Kewajiban Muslimah terhadap Akal dan Hatinya
Bukhari dan Muslim meriwayatkan Sedangkan saksi untuk laki-laki hanya satu
dari Abu Said Al Khudri, ia menceritakan
bahwa Rasulullah Saw. pergi ke tempat
sholat pada hari raya Idul Adha dan hari
raya Idul Fitri. Selanjutnya Beliau
melewati jama’ah perempuan dan Beliau
bersabda : “Aku tidak pernah melihat
orang-orang yang kurang akal dan agama
mampu melunakkan hati seorang laki-laki
yang tegas melebihi salah seorang dari
kalian.” Maka mereka bertanya : “Apa
kekurangan akal dan agama kami Ya
Rasulullah?” Rasul menjawab : “Bukankah
persaksian seorang perempuan sama
dengan setengah persaksian seorang laki-
laki?” “Benar.” Jawab mereka. Maka Nabi
bersabda : “Itulah letak kekurangan akal.
Bukankah perempuan saat haid tidak boleh
sholat dan tidak boleh puasa?” “Benar.”
Jawab mereka. Maka Nabi bersabda :
“Maka di situlah letak kurang agamanya.”
Berdasarkan hadits tersebut, ada
dua persoalan yang dapat dipetik, yakni
perempuan kurang akalnya dan perempuan
kurang agamanya. Apa maksud dari
perempuan kurang akalnya? Apakah itu
berarti perempuan lebih bodoh dari laki-
laki?
Perempuan memang memiliki
kekurangan dari segi akal. Namun bukan
berarti perempuan lebih bodoh daripada
laki-laki. Perempuan lebih dominan dalam
hal perasaannya ketimbang logikanya.
Contoh hal yang dapat membuktikan
bahwa perempuan lebih dominan
perasaannya yaitu saksi perempuan tidak
boleh hanya satu melainkan harus dua
orang. Kecuali untuk saksi persusuan
boleh hanya satu orang perempuan.
orang. Kesimpulannya dua orang
perempuan bersaksi itu sama dengan satu
orang laki-laki bersaksi. Itulah letak
kekurangan akal. Kekurangan akal bukan
berarti IQ lebih rendah melainkan
perempuan lebih dominan perasaannya.
Sesalihah-salihahnya perempuan,
pasti ada waktu saat ia berhenti dari sholat
dan berhenti dari puasa. Yaitu ketika
perempuan mengalami haid dan nifas.
Sementara laki-laki tidak demikian. Laki-
laki tetap bisa sholat, bisa puasa, tidak ada
hentinya. Di situlah letak saat perempuan
kekurangan agamanya.
Hal-hal yang menunjukkan bahwa
perempuan itu lemah akalnya tidak
semata-mata untuk mendiskriminasi antara
perempuan dengan laki-laki.
Sesungguhnya Allah memberikan banyak
kelebihan kepada perempuan. Buktinya
banyak perempuan-perempuan yang
berprestasi di bidangnya.
Allah memberikan kapasitas akal
kepada laki-laki dan perempuan itu
sepadan. Akan tetapi ketika dihadapkan
dengan suatu masalah atau realitas tertentu
di lapangan, respon akal laki-laki biasanya
lebih cepat dibanding dengan respon
perempuan secara umum.
Hal itu tidak berarti bahwa laki-laki
tidak punya perasaan. Laki-laki juga punya
perasaan, bisa marah, sedih, dan
sebagainya seperti halnya permpuan.
Namun yang berbeda adalah dalam hal
pemanfaatannya. Perempuan lebih
dominan memanfaatkan perasaannya. Jadi
ketika sedih biasanya akan sedih
berkepanjangan. Sedangkan laki-laki,
sebelum menggunakan perasaannya laki-
laki menggunakan akalnya terlebih dahulu.
Dengan begitu banyak nikmat yang
Allah beri kepada kita berupa nikmat akal,
nikmat ilmu, dan lain sebagainya, apa
kewajiban kita? kewajiban kita terhadap
akal adalah menjaganya. Bagaimana cara
kita menjaga akal?
 Pelihara kesehatan akal
Jaga agar akal tidak sampai rusak
dari fisiknya maupun fungsinya.
Jaga dengan makanan-makanan
bergizi dan baik. Jauhkan dari
makanan-makanan haram, jangan
meminum khamr karena
mengakibatkan mabuk dan kalau
sudah mabuk pasti akal akan kacau
dan rusak.
 Mengisinya dengan informasi yang
bermanfaat
Kita boleh mendengarkan dan
mencari informasi dari manapun,
tapi diikuti yang paling baik saja
yang sesuai dengan ilmu Al-qur’an
