Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus terkait
Ny. D usia 31 tahun datang ke RS pada tanggal 28 november 2017, dengan wajah
pasien tampak pucat, merenung diam, saat ditanya pasien hanya diam dengan tatapan
kosong. keluarga yang mengantarkan mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak
anaknya meninggal dunia,pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau
bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga.

Pengkajian

Nama Perawat : Suryani

Tanggal Pengkajian : 03 november 2017

Jam Pengkajian : 18.00 wib

Biodata :

Pasien
Nama : Tn.M

No.Register : 098765

Agama : islam

Pendidikan : Smu

Status Pernikahan : menikah

Umur : 55 thn

Alamat : Nologaten 23 A

Diagnosa Medis : Depresi


Penanggung Jawab

Nama : Murtiyah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Status Pernikahan : Menikah

Alamat :Nologaten

Hubungan dengan pasien : Kakak pasien

1. Keluhan utama :
1. Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
2. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
a. Faktor predisposisi : pasien merupakan orang yang tertutup
b. Faktor presipitasi :pasien putus asa kehilangan anak tercinta
meninggal dunia
3. Fisik

Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak tampak
hematom, tidak terdapat nyeri tekan.

Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema, terdapat
lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien kurang bersih
Ekstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
4. Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar, jarang
melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
5. Genogram

Keterangan :

: Perempuan.

: Laki – laki.

: Garis keturunan.

: Tinggal dalam satu rumah.

: Hubungan pernikahan.

: pasien 30 tahun

x : Meninggal

Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan
ibunya.

6. Konsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang wanita
yang kurang beruntung
b. Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
c. Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
d. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-laki lagi
e. Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
7. Hubungan sosial

Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak mudah
putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi keluarganya, pasien
menganggap keluarganya sangat berarti baginya. Hubungan sosial pasien dengan
lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal oleh tunanganya untuk yang ke 2
kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga hanya mengurung diri dikamar.

8. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
b. Kegiatan ibadah : dulu pasien merupakan sosok yang rajin beribadah
9. Status Mental
a. Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak
lelah dan putus asa
b. Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan
kosong
10. Aktivitas motorik
a. Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
b. Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh pasien
c. TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
d. Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya dalam
menjalin suatu hubungan.
e. Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
f. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
g. Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
11. Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan kegagalan
dalam menjalin suatu hubungan, bingung dan selalu
memikirkan masa lalu yang pernah di alaminya.
12. Afek

Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai

13. Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat banyak
melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan tatapan kosong
apabila ditanya tentang masalahnya.
14. Persepsi : pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan kesalahan
dirinya.
15. Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan apa yang
dirasakannya.
a. Isi pikir
1) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga
pasien merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
16. Tingkat kesadaran dan orientasi
a. Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
b. Orientasi terhadap waktu, tempat, orang : orientasi pasien baik terhadap waktu,
tempat dan orang
17. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan saat
ini
18. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi.
19. Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga
selalu gagal dalam suatu hubungan
20. Diagnosa medis:keputusasan
21. Program terapi obat yang diberikan : pasien diberikan obat-obat penenang ( diazepam
2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)
ANALISA DATA

Nama : Tn.M No.RM :298765

Umur :31 thn Ruang :

No. Data fokus Diagnosa

1. Ds:keluarga mengantarkan bahwa pasien Depresi


merenung mengurung diri di kamar
Do. : saat dilakukan wawancara pasien hanya diam
dengan tatapan kosong

3. Ds : keluarga yang mengantarkan mengatakan RBD


bahwa pasien pernah mencoba untuk mengakhiri
hidupnya
Do. : saat dilakukan wawancara pasien hanya diam
dengan tatapan kosong
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Tn.M No.RM :298765


Umur :31 thn Ruang :

Tanggal/ Diagnosa Tindakan Rasionalisasi


jam
28/11/2017 Depresi Sp 1 pasien Sp 1 pasien
1. Perkenalkan diri dengan 1. Mengetahui penyebab
klien terjadinya depresi

2. Lakukan interaksi dengan 2. Agar pasien mau membuka


diri dengan lingkungan dan
pasien sesering mungkin
orang-orang disekitar
dengan sikap empati
pasien
3. Dengarkan pemyataan
3. Agar pasien tidak merasa
pasien dengan sikap sabar
sendiri
empati dan lebih banyak
4. Mempermudah pasien
memakai bahasa non verbal. untuk komunikasi dengan
Misalnya: memberikan lingkungan sekitar
sentuhan, anggukan. 5. Membantu pasien
4. Perhatikan pembicaraan memesukkan jadwal ke
pasien serta beri respons dalam kegiatan harian

sesuai dengan keinginannya


5. Bicara dengan nada suara
yang rendah, jelas, singkat,
sederhana dan mudah
dimengerti
6. Terima pasien apa adanya
tanpa membandingkan
dengan orang lain.

Sp 2 pasien Sp 2 pasien
1. megevaluasi jadwal kegiatan harian 1. mengetahui apakah
pasien apsien sudah melakukan
2. memberikan kesempatan pada apa yang diajarkan oleh
pasien untuk mempraktekkan cara perawat
berkenalan dengan satu orang 2. mengetahui sejauh mana
3. membantu pasien memasukkan kemampuan pasien
kegiatan berbincang-bincang dengan dalam berinteraksi
orang lain sebagai salah satu dengan sekitar
kegiatan harian 3. agar pasien memasukkan
kegiatan yang diajarkan
dalm jadwal kegiatan
harian.

Sp 3 pasien Sp 3 pasien
1. mengevaluasi jadwal kegiatan harian 1. mengetahui sejauh mana
pasien kemampuan pasien
2. memberikan kesempatan pada berkomunikasi dengan
pasien mempraktekkan cara sekitarnya
berkenalan dengan 2 orang atau 2. mempermudah pasien
lebih berinteraksi dengan
3. menganjurkan pasien memasukkan orang lain
dalam kegiatan harian 3. Agar pasien memasukkan
kegitan yang diajarkan
dalm kegiatan harian

Sp 1 keluarga Sp 1 keluarga
1. mendiskusikan masalah yang 1. untuk mengetahui masalah
dirasakan keluarga dalam merawat yang dirasakan keluarga
pasien saat merawat pasien
2. menjelaskan pengertian, tanda dan 2. membantu keluarga dalam
gejala memahami tanda dan
3. menjelaskan cara merawat pasien gejala
isos. 3. untuk mengetahui cara
merawat pasien dengan
isos
sp 2 keluarga
Sp 2 keluarga
1. agar keluarga dapat
1. melatih keluarga mempraktekkan
melakukan dengan benar
cara merawat pasien dengan isos
perawatan pada psien dengan
2. melatih keluarga cara merawat
isos
langsung pasien isos
2.agar keluarga pasien
terbiasa dan terlatih dalam
merawat keluarganya.

Sp 3 keluarga
Sp 3 keluarga
1. membantu keluarga membuat jadwal
1. agar keluarga pasien dapat
aktivitas dirumah termasuk minum
memberi obat dengan
obat
tepat pada pasien
2. menjelaskan follow up pasien
2. agar keluarga pasien
setelah pulang
mengingat apa yang perlu
1.
dilakukan kepada pasien

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : ny. D No.RM :098765

Umur :31 thn Ruang :

Tgl Waktu Implementasi Evaluasi Perawat


1/12/ 09.00 Sp 1 pasien S :- Kel.5
2017 1. Mengidentifikasi akibat O : pasien tampak mulai bisa
depresi yang dapat mengikhlaskan anaknya
membahayakan pasien meninggal dunia
O : keluarga pasien A : tujuan tercapai
mengetahui benda-benda yang P :intervensi dihentikan
dapat membahayakan pasien
S : Keluarga mengatakan
sudah menjauhkan benda-
benda yang dapat
membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda
yang dapat membahayakan
pasien
S : keluarga mengetahui
benda-benda yang dapat
membahaykan pasien
O : keluarga menjauhkan
benda-benda yang dapt
membahayakan pasien
3. mengajarkan cara
mengendalikan dorongan
bunuh diris
S :-
O : pasien tampak bisa
mengendalikan emosionalnya
4. melatih cara mengiklaskan
kepergian anaknya
RS : -
RO : pasien tampak bisa
menerima kepergian anaknya
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).

Keputusasaanmengggambarkanindividu yang tidak melihat adanya


kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak
ada seorangpun yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat
menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan
sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.

B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif,
tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang
meliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi
masalah pada pasien dengan keputusasaan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.

Hawari, D. 2003. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa: Skizofrenia. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Riyadi, S. Dan Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Stuart & Sundden. 1995. Principle & Praktice of Psychiatric Nursing, ed. Ke-5. St
Louis: Mosby Year Book.

Townsed, M. C. 1998. Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai