Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia

dan rahmatNya sehingga penyusunan studi kasus ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Keperawatan Maternitas

di kelas Program B Angkatan III STIKES Eka Harap Palangka Raya.

Dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga

penulis mengharapkan saran yang sifatnya membangun dan memotivasi untuk berkarya lebih

baik di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palangka Raya, Juli 2013

Penulis

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plasenta adalah separasi premature plasenta dengan implantasi normalnya di

uterus (korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin lahir.

Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan pengantaran zat

nutrisi dari ibu ke janin, jika plasenta ini terlepas dari implantasi normalnya dalam masa

kehamilan maka akan mengakibatkan perdarahan yang hebat. Hebatnya perdarahan

tergantung pada luasnya area plasenta yang terlepas. Frekuensi solusio plasenta adalah

sekitar 1 dari 200 pelahiran. Intensitas solusio plasenta sering bervariasi tergantung pada

seberapa cepat wanita mendapat pertolongan. Angka kematioan perinatal sebesar 25 %.

Ketika angka lahir mati akibat kausa lain telah berkurang secara bermakna, angka lahir

mati akibat solusio plasenta masih tetap menonjol.

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada plasenta

previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak keluar melalui vagina

hampir tidak ada atau tidak sebanding dengan perdarahan yang berlangsung internal yang

sangat banyak. Pemandangan yang menipu inilah sebenarnya yang membuat solusio

plasenta lebih berbahaya karena dalam keadaan yang demikian seringkali perkiraan jumlah

darah yang telah keluar sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada

dalam keadaan syok Penyebab solusio plasenta tidak diketahui dengan pasti, tetapi pada

kasus-kasus berat didapatkan korelasi dengan penyakit hipertensi vaskuler menahun, dan

15,5% disertai pula oleh preeklamsia. Faktor lain yang diduga turut berperan sebagai

penyebab terjadinya solusio plasenta adalah tingginya tingkat paritas dan makin
bertambahnya usia ibu. Solusio plasenta merupakan penyakit kehamilan yang relatif

umum dan dapat secara serius membahayakan keadaan ibu. Seorang ibu yang pernah

mengalami solusio plasenta, mempunyai resiko yang lebih tinggi mengalami kekambuhan

pada kehamilan berikutnya. Solusio plasenta juga cenderung menjadikan morbiditas dan

bahkan mortalitas pada janin dan bayi baru lahir. Angka kematian janin akibat solusio

plasenta berkisar antara 50-80%. Tetapi ada literatur lain yang menyebutkan angka

kematian mendekati 100%.

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian

maternal di Indonesia pada tahun 1998-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka tersebut masih cukup jauh dari tekad pemerintah yang menginginkan penurunan

angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup untuk tahun 2010.

Angka kematian maternal ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN.

Angka kematian maternal di Singapura dan Malaysia masing-masing 5 dan 70 orang per

100.000 kelahiran hidup.

B. Batasan Masalah

Makalah yang kami buat ini dibatasi pada hal-hal yang mengenai konsep dasar

solusio plasenta dan asuhan keperawatan pada pasien dengan solusio plasenta.

C. Rumusan Masalah

1. Apa definisi solusio plasenta ?

2. Apa etiologi solusio plasenta?

3. Bagaimana patofisiologi dari solusio plasenta ?

4. Apa saja klasifikasi dari solusio plasenta ?

5. Apa saja manifestasi klinis dari solusio plasenta ?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien dengan solusio plasenta ?

7. Apa prognosis dari solusio plasenta ?

3
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan solusio plasenta

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang Solusio

Plasenta dan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Solusio Plasenta.

a. Untuk mengetahui definisi solusio plasenta.

b. Untuk mengetahui etiologi dari solusio plasenta.

c. Untuk mengetahui patofisiologi dan solusio plasenta.

d. Untuk mengetahui kalsifikasi dari solusio plasenta.

e. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari solusio plasenta.

f. Untuk mengetahui pemeriksaan pemnunjang untuk solusio plasenta.

g. Untuk mengetahui klasifikasi dari solusio plasenta.

h. Untuk mengetahui prognosis dari solusio plasenta.

i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan solusio plasenta.

E. Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu memberikan informasi kepada

mahasiswa tentang solusio plasenta sampai asuhan keperawatan pasien dengan solusio

plasenta.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

I. Pengertian

Solutio Plasenta adalah lepasnya plasenta dengan implantasi normal sebelum

waktunya pada kehamilan yang berusia di atas 28 minggu. (Arif Mansjoer. Kapita Selekta

edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. 2001).

Solutio Plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable, dimana plasenta

yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korpus uteri) terkelupas atau terlepas

sebelum kala III. (Dr. Chrisdiono. M. Achadiat,SP.2003)

Solutio Plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal

implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak. (Obstetri dan Ginekologi, FKU

Padjadjaran Bandung, 2004)

Jadi solution plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada

korpus uteri sebelum janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu sampai 28 minggu /

berat janin di atas 500 gr.

Gambar 2. 1 Solusio Plasenta (Placental abrubtion)

5
II. Etiologi

Penyebab utama dari solusio plasenta ,masih belum di ketahui dengan jelas

beberapa hal yang merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadian antara lain :

1. Hipertensi esensialis atau preeklamsia

2. Tali pusat yang pendek

3. Trauma

4. Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena kava inferior

5. Uterus yang sangat mengecil(hidramnion)pada waktu ketuban pecah,kehamilan ganda

pada waktu anak pertama lahir. (Ilmu kesehatan reproduksi edisi II penerbit buku

kedokteran EGC,2003 hal.92)

6. Dekrompresi uterus mendadak

7. Anomali atau tumor uterus

8. Defisiensi gizi

9. Merokok

10. Konsumsi alcohol

11. Penyalagunaan kokain

12. Obstruksi vena kava inferior dan vena ovarikal (Manjoer Ariff 2001 hal.279).

III. Patofisiologi

Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang

membentuk hematoma pada desidua, sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas.

Apabila perdarahan sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan

plasenta, peredaran darah anatara uterus dan plasenta belum terganggu, dan tanda serta

gejalanyapun tidak jelas kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada

pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah

lama yang berwarna kehiam-hitaman. Biasanya perdarahan akan berlangsung terus

6
menerus karna otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk

lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya, hematoma retroplsenter akan

bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari dinding

uterus sebagian darah akan menyelundup dibawah selaput ketuban keluar dari vagina atau

menembus selaput ketuban masuk kedalam kantong ketuban atau mengadakan

ekstravasasi diantara serabut-serabut diotot uterus. Apabila ekstravasasinya berlangsung

hebat, seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini disebut uterus

couvelaire, menurut orang yang pertama kali menemukannya uterus seperti itu akan terasa

sangat tegang dan nyeri. Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan

retroplasenter, banyak tromboplastin akan masuk kedalam peredaran darah ibu, sehingga

terjadi pembekuan intravaskuler dimana-mana yang akan menghabiskan sebagian besar

persediaan fibrinogen akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan

pembekuan darah tidak hanya diuterus, akan tetapi juga pada alat-alat tubuh lainnya.

Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan pemberian intravaskule.

Oliguria dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang

masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya

berakibat fatal. Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding

uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, mungkin tidak berpengaruh sama

sekali, atau mengakibatkan gawat janin.

Gambar 2. 2 Plasenta normal dan solusio plasenta dengan hematom

7
IV. Manifestasi Klinis

1. Perdarahan pervaginam disertai rasa nyeri diperut yang terus-menerus, warna darah

merah kehitaman.

2. Rahim keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi rahim bertambah dengan

darah yang berkumpul dibelakang plasenta hingga rahim teregang (uterus embosis,

Wooden uterus).

3. Palpasi janin sulit karena rahim keras.

4. Fundus uteri makin lama makin naik.

5. Auskultasi DJJ sering negative.

6. KU pasien lebih buruk dari jumlah darah yang keluar.

7. Sering terjadi renjatan (hipovolemik dan neurogenik)

8. Pasien kelihatan pucat, gelisah dan kesakitan.

V. Klasifikasi

Menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :

1. Solusio plasenta partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari tepat

pelekatnya.

2. Solusio plasenta totalis : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat pelekatnya.

3. Prolapsus plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada pemeriksaan

dalam.

Menurut derajat solusio plasenta dibagi menjadi :

1. Solusio plasenta ringan

Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah

banyak akan menyebabkan perdarahan pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit.

Perut terasa agk sakit atau terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah

diraba

8
2. Solusio plasenta sedang

Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala dapat timbul perlahan

atau mendadak dengan gejala sakit terus menerus lalu perdarahan pervaginan.

Dinding uterus teraba tegang.

3. Solusio plasenta berat

Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai penderita syok.

VI. Komplikasi

1. Langsung (immediate)

a. Perdarahan

b. Infeksi

c. Emboli dan syok obstetric.

2. Tidak langsung (delayed)

a. Couvelair uterus, sehinga kontraksi tak baik, menyebabkan perdarahan post partum.

b. Hipofibrinogenamia dengan perdarahan post partum.

c. Nekrosis korteks neralis, menyebabkan anuria dan uremia

d. Kerusakan-kerusakan organ seperti hati, hipofisis.

3. Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya solusio plasenta berlangsung.

Komplikasi pada ibu ialah perdarahan, koalugopati konsumtif (kadar fibrinogen kurang

dari 150 mg % dan produk degradasi fibrin meningkat), oliguria, gagal ginjal, gawat

janin, kelemahan janin dan apopleksia utero plasenta (uterus couvelar). Bila janin dapat

diselamatkan, dapat terjadi komplikasi asfiksia, berat badan lahir rendah dan sindrom

gagal nafas.

9
VII. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium darah : hemoglobin, hemotokrit, trombosit, waktu

protombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin, parsial, kadar fibrinogen, dan

elektrolit plasma.

2. Cardiotokografi untuk menilai kesejahteraan janin.

3. USG untuk menilai letak plasenta, usia gestasi dan keadaan janin.

Gambar 2. 3 Ultrasonografi kasus solusio plasenta

VIII. Penatalaksanaan

1. Harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas operasi .

2. Sebelum dirujuk , anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri ,

tidak melakukan senggama , menghindari eningkatan tekanan rongga perut .

3. Pasang infus cairan Nacl fisiologi . Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral .

4. Pantau tekanan darah & frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya

hipotensi / syk akibat perdarahan . pantau pula BJJ & pergerakan janin .

5. Bila terdapat renjatan , segera lakukan resusitasi cairan dan tranfusi darah , bila tidak

teratasi , upayakan penyelamatan optimal dan bila teratsi perhatikan keadaan janin .

10
6. Setelah renjatan diatasi pertimbangkan seksio sesarea bila janin masih hidup atau

persalinan pervaginam diperkirakan akan berlangsung lama . bila renjatan tidak dapat

diatasi , upayakan tindakan penyelamatan optimal .

7. Setelah syok teratasi dan janin mati , lihat pembukaan . bila lebih dari 6 cm pecahkan

ketuban lalu infus oksitosin . bila kurang dari 6 cm lakukan seksio sesarea .

8. Bila tidak terdapat renjatan dan usia gestasi kurang dari 37 minggu / taksiran berat janin

kurang dari 2.500 gr . penganganan berdasarkan berat / ringannya penyakit yaitu :

- Solusi plasenta ringan .

a. Ekspektatif, bila ada perbaikan ( perdarahan berhenti , kontraksi uterus tidak ada ,

janin hidup ) dengan tirah baring atasi anemia , USG & KTG serial , lalu tunggu

persalinan spontan .

b. Aktif, bila ada perburukan ( perdarahan berlangsung terus , uterus berkontraksi ,

dapat mengancam ibu / janin ) usahakan partus pervaginam dengan amnintomi /

infus oksitosin bila memungkinan . jika terus perdarahan skor pelvik kurang dari 5 /

persalinan masih lama, lakukan seksio caesarea.

- Solusio plasenta sedang / berat .

a. Resusitasi cairan .

b. Atasi anemia dengan pemberian tranfusi darah .

c. Partus pervaginam bila diperkirakan dapat berkurang dalam 6 jam perabdominam

bila tidak dapat renjatan , usia gestasi 37 minggu / lebih / taksiran berat janin 2.500

gr / lebih , pikirkan partus perabdominam bila persalinan pervaginam diperkirakan

berlangsung lama .

11
IX DATA SUBJEKTIF

1) Biodata atau identitas pasien:

a) Istri

 Nama

Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.

 Umur

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan


pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.

 Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien/klien
dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi keluarganya, menjaga
kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah.

 Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan


kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan dapat mengetahui
bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan sesuai, juga mengetahui
apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik rokok, mungkin yang
dihisap akan berpengaruh pada janin.

 Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan


pasien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

12
 Pendidikan

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan mempengaruhi


sikap perilaku kesehatan seseorang.

 Status Perkawinan

Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan


terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.

 Suku/Ras

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan


pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

b) Suami

 Nama

Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien.

 Umur

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan


pasien/klien.

 Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak.
Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi suami pasien/klien.

 Pekerjaan

13
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan suami terhadap
permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan suami pasien/klien,
bidan dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan
sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di pabrik
rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.

 Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan


pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

 Pendidikan

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan suami juga


mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seorang istri.

 Status Perkawinan

Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status perkawinan


terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan keberapa
kalinya.

 Suku/Ras

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan


pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

14
2) Riwayat pasien

a) Keluhan utama

Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien datang kepada bidan. Untuk
mengetahui keluhan utama tersebut pertanyaan yang diajukan oleh bidan adalah sebagai
berikut: “Apa yang ibu rasakan, sehingga ibu datang kemari?”

b) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien/klien.

c) Menarche

Untuk mengethui usia pertama kalinya mengalami menstruasi.

d) Siklus Menstruasi

Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam
hitungan hari. Biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.

e) Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan. Kadang kita akan
kesulitan untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan biasanya digunakan criteria
banyak, sedang, sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif,
namun kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya
sampai berapa kali mengganti pembalut dalam sehari.

f) Keluhan

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,


misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak. Keluhan
yang disampaikan oleh pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.

15
g) Menstruasi yang Terakhir

Untuk mengetahui prediksi waktu mengenai kapan menstruasi yang akan datang.

h) Dismenorhea

Untuk mengetahui ketika haid terjadi nyeri atau sulit. Dismenorhea ditandai oleh nyeri mirip
kram yang terasa pada abdomen bagian bawah dan kadang-kadang oleh sakit kepala, keadaan
mudah tersinggung, depresi mental, keadaan tidak enak badan serta perasaan lelah.

i) Keteraturan Menstruasi

Untuk mengetahui jarak normal keteraturan menstruasi biasanya 23 sampai 32 hari. Apabila
terjadi ketidak teraturan menstruasi pada pasien dapat segera dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui factor-faktor penyebabnya.

j). Fluor albus

Untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di dalam vagina bertambah dalam
kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus
menyebabkan flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih
berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan gumpalan putih atau kuning
dan menyebabkan gatal yang sangat.

k) Gangguan sewaktu Menstruasi

Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dirasakan ketika mengalami menstruasi,misalnya
nyeri hebat,sakit kepala sampai pingsan, atau keadaan mudak tersinggung (emosional
meningkat). Gangguan yang dialami pasien dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.

3) Riwayat perkawinan

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap permasalahan


kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah lama kawin, nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).

16
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai riwayat perkawinannya adalah :

1. Kawin : …………………..kali

2. Usia Kawin Pertama ………………………tahun

3. Status Perkawinan

4. Lama Pernikahan

4) Riwayat kehamilan dan persalinan

Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang lampau
adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan. Mencakup :

 Jumlah Kehamilan dan kelahiran: G (gravida), P (para), A (abortus), H (hidup)

Data ini digunakan untuk mengetahui riwayat kehamilan dan kelahiran pasien.

 Golongan Darah

Data ini menjelaskan golongan darah pasien, hal ini dilakukan untuk sumber informasi jika
ketika kehamilan atau persalinan mengalami pendarahan penanganan penggantian darah yang
keluar melalui transfusi darah lebih cepat dilakukan.

 Riwayat persalinan

Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara
melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang dapat terjadi
pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan pencegahannya dan
penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio
saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada
persalinan sekarang.

 Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan

17
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.

5) Riwayat nifas

Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan,
feloris).

6) Riwayat kelahiran anak

a) Berat bayi sewaktu Lahir

Untuk mengetahui kondisi bayi apakah sehat atau mengalami trauma lahir dimana hal ini
terjadi karena trauma pada bayi akibat tekanan mekanik (seperti kompresi dan traksi) selama
preses persalianan. Kejadian ini terjadi pada berat badan bayi lebih dari 4.500 gram.

b) Kelainan Bawaan Bayi

Untuk dapat segera melakukan tindakan preventif pada bayi agar tidak memperparah kondisi.

c) Jenis Kelamin Bayi

Untuk mengetahui jenis kelamin bayi sebagai dokumentasi.

d) Status Bayi yang Dilahirkan: hidup atau mati

Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang,

Bila meninggal, apa penyebab kematiannya.

7) Riwayat Ginekologi

Data ini sangat penting karena akan memberikan petunjuk tentang organ reproduksi pasien.
Mencakup: infertilitas, penyakit kelamin, tumor atau kanker sistem reproduksi, operasi
ginekologi. Jika didapatkan adanya salah satu atau beberapa riwayat gangguan kesehatan alat
reproduksi, maka harus waspada akan adanya kemungkinan gangguan kesehatan alat
reproduksi pada masa postpartum.

18
8) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lamanya
menggunakan alat kontrasepsi, alasan pemakaian serta pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi), serta keluhan selama memakai alat kontrasepsi.

9) Riwayat kehamilan sekarang

Mencakup waktu mendapat haid terakhir, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor,
mual/muntah, masalah kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu.
Anamnesa haid serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau
perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan segera
adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan segera.

10) Riwayat penyakit

Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi ini penting
untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan
pencegahannya dan penanggulangannya. (Depkes RI, 1993:65), misal:

a) Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan
kemungkinan bisa menyebabkan transient hipertension.

b) Ibu hamil dengan riwayat penyakit TBC akut kemungkinan bisa menyebabkan kuman
saat persalinan dan bisa menular pada bayi.

c) Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya dan bayi bisa
cacat bawaan, janin besar.

d) Ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI. (Sarwono,
1999:401)

11) Gambaran penyakit yang lalu

Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui gambaran


mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut parah/tidak, apakah
sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll. Informasi ini penting untuk melihat

19
kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan mengupayakan pencegahan dan
penanggulangannya.

12) Riwayat penyakit keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya. Penyakit keluarga yang perlu ditanyakan
mencakup penyakit kanker, jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawa lahir,
kehamilan kembar atau lebih, TBC, epilepsy, penyakit darah, alergi, penyakit yang
menyebabkan kematian bagi bapak atau ibu yang telah meninggal.

13) Keadaan sosial budaya, ekonomi, dan budaya

Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :

 Jumlah anggota keluarga

 Dukungan materiil dan moril yang didapat dari keluarga.

 Kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan.

 Kebiasaan yang merugikan kesehatan.

14) Riwayat spiritual

Kemungkinan pasien melakukan ibadah agama dan kepercayaannya dengan baik dan
memudahkan kita dalam memberikan asuhan yang sesuai dengan kepercayaan klien.

15) Riwayat pikologis

Kemungkinan adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan
persalinan yang ini. Keungkinan pasien dan suaminya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini. Atau kemungkina klien cemas, takut dan gelisah dengan kehamilan ini.

20
16) Kebutuhan dasar

Kemungkinan pemenuhan kebuuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrisi, proses


eliminasi, aktifitas sehari-hari, istirahat, personan hygiene, dan kebiasaan-kebiasaan yang
dapat mempengaruhi esehatan saat hamil dan bersalin.

X DATA OBJEKTIF

Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.

a) Pemeriksaan umum

Secara teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum pasien baik, yang
mencakup kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas, suhu, tinggi badan dan keadaan umum.

b) Pemeriksaan khusus

1) Secara inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang


dari kepala sampai ujung kaki.

Yang dinilai ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka,
conjunctiva, skelera, hidung dan telinga, mulut, apakah ada caries dentis, stomatitis, karang
gigi, leher apakah ada pembesaran kelenjar gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan,
keadaan putting susu menonjol atau tidak, colostrums ada atau tidak, perut membesar sesuai
dengan tua kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah bersih, ada varises atau
tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah ada haemorhoid, extremitas atas
dan bawah apakah ada kelainan.

2) Secara palpasi, yaitu pemeriksaan yangdilihat dengan cara meraba.

Dengan cara menggunakan cara Leopold, kemungkinan yang ditemukan ialah :

Leopold I : tinggi fundu uteri dalam cm, pada fundus kemungkinan teraba bagian
kepala, bokong atau lainnya.

21
Leopold II :pada dinding perut sebelah kanan atau kiri ibu kemungkinan teraba
punggung, anggota gerak atau bokong, kepala.
Leopold III :teraba bagian bokong, kepala atau lainnya

Leopold IV :bagian terbawah janin belum masuk PAP, karena terhambat oleh placenta
yang letaknya di segmen bawah rahim.

3) Secara auskultasi

Kemungkinan dapat terdengar bunyi jantng janin, frekuensinya, teratur atau tidak dan posisi
puctum maksimum.

4) Secara perkusi

Kemungkinan refleks patella kiri dan kanan positif.

5) Pemeriksaan ukuran panggul

Kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul.

6) Pemeriksaan tafiran berat badan janin (TBJ)

Kemungkinan berat janin normal, dengan menggunakan rumus:

(TFU dlm cm – 13) x 155

Kemudian ditambah 375 untuk lingkaran abdomen yang lebih dari 100cm.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum
janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage. Keadaan
klien dengan solusio plasenta memiliki beberapa macam berdasarkan tingkat
keparahannya, tingkat keparahan ini dilihat dari volume pendarahan yang terjadi mulai
dari solusio ringan hingga berat. Trauma langsung abdomen, hipertensi ibu hamil,
umbilicus pendek atau lilitan tali pusat, janin terlalu aktif sehingga plasenta dapat terlepas,
tekanan pada vena kafa inferior, dan lain-lain diketahui bahwa sebagai penyebab dari
solusio plasenta.
Beberapa faktor yang menjadi faktor predisposisi solusio plasenta itu sendiri
didapat dan diketahui mulai dari faktor fisik dan psikologis dengan kata lain ditinjau dari
kebiasaan-kebiasaan klien yang dapat mendukung timbulnya solusio plasenta. Adapun
komplikasi dari nadi, jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina). pada ibu dan
janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas, usia kehamilan dan lamanya nadi,
jumlah sel darah putih, atau bau/warna rabas vagina). berlangsung. Komplikasi terparah
dari solusio plsenta dapat mengakibatkan syok dari perdarahan yang terjadi, keadaan
seperti ini sangat berpengaruh pada keselamatan dari ibu dan janin. Penatalaksanaan dari
solusio plasenta dapat dilakukan secara konservatif dan secara aktif. Masing-masing dari
penatalaksaan tersebut mempunyai tujuan demi keselamatan baik bagi ibu, janin, ataupuun
keduanya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. Dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarata : EGC.

Manuaba, Chandarnita, dkk,. 2008. Gawat-darurat obstetri-ginekologi & obstetriginekologi

sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo S, Hanifa W. 2002. Kebidanan Dalam Masa Lampau, Kini dan Kelak. Dalam:

Ilmu Kebidanan, edisi III. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wong, Dona L, dkk,. 2002. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.

Anonimous. (2008). Karakteristik Kasus Solusio Plasenta di Bagian Obstetri dan Ginekologi
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode 1 Januari 2002-31 Desember 2006. (Akses tanggal
10 Juni 2013). http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/16/karakteristik-kasus-solusio-
plasenta-di-bagian-obstetri-dan-ginekologi-rsud-arifin-achmad-pekanbaru-periode-1-januari-
2002-31-desember-2006/

24

Anda mungkin juga menyukai