Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PERBANDINGAN HUKUM PIDANA

Oleh
NAMA : DEWA NGAKAN PUTU ANDI ASMARA, SH.
NIM : I2B015017

MAGISTER ILMU HUKUM


UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dari struktur budaya dan kultur masyarakatnya, indonesia dan malaysia tidak jauh
berbeda. Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil judul “perbandingan hukum pidana
indonesia dengan malaysia” karena dua duanya merupakan etnis melayu maka perlu
pemahaman lebih terhadap persamaan dan perbedaan antara keduanya agar kita dapat
membayangkan kelebihan dan kekurangan apa saja yang dimiliki oleh sistem hukum kedua
negara sehingga membuat kita menjadi saling memahami.
Seperti beberapa waktu yang lalu telah kita ketahui bahwa indonesia dan malaysia
mengalami perbedaan pendapat terhadap batas batas wilayah negara yang kemudian
membawanya kepada arah permusuhan yang sebenarnya tidak perlu terjadi, namanya juga
tetangga, nanti kalau terjadi apa apa siapa lagi yang akan membantu kita kalau bukan
tetangga ? seperti itulah perumpamaannya.
Lagipula jikalau benar benar terjadi perang antara indonesia dan malaysia tentu saja yang
diuntungkan yaitu negara negara pengekspor senjata seperti Amerika dan sekutu sekutunya
serta tentu saja musuh musuhnya, sedangkan pihak yang berperang hanya akan mendapatkan
kerugian yang tak terhingga dampaknya terhadap kehidupan bermasyarakat.
Kembali lagi mengenai hukum pidana masing masing negara kalau dilihat dari
sejarahnya, kitab undang undang hukum pidana indonesia merupakan peninggalan atau
warisan dari zaman penjajahan Belanda yang telah memegang kendali selama kurang lebih
350 tahun. Itu bukanlah waktu yang singkat mengingat betapa menderitanya rakyat indonesia
pada waktu itu, bayangkan saja betapa lamanya waktu tersebut sehingga membuat Kitab
Undang Undang Hukum Pidana tersebut menjadi sulit sekali untuk ditinggalkan. Mungkin
karena sudah mendarah daging di benak kita.
Coba kita bandingkan dengan Kitab Undang Undang Milik Malaysia yang tidak jauh
berbeda dengan Kitab yang kita miliki kalau dilihat dari sisi sejarahnya.
B. Rumusan Masalah
Dalam melakukan perbadingan antara hukum pidana indonesia dengan hukum pidana
malaysia yang tercantum dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana masing masing negara
kita perlu memahami hukum pidana indonesia negara kita terlabih dahulu, bagaimana kita
membandingkan dua hal jikalau tidak memahami obyek kajiannya terlebih dahulu.
Dalam tulisan kali ini yang menjadi permasalahannya antara lain :
1. Pengertian perbandingan hukum pidana.
2. Bagaimana gambaran dari masing masing negarra beserta sistem hukum pidana masing
masing negara yang akan dibandingkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perbandingan Hukum Pidana


1. Menurut Dr. Sunaryati Hartono :
“Perbandingan Hukum bukanlah suatu bidang hukum tertentu seperti hukum tanah, hukum
perburuhan, atau hukum acara akan tetapi sekedar merupakan cara penyidikan suatu metode
untuk membahas suatu persoalan hukum dalam bidang manapun juga”
2. Menurut R.H.S. Tur :
“Ilmu Hukum Umum (general jurisprudence) dan perbandingan hukum (comparative law)
merupakan dua sisi yg berbeda dari mata uang yg sama
(a different sides of the same coin)”
Ilmu hukum umum tanpa perbandingan adalah kosong dan formal (empty and formal);
sebaliknya perbandingan hukum tanpa ilmu hukum umum adalah buta dan tidak dapat
membeda-bedakan (blind and discriminating).
Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perbandingan hukum bukan
suatu cabang hukum, bukan suatu perangkat peraturan, perbandingan hukum merupakan
cabang ilmu hukum dan perbandingan hukum merupakan metode penelitian bahwa dalam
penelitian hukum normatif perbandingan hukum merupakan suatu metode

