Anda di halaman 1dari 2

Kandungan Kimia Rumput Laut Eucheuma cottonii dan Proses

Pengolahannya
Rumput laut atau algae merupakan tumbuhan laut yang tidak dapat dibedakan
antara akar,daun dan batang, sehingga seluruh tubuhnya disebut thallus. Berdasarkan
kandungan pigmen yang terdapat dalam thallus rumput laut, maka dapat dibedakan
Chlorophyceae (Alga Hijau), Rhodophyceae (Alga merah) dan Phaeophyceae (Alga
coklat). Ketiga golongan tersebut mempunyai nilai ekonomis penting karena
kandungan senyawa kimianya. Rumput laut sudah banyak dibudidayakan dengan
tujuan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Eucheuma cottonii
merupakan salah satu jenis algae merah menghasilkan karaginan yang banyak
dimanfaatkan dalam bidang industri kimia. Di Indonesia budidaya rumput laut
umumnya menggunakan genus Eucheuma dan biasanya metode budidaya yang
digunakan adalah metode dasar dan lepas dasar atau metode terapung (Soenardjo,
2011).
Eucheuma cottonii memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap antara lain
air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%), serat kasar (3%) dan
abu (22,25%). ) dan abu (22,25%). Selain kandungan gizi yang baik, rumput laut
Eucheuma cottonii juga mengandung senyawa hidrokoloid, seperti karaginan, agar dan
alginat. karaginan dan agar dihasilkan oleh rumput laut (alga) merah (Rhodophycae)
(Widyastuti, 2010). Eucheuma cottonii merupakan rumput laut dari kelompok
Rhodopyceae (alga merah) yang mampu menghasilkan karaginan yang banyak
digunakan dalam berbagai industri. Karaginan berfungsi untuk pengental, pengemulsi,
pensuspensi, dan penstabil. Karaginan juga dipakai dalam industri pangan untuk
memperbaiki penampilan produk kopi, bir, sosis, salad, es krim, susu kental, coklat,
jeli. Industri farmasi memakai karaginan untuk pembuatan obat, sirup, tablet, pasta
gigi, sampo dan sebagainya (Djaeni, 2012).
Karaginan adalah salah satu bentuk polisakarida linear dengan berat molekul
diatas 100 kDA. Karaginan tersusun dari perulangan unit-unit galaktosa dan 3,6-
anhodro galaktosa (3,6-AG). Keduanya baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak,
dihunungkan dengan ikatan glikosidik ɑ-1,3 dan β-1,4 secara bergantian. Polimer alam
ini memiliki kemampuan untuk membentuk gel secara thermoversibble atau larutan
kental jika ditambahkan ke dalam larutan garam sehingga banyak dimanfaatkan
sebagai pembentuk gel, pengental, dan bahan penstabil di berbagai industri seperti
pangan, farmasi, kosmetik, percetakan, dan tekstil (Dinarianasari, 2013). Sebagian
besar karaginan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat
pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa.
Karaginan kompleks, bersifat larut dalam air, berantai linier dan sulfat galaktan.
Senyawa ini terdiri atas sejumlah unit-unit galaktosa dan 3,6-anhidrogalaktosa yang
berikatan dengan gugus sulfat atau tidak dengan ikatan ɑ 1,3-D-galaktosa dan ß 1,4-
3,6-anhidrogalaktosa. Berdasarkan subtitiuen sulfatnya pada setiap monomer maka
karaginan dapat dibedakan dalam beberapa tipe yaitu kappa, iota, lamda, mu, nu dan
xikaraginan (Diharmi et al., 2011).
Selama ini proses pengeringan karaginan menggunakan drum dryer atau tray
dryer. Proses pengeringan yang langsung menghasilkan serbuk adalah dengan spray
dryer. Proses ini dijalankan dengan mengeringkan cairan kental/pasta dalam bentuk
butiran-butiran cairan dengan udara panas baik secara searah atau lawan arah. Proses
pengeringan dengan cara spray dryer menjadi salah satu alternatif untuk dipergunakan
dalam pengeringan karaginan (Djaeni, 2012). Selain itu, untuk mendapatkan
karaginan, dapat dilakukan melalui penjedalan dengan KCI atau pengendapan
isopropil alkohol. Teknologi membran merupakan salah satu teknologi dalam proses
pemisahan yang memanfaatkan suatu lapisan tipis untuk memisahkan komponen yang
diinginkan dari campurannya. Teknologi membran telah banyak di aplikasikan untuk
pemurnian beberapa polimer seperti protein, polisakarida, oligosakarida, nukleotida,
dan gula. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan membran
diantaranya ukuran molekul, bentuk molekul, bahan membrane, karakteristik larutan,
dan parameter kondisi operasi (Dinarianasari, 2013). Proses ekstraksi karagenan dari
rumput laut dengan penambahan alkali dapat meningkatkan sifat-sifat mekanis gel
karagenan. Pembentukan 3,6-anhidro-D-galaktosa DA atau pengurangan sulfat
merupakan reaksi penting dan dikenal sebagai reaksi karagenan, serta digunakan untuk
meningkatkan sifat gelasi (Distantia et al., 2012).

Anda mungkin juga menyukai