Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia
dan rahmatNya sehingga penyusunan studi kasus ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Keperawatan Maternitas
Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga
penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun dan memotivasi untuk berkarya lebih
baik di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir.
Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat
nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa
tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas. Frekuensi solusio plasenta adalah
sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio plasenta sering bervariasi tergantung pada
Ketika angka lahir mati akibat kausa lain telah berkurang secara bermakna, angka lahir
previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina
hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang
sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah sebenarnya yang membuat solusio
plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah
darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada
dalam keadaan syok Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada
kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan
15,5% disertai pula oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai
penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin
bertambahnya usia ibu. Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif
umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah
mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan
pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan
bahkan mortalitas pada janin dan bayi baru lahir. Angka kematian janin akibat solusio
plasenta berkisar antara 50-80%. Tetapi ada literatur lain yang menyebutkan angka
maternal di Indonesia pada tahun 1998-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut masih cukup jauh dari tekad pemerintah yang menginginkan penurunan
angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup untuk tahun 2010.
Angka kematian maternal ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Angka kematian maternal di Singapura dan Malaysia masing-masing 5 dan 70 orang per
B. Batasan Masalah
Makalah yang kami buat ini dibatasi pada hal-hal yang mengenai konsep dasar
solusio plasenta dan asuhan keperawatan pada pasien dengan solusio plasenta.
C. Rumusan Masalah
3
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan solusio plasenta
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
E. Manfaat
mahasiswa tentang solusio plasenta sampai asuhan keperawatan pasien dengan solusio
plasenta.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengertian
waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer. Kapita Selekta
Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable, dimana plasenta
yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas
Solutio Plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal
implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak. (Obstetri dan Ginekologi, FKU
Jadi solution plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu sampai 28 minggu /
5
II. Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta ,masih belum di ketahui dengan jelas
beberapa hal yang merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadian antara lain :
3. Trauma
pada waktu anak pertama lahir. (Ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku
8. Defisiensi gizi
9. Merokok
12. Obstruksi vena kava inferior dan vena ovarikal (Manjoer Ariff 2001 hal.279).
III. Patofisiologi
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang
membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas.
Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan
plasenta, peredaran darah anatara uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda serta
gejalanyapun tidak jelas kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada
6
menerus karna otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk
bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding
uterus sebagian darah akan menyelundup dibawah selaput ketuban keluar dari vagina atau
hebat, seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini disebut uterus
couvelaire, menurut orang yang pertama kali menemukannya uterus seperti itu akan terasa
sangat tegang dan nyeri. Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan
retroplasenter, banyak tromboplastin akan masuk kedalam peredaran darah ibu, sehingga
pembekuan darah tidak hanya diuterus, akan tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya.
Oliguria dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang
masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya
berakibat fatal. Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding
uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, mungkin tidak berpengaruh sama
7
IV. Manifestasi Klinis
1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri diperut yang terus-menerus, warna darah
merah kehitaman.
2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan
darah yang berkumpul dibelakang plasenta hingga rahim teregang (uterus embosis,
Wooden uterus).
V. Klasifikasi
1. Solusio plasenta partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tepat
pelekatnya.
2. Solusio plasenta totalis : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya.
3. Prolapsus plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan
dalam.
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah
Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah
diraba
8
2. Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan
atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan.
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita syok.
VI. Komplikasi
1. Langsung (immediate)
a. Perdarahan
b. Infeksi
a. Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post partum.
3. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.
Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen kurang
dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal, gawat
janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat
diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah dan sindrom
gagal nafas.
9
VII. Pemeriksaan Penunjang
elektrolit plasma.
3. USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.
VIII. Penatalaksanaan
2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri ,
3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral .
4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya
hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .
5. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah , bila tidak
teratasi , upayakan penyelamatan optimal dan bila teratsi perhatikan keadaan janin .
10
6. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau
persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak dapat
7. Setelah syok teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm pecahkan
ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio sesarea .
8. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat janin
a. Ekspektatif, bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada ,
janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu
persalinan spontan .
infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 /
a. Resusitasi cairan .
bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500
berlangsung lama .
11
IX DATA SUBJEKTIF
a) Istri
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.
Umur
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien
dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.
Pekerjaan
Agama
12
Pendidikan
Status Perkawinan
Suku/Ras
b) Suami
Nama
Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.
Umur
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien.
Pekerjaan
13
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan suami terhadap
permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien,
bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan
sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik
rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.
Agama
Pendidikan
Status Perkawinan
Suku/Ras
14
2) Riwayat pasien
a) Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk
mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai
berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”
b) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.
c) Menarche
d) Siklus Menstruasi
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.
e) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria
banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif,
namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya
sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.
f) Keluhan
15
g) Menstruasi yang Terakhir
Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang.
h) Dismenorhea
Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan
mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.
i) Keteraturan Menstruasi
Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila
terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui factor-faktor penyebabnya.
Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam
kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus
menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih
berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning
dan menyebabkan gatal yang sangat.
Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya
nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional
meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
3) Riwayat perkawinan
16
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :
1. Kawin : …………………..kali
3. Status Perkawinan
4. Lama Pernikahan
Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :
Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.
Golongan Darah
Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika
ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian darah yang
keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.
Riwayat persalinan
Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio
saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada
persalinan sekarang.
Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
17
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.
5) Riwayat nifas
Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).
Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini
terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama
preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.
Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.
7) Riwayat Ginekologi
Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien.
Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum.
18
8) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi.
Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.
Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera
adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting
untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65), misal:
a) Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.
b) Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman
saat persalinan dan bisa menular pada bayi.
c) Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa
cacat bawaan, janin besar.
d) Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)
19
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan
penanggulangannya.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan
mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir,
kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang
menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
Kemungkinan pasien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik dan
memudahkan kita dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien.
Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan yang ini. Keungkinan pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini. Atau kemungkina klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini.
20
16) Kebutuhan dasar
X DATA OBJEKTIF
a) Pemeriksaan umum
Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang
mencakup kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan dan keadaan umum.
b) Pemeriksaan khusus
Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, skelera, hidung dan telinga, mulut, apakah ada caries dentis, stomatitis, karang
gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada haemorhoid, extremitas atas
dan bawah apakah ada kelainan.
Leopold I : tinggi fundu uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian
kepala, bokong atau lainnya.
21
Leopold II :pada dinding perut sebelah kanan atau kiri ibu kemungkinan teraba
punggung, anggota gerak atau bokong, kepala.
Leopold III :teraba bagian bokong, kepala atau lainnya
Leopold IV :bagian terbawah janin belum masuk PAP, karena terhambat oleh placenta
yang letaknya di segmen bawah rahim.
3) Secara auskultasi
Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantng janin, frekuensinya, teratur atau tidak dan posisi
puctum maksimum.
4) Secara perkusi
Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100cm.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Keadaan
klien dengan solusio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat
keparahannya, tingkat keparahan ini dilihat dari volume pendarahan yang terjadi mulai
dari solusio ringan hingga berat. Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil,
umbilicus pendek atau lilitan tali pusat, janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas,
tekanan pada vena kafa inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari
solusio plasenta.
Beberapa faktor yang menjadi faktor predisposisi solusio plasenta itu sendiri
didapat dan diketahui mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari
kebiasaan-kebiasaan klien yang dapat mendukung timbulnya solusio plasenta. Adapun
komplikasi dari nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina). pada ibu dan
janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya nadi,
jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina). berlangsung. Komplikasi terparah
dari solusio plsenta dapat mengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan
seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin. Penatalaksanaan dari
solusio plasenta dapat dilakukan secara konservatif dan secara aktif. Masing-masing dari
penatalaksaan tersebut mempunyai tujuan demi keselamatan baik bagi ibu, janin, ataupuun
keduanya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. Dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarata : EGC.
Prawirohardjo S, Hanifa W. 2002. Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini dan Kelak. Dalam:
Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Wong, Dona L, dkk,. 2002. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.
Anonimous. (2008). Karakteristik Kasus Solusio Plasenta di Bagian Obstetri dan Ginekologi
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006. (Akses tanggal
10 Juni 2013). http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/karakteristik-kasus-solusio-
plasenta-di-bagian-obstetri-dan-ginekologi-rsud-arifin-achmad-pekanbaru-periode-1-januari-
2002-31-desember-2006/
24