Anda di halaman 1dari 15

Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008

ISBN: 978-979-15842-1-0
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

dari 21 m2 hingga 60 m2, harga dari 38 juta


Faktor-Faktor Penentu Minat Masyarakat hingga 157 juta rupiah, serta lima model desain
Dalam Memilih Rumah Siap Huni Tipe Kecil terpilih yang dipandang mewakili berbagai
pilihan yang tersedia. Terdapat lima faktor yang
signifikan dan tiga faktor yang tidak signifikan.
Secara singkat dari faktor-faktor signifikan
seperti (1) desain dan tata ruang rumah, (2)
Agus S Sadana letak rumah dan fasilitas lingkungan, (3a) lokasi
dan akses rutin, menunjukkan bahwa secara
A Wawan Nartanto
umum kondisi yang bersifat fisik dari rumah-
Jurusan Arsitektur Universitas Pancasila, Jakarta rumah yang dibangun oleh developer telah
mendekati kebutuhan masyarakat. Selanjutnya
Didukung oleh tim Mahasiswa:
dari faktor-faktor: (5b) pentingnya informasi
Asep Noppiandrie dan Lina Ratriana status tanah bagi calon pemilik rumah, serta (6)
pengaruh pendapat fihak lain/keluarga
sadana_m15@yahoo.com menunjukkan bahwa masyarakat juga
membutuhkan adanya kepastian atas hak
mereka serta perlunya dukungan non materi
dari orang lain yang dekat dengan mereka
Abstrak sebelum memutuskan memilih sebuah rumah
untuk dimiliki. Dari faktor-faktor tidak
Masyarakat peminat rumah siap huni tipe kecil
signifikan yang bersifat fisik: (3b) lokasi dan
yang daya belinya sangat terbatas berhadapan
akses non rutin, menunjukkan bahwa kurang
dengan berbagai pilihan rumah yang dibangun
strategisnya lokasi rumah terhadap fasilitas lain
dan ditawarkan oleh developer. Dengan
seperti pasar, hipermarket, tempat wisata tidak
menggunakan metoda statistik sederhana, dari
terlalu masalah. Selanjutnya dari faktor-faktor
delapan faktor: (1) desain dan tata ruang
tidak sognifikan yang bersifat non fisik: (4)
rumah, (2) letak rumah dan fasilitas lingkungan,
harga dan sistem kredit, serta (5a) kejelasan
(3a) lokasi dan akses rutin, (3b) tentang lokasi
informasi status tanah menunjukkan bahwa
dan akses non rutin, (4) harga dan sistem kredit,
masyarakat masih sering terganjal oleh
(5a) kejelasan informasi status tanah yang
tingginya biaya yang harus dikeluarkan,
disampaikan oleh developer, (5b) pentingnya
berbelitnya proses administrasi pembelian,
informasi status tanah bagi calon pemilik
serta masih belum yakinnya masyarakat pada
rumah, serta (6) pengaruh pendapat fihak lain
kejujuran developer mengenai hak atas tanah
yang diteliti, pada kategori variasi luas rumah
pada unit rumah yang ingin dimilikinya.

3.66
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Keywords: rumah sederhana, kredit rumah, rumah di dalam perumahan tersebut, fasilitas
rumah siap huni umum yang tersedia, kemudahan akses, harga
jual dan sistem pembayaran kreditnya, serta
status hak kepemilikannya. Artinya, selain
LATAR BELAKANG desain masih ada beberapa aspek lagi yang
dipertimbangkan seseorang sebelum memilih
Karena arsitektur adalah suatu bidang rumah, dan tampaknya itu juga dipengaruhi oleh
yang mengedepankan keunggulan desain, prioritas masing-masing orang.
sedikit banyak perihal ide desain dari seorang
arsitek akan membawa pengaruh kepada Rumah sederhana tipe kecil merupakan
rancangan rumah yang dibuatnya. Termasuk sebagian dari produk ruah siap huni yang
juga pada rumah-rumah yang desain rumah dibangun oleh para developer. Selanjutnya
tinggal tipe kecil yang dibangun dan ditawarkan sebelum memilih produk, seseorang akan akan
oleh para pengembang, berikut berbagai melakukan evaluasi atas produk tersebut, yang
keunggulan dan kekurangannya, baik dari segi digambarkan sebagai evaluation process
desain maupun non desain. Tipe kecil yang involves judging the performance of choice
dimaksudkan di sini adalah rumah dengan alternatives along salient evaluative criteria
ukuran 18 m2 hingga 36 m2. Dari data yang (Engel, Blackwell dan Miniard, 1995, p. 218).
tercatat dalam database Real Estate Indonesia, Proses ini disebut sebagai decision process, dan
pada tahun 2006 yang lalu, di jabodetabek decision process ini terkait dengan attitude dan
terbangun sebanyak 9990 unit rumah tipe kecil intention. Dalam pandangan psikologis, attitude
yang dibangun dan ditawarkan oleh 342 dan intention dapat dipergunakan untuk
developer (Real Estate Indonesia, 2007). memprediksi perilaku masyarakat sebagai
konsumen rumah sederhana. Berkaitan dengan
Masyarakat calon pembeli akan ini, the Theory of Planned Behavior yang terdiri
mempertimbangkan berbagai aspek sebelum dari faktor-faktor: (1) attitude toward behavior,
menentukan rumah mana yang akan dipilihnya (2) subjective norms, dan (3) perceived
untuk dimilikinya. Hasil amatan sepintas behavioral control yang dipandang
mengindikasikan bahwa masyarakat cenderung mempengaruhi (4) behavioral intention (Ajzen,
lebih cepat melirik pada rumah dengan desain 1988), dan berasal dari pandangan psikologis
tampak yang indah. Namun setelah memperoleh mengenai attitudes, personality dan behavior,
informasi lebih lanjut dari brosur serta dapat dipergunakan sebagai sarana untuk
menghampiri stand perumahan, mereka memprediksi masalah perilaku masyarakat ini,
kemudian banyak menayakan faktor-faktor lain, dan selanjutnya proses ini dapat dipadukan
seperti: fasilitas dan ketersediaan ruang dalam dengan kecenderungan masyarakat dalam
rumah tersebut, lokasi perumahan dan lokasi

3.67
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

memilih rumah siap huni yang dibangun Berdasarkan identifikasi masalah


developer. penelitian tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan research question sebagai berikut:
apakah ada hubungan antara faktor-faktor desain
B. IDENTIFIKASI MASALAH DAN dan non desain dengan minat masyarakat dalam
RESEARCH QUESTION memilih rumah? Selanjutnya dari research
question ini, penelitian difokuskan kepada
Beragamnya faktor-faktor desain dan
rumah siap huni tipe kecil. Adapun batasan
faktor-faktor lain non desain yang masuk ke
rumah tipe kecil dalam penelitian ini adalah
dalam pikiran seseorang sebelum memutuskan
rumah siap huni produk developer tipe 21 m2
rumah siap huni yang akan dipilihnya,
sampai dengan tipe 60 m2.
mengharuskan pengembang perumahan pandai-
pandai dalam menyediakan desain, fasilitas Research question ini kemudian diuraikan
penunjang, perihal yang berkaitan dengan lagi menjadi: (1) apakah ada hubungan antara
keuangan, serta status hak kepemilikan, guna desain dan tata ruang rumah dengan minat
menarik minat atau niat masyarakat pencari masyarakat memilih rumah?, (2) apakah ada
rumah. hubungan antara letak rumah terhadap fasilitas
lingkungan dengan minat masyarakat memilih
Dengan demikian masalah yang dapat
rumah?, (3a) apakah ada hubungan antara lokasi
dibahas dalam penelitian ini akan lebih terfokus
perumahan dan kemudahan akses rutin dengan
untuk mempelajari hubungan antara aspek-aspek
minat masyarakat memilih rumah?, (3b) apakah
dalam faktor desain: (1) desain dan tata ruang
ada hubungan antara lokasi perumahan dan
rumah, (2) letak rumah dan fasilitas lingkungan,
kemudahan akses non rutin dengan minat
(3a) lokasi dan akses rutin, (3b) tentang lokasi
masyarakat memilih rumah?, (4) apakah ada
dan akses non rutin; serta aspek-aspek dalam
hubungan antara faktor harga dan sistem kredit
faktor non desain: (4) harga dan sistem kredit,
dengan minat masyarakat memilih rumah?, (5a)
(5a) kejelasan informasi status tanah yang
apakah ada hubungan antara kejelasan status
disampaikan oleh developer, (5b) pentingnya
tanah yang disampaikan oleh developer dengan
informasi status tanah bagi calon pemilik rumah,
minat masyarakat memilih rumah?, (5b) apakah
serta (6) adanya pendapat dari fihak lain.
ada hubungan antara pentingnya informasi
Delapan aspek teridentifikasi tersebut
status tanah bagi calon pemilik rumah dengan
selanjutnya akan dipelajari secara lebih
minat masyarakat memilih rumah?, serta (6)
mendalam mengenai kekuatan hubungannya
apakah ada hubungan antara pendapat fihak lain
dengan minat atau intention masyarakat dalam
dengan minat masyarakat memilih rumah?
memilih rumah mana yang akan dipilih untuk
dimilikinya melalui proses jual beli.

3.68
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Selanjutnya, mengacu kepada delapan research Developerpun tampaknya tanggap dengan


questions tersebut penelitian ini dilaksanakan. sindrom tersebut, sehingga mereka berlomba-
lomba membangun berbagai tipe rumah rumah
dengan embel-embel kemewahan. Apabila
TINJAUAN PUSTAKA embel-embel kemewahan tersebut diterapkan
pada rumah sederhana tipe kecil yang harga
jualnya 100 juta ke bawah pada tingkat harga
1. Rumah Sederhana Bagi Rakyat tahun 2007-2008 ini, dikhawatirkan hanya akan
menimbulkan kemewahan semu. Biaya
Sehubungan dengan Resolusi PBB pada
kemahalan yang harus dibayar demi mengejar
bulan desember 1987 mengenai “kesadaran
tampilan mewah tersebut bisa jadi akan
akan hak untuk mendapatkan tempat tinggal
dikompernsasikan kepada penurunan kualitas
yang layak,” maka dalam sidang umum PBB
konstruksi rumah. Efek lanjutannya adalah
tahun 1987 telah dirumuskan strategi global di
konstruksi rumah yang tidak kokoh dan
bidang perumahan dan permukiman menuju
berbahaya bagi penghuninya, atau pengurangan
tahun 2000. Tujuannya adalah untuk
sarana dan prasarana minimum pada lingkungan
menyediakan tempat tinggal yang layak untuk
perumahan.
semua orang pada tahun 2000 (Yudhohusodo.,
et.al., 1991). Namun hingga tahun 2008 ini di
negara kita tujuan tersebut belum tercapai. 2. Ketersediaan Pasokan Rumah Tipe Kecil
Untuk wilayah jabodetabek saja hingga akhir Bagi Masyarakat
tahun 2007 masih terdapat kekurangan supply
Dari data yang tercatat dalam database
rumah sederhana sekitar 1.887.448 unit (data
Real Estate Indonesia 2007, terlihat bahwa
diperoleh dari olahan dari berbagai sumber
realisasi pembangunan perumahan di wilayah
bacaan yang diakses melalui internet). Artinya
jakarta dan sekitarnya pada tahun 2006 yang
kebutuhan penyediaan rumah siap huni bagi
lalu telah dilaksanakan oleh sebanyak 342
masyarakat di Indonesia masih sangat besar.
developer, yang kantor pusatnya tersebar ke
Sementara itu, di masyarakatpun ternyata dalam enam wilayah, yaitu:
terjadi sindrom “biar kalah nasi asal jangan
Jakarta Pusat 76 developer
kalah gengsi” (Yudhohusodo., et.al., 1991,
Jakarta Barat 41 developer
p.10) dalam urusan penampilan rumah tempat Jakarta Selatan 113 developer
tinggalnya. Wujud dari sindrom ini adalah Jakarta Timur 35 developer
kecenderungan untuk memaksakan memberikan Jakarta Utara 43 developer
sentuhan kemewahan pada penampilan Bogor dan sekitarnya 34 developer
rumahnya, demi meningkatkan status sosialnya.

3.69
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Apabila setiap pengembang menawarkan sewanya sekitar 500 – 700 ribu rupiah per bulan.
hanya satu macam rumah saja, setiap anggota Suatu nilai yang hampir setara dengan besaran
masyarakat yang ingin memiliki rumah sudah kredit bulanan suatu rumah sederhana. Dengan
harus memilih satu dari 342 macam. Sementara demikian, pemenuhan kebutuhan primer ini
pada periode akhir tahun 2007 ini saja diperoleh terasa sebagai suatu kemewahan untuk bisa
informasi bahwa untuk rumah tipe 60 meter ke memilikinya.
bawah, tersedia setidaknya 37 pilihan model
Jalan tengah yang dapat ditawarkan adalah
dasar bentuk rumah. Dari pengolahan data yang
pemilikan rumah dengan sistem kredit dari
berhasil diperoleh dan tercatat dalam database
perbankan. Melalui sistem kredit ini, apabila
Real Estate Indonesia, hingga akhir tahun ini
bank setuju untuk memberikan kredit yang
terbangun sebanyak 9990 unit rumah tipe kecil
diminta, hak dan kewajiban debitur dan bank
(Real Estate Indonesia, 2007). Artinya
dituangkan dalam sebuah perjanjian kredit,
masyarakat dihadapkan pada berbagai variasi
yang isinya akan disesuaikan dengan kebutuhan
desain yang harus dipertimbangkan satu demi
masing-masing debitur dan kreditur (Sutojo,
satu, baik kelebihan maupun kekurangannya,
2000, p. 49). Secara garis besar, perjanjian
berdasarkan kebutuhan mereka.
kredit dengan bank memuat hal-hal sebagai
3. Harga dan Pembiayaan Pembangunan berikut (Sutojo 2000):
Rumah Sederhana Siap Huni (a) Jumlah, penggunaan, biaya dan jangka
Sebagai salah satu kebutuhan primer, waktu kredit.
harga rumah akan terasa sangat mahal apabila (b) Persyaratan sebelum penarikan kedit.
(c) Jaminan kredit.
ditakar dengan skala tingkat pendapatan rata-
(d) Ketentuan-ketentuan apabila kreditur
rata masyarakat menengah ke bawah di ingkar janji.
Indonesia. Apalagi dengan adanya sindrom
Dari brosur-brosur tawaran rumah yang
“biar kalah nasi asal jangan kalah gengsi”
disebar developer, untuk bisa mengajukan kredit
(Yudhohusodo., et.al., 1991, p.10) yang memacu
dengan biaya kredit bulanan yang ringan dengan
para developer yang membangun rumah
jangka waktu pendek umumnya dituntut
sederhanapun dengan embel-embel kemewahan.
pembayaran uang muka yang sangat tinggi,
Akibatnya harga rumah yang sudah mahal itu
hingga di atas 15 juta rupiah. Suatu nilai yang
cenderung menjadi semakin mahal.
sangat fantastis bagi masyarakat yang
Mahalnya harga rumah mengakibatkan berpenghasilan di bawah 5 juta rupiah per bulan
pemilikan kebutuhan primer bagi masyarakat yang hidup di wilayah sekitar Ibukota Republik
berpenghasilan rendah ini sangat sering Indonesia. Belum lagi ditambah biaya-biaya lain
tertunda. Akibatnya mereka akhirnya lebih
cenderung menyewa rumah petak yang harga

3.70
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

seperti PPN, BPHTP, asuransi, biaya notaris, et.al., 1991, p.10) diduga menyangkut wants
dan sebagainya. masyarakat, yang kemudian dimanfaatkan oleh
Dari penelusuran pada beberapa pameran para developer dalam menyampaikan pesan
kecil di berbagai mall dan tempat umum serta melalui berbagai communication platform
brosur-brosur yang dibagikan selama tahun berupa iklan, spanduk, dan brosur. Pola
2006 yang lalu masalah tingginya uang muka penyampaian pesan melalui berbagai channel
yang harus dibayar juga telah direkayasa dan medium ini oleh Bovée (2003, p.15)
menjadi uang muka yang dapat dicicil. Namun digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
karena tercapainya akad uang muka biasanya
juga segera diikuti dengan akad kredit,
akibatnya masyarakat menjadi terbebani dua
kali lipat. Pertama ia harus membayar cicilan
uang muka, kedua ia juga harus mulai
membayar cicilan kredit rumahnya. Sementara
pada sebagian kasus, bahkan banyak kasus
rumah yang dijanjikan masih dalam proses
pembangunan, dan bahkan kadang kala
pembangunannya tak kunjung selesai.
Pembahasan mengenai akinat dari porses
transaksi pada janji pembangunan rumah yang
tak kunjung selesai dibahas lebih lanjut pada
bagian akhir sub bahasan “kecenderungan minat Gambar 1
atau intention masyarakat dalam memilih Proses Penyampaian Pesan
rumah.”
Sumber gambar: Bovée (2003, p.15),
4. Kecenderungan Minat atau Intention
Masyarakat dalam Memilih Rumah dengan beberapa keterangan tambahan oleh
Intetion pada diri masyarakat secara peneliti.
umum dipengaruhi oleh dua hal. Pertama
Berkaitan dengan pemikiran psikologis
menyangkut needs atau kebutuhan yang berasal
mengenai intention, yang dikaji dalam the
dari dalam diri sendiri. Kedua menyangkut
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991;
wants atau keinginan yang cenderung
1988) terdapat tiga hal pokok yang
dipengaruhi oleh faktor psikologis dalam diri
mempengaruhi intention seseorang, yaitu faktor-
manusia itu sendiri. Sindrom “biar kalah nasi
faktor: (a) attitude, (b) subjective nornms, dan
asal jangan kalah gengsi” (Yudhohusodo.,

3.71
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

(c) perceived behavioral conrol. Apabila menunggu selesai dibangunnya rumah tersebut.
dihubungkan dengan sikap masyarakat sebagai Kondisi ini sangat berlawanan dengan proses
calon konsumen terhadap produk tertentu jual beli yang normal, bahkan dibandingkan
(dalam hal ini perumahan), hal ini menjadi suatu dengan pembelian produk jasa sekalipun. Pada
proses evaluasi konsumen pada fakta-fakta produk jasa, janji segera dapat dirasakan
kondisi rumah yang telah terbangun secara manfaatnya setelah proses pembelian dan
menyeluruh dengan berdasarkan kepada seseorang menggunakan jasa tersebut. Namun
penilaian yang berangkat dari skala sebagai pada produk rumah siap huni masyarakat sering
sesuatu yang buruk (poor) hingga sempurna dikecewakan karena telah terlanjur terikat
(excellent) (Assael, 2001, p. 282). Pola tersebut tagihan kredit bank untuk membeli janji yang
digambarkan sebagai berikut (Ajzen, 2001, tak kunjung jadi.
p.1991):

D. KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS
Mengacu kepada pola tercapainya
intention dalam the Theory of Planned Behavior
dan mempertimbangkan faktor-faktor: (1) desain
dan tata ruang rumah, (2) letak rumah dan
Gambar 2 fasilitas lingkungan, (3a) lokasi dan akses rutin,
The Ajzen’s Theory – The Theory of Planned (3b) tentang lokasi dan akses non rutin; serta
Behavior
aspek-aspek dalam faktor non desain: (4) harga
Sumber gambar: Ajzen (2001, 1991)
dan sistem kredit, (5a) kejelasan informasi status
tanah yang disampaikan oleh developer, (5b)
pentingnya informasi status tanah bagi calon
Masalahnya, pada sebagian rumah bahkan
pemilik rumah, serta (6) adanya pendapat dari
sering terjadi, rumah-rumah sederhana tipe kecil
fihak lain, maka dapat disusun kerangka
tersebut belum dibangun, atau masih dalam
penelitian sebagai berikut.
proses pembangunan. Sehingga calon pemilik
hanya bisa memegang janji dengan melihat
rumah contoh dan calon tanah kavlingnya pada
saat memutuskan memilih unit rumah tertentu
untuk dimilikinya. Pemanfaatan yang
seharusnya dapat terjadi setelah berlangsungnya
proses transaksi pembelian menjadi tertunda

3.72
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

H1.3a : Ada hubungan antara lokasi perumahan


dan kemudahan akses rutin dengan
minat masyarakat menentukan pilihan
rumah siap huni tipe kecil.
H1.3b : Ada hubungan antara lokasi perumahan
dan kemudahan akses non rutin dengan
minat masyarakat menentukan pilihan
rumah siap huni tipe kecil.
H 1.4 : Ada hubungan antara faktor harga dan
sistem kredit dengan minat masyarakat
Gambar 4 menentukan pilihan rumah siap huni tipe
kecil.
Hubungan Faktor-faktor Desain dan Non Desain
dengan Minat Masyarakat Memilih Rumah Siap H 1.5a : Ada hubungan antara kejelasan status
Huni tanah yang dipaparkan oleh developer
Major hypothesys: dengan minat masyarakat menentukan
H 1 : Ada hubungan antara faktor-faktor desain pilihan rumah siap huni tipe kecil.
dan non desain dengan minat masyarakat H 1.5b : Ada hubungan antara pentingnya
menentukan pilihan rumah siap huni tipe kejelasan status tanah dengan minat
kecil. masyarakat menentukan pilihan rumah
Sub hypotheses: siap huni tipe kecil.

H 1.1 : Ada hubungan antara desain dan tata H 1.6 : Ada hubungan antara pendapat fihak
ruang rumah dengan minat masyarakat lain dengan minat masyarakat
menentukan pilihan rumah siap huni tipe menentukan pilihan rumah siap huni tipe
kecil. kecil.

H 1.2 : Ada hubungan antara letak rumah


terhadap fasilitas lingkungan dengan
minat masyarakat menentukan pilihan
rumah siap huni tipe kecil.

3.73
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

E. METODOLOGI PENELITIAN DAN penting dari faktor-faktor desain dan non desain
OPERASIONALISASI VARIABLE saja. Namun karena seluruh instrumen penelitian
Penelitian ini adalah suatu survey dengan ini disusun sendiri oleh peneliti, maka peneliti
mengacu kerangka pemikiran dan merupakan berpendapat perlu dilakukan uji validitas dengan
penelitian deskriptif dan korelasional yang factor analysis (Hair, 1998) dibantu dengan
bertujuan untuk menguji hippotesis mengenai software SPSS versi 12. Hasilnya terlihat dalam
hubungan antara (1) desain dan tata ruang Tabel 1.
rumah, (2) letak rumah dan fasilitas lingkungan,
(3a) lokasi dan akses rutin, (3b) tentang lokasi
dan akses non rutin; serta aspek-aspek dalam
faktor non desain: (4) harga dan sistem kredit,
(5a) kejelasan informasi status tanah yang
disampaikan oleh developer, (5b) pentingnya
informasi status tanah bagi calon pemilik rumah,
serta (6) adanya pendapat dari fihak lain, dengan
dengan intention masyarakat dalam menentukan
pilihan pada rumah siap huni tipe kecil yang
dibangun oleh developer. Variable-variable
tersebut kemudian diukur dengan skala interval
menggunakan skala Likert (Aaker, 1998: 275)
pada seluruh point-point indikator pengukuran
skala sikap: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
setuju, (3) basa saja atau netral, (4) setuju, dan
(5) sangat setuju.
F. VALIDITY TESTING DAN
RELIABILITY TESTING
Berdasarkan pendapat Kerlinger (1984, p. 253)
mengenai face atau content validity, uji validitas
dapat dilakukan dengan cara mengikuti pendapat
para ahli atau dengan memperhatikan kesesuaian
antara yang terlihat dengan apa yang akan
diteliti. Artinya uji validitas tidak harus
dilaksakanan dengan metoda statistik, dan cukup
dilakukan dengan memperhatikan unsur-unsur

3.74
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa G. ANALISIS


nilai Cronbach’s Coefficient Alpha sudah Dari pilihan rumah yang tesedia di
bekisar pada angka 0,7 atau lebih (Sekaran, lapangan, masyarakat diwakili oleh responden
2000, p.308). Artinya data yang terkumpul sudah memiliki kecenderungan yang berbeda-beda.
reliable dan dapat dipakai untuk melakukan Begitu pula hasil pengolahan data yang dengan
analisis. skala liket menunjukkan hasil bervariasi, yang
dimuat dalam Tabel 3 dan 4.
Tabel 3
Posisi Nilai Mean (Rata-rata)
Sikap Responden Terhadap Skala Likert

Populasi dalam penelitian ini adalah


masyarakat jabodetabek yang ingin memiliki
dan membeli rumah sendiri dengan ukuran luas
bangunan 21m2 hingga 60m2 sebanyan
1.887.448 orang. Jumlah sample ditetapkan
antara > 30 (Singarimbun, 1995) hingga 399
orang (Metoda slovin dengan tingkat error 5%),
dan dari proses penyebaran kuesioner didapat
sample yang representatif sebanyak 214 orang. Tabel 4

Komposisi Minat Masyarakat Pada Rumah Yang


Tersedia

3.75
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Tabel 5.
Pengujian hipotesis menunjukkan hasil yang terlihat dalam

3.76
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

G. KESIMPULAN DAN SARAN UNTUK mungkin aksesnya ke tempat kerja. Sementara


PENELITIAN LEBIH LANJUT faktor kedekatan dengan fasilitas umum tidak
Dari hasil pengujian hipotesis, dapat sepenting masalah lokasi. Apalagi faktor desain
dibuktikan adanya hubungan antara faktor- rumah, prioritasnya adalah paling akhir.
faktor desain dan non desain dengan minat Kemudian pada faktor-faktor tidak
masyarakat menentukan pilihan rumah siap huni signifikan yang meliputi: (1) lokasi terhadap
tipe kecil. Selanjutnya dari delapan sub akses non rutin, (2) tingkat harga dan pola
hipotesis tersebut dapat dibuktikan adanya kredit, serta (3) kejelasan informasi status dan
hubungan antara sub variable x dengan variable hak atas tanah yang disampaikan oleh developer
Y sebanyak lima sub hipotesis. Sementara pada perlu menjadi perhatian serius bagi segenap
tiga sub hipotesis lainnya hubungan antara sub fihak yang bekepentingan dengan program
variable x dengan variable Y tidak dapat pemngadaan rumah tipe kecil bagi masyarakat
dibuktikan. Hubungan yang terbukti terdapat golongan ekonomi menengah bawah. Dari
pada sub variable-sub variable x1, x2, x3a, x5b, analisis pada bab sebelumnya terungkap bahwa
dan x6. Sementara pada sub hipotesis-sub tidak signifikannya faktor lokasi terhadap akses
hipotesis x3b, x4, dan x5a hubungan antar non rutin serta faktor tingkat harga dan pola
variable tidak dapat dibuktikan. kredit dengan minat masyarakat, diduga lebih
Pada faktor-faktor yang signifikan, faktor banyak disebabkan oleh lemahnya daya beli
desain justru menenpati peringkat yang paling masyarakat. Data dari 214 sample yang
rendah, yaitu dengan nilai Beta 0,109. Faktor merupakan wakil dari 1.887.448 warga
yang terbesar nilai betanya adalah faktor jabodetabek yang mendambakan rumah siap
jaminan atas status tanah dengan nilai Beta huni tipe kecil menunjukkan bahwa 69,7%
0,250 dan faktor lokasi dan kemudahan akses persennya berpenghasilan tidak lebih dari 3,5
rutin dengan nilai beta 0,293. Artinya juta per bulan. Selanjutnya tidak signifikannya
masyarakat tidak terlalu memikirkan desain faktor kejelasan informasi status dan hak atas
dibandingkan masalah lokasi dan akses harian tanah yang disampaikan oleh developer diduga
serta adanya jaminan atas hak tanah. Faktor berhubungan erat dengan rendahnya
desain lainnya yaitu letak rumah terhadap kepercayaan masyarakat pada kejujuran
fasilitas menunjukkan nilai beta 0,180. Artinya developer dan tidak jelasnya kepastian hukum
untuk kelompok faktor desain yang terdiri dari dalam melindungi hak atas tanah. Padahal
faktor-faktor (1) desain rumah, (2) desain rumah beserta tanah yang luasnya tidak lebih
kawasan (diwakili letak rumah terhadap dari 60m2 bangunan dan 150m2 tanah
merupakan kebutuhan primer yang sangat mahal
fasilitas), serta (3) lokasi perumahan terhadap
bagi mereka.
kemudahan akses rutin lebih didominasi oleh
kepentingan mendapatkan lokasi yang semudah

3.77
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Karena kuesioner dalam penelitian ini Ajzen, Icek. “The Theory of Planned Behavior.”
dirancang sendiri oleh peneliti dengan ujicoba Organizational Behavior and Human
penyebaran serta uji validitasnya dilaksanakan Decision Process, (50), 179-211, 1991.
dengan beberapa asumsi, maka bagi peneliti lain
yang ingin melakukan penelitian serupa Ajzen, Icek (1988). Attitudes, Personality, and
disarankan untuk menelaah kembali kembali Behavior. Milton Keynes: Open University
hasil uji validitas, uji reliabilitas, dan hasil Press, 1988.
pengujian hipotesis termuat laporan lengkap Alport, G. W. Attitudes (1935). A Handbook of
hasil penelitian ini (Sadana., et. al. 2007). Social Psychology. Worcester: Clark
Gunanya adalah untuk menentukan perubahan University Press.
atau modifikasi yang dipandang perlu pada
kuesioner sebelum diedarkan kepada responden, Bovée, Courtland L., Thill, John V., &
khususnya pada faktor-faktor yang tidak Schatzman Barbara E. (2003). Business
signifikan, yaitu (a) faktor 3b tentang lokasi dan Communication Today. New York:
akses non rutin, (b) faktor 4 tentang harga dan McGraw-Hill.
sistem kredit, dan (c) faktor 5a tentang kejelasan
Cooper, D. R., and Pamela S Schindler (1998).
informasi status tanah yang disampaikan oleh
Business Research Methods. Singapore:
developer. Selanjutnya, karana keragaman
Irwin/McGraw-Hill.
jawaban responden pada faktor-faktor tidak
signifikan diduga lebih dilatar belakangi oleh Dwisusanto, Yohanes Basuki. Rumah Susun
masalah utama berupa ketimpangan penghasilan Sebagai Pilihan Perumahan Kota Di Masa
antar responden, maka pada penelitian lanjutan Depan. Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur.
disarankan agar kelompok penghasilan juga No. 2, 1998.
dijadikan sebagai tolok ukur penelitian.
Fishbein, Martin., dan Icek Ajzen (1975). Belief,
Attitude, Intention and Behavior: An
H. DAFTAR PUSTAKA Introduction to Theory and Research.
Philipines: Addison-Wesley Publishing.

Ajzen, Icek (2001). Construction of a Standard Hair, Joseph. F., et. al. (1998). Multivariate Data
Questionaire for the Theory of Planned Analysis. Upper Saddle River: Prentice-
Behavior. Amherst: Massachusets Hall.
University, Department of Psychology.
Kerlinger, Fred. N. (1986). Foundations of
Behavioral Research. New York: Holt,
Rinehart and Winston.

3.78
Prosiding SNA 2008 - 8 April 2008
ISBN: 978-979-15842-1-0
STRATEGI KOMUNIKASI MENUJU SOSIALISASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN BAGI 2008
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI WILAYAH TROPIS

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan


(1982). Prototype Rumah Maisonette M-
130. LPMB: Bandung.

Nurul Fikri Cipta Solusi (2001). Teknik


Penarikan Sampel. Materi Seminar
Statistika, Jakarta.

Real Estate Indonesia (2007). Data Realisasi


Pembangunan Oleh Anggota REI DKI
Jakarta Tahun 2006 (Online:
http://reidkijakarta.com/id/keanggotaan-
daftar-bogor.php).

Sadana, Agus S., et. al. (2007). Hubungan


Antara Faltor-faktor Desain dan Non
Desain Dengan Minat Masyarakat Dalam
Menentukan Pilihan Pada Rumah Siap
Huni Tipe Kecil. Penelitian yang
diselenggarakan oleh Jurusan Arsitektur
Universitas Pancasila, Jakarta.

Sutojo, Siswanto (2000). Pembiayaan Investasi


Proyek. Jakarta: Damar Mulia Pustaka.

Sutojo, Siswanto (2002). Studi Kelayakan


Proyek: Konsep, Teknik dan Kasus.
Jakarta: Damar Mulia Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman.

Yudhohusodo, Siswono., et. al. (1991). Rumah


Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta: Yayasan
padamu Negeri.

3.79

Anda mungkin juga menyukai