Disusun oleh :
Della Amanda Putri
2012730026
Pembimbing :
dr. Farsida
TANGERANG SELATAN
2017
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Dokter keluarga adalah cabang kedokteran komunitas yg memberi perhatian
khusus terhadap kesehatan keluarga sebagai sebuah unit. Kedokteran Keluarga
merupakan ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan
yang personal, primer, komprehensif dan berkelanjutan (continuing) kepada
individu dalam hubungannya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya.
Kedokteran Keluarga menekankan keluarga sebagai unit sosial yang memberikan
dukungan kepada individu. Masalah kesehatan pasien sering disebabkan oleh
masalah pada keluarga dan masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan
masalah kesehatan keluarga
B. Tujuan
Setelah melakukan pengamatan ini mahasiswa diharapkan mampu menangani
kesehatan keluarga secara menyeluruh dengan menerapkan sifat dokter keluarga
yaitu Holistik, komprehensif, terpadu, berkesinambungan, proaktif, dan
pendekatan keluarga.
A. Metode
Penulis melakukan wawancara dan pengamatan terhadap suatu keluarga
ditinjau dari struktur dan fungsi keluarga tersebut serta analisis masalah
kesehatan dalam keluarga berdasarkan genogram keluarga.
3
BAB II
KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : An. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 tahun
Alamat : Ciater Barat 02/08
No. RM : 814xxx
B. Anamnesa
Dilakukan secara allo-anamnesa pada tanggal 27 Desember 2017 pukul 10.00
WIB
Ibu pasien mengaku tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.
Riwayat alergi dan asma pada keluarga disangkal.
Pasien tinggal bersama ke dua orang tua dan 1 orang kakak. Pasien
merupakan anak ke dua dari 2 bersaudara. Ayah pasien merupakan seorang
buruh dan untuk sehari-harinya keluarga pasien mendapatkan uang dari hasil
ayahnya bekerja dan mendapatkan penghasilan sekitar Rp. 1.000.000/ bulan.
Sosial ekonomi keluarga ini termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke
bawah.
7. Riwayat Kebiasaan:
C. Pemeriksaan Fisik
2. Vital sign :
Tek. Darah :-
5
Frek. Nadi : 120 x/menit
Suhu : 36,4 oc
3. Status Generalis:
BB : 5,7 Kg
a. Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : normocephal, simetris
- Rambut : warna hitam
- Nyeri tekan : tidak ada
b. Pemeriksaan Mata
- Palpebra : tidak ada udem
- Konjungtiva : tidak anemis
- Sklera : tidak ikterik
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter ± 3 mm
c. Pemeriksaan Telinga : lihat status lokalis
d. Pemeriksaan Hidung : tidak ada nafas cuping hidung
e. Pemeriksaan Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis
f. Pemerksaan Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tekanan
vena jugularis tidak meningkat
g. Pemeriksaan thorak
- Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri pada saat
statis dan dinamis, tidak terdapat retraksi diafragma.
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri.
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, tidak terdapat peranjakan paru-
hati.
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing.
- Jantung
6
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra, kuat
angkat, dan tidak terdapat thrill
Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea sternalis dextra, batas
jantung kiri pada ICS V linea midklavikula sinistra, batas pinggang
jantung pada ICS III linea parasternalis sinistra, proyeksi besar jantung
normal.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur dan
bunyi gallop.
h. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, tidak terdapat kelainan kulit.
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar.
Palpasi : supel, tidak terdapat nyeri tekan, Hepar dan lien tak teraba.
Perkusi : tympani di seluruh lapang abdomen.
4. Status lokalis:
AD AS
Aurikula
Normotia Normotia
7
tanda peradangan (-) tanda peradangan (-)
Interpretasi :
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
8
b. Identitas Pasangan: Ibu pasien bernama Ny. Meliana berusia 32 tahun.
Kedudukan Keteranga
dalam n
No Nama Jenis Umur Pendi- Pekerjaan
Keluarga Tambahan
Kel dikan
9
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang sederhana dengan jumlah penghuni
4 orang. Rumah terdiri dari ruang
Tidak bertingkat
tamu dan ruang keluarga yg menjadi
Lantai rumah dari: Semen
satu, serta memiliki dua kamar tidur.
Dinding rumah dari: Gypsum
Rumah memiliki kamar mandi dan
Jamban keluarga: Ada jamban Pasien biasanya tidur di
Tempat bermain: Tidak ada ruang keluarga bersama ibunya.
- Sebuah televisi
10
- Sebuah lemari es satu pintu
c. Denah rumah
b. Balita: 1 orang
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: -
11
Cara mencapai pusat Angkot Pasien jika sakit berobat ke
pelayanan kesehatan puskesmas. Karena biaya yang
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah dan jarak cukup jauh
murah dari rumah, sehingga
perjalanan ditempuh dengan
Kualitas pelayanan Cukup memuaskan
angkot. Dan pasien juga
kesehatan
merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada
di puskesmas.
a. Kebiasaan makan:
Keluarga Tn. Sunandi tidak menerapkan pola gizi seimbang. Hal ini
karena pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi seimbang,
selain itu faktor ekonomi menjadi hambatan untuk keluarga ini dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari. keluarga ini mengkonsumsi karbohidrat
sekitar 60% dari jumlah, kemudian jumlah protein yang dikonsumsi
adalah 30% dan lemak 10%.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
- Tahap keluarga dengan anak yang dewasa ( The Family with adolescent)
[pasien] 13
Ashila (5 th) Salsabila (2 th)
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
: meninggal
14
1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala
keluarga adalah ayah dari pasien yang saat ini bekerja dan ibu p pasien sebagai
ibu rumah tangga. Status ekonomi pasien menengah ke bawah karena
penghasilan tidak tetap yang terkadang tidak mencukupi kebutuhan keluarga.
Hal ini terkadang mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga yang kian
meningkat, mengakibatkan beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa
terpenuhi secara maksimal. Masalah biaya keluarga ini menjadi beban pikiran
karena biaya hidup yang semakin lama semakin tinggi. Kerukunan antar
anggota keluarga terjalin dengan baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit otitis
media akut kemungkinan karena faktor gizi yang menyebabkan daya tahan
tubuh pasien lemah sehingga kemungkinan pasien sering mengalami demam
batuk dan pilek yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran
menuju ke telinga. Pola kebiasaan hidup pasien yang menunjang faktor resiko
terjadinya penyakit otitis media akut.
16
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
F. Prognosis
1. Ad vitam: dubia ad bonam
18