Anda di halaman 1dari 6

Cara pemakaian Indeks

Bentuk Dosis Dosis Kemanan


Nama obat
sediaan Maksimal sediaan
Sebelum Sesudah
pada wanita Kontraindikasi Efek Samping Penatalaksanaan
makan makan
hamil
 Hipersensistifitas
Isoniazida
(H)
Tablet 5-15
mg/kgBB/h
100 mg
300 mg
√ - C
atau
Neurologi:
Neuritis perifer,
Gatal dan kemerahan kulit *Berikan antihistamin, sambil
meneruskan OAT dengan pengawasan
( 2 jam )
ari  reaksi adversus, vertigo, ataksia, ketat. Gatal-gatal tersebut pada
dosis  termasuk demam, sebagian penderita hilang, namun
maksimal  artritis, Hepatotoksik: SGOT pada sebagian penderita malahan
300  cedera hati dan SGPT ↑ terjadi suatu kemerahan kulit. Bila
mg/hari  kerusakan hati akut keadaan seperti ini, hentikan semua
Metaboliems dan OAT. Tunggu sampai kemerahan kulit
endrokrin: defisiensi tersebut hilang.
Vitamin B6 Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan semua OAT sampai ikterus
menghilang
Bingung dan muntah muntah Hentikan semua OAT, segera lakukan
(permulaan ikterus karena obat) tes fungsi hati.
Neuritis perifer Kesemutan s/d rasa Diberikan Vitamin B6 (5-10 mg)
terbakar di kaki
 Hipersensitif
Rimpafisin Tablet
kapsul
10-20
mg/kgBB/h
300
mg,
√ - C
terhadap golongan
Kencing, air ludah,
dahak, dan air mata
Purpura dan renjatan (syok)
Warna kemerahan pada air seni
Hentikan Rifampisin
Beri penjelasan, tidak perlu diberi
ari, 450 obat ini akan Menjadi coklat apa-apa
dosis mg,  Penyakit kuning merah. Tidak nafsu makan, mual, sakit Obat diminum malam sebelum tidur
maksimal 600 mg (jaundice) perut
600  Severe hepatic SSP: Gatal dan kemerahan kulit Lihat *
mg/hari disease Letih rasa kantuk, sakit Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan semua OAT sampai ikterus
kepala, ataksia, Menghilang
gangguan penglihatan, Bingung dan muntah muntah Hentikan semua OAT, segera lakukan
ketulian (permulaan ikterus karena obat) tes fungsi hati.
 Gangguan fungsi hati
Pirazinamid
a
Tablet 15-30
mg/kgBB/h
500 mg - √ C
parah
hepatotoksisitas, demam
anoreksia, hepatomegali,
Gatal dan kemerahan kulit
Nyeri Sendi
Lihat *
Beri Aspirin
ari,  porfiria, ikterus; gagal hati; mual, Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan semua OAT sampai ikterus
dosis  hipersensitivitas muntah, artralgia, Menghilang
maksimal anemia sideroblastik, Bingung dan muntah muntah Hentikan semua OAT, segera lakukan
2 urtikaria. (permulaan ikterus karena obat) tes fungsi hati.
000mg/hari
 hipersensitas
Etambutol Tablet 15-20
mg/kgBB/h
250
mg,
- √ B
 neuritis optik
gangguan penglihatan
berupa berkurangnya
Gangguan penglihatan
Gatal dan kemerahan kulit
Hentikan Etambutol.
Lihat *
ari, dosis 500 mg ketajaman penglihatan, Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan semua OAT sampai ikterus
maksimal buta warna untuk warna Menghilang
1250 merah dan hijau Bingung dan muntah muntah Hentikan semua OAT, segera lakukan
mg/hari (permulaan ikterus karena obat) tes fungsi hati.
 hipersensitifitas
Streptomisin serbuk
untuk
15–40
mg/kgBB/h
1,5gra
m
√ √ D
streptomisin sulfat
kerusakan syaraf
kedelapan yang
Gangguan keseimbangan
Tuli
Streptomisin
dihentikan, ganti Etambutol.
Injeksi ari, dosis / vial  aminoglikosida berkaitan dengan Gatal dan kemerahan kulit Lihat *
maksimal keseimbangan dan Ikterus tanpa penyebab lain Hentikan semua OAT sampai ikterus
pendengaran (Tuli) Menghilang
1000mg/har Bingung dan muntah muntah Hentikan semua OAT, segera lakukan
i (permulaan ikterus karena obat) tes fungsi hati.
Interaksi Rifampisin Penatalaksanaan
Antihipertensi diuretik Tidak ditemukan interaksi Pilihan aman
Thiazid
Spirinolakton
Furosemid

CCB Rifampicin menurunkan konsentrasi CCB dengan Monitor respon dan meningkatkan dosis CCB jika diperlukan
Nifedifin meningkatkan metabolisme CCB di dinding usus
Amlodipin
Verampamil

β-blocker
Propranolol Rifampicin menurunkan konsentrasi β-blocker dengan
Carvedilol induksi enzim Metabolisme β- blocker cepat di hati ( mis propranolol ) diperkirakan akan mempengaruhi enzim efek
(↓AUC carvedilol 70%) yang menginduksi rifampicin. β - bloker hilang dan tidak berubah di urin ( misalnya atenolol ) tidak
berefek. Pantau respons pasien (tekanan darah,tanda-tanda / gejala disfungsi hati ) dan menyesuaikan
dosis β - blocker jika diperlukan

Dilaporkan 2 isolat berinteraksi dengan enalsapril, Monitor kontrol tekanan darah ketika ditambahkan atau menarik rifampicin, menyesuaikan dosis ACEI
ACEI dengan gejala klinik sedang jika diperlukan kontrol ulang
Captopril
Enalapril
lisinopril
ANALGESIK
Parasetamol Meningkatkan klirens pct Pentingnya kajian study klinik

NSAID
Diklofenak Menurunnya serum diklofenak Dosis diklofenak perlu ditingkatkan, perlu study lanjut
Ibuprofen Aspirin,ibuprofen Tidak ada interaksi. Aspirin dan ibuprofen lebih baik.
Aspirin

Tramadol
Opiods Rifampisin Menurunkan konsentrasi opiods Monitor ketat dengan kontrol, dosis opiods yang diperlukan untuk meningkatkan dan evaluasi
Morpin penghentian rifampicin
kodein

Antifungal Hal ini dapat mengurangi atau menghilangkan efek antijamur, tergantung pada agen yag menginfeksi.
Itrakonazol Menurunkan konsentrasi di serum darah serum rifampisin juga dapat berkurangi dengan penggunaan bersamaan ketoconazole, dan Obat harus
Ketokonazol diberikan 12 jam terpisah untuk meminimalkan interaksi ini
CONTRACEPTIVES
Oral contraceptives (OC)
Ethinylestradiol Rifampisin mengurangi efektivitas dengan menginduksi Pilihan kontrasepsi yang sangat bisa diandalkan ketika diberikan bersaman dengan rifampisin.
Levonorgestrel enzim dan mengubah kesetimbangan flora normal usus, Perdarahan dan bercak umumnya terjadi dan pembuahan dan kehamilan tidak dapat dicegah.
Norgestrel yang pada gilirannya, mengubah sirkulasi enterohepatik Harus TIDAK diberikan bersaman
obat
Progestogen
kontrasepsi suntik Rifampisin mengurangi efektivitas dengan menginduksi alternatif yang lebih aman – suntik. Hal ini dikarenakan bentuk Interaksi dapat diatasi dengan
Medroxyprogesterone acetate enzim memperpendek interval suntikan antara 8 minggu untuk medroxyprogesterone acetate dan 6 minggu
Norethisterone enanthate untuk norethisterone enanthate

ARV AGENTS
Efavirenz (EFV) Rifampisin mengurangi efektivitas EFV dengan Rifampisin dapat digunakan dengan EFV tanpa modifikasi dosis
menginduksi enzim

Ritonavir Rifampisin mengurangi efektivitas ritonavir dengan Disarankan Pemantauan fungsi hati
(Kaletra) menginduksi enzim Dewasa: menambahkan ritonavir 300 mg setiap 12 jam untuk dosis Kaletra ketika pasien menggunakan
rifampicin dan selama 1 bulan setelah selesai
terapi TB
Anak-anak: hanya swap dari Kaletra ke ritonavir

Nevirapine (NVP) Rifampisin mengurangi efektivitas NVP dengan Alternatif: Jika berusia lebih dari 3 tahun dan lebih dari 10 kg,
menginduksi enzim beralih ke efavirenz. Jika berusia di bawah 3 tahun atau di bawah 10 kg, beralih ke ritonavir jika sesuai.

Perubahan dosis mungkin tidak diperlukan dengan penggunaan bersamaan, tetapi waspada apabila efek
Zidovudine Rifampisin meningkatkan clerance AZT berkurang

ANTI-EPILEPTICS
Carbamazepine Konsentrasi meningkat, toksisitas carbamazepine Memantau pasien untuk tanda-tanda toksisitas carbamazepine, termasuk ataksia, nistagmus, diplopia,
meningkat dengan menghambat metabolisme sakit kepala, muntah, apnea, kejang dan koma
carbamazepine ketika isoniazid dan rifampicin diberikan
bersama-sama,

Rifampisin menurunkan serum fenitoin dengan


menginduksi enzim. Ketika rifampisin digunakan
Fenitoin kombinasi dengan INH, clerance fenitoin tidak Monitor konsentrasi fenitoin dan meningkatkan dosis jika sediaan rifampisin tepat diberikan sendiri
meningkat Dosis diturunkan jika rifampisin di hentikan. Jika rifampisin dan isoniazid diberikan bersamaan.
hasilnya mungkin tergantung pada status asetilator isoniazid dari asetilator cepat pasien akan mungkin
juga perlu peningkatan dosis fenitoin asetilator lambat mungkin memerlukan fenitoin kecil. Dosis jika
toksisitas harus dihindariSemua pasien harus dipantau sangat erat sebagai hasilnya tidak dapat diprediksi

Monitor konsentrasi valproat dan pasien untuk mengontrol kejangan. penyesuaian dosis mungkin
diperlukan
Rifampisin menurunkan konsentrasi valproate dengan
Asam Valproic meningkatkan klirens

Interaksi INH Penatalaksanaan


Antacid Absorpsi INH berkurang apabila digunakan Berikan INH 1 jam sebelum antasid.
bersamaan dengan alumunium hidroksida

Konsentrasi karbamazepin meningkat pada serum


Karbamazepin secara cepat Toksisitas karbamazepin bisa terjadi jika dosis tidak di reduksi. Penggunaan bersama
tidak boleh dilakukan kecuali efek bisa
dimonitor dan dibuat penyesuaian dosis

Kontrasepsi oral Risiko kegagalan tampaknya rendah


Toksisitas potensial parasetamol
Paracetamol Dosis normal analgesik harian 4 g, pasien diperingatkan untuk membatasi
penggunaan parasetamol karena parasetamol menginduksi toksisitas hati, bahkan
dengan dosis normal.
Meningkatnya konsentrasi fenitoin
Fenitoin metabolisme INH lambat sehingga dapat berkembang menjadi toksisitas, jika dosis
fenitoin adalah tidak dikurangi tepat. Jika kedua rifampisin dan INH diberikan,
tingkat serum fenitoin pasien dapat jatuh

Meningkatnya konsentrasi teofilin monitor konsentrasi


Theophylline

Keju
Ikan tuna
Sardin
Alokohol
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO Tuberculosis Fact Sheet
no. 104. Available at:
http//www.who.Tuberculosis.htm.
Accesed April on 1, 2016.
2. Rasjid R. Patofisiologi dan
diagnostik tuberkulosis paru.
Dalam: Yusuf A, Tjokronegoro A.
Tuberkulosis paru pedoman
penataan diagnostik dan terapi.
Jakarta, Balai Penerbit FKUI,
1985:1-11.
3. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis,
eds 9. Jakarta, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
2005.
4. Aditama TY, Luthni E. Buku
petunjuk teknik pemeriksaan
laboratorium tuberkulosis, eds 2.
Jakarta, Laboratoirum
Mikrobiologi RS Persahabatan
dan WHO Center for
Tuberculosis, 2002.
5. Hopewell PC, Bloom BR.
Tuberculosis and other
mycobacterial disease. In:
Murray JF, Nadel JA. Textbook
of respiratory medicine 2nd ed.
Philadelphia, WB Saunders Co,
1994;1095-100.
6. McMurray DN. Mycobacteria and
nocardia. In: Baron S. Medical
microbiology 3rd ed. New York,
Churchil Livingstone, 1991; 451-
8.
7. Rosilawati ML. Deteksi
Mycobacterium tuberculosis
dengan reaksi berantai
Polimerasa / Polymerase Chain
Reaction (PCR). Tesis Akhir
Bidang Ilmu Kesehatan Ilmu
Biomedik Program Pasca
Sarjana Universitas Indonesia.
Jakarta, 1998.
8. Netter FH. Respiratory system.
In: Divertie MB, Brass A. The
Ciba colletion of medical
illustrations. CIBA
Pharmaceuticals Company,
1979:189.
9. Winariani. Pedoman
penanganan tuberkulosis paru
dengan resistensi multi obat
(MDR-TB). Kumpulan naskah
ilmiah tuberkulosis. Pertemuan
Ilmiah Nasional Tuberkulosis
PDPI, Palembang 1997.
.

Anda mungkin juga menyukai