Anda di halaman 1dari 15

1.

Model GTAW (TIG WELDING)


(Gas Tungsten Arc Welding (Tungsten Inert Gas)

Yaitu teknik pengelasan berkualitas tinggi dengan kecepatan rendah.

A. Elektroda (Tungsten)
 Elektroda yang digunakan merupakan elektroda yang tidak cepat meleleh
dan disebut dengan tungsten. Titik leleh tungsten ini mencapai 3410C.
jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa arc.
 Jenis tungsten dibagi berdasarkan warna pada ujung tungsten :
1. Hijau : alumunium (Al)
2. Merah : steel (FE) dan stainless steel (SS)
3. Gold : langtan (bisa FE dan Al)

B. Prinsip Kerja Las TIG


Tungsten sbg penghantar arus (-), membakar benda kerja shg terjadi arc
untuk pengelasan. Pada saat yang bersamaan, nozzle mengeluarkan gas
untuk melindungi pengelasan dari udara luar.
Untuk pelat tebal atau penggabungan 2 benda, biasanya menggunakan
bahan tambahan atau disebut filler yang berbentuk kawat batangan.

C. Jenis Gas
Ada 3 jenis gas yang dipakai yaitu Argon (Ar), CO2 dan Helium (He). Untuk
pengelasan Al, menggunakan gas Argon. Dikarenakan gas ini tidak
bersenyawa dengan karat dan gasnya sendiri lebih bersenyawa dengan Al.
Tetapi alumunium yang dilas, tidak boleh terlalu panas. Jika Al panas, maka
akan berpengaruh terhadap hasil lasan dan alumunium cepat lumer. untuk
bahan carbon steel, menggunakan campuran Ar + CO2. untuk SS
menggunakan arcal 21.

 Ujung tungsten harus berbentuk runcing. Karena jika tumpul akan


mempengaruhi hasil lasan. Hasil lasan menjadi jelek.
 Untuk TIG alumunium, mesin yang digunakan harus AC. Karena jika
menggunakan mesin DC, arus yang digunakan terlalu besar dan plat Al akan
rusak (arus DC searah dan Al dalamnya lunak). Sedangkan jika
menggunakan mesin AC, maka arus yang digunakan tidak terlalu besar
karena arusnya bolak-balik.

D. Awalan Start TIG


1. Lift Arc
Tungsten ditempel, diangkat, busur api nyala.
2. Scracth Start
Tungsten digoreskan pada benda kerja, busur api nyala
3. High Frequency (HF)
Torch ditekan, busur api nyala.
 Untuk manual (pada mesin MMA), penyalaan menggunakan lift arc dan
scratch start.
 Untuk HF, digunakan khusus mesin TIG. Karena pada mesin TIG dilengkapi
dengan konektor untuk gas dan keluarnya gas diatur pada mesin..
 Penggunaan TIG pada mesin MMA, polarity harus dibalik. Karena torch pada
mesin TIG (-), benda kerja (+). Jika tidak dibalik, maka torch yang akan habis.

E. Jenis Torch TIG


1. Manual (Valve)
Gas yang keluar diatur pada torch dan menggunakan start lift arc dan
scratch.

2. HF (otomatis)
Gas yang keluar diatur oleh mesin, hingga pada torch tinggal menekan.
Torch sendiri mempunyai duty cycle. Sehingga mesin TIG biasanya
dilengkapi dengan water coolent system untuk mendinginkan torch. Torch
panas disebabkan karena terkena aliran arus yang besar dari mesin tig.

 Pengelasan pada TIG, bisa dilakukan secara otomatis. Biasanya pada mesin
terdapat grafik dan keterangan 2T dan 4T, seperti berikut :
a. 2T : tekan nyala, tekan mati
b. 4T : tekan nyala, tekan tahan sampai mati
System diatas dibuat untuk pengelasan dengan menggunakan material tipis
agar material tersebut tidak rusak karena panas.

F. Bagian dan Fungsi Pada Torch TIG


1. torch tig
2. ceramic/ nozzle tig/ pink alumina cup : daerah
3. collet : penahan/ rumah tungsten
4. body collet : rumah collet
5. back cup : untuk mencegah konslet karena arus pada tungsten. Back
cup ada 2 macam yaitu long dan short back cup.
6. tungsten : electrode pada tig. Sebagai penghantar arus listrik dan arc.
7. teflon seal : pencegah kebocoran gas.

