Diabetes Melitus (DM) merupakan sekumpulan sindrom metabolik yang
ditandai dengan adanya peningkatan gula darah di atas normal. Beberapa tipe DM disebabkan oleh interaksi kompleks dari genetik, faktor lingkungan, dan gaya hidup. Berdasarkan etiologi dari DM, faktor yang menyebabkan hiperglikemia adalah penurunan sekresi insulin, peningkatan resistensi insulin, dan penurunan utilisasi glukosa (Saksono, 2015). Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh trias hiperglikemia, asidosis, dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut dan relatif (Saksono, 2015). KAD merupakan salah satu komplikasi akut DM yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis. Pasien KAD biasanya mengalami dehidrasi berat akibat diuresis osmotik dan bahkan dapat menyebabkan syok sehingga membutuhkan pengelolaan gawat darurat (Kitabchi, 2004). Insiden tahunan KAD pada pasien diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) adalah 1-5%, berdasarkan beberapa studi yang dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat dan terlihat konstan dalam beberapa dekade terakhir di negara-negara barat. Namun demikian studi epidemiologi terbaru memperkirakan insiden total akan mengalami peningkatan, terutama disebabkan oleh peningkatan kasus diabetes mellitus tipe 2 (DMT2). Laju insiden tahunan KAD diperkirakan antara 4,6 sampai 8 per 1000 pasien dengan diabetes. Sedangkan insidens DMT2 sendiri di Indonesia, diperkirakan berkisar antara 6-8% dari total penduduk (English dan Williams, 2003; Kitabchi, 2001) Di RS dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta, selama periode 5 bulan (Januari-Mei 2002) terdapat 39 episod KAD dengan angka kematian 15% (Soewondo, 2006). Sekitar 80% pasien KAD adalah pasien yang sudah dikenal memiliki riwayat DM. Gambaran klinik KAD dapat dijumpai pernapasan cepat dan dalam (Kussmaul), berbagai derajat dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering), dan terkadang disertai hipovolemia dan syok. Derajat kesadaran pasien bisa beragam, mulai dari kompos mentis, delirium, atau depresi hingga koma (Saksono, 2015). 1 2
Dalam case ini dibahas salah satu pasien RSUD dr. H.M. Ansari Saleh Banjarmasin yang didiagnosis Ketoasidosis diabetik pada DMT2 meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, tata laksana, dan prognosis.