dan As-sunnah. Jangan sampai
karena terlalu haus akan ilmu
menjadikan informasi dari
manapun diikuti. Carilah ilmu yang
membawa kita pada Allah dan
Rasulullah. Karena sekali kita
mengikuti sesuatu yang Allah dan
Rasulnya tidak ridha, akal kita akan
rusak.
 Masukkan pengetahuan Islam
Islam itu cakupannya luas sekali.
Ilmu Allah pun banyak sekali dan
tidak ada habisnya. Oleh karena
Islam itu luas dan sempurna, kita
harus mempelajarinya secara
bertahap, dimulai dari dasar.
Tahapan belajar Islam dari dasar :
1. Ilmu usul assalasah
Ilmu yang menyangkut 3
landasan pokok seseorang untuk
berislam.
a. Ma’rifatullah
Kenali dulu Allah. Supaya
kita tahu bahwa Allah itu
memang keras siksanya
tetapi di sisi lain Allah itu
Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Maha Pemurah,
Maha Pengampun.
Sehingga kita tidak
su’udzon terhadap Allah.
Selain itu agar hidup kita
tidak berat sebelah. Allah
tidak hanya memberi kita
ujian tetapi juga memberi
kita jawaban. Allah
memberi kita masalah
sekaligus menunjukkan kita
jalan keluarnya.
b. Ma’rifaturrasulullah
Kenali Rasulullah. Untuk
apa ada Rasul, jika tidak
ada Rasul apa efeknya
untuk kita? Kenali sifat-
sifatnya dan contohlah
amal-amalnya. Kenali
betapa luar biasa sayangnya
Rasulullah kepada kita,
umatnya.
c. Ma’rifatul Islam
Kenali Islam.
Itulah ilmu dasar yang setiap
muslim wajib mengetahui dan
mengamalkannya. Sayangnya,
kurikulum pendidikan Islam
sejak kita kecil hanya
mengajari fiqih, tata cara shalat,
do’a-do’anya, tata cara wudhu,
hal yang membatalkan. Kita
tidak diajari bagaimana cara
 mencintai zat yang menyuruh
shalat, tidak diajari bagaimana
mencintai kekhusyukan shalat,
dan tidak diajari cara mencintai
Rasulullah.
2. Pelajari Al-Qur’an
Pelajari kandungannya, pelajari
ilmunya, dan terapkan dalam
kehidupan kita.
3. Pelajari As-Sunnah
4. Pelajari Ilmu usul Fiqih
Ilmu usul fiqih penting agar
kita tidak menjadi orang yang
tak punya arah (bingung,
linglung).
5. Pelajari Ilmu Akidah
6. Pelajari pengetahuan umum
tentang Islam, shirrah
nabawiyah.
Kewajiban hati. Kewajiban hati ini
menyangkut hubungan kita dengan Allah.
Apabila hubungan kita dengan Allah tidak
beres, pasti kita banyak merasa cemas dan
resah.. Ketika hati banyak penyakitnya,
maka akan muncul was-was, linglung, dan
bengong. Namun bila hati kenal Allah, dia
akan selalu mencari Allah. Berbeda
dengan hati yang tidak kenal Allah, maka
yang dicari bukan Allah. Sehingga supaya
hati itu bisa tenang karena Allah, nyaman
karena allah, mantap berada di jalan Allah,
ikutilah tuntunan hati. Apa itu tuntunan
hati?
Abdul bin Busrin berkata bahwa
seseorang bertanya kepada Rasulullah,
“Wahai Rasulullah, syariat islam sangat
banyak kebaikannya bagi saya, maka
ajarkanlah kepada saya sesuatu yang akan
saya pegang kuat-kuat.” Maka nabi
menjawab “Hendaklah selalu lidahmu
basah dengan dzikir kepada Allah.”
Oleh sebab itu, agar hati kita selalu
tertuju kepada Allah dan selalu tentram,
kita harus rajin berdzikir. Jangan takut
waktu kita akan berkurang karena
kebanyakan dzikir justru dengan berdzikir
waktu kita akan lebih barokah.
Itulah beberapa kewajiban
muslimah terhadap akal dan hatinya.
Muslimah memang istimewa, namun
jangan jadikan keistimewaan yang sudah
Allah beri menjadi sia-sia tidak berguna.
Kita muslimah harus mampu menjaga diri
sebaik mungkin, dimulai dari menjaga akal
dan hati kita.
Sumber : Kajian KRPH oleh Uztazah Asri Widiarti,
S.Si

Dzikrullah.

Disebut hati karena ia sering sekali

berubah-ubah. Mudah sekali berubah-
ubah. Dari senang menjadi sangat marah
lalu sedih dan lain sebagainya. Maka hati
membutuhkan dzikrullah. Ingat kepada
Allah. Dengan mengingat Allah, hati
menjadi tentram.