G. TIG Torch di Pasaran (tellwin)


1. Manual
a. 17 valves (17 V) untuk mesin kapasitas 140 A.
b. 26 valves (26 V) untuk mesin kapasitas 180 A.
2. Sin TIG (otomatis/ HF)
a. 17 valves (17 V) untuk mesin kapasitas 140 A.
b. 26 valves (26 V) untuk mesin kapasitas 180 A.

H. Perlengkapan Pengelasan TIG


1. mesin las TIG
2. TIG torch
3. ground clamp
4. regulator gas CO2 atau Ar
5. collet, body collet, tungsten, ceramic, back cup
6. filler (disesuaikan dengan material yang akan dilas)
7. helm, jaket, sarung tangan
8. Gas

 Pada mesin las TIG biasanya dilengkapi dengan diagram welding

Tiap tahap pada grafik diatas diatur dengan waktu. Dari pre gas ke I start
bisa diatur berapa menit yang diinginkan welder. System ini meringankan
kerja welder.
 TIG Tabel
Diameter Welding Current (Ampere) Thickness Diameter
Gas
Stainless
Tungsten Alumunium Copper Material Wire/ Filler
Steel
Brass
(L /
(mm) (SS) (Al) (tembaga) (mm) (mm)
min)

1 - 1,6 30 - 50 20 - 50 40 - 65 30 - 50 0,8 - 1,0 0-1 5-6

1,6 - 2 60 - 100 30 - 80 50 - 120 50 -90 1,2 - 2,0 1,2 - 2,5 6-7

2 - 2,4 110 - 160 120 - 160 130 - 200 110 - 160 2,5 - 3,0 2,5 - 4 7-8

3,2 - 4 170 - 220 170 - 240 220 - 300 200 - 250 4,0 - 4,5 6 10 - 12

3,2 - 4 240 - 300 300 - 380 350 - 430 240 - 330 8,0 - 10 6 10 - 12

 4,8  300 400 500 300 12 6 12 - 15

2. Model GMAW (MIG / MAG WELDING)


(Gas Metal Arc Welding / Metal Inert Gas / Metal Active Gas)

A. Prinsip Kerja
Las gas metal adalah proses pengelasan di mana busur terjadi karena
adanya kontak antara elektroda terumpan dengan benda kerja. Elektoda ini
berfungsi ganda yaitu sebagai pencipta busur las dan sekaligus sebagai logam
pengisi pada sambungan las.
Elektroda pada las gas metal berbentuk gulungan dengan panjang bisa
ratusan meter. Pada waktu pengelasan, elektroda ini digerakkan oleh motor
penggerak pemakanan kawat yang dapat diatur kecepatannya.
Untuk melindungi elektroda dan benda kerja yang cair selama pengelasan
dari pengaruh udara luar, gas lindung digunakan di dalam pengelasan ini. Gas
tersebut keluar bersamaan dengan wire. Gas lindung yang biasa dipakai dalam
pengelasan ini antara lain gas karbon dioksida (CO2), argon (Ar), dan helium
(He).
B. Teknologi
1. Pulse
Sistemnya menetes (lelehannya), lebih lambat dari pada arc. 1 detik 1
lelehan.

2. 2 Pulse (double pulse)/ Pulse on Pulse (POP)


Sama dengan pulse, namun dalam 1 detik 2 lelehan.

3. Short Arc
Busur api terjadi saat wire ditempelkan pada benda kerja. Digunakan
untuk material tebal, tidak untuk material tipis. Spatter terlalu banyak jika
menggunakan system ini. Sedangkan ampere yang digunakan kurang dari
200A. wire yg digunakan biasanya ukuran 0,8 – 1,2 mm.

4. Spry Arc
Sebelum wire menempel pada benda kerja, terlebih dahulu dicairkan
dengan ampere lebih dari 200 A. proses cepat, spatter dikit, tapi ampere
besar.

 Beda antara MIG dan MAG yaitu beda pada gas yang digunakan. Untuk MIG,
gas yang digunakan jenis inert gas yaitu argon (Ar), Helium (He) atau
campuran keduanya. Sedangkan untuk MAG, gas yang digunakan yaitu gas
aktif antara lain argon dengan oksigen (O2), Ar + CO2. Fungsi dari gas
tersebut sama yaitu untuk melindungi hasil pengelasan dari proses karat
(porosity). Namun untuk gas aktif, lebih cepat dalam proses ionisasi
(membuat udara menjadi penghantar listrik). Untuk MIG (Ar), biasanya
digunakan untuk pengelasan Al. sedangkan MAG untuk pengelasan SS,
Steel, dll.

 Las MIG/ MAG dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Semi Otomatis
Untuk pengoperasian masih menggunakan tenaga manusia
2. Otomatis
Untuk pengoperasian sudah secara otomatis atau menggunakan robot.

 Burn Back
Untuk melepaskan wire dibenda kerja pada akhir pengelasan.

C. Jenis Torch MIG (MIG Gun) di Pasaran


Dibedakan berdasarkan ampere yang digunakan (tellwin) :
1. Ergoplus 15
Ampere : 180 A CO2 , 150 A Mix
2. Ergoplus 25
Ampere : 230 A CO2 , 200 A Mix
3. Ergoplus 36
Ampere : 340 A CO2 , 320 A Mix
4. Ergoplus 500
Ampere : 500 A CO2 , 450 A Mix

D. Bagian dan Fungsi Pada Torch TIG


1. Swan Neck : biasa disebut leher angsa. Tempat aliran gas dan wire.
2. Nozzle : biasa disebut conical nozzle. Sebagai pengarah gas.
3. Gas Diffuser : u/ menyebarkan gas dari kecil menjadi besar.
4. Contact Tip : menstabilkan keluaran kawat.
5. Body Contact Tip : biasa disebut tip holder. Rumah dari contact tip.

 Untuk kawat kurang dari 1 mm, panjang kabel max. 3m.


 Pada las jenis ini pada kabel terdapat selongsong wire yang biasa disebut
dengan Liner. Ada 2 jenis yaitu liner alumunium (teflon liner) untuk Al.
biasanya berwarna kuning dan steel liner untuk bahan selain Al. Selongsong
ini diberikan agar wire awet dan tidak merusak komponen lain pada kabel
serta penahan panas yang ditimbulkan kawat akibat gesekan.
 Mesin las ini didalamnya dilengkapi dengan wire roll yang mempunyai 2 jenis
yaitu ada yang 2 roll dan 4 roll. Fungsinya yaitu menstabilkan jalannya kawat
atau wire.

a. 2 roll
b. 4 roll

4 roll lebih stabil dibanding dengan 2 roll.

 Wire roll tampak samping :

a. Steel

b. Alumunium

untuk alumunium berbentuk U. agar Al tetep halus tidak kasar, karena dapat
merusak liner.

c. Flux Core (tembaga)

 Hitungan keluarnya gas pada MIG

prinsipnya = semakin banyak gas yang keluar, semakin bagus hasil lasan,
tetapi boros pada gas.

 Berikut merupakan gambar tampak depan dari kabel pada MIG


E. Perlengkapan Pengelasan MIG
1. mesin las MIG.
2. torch gun.
3. ground clamp.
4. wire.
5. contact tip,body contact tip,nozzle,gas diffuser.
6. gas dan regulator gas (Ar / CO2).
7. helm, jaket, sarung tangan.

 Jika pada pengelasan hasilnya jelek, maka yang harus dicek yaitu :
1. contact tip, presisi atau tidak dengan wire. krn ukuran contact tip harus
sama dengan ukuran wire.
2. nozzle, kotor atau tidak. Nozzle kotor dapat menyebabkan porosity pada
hasil lasan dikarenakan gas tidak lancer shg tidak sempurna dlm
melindungi hasil lasan.
3. gas diffuser, pecah atau tidak.

F. Jenis Gas
 Pengelasan dengan menggunakan gas CO2, maka ampere yang digunakan
harus besar. Hal ini disebabkan gas CO2 dingin.
 Perbandingan hasil lasan dari segi gas.

Mixed Gas
100% Ar 100% CO2
(Ar + CO2)

Reaction with weld pool none low high


Ionisasi very good good bad

Reinforcement
penetration

Seem appearance
smoth fire ripple coarsoly ripple
(tampilan hasil)
Spattering
very less medium much
(bunga api)
3. Model SMAW / MMAW (ARC WELDING)
(Shielded Metal Arc Welding / Manual Metal Arc Welding)

Definisi MMA
Pengelasan yaitu suatu ikatan metalurgi las pada sambungan logam atau
paduan yang dilakukan pada saat keadaan lumer atau cair.
MMA yaitu suatu proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi
suatu sambungan yang tetap (permanen), dengan menggunakan sumber panas
listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus.

Prinsip Kerja MMA

Pada proses las elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan logam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah
yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat.
Dengan adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku
maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak (slag).

Arus Searah ( DC = Direct Current )


Pada arus ini, elektron-elektron bergerak sepanjang penghantar hanya dalam
satu arah.

Arus Bolak-balik ( AC = Alternating Current )


Arah aliran arus bolak-balik merupakan gelombang sinusoide yang memotong
garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 hertz
(Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan
setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus
searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier/adaftor).

Keuntungan
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke
copper alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur
4. Pengelasan dengan segala posisi
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa
7. Kebisingan rendah (rectifier)
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
Kerugian
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks,
4. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

Peralatan
Teknik pengoperasian alat utama, alat bantu dan alat keselamatan kerja sesuai
dengan ketentuan.
Alat-alat las dibadi menjadi 3 kelompok, yaitu alat utama, alat bantu dan alat
keselamatan kerja las.

Alat-alat utama las SMAW yaitu :


 Penjepit massa/clam massa
 Kabel elektroda
 Penjepit elektroda/holder
 Kabel massa
 Kabel tenaga
 Trafo las (pesawat las) AC, DC, AC/DC
 Elektroda

Jenis Mesin Las (Power Source)


1. Transformator
2. Rectifier
3. Inverter
4. Generator

1. Transformator
Keuntungan :
 Sangat kokoh
 Desain sederhana
 Murah
 Dengan menggunakan genset, mesin jenis ini lebih stabil.

Kerugian :
 Beban berat
 Ukuran besar
 Hanya untuk AC (tidak semua elektroda bisa digunakan)
 Untuk yang manual atau tradisional, pengerjaan jarak jauh kurang cocok
digunakan misalnya di shipyard.
 Input tidak stabil.
 Biaya listrik lebih mahal dari segi harga.
2. Rectifier
Keuntungan :
• Dapat di kontrol dan diatur dgn mudah
• Dapat di kontrol Jarak Jauh
• Tidak Bising
• Dapat menggunakan semua jenis lektroda

Kerugian :
• Beban Berat
• Ukuran Besar
• EFisiensi kira-kira 70%
• Proses dgn Feedback-Control rendah

3. Inverter
Keuntungan :
• Sangat Efisien
• Dapat dikontrol dari jauh dan mudah.
• Portable
• Tidak Bising

Kerugian :
• Komponen Sensitif
• Mudah Rusak

4. Generator
Keuntungan :
• Busur Stabil
• Kokoh
• Dapat digunakan dilapangan (jauh dari sumber listrik)
• Dapat digunakan untuk semua jenis elektroda

Kerugian :
• Mengeluarkan Asap
• Suaranya Berisik
• Berat
• Perawatannya Rumit

Hot Start : digunakan jika electrode dalam keadaan basah atau lembab.
Dengan adanya sistem ini, electrode langsung dapat digunakan.
Arc Force : mengatur besar kecil busur api.
Ampere Current : mengatur besar kecil ampere.
4. Model SAW (Submerged Arc Welding)

A. INSTALASI SAW

SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang
dilas dengan cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh
busur listrik yang terletak diantara metal induk dan elektroda. Arus dan busur
lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.
SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok
secara mekanis terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler
elektroda dan metal induk yang ditimbun oleh fluks.Elektroda pada proses SAW
terbuat dari metal padat (solid). Prinsip pada pengelasan ini hampir sama
dengan pengelasan pada SMAW. Bedanya dengan SMAW adalah pada SAW
flux tidak di bungkus ke elektroda, menggunakan elektroda kontinu, arus lebih
tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengelas benda yang lebih tebal hanya
dengan langkah yang sedikit.

Hal-hal yang berkaitan dengan pengelasan ini antara lain :


1. Karena seluruh cairan tertutup oleh fluks maka kwalitas daerah las sangat
baik.
2. Karena dapat digunakan kawat las yang besar, maka arus pengelasan juga
besar sehingga penetrasi cukup dalam dan efisiensi pengelasan tinggi.
3. Karena kampuh las dapat dibuat kecil, maka bahan las dapat dihemat
4. Karena prosesnya secara otomatik maka tidak diperlukan keterampilan juru
las yang tinggi dan perubahan-perubahan teknik pengelasan yang
dilakukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap kwalitas las.
5. Karena busur yang tidak kelihatan, maka penentuan pengelasan yang
salah dapat menggagalkan seluruh hasil pengelasan
6. Posisi pengelasan terbatas hanya pada posisi horizontal
7. Karena prosesnya otomatik, maka penggunaannya lebih terbatas bila
dibandingkan las dengan tangan atau semi otomatik

5 (lima) faktor yang perlu diperhatikan sebelum pengelasan SAW :


1. Komposisi kimia dan properti mekanikal lasan yang diharapkan
2. Ketebalan material yang akan dilas
3. Cara pengelasan
4. Posisi pengelasan yang dibuat
5. Frekuensi atau volume pengelasan yang diinginkan

SAW dapat dioperasikan dengan 3 cara :


1. Semi otomatik (filler dipasok dengan tangan welder)
2. Automatic (filler dipasok oleh mesin)
3. Dengan mesin (welding travel secara manual dan juga digunakan untuk
elektroda diameter kecil).
SAW sangat baik dioperasikan secara otomatik dan dengan mesin untuk
menghasilkan mutu, deposition rate yang tinggi.

B. Proses SAW

Metode pengendalian proses las SAW ada dua cara :


1. Pengendalian Digital
2. Pengendalian analog

Keuntungan utama dari sistem pengendali digital ialah dengan keakuratan hasil
pengendalian.

Kekurangan pengendali digital dibanding pengendali analog :


1. Power source yang ada belum tentu sesuai, perlu modifikasi
2. Perawatan lebih sukar dibanding dengan type analog.

Bahan baku logam yang mampu dilas dengan SAW secara umum ialah semua
material yang ada dipasar dewasa ini mulai dari baja karbon sederhana hingga
logam nikel dan alloy yang rumit.

SAW tidak dipakai untuk root, FCAW bisa dipakai untuk root dengan:
Deposit rate SAW > FCAW
Slag SAW solid dan keras > FCAW

Fluk dalam SAW dapat berguna untuk 4M :


1. Melindungi metal yang mencair dari udara luar dengan menutupinya
dengan slag yang sedang mencair
2. Membersihkan metal yang mencair
3. Memodifikasi komposisi metal lasan
4. Mempengaruhi pembentukan bulir las dan properti mekanikalnya.

Fluks adalah campuran komposisi mineral sesuai dengan formula penggunaanya


yang berbentuk granular / butiran.

Berdasarkan metode pembuatan fluks dibedakan menjadi 3 :


1. Type dilebur dan menyatu (fusi) : fused tye
2. Type digabungkan / bonded type or agglomerated
3. Type dicampur secara mekanis / mechanical mixed

Variabel Pengoperasian yang penting pada SAW :


1. Welding amperage
2. Type of flux and particle distribution
3. Welding voltage
4. Welding speed
5. Electrode speed
6. Electrode extension
7. Type of electrode
8. Width and depth of the layer of flux

Disadvantages SAW :
1. Need to remove slag covering
2. Arc covered during welding – may result in incomplete penetration and / or
of fusion due to improper tracking.
3. Posisi terbatas
4. Filler metal tertutup flux
5. Perlu waktu yang cukup untuk fit-up
6. Solidifation crack -> width to depth ratio

Cara mengurangi efek Arc Blow


1. Rubah dari DC ke AC
2. Perpendek Arc length
3. Kurangi welding current
4. Gunakan back step technique
5. Grounding work piece pada kedua sisi

C. Mesin SAW

Perlindungan proses pengelasan ini dilakukan dengan :


1. Timbunan flux yang belum dan sedang mencair
2. Gas yang dihasilkan pada proses pengelasan
3. Terak / slag yang dihasilkan

FLUX sangat menentukan dalam :


1. Penyetabil busur las / welding arc stabilizer
2. Mengontrol properti mekanikal dan kimiawi hasil lasan
3. Mutu akhir lasan

Keunggulan SAW :
1. Dapat dioperasikan dengan arus tinggi hingga 2000 A / Hi current
2. Dapat dioperasikan dengan arus DC atau AC pada waktu bersamaan
3. Dapat dioperasikan menggunakan satu elektroda atau lebih secara
bersamaan

Prinsip pengoperasian :
Dengan memasukkan ujung dari solid filler metal yang dipasok secara mekanis
pada gundukan fluks pada daerah yang akan dilas.
Penambahan flux berlangsung terus menerus di depan dan di sekitar ujung
pasokan filler metal.
Panas yang timbul mengembangkan sebagian fluks dan mencairkan ujung
elektroda bahan pengisi dan permukaan metal induk berdekatan, hingga
menghasilkan welding pool (kawah lasan) yang berada di bawah flux yang
mencair. Dalam kawah lasan yang mencair terjadi arus kisar (turbulensi) dan
dengan pengaruh gravity, gelembung udara yang terbentuk tergusur ke arah
permukaan dan fluks yang mencair mengapung ke atas kawah las yang mencair.
Flux yang mencair dan akan membeku secara sempurna melindungi metal las
dari udara luar.

D. BAGIAN-BAGIAN SAW

Peralatan SAW :
1. Power supply
2. Electrode delivery system
3. Flux distribution system
4. Travel arrangement
5. Control system
6. Flux recovery (pemulung flux) sebagai pilihan
7. Positioning equipment (Alat pengarah) sebagai pilihan

Kabel pemasok arus harus menggunakan kabel arus tegangan tinggi 100 % duty
cycle. DC Voltage constant (CV) tersedia dalam model transformer rectifier motor
generator antara 400 A s/d 1500 A.
SAW semi-automatik umumnya menggunakan seumber tenaga listrik antara 300
s/d 600 A untuk penggunaan elektroda siameter 1.6, 2.0, dan 2.4 mm
Sumber tenaga DC di atas 1000 A sangat jarang digunakan karena akan
menimbulkan arc blow yang kuat terutama pada penggunaan elektroda tunggal.
DC Voltage konstan (CV) merupakan self controlling, karena dapat dipakai untuk
menjalankan pemasok elektroda secara konstan tanpa bantuan pengatur voltage
dan amperage untuk mempertahankan kestabilan busur. CV akan menghasilkan
kecepatan pasokan elektrode yang konstan.
Power source DC dengan konstan voltage sangat ideal untuk SAW
DC Current konstan (CC) baik digunakan untuk GTAW, SMAW dan carbon arc
gouging. CC tidak mempunyai self regulating seperti CV, sehingga
penggunaannya akan membutuhkan pengatur Current Sensing Variable Wire
Speed Control. Type pengontrol ini akan mengatur kecepatan pasokan elktroda
apabila ada perubahan voltage. Voltage perlu dipantau untuk menjaga panjang
busur tetap konstan.
Sumber tenaga kombinasi CV dan CC yaitu sumber tenaga yang dapat dirubah
dari mode DC voltage konstan menjadi mode DC arus konstan. Kapasitas hingga
1500 A.
Penggunaan pengelasan SAW dengan sumber tenaga AC voltage konstan ialah
untuk pemakaian :
1. Arus tinggi
2. Elektrode majemuk (Tandem, triple, atau quarter)
3. Pengelasan dengan kampuh sempit (Narrow gap)
4. Untuk menghindari arc blow kalau terjadi

-Dari berbagai sumber-

Anda mungkin juga menyukai