B. Perbandingan Sistem Kitab Undang Undang Hukum Pidana


Negara malaysia merupakan salah satu negara yang menerapkan unsur unsur hukum
islam di dalam sistem hukumnya sehingga sistem hukumnya kebanyakan dipengaruhi oleh
hukum islam meskipun penduduknya mayoritas islam
Dibandingkan dengan KUHP modern, KUHP Malaysia termasuk ketinggalan jaman.
Sistem dan dasarnya sangat berbeda. Perbedaan yang palin mendasar ialah KUHP Malaysia
tidak terdiri dari buku I, II, dan seterusnya sebagaimana KUHP kita dan KUHP asing lainnya,
melainkan KUHP Malaysia langsung terbagi atas bab-bab yang perinciannya antara lain
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi ketentuan-ketentuan berlakunya KUHP ini. Tidak tercantum
asas legalitas sebagaimana yang tercantum dalam pasal 1 ayat 1 Kitab Undang Undang
Hukum Pidana (KUHP) Indonesia. Begitu Juga tentang perubahan perundang undangan yang
menguntungkan terdakwa sebagaimana tercantum dalam banyak KUHP di dunia ini.
Bab II berisi definisi- definisi istilah dalam KUHP ini. Disinipun ditambahkan ilustrasi
dan penjelasan yang panjang-panjang.
Bab III mengenai pidana, hanya mengatur tentang pidana terhadap delik gabungan, jika
dibandingkan KUHP kita ketentuan ini kurang lengkap.
Bab IV mengatur tentang pengecualian umum, yang terbagi atas alasan pembenar dan
pemaaf. Pengecualian terhadap penjatuhan pidana ini sangat mendetail, dengan penjelasan
ilustrasi. Hakikatnya sama dengan KUHP kita dalam pasal 48 sampai dengan pasal 51 KUHP
kita
Bab V mengatur tentang penganjuran, meskipun tidak sama dapat disejajarkan dengan
delik menyuruh melakukan atau doen plegen didalam KUHP kita. Delik ini juga jika orang
yang dianjurkan berada di luar Malaysia. Delik penganjuran ini diatur mendetail dengan
ilustrasi dan dan penjelasan terinci.
Bab VA mengatur tentang delik persekongkolan atau komplotan (Conspiracy). Mulai
bab ini dicantumkan sanksi pidanya, sejajar dengan buku II KUHP kita yang membahas
mengenai penyertaan, pembantuan dan perbarengan.
Bab VI mengatur tentang delik-delik terhadap negara. Walaupun berbeda rumusan,
sejajar dengan buku I dan II KUHP kita.
Bab VII, mengatur delik-delik berkaitan dengan angkatan bersenjata. Tidak ada
padanannya di KUHP kita, karena tercantum di Kitab Undang Undang Hukum Pidana Militer
(KUHPM).
Bab VIII mengenai delik-delik terhadap ketentraman umum. Padanannya terdapat pada
Bab V buku II KUHP (lama) kita, namun berbeda rumusan misalnya: KUHP Malaysia mulai
dengan pertemuan dan perkumpulan terlarang, sedangkan KUHP kita mulai dengan delik
kebencian dan permusuhan dan penodaan lambing negara. Bab IX mengenai delik yang
berkaitan dengan pegawai negeri. Dalam KUHP kita diatur di bab XXVIII mengenai delik
jabatan (ambtsdelicten ). Perbedaannya delik suap menyuap dalam KUHP kita masuk delik
korupsi, sedangkan di Malaysia delik korupsinya memiliki perumusan tersendiri yan bersifat
sangat darurat, yang menyimpang dari arti ketentuan KUHP-nya. Jadi disana ada dua buah
UU anti- korupsi. Jadi seorang pejabat korupsi ia dapat didakwa tig UU sekaligus, yaitu dua
UU anti-korupsi dan KUHP yang berkaitan dengan pegawa negeri.
Bab X mengenai penghinaan terhadap wewenang yang sah pegawai negeri, yang isisnya
mengenai pembangkangan terhadap pegawai negeri yang menjalankan wewenangnya yang
sah, seperti tidak mematuhi panggilan atau perintahyang lain dari pegawai negeri, mencega
diserahkan kepadanya panggilan dan seterusnya. Ini dapat disejajarkan dengan Bab VIII
Buku II KUHP (lama)
Bab XI mengenai bukti palsu delik-delik terhadap peradilan umum. Disini diatur tentang
sumpah palsu, termasuk pula disini delik- delik yang biasanya digolongkan di dalam delik
contempt of court yang dalam KUHP baru kita dalam bab tersendiri.
Bab XII mengatur tentang delik-delik yang berkaitan dengan uang logam dan perangko
pemerintah. Ini disejajarkan dengan Bab X KUHP (lama) tentang pemalsuan uang.
Bab XIII mengenai delik-delik timbangan dan ukuran. Di Indonesia delik demikian
diatur secara khusus dalam UU Tera Legal NO. 2 th 1981.
Bab XIV mengatur tentan delik-delik terhadap kesehatan umum, keselamatan,
kesenangan, kesopanan, dan kesusilaan. Kalau kita telaah bab ini, terinci tentang kebisingan,
kesehatan lingkungan, termasuk penjualan makanan, minuman dan obat yang merusak
kesehatan pencemaran air dan udara, sampai keselamatan lalu- lintas di jalan, dan navigasi
kapal. Di Indonesia delik mengenai hal yang membahayakan keselamatan umum manusia
dan benda di bab VII buku II KUHP lama, delik kesusilaan di bab XIV KUHP.
Bab XV mengatur tentang delik agama, dibandingkan dengan pasal 156 a Bab V buku I
KUHP lama Indonesia.
Bab XVI tentang delik terhadap badan manusia. Termasuk terhadap nyawa, aborsi,
pembunuhan bayi, penganiayaan, pembatasan dan pengurungan orang, penyerangan terhadap
orang, penculikan, melarikan orang, perbudakan dan kerja paksa. Disejajarkan dengan bab
IX tentang penganiayaan,Bab XVIII tentang kejahatan, tentang kemerdekaan, semuanya
dalam buku II KUHP lama Indonesia.
Bab XVII tentang delik harta benda yang sejajar dengan bab XXI tentang pencurian, bab
XIV tentang penggelapan, bab XXX tentang panadahan, bab XXV tentang penipuan, dan
Bab V delik memasuki kediaman orang, semuanya dalam buku II KUHP lama Indonesia.
Bab XVIII mengenai delik yng berkaitan tentang dokumen, perdagangan dan merek,
yang sejajar dengan bab X tentang pemalsuan uang (Uang kertas negara, uang kertas bank),
bab XI tentang pemalsuan materai, merek dan bab XII tentang pemalsuan surat, semuanya di
buku II KUHP lama Indonesia.
Bab XIX Malaysia ini telah dihapus.
Bab XX delik mengenai perkawinan. Sejajar dengan bab XIII tentang kejahatan
mengenai asal-usul dan perkawinan dalam buku II KUHP lama Indonesia.
Bab XXI mengenai delik pencemaran atau fitnah. Sejajar dengan Bab XVI tentang
penghinaan dalam buku II KUHP lama Indonesia dan yang terakhir. Bab XXII tentang delik
intimidasi kriminal, penghinaan dan ganguan. Sejajar dengan bab XXIII tentang delik
pemerasan dan pengancaman KUHP kita. Secara umum KUHP Malaysia ini termasuk KUHP
kuno jika dibandingkan misalnya dengan WvS Belanda sekarang dan tentu saja KUHP Baru
Indonesia yang segera lahir itu.

C. Tabel Sistematika Perbandingan KUHP Malaysia Dan KUHP Indonesia

No. Ketentuan Dalam KUHP KUHP Malaysia KUHP Indonesia


Bab I (tidak dicantumkan
1. Ketentuan Berlakunya KUHP Buku 1 Bab I
asas legalitas)
2. Definisi istilah dalam KUHP Bab II Buku 1 Bab IX
Bab III (hanya mengenai
3. Pidana delik gabungan Buku 1 Bab II
(perbarengan)
4. Pengecualian Umum Bab IV Buku 1 Bab III
5. Penganjuran/Penyertaan Bab V Buku 1 Bab V
6. Perbarengan Bab Va Buku 1 Bab VI
7. Kejahatan Terhadap Negara Bab VI Buku 2 Bab 1
Diatur dalam
Delik yang berkaitan dengan undang-undang
8. Bab VII
angkatan bersenjata tersendiri mengenai
militer
Delik Terhadap Ketentraman
9. Bab VIII Buku 2 Bab V
umum
Delik Yang dilakukan oleh
10. Bab IX Buku 2 Bab XXVIII
Pegawai Negeri
Penghinaan terhadap
11. wewenang yang sah pegawai Bab X Buku 2 Bab X
negeri
12. Bukti Palsu Bab XI
Delik tentang uang logam
13. Bab XII Buku 2 Bab X
atau perangko pemerintah
diatur secara khusus
14. Delik Timbang dan ukuran Bab XIII
diluar KUHP
15. Delik Terhadap Kesehatan Bab XIV Buku 2 Bab VII
Umum, keselamatan, (delik
kesenangan, kesopanan dan membahayakan
kesusilaan keselamayan umum)
Buku 2 Bab XIV
(delik kesusilaan)
Buku 2 Bab V Pasal
16. Delik Agama Bab XV
156a
Delik terhadap badan Buku 2 Bab XVIII
17. Bab XVI
manusia dan Bab XIX
Buku 2 Bab V, XXI,
18. Delik terhadap harta benda Bab XVII XXIV, XXV dan
XXX
Delik berkaitan dengan
Buku 2 Bab X, XI,
19. dokumen, perdagangan dan Bab XVIII
dan XII
merk
20. Delik mengenai perkawinan Bab XX Buku 2 Bab XIII
21. Delik pencemaran atau fitnah Bab XXI Buku 2 Bab XVI
22. Delik Intimidasi kriminal Bab XXII Buku 2 Bab XXIII
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Setelah melihat pembahasan diatas maka ditarik kesimpulan bahwa KUHP


Malaysia dan KUHP Indonesia memiliki perbedaan yang mendasar, yang mana dalam
KUHP Indonesia terdapat pembagian Buku I, Buku II dan Buku III, sedangkan dalam
KUHP Malaysia langsung dibagi per-Bab. KUHP Malaysia tergolong katagori KUHP
yang kuno, sebab di semua negara KUHP yang digunakan sudah diklasifikasikan
menurut buku yang dihimpun kedalam sebuah kitab undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai