Anda di halaman 1dari 4

TP4 PUSAT

KEJAKSAAN AGUNG R.I.

KERTAS KERJA TP4 PUSAT


Nomor : KK- /TP4P/Set/04/2016

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya pengawalan dan pengaman Tim TP4P


kepada PT. PLN (Persero) terhadap proyek pengadaan penyewaan pembangkit listrik di
atas kapal Leasing Marine Vessel Power Plant (LMVPP), bersama ini kami laporkan
hasil Kajian hukum dari pengawalan dan pengamanan yang telah dilaksanakan sebagai
berikut dengan kesimpulan sebagai berikut :
I. Paparan dari Tim Leasing Marine Vessel Power Plant PT. PLN (Persero)
- Leasing Marine Vessel Power Plant (LMVPP) merupakan proyek pengadaan
penyewaan pembangkit listrik terapung yang beroperasi di atas kapal laut yang
dilakukan oleh PT. PLN (Persero) guna untuk memastikan ketersediaan tenaga
listrik di 5 (lima) lokasi di Indonesia, yaitu : Wilayah Sulawesi Utara, Sumatera
Bagian Utara, Kupang, Ambon dan Lombok yang mengalami kekurangan
pasokan tenaga listrik dan menjamin keandalan pasokan tenaga listrik serta
mempertahankan kesinambungan penyediaan tenaga listrik.
- Pengadaan ini sudah tercantum dalam RKAP Tahun 2016 dan dilaksanakan
dengan berpedoman pada Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.
620.K/DIR/2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Persero) dan
perubahannya, karena sumber anggaranya berasal dari APLN.
- Mengingat pengadaan Leasing Marine Vessel Power Plant ini dilakukan dengan
skema Sewa Pembangkit (Operational Lease) maka prosesnya tidak perlu
berpedoman kepada Peraturan Menteri ESDM terkait Pembelian Tenaga Listrik.
- Pelelangan pengadaan Marine Vessel Power Plant diumumkan pada media
massa (Koran Tempo dan Jakarta Post tanggal 28 Mei 2015) serta web PT. PLN
(Persero).
- Adapun metode pengadaan sesuai dengan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero)
No. 620.K/DIR/2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Persero) dan
perubahannya, yang dilakukan dengan menggunakan metode Pelelangan
Terbuka 2 (dua) Sampul dan persyaratan utama untuk mengikuti pelelangan
adalah sebagai berikut :
1. Pemberi sewa adalah pemilik sekaligus operator dari Marine Vessel Power
Plant.
2. Pemberi sewa harus menyediakan Marine Vessel Power Plant yang dapat
menggunakan dua bahan bakar (HFO/MFO dan Gas).
3. Tahun pembuatan Pembangkit adalah tahun 2010 atau sesudahnya.
4. Pemberi sewa mempunyai pengalaman sebagai pemilik sekaligus operator
dalam pekerjaan sejenis (Power Ship, Power Barge) dengan daya minimal
100 (seratus) MW dan pengalaman sebagai Pemberi sewa Pembangkit
minimal selama 5 (lima) tahun.
5. Peserta Pelelangan harus memenuhi rating minimum 5A2 yang dikeluarkan
oleh PT D&B atau perusahan/lembaga yang setara dan masih berlaku atau
memiliki kekayaan bersih diatas atau sama dengan Rp 85.000.000.000,-
(delapan puluh lima milyar rupiah).

1
II. Penyerahan Dokumen Leasing Marine Vessel Power Plant
Dokumen-dokumen terkait pengadaan Leasing Marine Vessel Power Plant yang
telah diserahkan oleh Tim LVMPP PT. PLN (Persero) kepada Tim TP4P adalah
sebagai berikut :
1. Dokumen Pelelangan
2. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 304.K/DIR/2009 tentang Batasan
Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT. PLN (Persero)
3. Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) no. 0620.K/DIR/2013 tentang Pedoman
Umum Pengadaan/Barang Jasa PT. PLN (Persero)
4. Akta Notaris Pendirian Perseroan Terbatas PT. Karpowership Indonesia
5. Surat Kuasa Khusus Karpoweship Indonesia
6. Pengesahan Kemenkumham Perubahan Data Perseroan Karpowership
Indonesia
7. Draft MVPP Lease Agreement
8. .......
III. Fakta Sesuai Hasil Rapat Pengawalan dan Pengamanan Terhadap Proyek
Pengadaan Penyewaan Pembangkit Listrik di Atas Kapal (Leasing Marine
Vessel Power Plant)
1. Rapat antara Tim TP4P oleh Sub Tim I dengan PT. PLN (Persero) yang terdiri
dari Tim Imbangan TP4 IK dan Tim Pengadaan pada hari Senin, 21 Desember
2015 bertempat di Ruang Rapat Jaksa Agung Muda Intelijen dengan agenda
rapat kick off dan perkenalan sekaligus paparan umum pengadaan Leasing
Marine Vessel Power Plant dengan permasalahan hukumnya, yang intinya
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan dan Proses Pelelangan Leasing Marine Vessel Power Plant
dilakukan secara terbuka dengan syarat utama yang telah ditentukan wajib
dipenuhi.
b. Kondisi kelistrikan di daerah Sulawesi Utara, Sumatera Bagian Utara,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Lokasi Sulawesi Selatan,
Lokasi Kupang, Ambon dan Lombok yang pada saat itu sedang mengalami
kekurangan pasokan pembangkit sehingga diperlukan pengadaan
pembangkit yang sifatnya mobile dan segera.
2. Rapat antara Tim TP4P oleh Sub Tim I dengan PT. PLN (Persero) yang terdiri
dari Tim Imbangan TP4 IK dan Tim Pengadaan pada hari Rabu, 26 Januari
2016 bertempat di Ruang Rapat Jaksa Agung Muda Intelijen, dengan agenda
rapat lanjutan paparan pengadaan Leasing Marine Vessel Power Plant, dengan
inti pembahasan, yakni :
a. Maksud dan tujuan pengadaan pengadaan Leasing Marine Vessel Power
Plant adalah untuk memastikan ketersediaan tenaga listrik di beberapa
lokasi yang mengalami kekurangan pasokan tenaga listrik dan ditempat-
tempat yang berbeda serta sulit transportasinya untuk menjamin keandalan
pasokan tenaga listrik serta mempertahankan kesinambungan penyediaan
tenaga listrik.
b. Pengadaan Marine Vessel Power Plant dilaksanakan di 5 lokasi
1) Medan,
2) Kupang,
3) Ambon,
4) Lombok
5) Amurang ......

2
IV. Analisa atas Fakta
a. Bahwa.....
- Hasil analisa permasalahan di atas adalah sebagai berikut:
a. Konstruksi kontrak sudah sesuai rekomendasi yang diberikan dan untuk
penandatanganan kontrak......

V. Kesimpulan
Dari uraian fakta dan analisa di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Perencanaan, pengadaan, evaluasi Sampul I dan II, penetapan pemenang serta
draf kontrak.
b. Peristilahan dalam kontrak
c. Kemampuan Karkey Karadeniz Elektrik Uretim A.S. (legal standing,
administratif, perizinan,teknis, keuangan)
d. Komponen Aritmatika Harga Sewa (Komponen biaya investasi; Komponen biaya
tetap operasi dan pemeliharaan; dan Komponen biaya variabel operasi dan
pemeliharaan)
e. ...............,
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proyek pengadaan penyewaan pembangkit
listrik terapung, “Leasing Marine Vessel Power Plant” (LMVPP) tahun 2016
merupakan proyek pengadaan penyewaan pembangkit listrik terapung yang
beroperasi di atas kapal laut yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) di 5 (lima)
lokasi di Indonesia, Sulawesi Utara, Sumatera Bagian Utara, Kupang, Ambon dan
Lombok, sudah memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 620.K/DIR/2013 beserta
perubahannya.

VI. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, TP4 Pusat merekomendasikan pelaksanaan
proyek pengadaan penyewaan pembangkit listrik terapung, “Leasing Marine
Vessel Power Plant” (LMVPP) merupakan proyek pengadaan penyewaan
pembangkit listrik terapung yang beroperasi di atas kapal laut yang dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) di 5 (lima) lokasi di Indonesia, Sulawesi Utara (sudah
dioperasionalkan), Sumatera Bagian Utara, Kupang, Ambon dan Lombok,
telah sesuai dengan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 620.K/DIR/2013
tentang Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN (Persero) dan perubahannya
sehingga dapat dilanjutkan ke tahapan penandatanganan kontrak dan tahapan
selanjutnya tetap dilakukan Pengawalan dan Pengamanan supaya
pelaksanaan pekerjaan “Leasing Marine Vessel Power Plant” (LMVPP)
dipastikan tidak melanggar ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan pasokan ketersediaan tenaga listrik dapat terjaga.

Demikian kami sampaikan dan mohon maklum.

SUB TIM I TP4 PUSAT

FIRDAUS DEWILMAR, SH. MH. ERRYL PRIMA PUTERA AGOES, SH.,MH


Jaksa Utama Muda NIP. 196403131989031013 Jaksa Utama Muda NIP. 196303191989031002

ANDI HERMAN, SH.,MH IRWAN SINURAYA, SH.,MH

3
Jaksa Utama Muda NIP : 19660113 199203 1 001 Jaksa Utama Pratama NIP. 196111231989031001

TUGAS UTOTO, SH.,MH HENDRY MARULITUA, SH.,MH.


Jaksa Utama Pratama NIP. 196111111989031002 Jaksa Madya NIP. 196701251996031002

HERRY HERMANUS HORO, SH.,MH


Jaksa Madya NIP. 19750413200031004

Anda mungkin juga menyukai