olimpiade nya
Laju Kimia
Materi kelas XI
Laju Reaksi
Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil
dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka :
Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan
konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :
Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi
mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita ambil contoh khusus. Dalam reaksi fasa gas
NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar
dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah
perubahan konsentrasi NO, ∆[NO] terhadap interval waktu, ∆t:
Jadi laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam
satu satuan waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan
koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan
muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif.
aA + bB → cC + dD
Lajunya ialah
Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara atau jika konsentrasinya
bergantung pada waktu di sepanjang waktu reaksi.
Hukum Laju
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke
kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat
bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia sendiri,
secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka akan
didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi
homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda
dengan reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase
yang sama dengan reaktan.
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua
komponen, dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara
padat dan cair terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia
dalam satu larutan terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas
antara senyawa-senyawa kimia tersebut.
Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat juga
meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapa
diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan (contoh,
Energi Aktivasi
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel bertumbukan
dengan energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi minimum yang
diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat menggambarkan
keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann seperti ini:
Orde Reaksi
Orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen (dari konsentrasi dalam persamaan
laju. Orde reaksi juga menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan
(pereaksi) terhadap laju reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya
dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B) 2
persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan
merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah
reaksi orde 3.
Contoh soal:
Dari reaksi 2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g)
dibuat percobaan dan diperoleh data sebagai berikut:
Kecepatan Reaksi
No. (NO) mol/l (Br2) mol/l mol / 1 / detik
1. 0.1 0.1 12
2. 0.1 0.2 24
3. 0.1 0.3 36
4. 0.2 0.1 48
5. 0.3 0.1 108
Pertanyaan:
a. Tentukan orde reaksinya !
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a.Pertama-tama kita misalkan rumus kecepatan reaksinya adalah V = k(NO)x(Br2)y :
jadi kita harus mencari nilai x den y.
Untuk menentukan nilai x maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap Br2
tidak berubah, yaitu data (1) dan (4).
Dari data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan kecepatan reaksinya naik
4 kali maka :
2x = 4 → x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO
tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br2 naik 2 kali,
sedangkan kecepatan reaksinya naik 2 kali, maka :
2y = 2 → y = 1 (reaksi orde 1 terhadap Br2)
Jadi rumus kecepatan reaksinya : V = k(NO)2(Br2) (reaksi orde 3)
b.Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil salah satu data percobaan saja
misalnya data (1), maka:
V = k(NO)2(Br2)
12 = k(0.1)2(0.1)
k = 12 x 103 mol-212det-1
Jika laju suatu reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya
satu pereaksi.Laju = k [A]
Maka reaksi itu dikatakan sebagai reaksi orde pertama. Penguraian N2O5
merupakan suatu contoh reaksi orde pertama. Jika laju reaksi itu berbanding lurus
dengan pangkat dua suatu pereaksi,
Laju = k[A]2
Atau berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari dua pereaksi,
Laju = k [A][B]
Maka reaksi itu disebut reaksi orde kedua. Dapat juga disebut orde terhadap
masing-masing pereaksi. Misalnya dalam persamaan terakhir itu adalah orde
pertama dalam A dan orde dalam B, atau orde kedua secara keseluruhan. Suatu
reaksi dapat berorde ketiga atau mungkin lebih tinggi lagi, tetapi hal-hal semacam itu
sangat jarang. Dalam reaksi yang rumit, laju itu mungkin berorde pecahan, misalnya
orde pertama dalam A dan orde 0,5 dalam B atau berorde 1,5 secara keseluruhan.
Suatu reaksi dapat tak tergantung pada konsentrasi suatu pereaksi. Perhatikan
reaksi umum, yang ternyata berorde pertama dalam A. Jika kenaikan konsentrasi B
tidak menaikkan laju reaksi, maka reaksi itu disebut orde nol terhadap B. Ini bisa
diungkapkan sebagai :
Jawaban :
Laju = k[B2]
Suatu pereaksi malahan dapat tidak muncul dalam persamaan laju suatu reaksi.
Orde suatu reaksi diberikan hanya atas dasar penetapan eksperimental dan sekedar
memberi informasi mengenai cara laju itu bergantung pada konsentrasi pereaksi-
pereaksi tertentu. Ramalan teoritis mengenai orde-orde (dari) reaksi-reaksi yang
kurang dikenal jarang berhasil. Misalnya mengetahui bahwa reaksi antara H2 dan
I2 adalah orde kedua mungkin orang akan meramal bahwa reaksi antara H 2 dan
Br2 juga akan berorde-kedua. Ternyata tidak, malahan reaksi ini mempunyai
persamaan laju yang lebih rumit.
Menentukan Orde reaksi
a. Jika tahap reaksi dapat diamati, orde adalah koefisien pada tahap reaksi yang
berjalan lambat.
Reaksi : P + Q + R → X + Y
diperoleh data percobaan sebagai berikut :
orde reaksi terhadap P, dicari dengan melihat konsentrasi [Q] dan [R] yang tetap.
Dari data (1) dan (3) dari konsentrasi [Q] dan [R] tetap, [P] dinaikkan dua kali.
2m = 2 → m = 1
- Orde reaksi terhadap Q, lihat konsentrasi [P] dan [R] yang tetap yakni sebagai
berikut.
Ingat : orde reaksi ditentukan oleh tahap reaksi yang paling lambat 1,5 n = 1,5
n=1
- Orde reaksi terhadap R, lihat konsentrasi [P] dan [Q] tetap yakni data (1) dan
(2). Konsentrasi R dinaikkan 1,5 kali, ternyata reaksi berlangsung sama cepat.1,5x =
1 x = 0 Maka persamaan laju reaksinya sebagai berikut:
V = k[P] [Q]
KESIMPULAN
Laju reaksi. kecepatan laju reaksi di kontrol oleh 5 faktor :
1. sifat reaktan
3. konsentrasi reaktan
4. temperatur
5. adanya katalis
Hukum laju untuk reaksi berhubungan dengan laju reaksi dengan konsentrasi molar
reaktan.
SHARE THIS: