti dengan persen DJM. d. Diet rendah garam
Intensitas latihan yang aman berada antara 60- Sedangkan yang dimaksud dengan dengan
75% DJM. Rumus untuk denyut jantung diet rendah garam adalah garam natrium seperti
maksimal yaitu: yang terdapat di dalam garam dapur (NaCl),
220 - umur = maksimal denyut jantung (heart soda kue (Na HCO3), baking powder, natrium
rate). benzoate dan vetsin (mono sodium glutamate)
(Almatsier, 2006). Konsumsi natrium yang
dianjurkan tidak lebih dari 100 mmol/hari (6 seperti :
makroni,
gram NaCl) (Yogiantoro dkk., 2007). Menurut
mi, bihun,
WHO (1990) dalam Almatsier (2006) juga roti,
biskuit, kue
mengajurkan pembatasan konsumsi garam
kering
dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan
2400 mg natrium). The Canadian Hypertensive
Sumber Daging dan Otak, ginjal,
Education Program (2005) dalam Tazim et al. protein ikan lidah, sardine
hewani telur maksimal ;daging, ikan,
(2005) merekomendasikan pembatasan
maksimal 1 100g susu, telur yang
konsumsi garam untuk penderita hipertensi 65- butir sehari sehari, diawetkan
telur dengan garam
100 mmol/hari, setara dengan 1500-2400 mg
maksimal 1 dapur seperti
atau 2/3- 1 sendok teh (sdt). butir daging asap,
dendeng, abon,
1) Tujuan diet
keju, ikan asin,
Membantu menghilangkan retensi garam atau ikan kaleng,
kornet, udang
air dalam tubuh dan menurunkan tekanan
kering, telur asin
darah pada penderita hipertensi dan telur
pindang.
2) Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan Sumber Semua Semua kacang-
protein kacang- kacangan dan
nabati kacangan hasilnya yang
Tabel 3 Bahan makanan yang dianjurkan dan
dan dimasak dengan
tidak dianjurkan
hasilnya garam dapur
yang
Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan
diolah dan
makanan
dimasak
Sumber Beras, Roti, biscuit dan
tanpa
karbohi drat kentang, kue-kue yang
garam
singkong, dimasak dengan
dapur
terigu, garam dapur atau
tapioka, baking powder
Sayuran Semua Sayuran yang
hunkwe, dan soda
sayuran dimasak dan
gula,
segar, diawetkan
makanan
sayuran dengan garam
yang
yang dapur dan lain
diolah dari
diawetkan ikatan natrium,
bahan
tanpa seperti sayuran
makanan
garam dalam kaleng,
tersebut di
dapur sawi asin, asinan
atas tanpa
dan acar.
garam
dapur dan
Buah- Semua Buah-buahan
soda
buahan buah- yang diawetkan
buhan dengan garam c.Meningkatkan aktivitas fisik misalnya berjalan
segar; buah dapur dan ikatan minimal 30 menit/hari diharapkan menurunkan
yang lain natrium tekanan darah sistolik 4-9 mmHg
diawetkan seperti seperti d.Mengurangi konsumsi natrium tidak lebih dari
tanpa buah dalam 100 mmol/hari (6 gram NaCl), diharapkan
garam kaleng. menurunkan tekanan darah sistolik 2-8
dapur dan mmHg.
natrium e.Menurunkan berat badan (indeks masa tubuh
benzoate diusahakan 18,5-24,9 kg/m²) diperkirakan
menurunkan tekanan darah sistol 5-20
Lemak Minyak Margarine dan mmHg/10 kg penurunan berat badan.
goreng dan mentega biasa f.Diet asupan kalium dan calcium dengan
mentega mengkonsumsi makanan kaya buah, sayur,
tanpa rendah lemak, hewani dan mengurangi asam
garam lemak jenuh diharapkan menurunkan tekanan
darah sistolik 8-14 mmHg.
Bumbu Semua Baking
bumbu- powder, soda 6.Saran
bumbu kue, vetsin dan Bagi penderita hipertensi perlu kiranya
kering bumbu-bumbu melakukan upaya perawatan diri dengan baik
yang tidak yang mengan dan benar sehingga tekanan darah dapat
mengandun dung ga ram terkontrol dan kompilkasi dapat dicegah
g garam dapur seperti :
dapur dan kecap, terasi,
lain ikatan petis, taoco.
natirum. DAFTAR PUSTAKA

Mengurangi konsumsi natrium tidak lebih dari Almatsier, S, 2006, Penuntun Diet, edisi baru,
100 mmol/hari (6 gram NaCl), diharapkan Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
(Yogiantoro,dkk., 2007). Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
e. Menurunkan berat badan (indeks masa tubuh
diusahakan 18,5-24,9 kg/m²) diperkirakan Oliveria S.A., Chen R. S., Mc Cartthy, B. D.,
menurunkan tekanan darah sistol 5-20 2004, Hypertension Knowledge,
mmHg/10 kg penurunan berat badan Awareness, and Attitude in a
(Yogiantoro,dkk., 2007). Hypertension Population, Journal of
f.Diet asupan kalium dan calcium dengan General Internal Medicine, Diakses 27
mengkonsumsi makanan kaya buah, sayur, Februari
rendah lemak, hewani dan mengurangi asam 2011,<http:/www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/
lemak jenuh diharapkan menurunkan tekanan articles/PMC1490067/pdf/jgi30353.pdf>.
darah sistolik 8-14 mmHg
(Yogiantoro,dkk., 2007). Pham, Q, D., 2005, Self Care For Patient With
Hypertension, Diakses tanggal 27
5. Kesimpulan Februari 2001, dari Pharmacy Times, <
Perawatan diri hipertensi dapat mengontrol http://www.pharmacytimes.com/issue/ph
tekanan darah dengan cara: armacy/2005/2005-03/2005-03-9371 >.
a. Minum obat teratur
b.Mengukur tekanan darah secara teratur
Rizzo, T & Teresa G, Hypertension, diakses 25
Februari 2011, <
http://blog.gale.com/thepulse/uncategori
zed/do-you-have-high-blood-pressure/ >.

Santoso, D., 2010, Membonsai Hipertensi, PT.


Temprina Media Grafika, Surabaya.

Smeltzer & Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah, Brunner & Suddarth,
edisi, 8, EGC, Jakarta.

Sutanto, 2010, Cekal Penyakit Modern


Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol
dan Diabetes, Andi, Yogyakarta.

Tazim, V., McConnell, H., Gracon, S.L., 2005,


Nursing Management For Hypertension,
RNAO, Ontario.

Viera, A.J., & Jamieson, B., 2007. How


Effective Hypertension Self Care
Intervention, Diakses 27 Februari 2011,
Journal of Family Practice,Vol 56, No 3,
March 2007, diakses 24 Februari 2011,<
http://findarticles.com/p/articles/mi_m06
89/is_3_56/ai_n27182980/pg_2/>

Windarti, 2008, Tekanan Darah Tinggi, dalam


CahyonoJ.B. ( ed), Gaya Hidup &
Penyakit Moderen, Kanisus, Yogyakarta.

Yogiantoro, Pranawa,Irwandi, C., Santoso, D.,


Mardiana, N., 2007, Hipertensi , dalam
Tjokroprawiro, A., Setiawan, P.B.,
Santoso, D., Sogianto,G. ( ed), Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Airlangga
University Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai