BAB IV
A. Hasil
Lokasi yang digunakan untuk penelitian studi kasus ini yaitu IRNA
Berdasarkan Tabel 4.1. An. I keluhan panas sejak 5 hari yang lalu, disertai
mual, makan minum sulit. pasien tidak ada riwayat penyakit, dan tidak diare
sedangkan An. A mempunyai keluhan yang sama panas. Namun disertai batuk
disertai mual muntah selama 4 hari kemudian An. A dibawa ke IGD RSUD dr.
4 Pemeriksaan fisik :
Penjelasan :
Hasil pemeriksaan fisik ditemukan bahwa An. I mengeluh panas, kurang lebih
4 hari yang lalu, mual (+), makan minum sulit, konjuntiva tidak anemis, anak
lemah.
An. A, dengan keluhan utama panas, batuk, pilek, mual muntah (+),
2 Rongen - -
3 ECG - -
(ElektroCardiogram)
LABORAT Hematologi
Tanggal 21-04-2017 Hematologi lengkap
Hemoglobin : 12
Jumlah eritrosit : 5,16
Hematokrit : 36.0
MCV, MCH, MCHC
MCV : 69,8
MCH : 23,3
MCHC : 33,3
RDW-SD : 32,5
RDW-CV : 13,1
NRBC : 0,2
NRBC# : 0,0
WBC : 4,76
Hitung jenis
Esinofil : 2,1
41
Basofil : 0,8
Neutrofil : 20,6
Limfosit : 64,5
Monosit :12,0
Jumlah eosinofil : 0,10
Jumlah basofil : 0.04
Jumlah neutrofil : 0,98
Jumlah limfosit : 3,07
Jumlah monosit : 0,57
IG% : 0,4
IG# : 0,0
PLT : 38
PDW : 000
MPV : 000
P-LCR : 000
PCT : 000
Penjelasan
Pada an. I ditemukan hasil lab abnormal pada pemeriksaan lab tanggal 19-04-
2017 MCV yaitu 70,2 dengan nilai normal 75-91, MCH 23 dengan nilai normal
25.00-33.00,limfosit 72,4 dengan nilai normal 30-60, jumlah limfosit 9,67 dengan
angka normal 1-3,7, PLT 35 dengan NGK normL 150-450 dan anti dengue ig G
sedangkan an. A terdapat berbedaan hasil nilai MCV 69 dengan angka normal 70-
86, MCH 22,5 dengan anka normal 24-32, rdw-cv 17,1 dengan anka normal 11,5-
14,5, monosit 15,1 dengan angka normal 2-6, jumlah limfosit 5.64 dengan angka
normal 1.00-3,70, jumlah monosit 1,69 dengan angka normal 0,16-1,00. dan nilai
ANALISA DATA
viremia
Pasien mengatakan panas
sejak 4 hari yg lalu,
mual. hipertermi/peningkatan suhu
tubuh
DO :
1. Keadaan umum
pasien lemah
2. GCS 4-5-6
3. Pasien panas
N : 100x/menit
S : 37,8 °C
RR : 18x/menit
4. Akral hangat
1. Keaadan umum
pasien lemah, batuk +,
pilek +, mual muntah
+, MPASi menurun Perubahan suhu tubuh
2. GCS 4-5-6
RR : 38x/menit
S : 37,4 ° C
4. Akral hangat
43
Penjelasan :
Berdasarkan tabel 4.4 analisa data diatas, hasil pengumpulan data yang
didapatkan an. I dengan keluhan panas, mual, pasien lemah, TTV nadi
meningkatkan suhu tubuh, sedangkan An. A dengan keluhan panas, mual muntah,
batuk, pilek, konjungtiva anemis, ada suara ronchi (+), pasien lemah. TTV Nadi :
yang masuk ke dalam tubuh yang menimbulkan infeksi dan reaksi peradangan.
44
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penjelasan :
diperoleh maka diagnosa keperawatan An.I dan An. A adalah peningkatan suhu
tubuh/hyperterm (Penyebab dan Tanda Gejala) yang sama yaitu infeksi virus
dengue, akan segeran dilakukan rencana keperawatan yang sama dan tindakan
RENCANA KEPERAWATAN
Temperature regulations
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinu
3. Monitor TD, nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor intake cairan dan nutrisi
6. Selimut pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
7. Ajarkan apada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
8. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negative dari kedinginan
9. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
10. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang dilakukan
46
Temperature regulations
1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan monitoring suhu
secara kontinu
3. Monitor TD, nadi dan RR
4. Monitor warna dan suhu kulit
5. Monitor intake cairan dan nutrisi
6. Selimut pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
7. Ajarkan apada pasien cara
mencegah keletihan akibat panas
8. Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negative dari kedinginan
9. Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang
diperlukan
10. Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang dilakukan
11. Berikan antipiretik jika perlu
Penjelasan :
48
Berdasarkan tabel 4.6 Perencanaan An. I dan An.A memilki keluhan yang
37
38
Penjelasan :
1200cc/24 jam, injeksi ondasetron 1,5 g, ranitidine 1,5 mg dan obat oral isopranol
syr 3x1 cth. sedangkan an. A diberikan terapi terapi infuse d51/4 ns 900 cc/24
jam, injeksi paracetamol b/p, nebul cambivent 1 cc + 3 cc pz, terapi oral isperinol
3x1 cth, dan omeroxol syr 3x1 cth. Namun mempuntai respon yang tidak sama,
EVALUASI
O: O: O:
1. k/u lemah, GCS 4-5-6 1. k/u cukup GCS 4-5-6 1. k/u cukup GCS 4-5-6
2. Sesak 2. Infuse RL 14 tpm 2. Infuse RL 14 tpm
3. Infuse RL 14 tpm 3. observasi keseimbangan 3. observasi keseimbangan
4. mual cairan cairan
5. Akral hangat 4. observasi asupan nutrisi 4. observasi asupan nutrisi
6. TTV dan cairan dan cairan
5. TTV 5. TTV
N : 100x/menit N : 100x/menit N : 100x/menit
S : 37,6°C S : 37,6°C S : 37,6°C
RR : 18 x/menit RR : 18 x/menit RR : 18 x/menit
6. Pasien mengerti tentang
A : hypertermi perawatan TBC dirumah
Masalah belum teratasi A : hypertermi
Masalah teratasi sebagiaan A : hypertermi
Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi 2-6
P : Lanjutkan intervensi 2-6
P : lanjutkan Intervensi 2-6
40
O: O: O
1. k/u cukup GCS 4-5-6 1. k/u cukup GCS 4-5-6 1. k/u cukup GCS 4-5-6
2. ronchi + 2. rochi berkurang 2. ronchi (+)
3. Pasien tenang 3. Pasien tenang 3. Pasien bedrest total
4. TTV 4. TTV 4. TTV
N : 110x/menit N : 116x/menit N : 110x/menit
S : 36,6°C S : 36,4°C S : 36,5°C
RR : 30x/menit RR :30 x/menit RR :30 x/menit
5. Akral hangat 5. Akral hangat 5. Akral hangat
Penjelasan :
dari kedua pasien yaitu an. I dan an.a sudah membaik, dari masalah hipertermi,
B. Pembahasan
pasien Tubercolosis paru dengan pola nafas tidak efektif di Irna Dahlia
RSUD dr. ISKAK Tulungagung” yang telah dilakukan pada tanggal 20-23
April 2016.
1. Pengkajian
mempunyai umur 58 tahun, dan Ny. M adalah seorang ibu rumah tangga
adalah seorang buruh marmer, Kedua pasien baik Ny. M dan Tn. T biaya di
berdahak, dahak sulit keluar dan disertai demam selama 7 hari. Keluar
keringat dingin pada malam hari tanpa melakukan aktivitas, badan pucat,
pernah batuk kurang lebih selama 2 bulan, pasien tidak pernah berobat di
sebelah kiri disebabkan adanya komplikasi efusi pleura , keluhan sesak ini
demam selama 4 hari kemudian Tn. T dibawa ke IGD RSUD dr. ISKAK
b) Keluhan utama :
Tn . T mengatakan sesak nafas, batuk dan dada terasa nyeri sebelah kiri.
Tn. T sudah menderita ISPA kurang lebih 1 tahun, pasien hanya berobat di
e) Data Subyektif : Pada Pasien Ny. M,mengeluh sesak nafas, sejak 7 hari
yang lalu, pasien juga mengeluh batuk berdahak , dahak berwarna putih
pekat. Sedangkan Tn. T mengeluh sesak nafas, dada terasa nyeri sebelah
43
kiri, sejak 4 hari yang lalu, rasa nyeri berambah berat jika untuk
beraktifitas.
f) Data Obyektif : Pada Pasien Ny. M keadaan umum lemah, pasien sesak
36,90C.
hematokrit rendah 31,4 dengan nilai normal 37,0-47,0, nilai MCH rendah
24,5 dengan nilai normal 27-31, nilai MCHC rendah 29,9 dengan nilai
normal 33.0-37,00, nilai RDW-CV tinggi 14,6 dengan nilai normal 11,5-
14,5. Terdapat nilai WBC tinggi 11,01 dengan nilai normal 4,0-10,0.
Jumlah neutrofil yang tinggi 86,0 dengan nilai normal 50-70. Limfosit
rendah 5,9 dengan nilai normal 20-40. Jumlah neutrofil tinggi 9,47 dengan
nilai normal 1.50-7.00. jumlah limfosit rendah 0,65 dengan nilai normal
Natrium darah rendah 127 dengan nilai normal 135-145. Jumlah klorida
3,75 dengan angka normal 4,50-6, 20. Nilai hematokrit rendah 34,8
dengan angka normal 40-54. Hitung jenis neutrofil tinggi 78,9 dengan
angka normal 50-70. Limfosit rendah 1.6 dengan angka normal 20-40.
Hitung jenis monosit tinggi 8,4 dengan angka normal 2-8. Jumlah limfosit
rendah 0,95 dengan angka normal 1.00-3.70. nilai PDW rendah 7,3 dengan
angka normal 9.00-13.00. P-CLR rendah 10.4 dengan angka normal 15-25
verivikasi, dan kumunikasi data tentang klien ( Potter and Perry, 2010).
darah, suhu tubuh, denyut nadi dan respirasi (Potter and Perry, 2006).
sebagai tes skrning yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemis,
hasil laboratorium, jenis tindakan yang di berikan kepada pasien, hal ini
seseorang, dan tentunya keaadaan tubuh seseorang akan berbeda satu sama
lain, hal itu bisa dijadikan penulis dalam memberikan asuhan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas. Kedua responden
sama – sama mengalami gangguan pola nafas tidak efektif, namun setelah
Ny. M hari pertama respirasi 30x/menit pasien sesak nafas, hari kedua
normal 20x/menit pasien tidak sesak lagi. Sedangkan pada Tn. T hari
singkat, dan pasti, tentang masalah pasien serta pengembangan yang dapat
udara. Individu yang terinfeksi, melalui bicara, batuk, bersin, tertawa atau
bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100 u) dan kecil (1
sampai 5u). Droplet yang besar menetap, sementara droplet kecil tertahan
di udara dan terhirup oleh individu yang rentan. Bakteri yang telah
juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas) (Smeltzer
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Suyono et all
data yang diperoleh peneliti pada kasus Tuberculosis Paru yang digunakan
3. Intervensi Keperawatan
Adapun intervensi pada pasien gangguan pola nafas tidak efektif yang
proses penyembuhan
4. Implementasi
nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas pada Ny. M dan Tn. T
pengkajiaan yang lengkap mengenai rasa sesak nafas yang di rasakan oleh
partisipan.
49
1) Anbacim 2 x 1
Terapi oral :
1) Ambrozol 2 x 1
2) Salbutamo 2 x 1
Tn. T injeksi IV :
1) Anbacim 2 x 1
2) Santagesik 2 x 1
Terapi oral :
1) Ambrozol 2 x 1
2) Salbutamol 2 x 1
5. Evaluasi
diperoleh hasil :
a) Ny. M dengan hasil keadaan dan respon pasien baik, pasien tidak
sesak nafas lagi, sudah tidak batuk lagi, pola nafas pasien baik,
51
secara rutin tiap hari selam 6 bulan tanpa terputus. Pasien pada hari
pulang karena kondisi pasien masih sesak, dan masih terdapat cairan
yang berkurang sampai hilang. Dan tidak adanya respon fisik pasien
efektif.