Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BIMBINGAN KONSELING
“PENGERTIAN, TUJUAN, DAN ARAH PELAYANAN BIMBINGAN
KONSELING”

Di Susun Oleh:
1. Aqina Deswana Putri (A1C315012)
2. Aulia Novita Wulan Sari (A1C315009)
3. Aulia Veronica (A1C316005)
4. Mela Agustia (A1C315001)

Dosen Pengampu:
Freddi Sarman, S.Pd., M.Ppd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS JAMBI
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan izin
dan kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Pengertin,Tujuan, dan Arah Pelayanan Bimbingan Konseling” tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun bertujuan untuk dapat menjelaskan keterkaitan, tujuan
bimbingan dan konseling di sekolah, serta pelayanan yang ada pada Bimbingan dan
konseling kepada calon tenaga pendidik agar tidak terjadi kesalah pahaman
mengenai identifikasi Bimbingan dan konseling yang sebenarnya. Terlihat dari isi
pada basing-masing sub bab dalam makalah ini yang menjelaskan dimulai dari
pengertian Bimbingan Konseling, Tujuan dari Bimbingan Konseling serta arah
pelayanan Bimbingan Konseling.
Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Freddi Sarman, S.Pd., M.Ppd
yang telah menjadi pembimbing dalam mengampu perkuliahan Bimbingan
Konseling ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
mempermudah calon pendidik dalam memahami Bimbingan Konseling.

Jambi, 14 Februari 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Bimbingan Konseling ................................................................ 3
2.2 Tujuan Bimbingan Konseling ...................................................................... 8
2.3 Arah Pelayanan Bimbingan Konseling ...................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekolah merupakan suatu wadah yang memfasilitasi siswa untuk mendapatkan
hak dan kewajibannya dalam menuntut ilmu, pesatnya perkembangan teknologi
membuat pengaruh yang besar terhadap lingkungan belajar siswa, namun dengan
adanya perkembangan ini hanya sebagian siswa yang mampu memanfaatkan
keadaan ini dengan baik, sebagiannya justru malah sebaliknya. Karena pengaruh
lingkungan yang tidak baik timbullah banyak masalah-masalah di sekolah terutama
pada siswa itu sendiri. Mengenai permasalahan ini tidak dapat diselesaikan dengan
pengajaran oleh guru biasa di sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap
siswa di sekolah sangat di perlukan Bimbingan dan Konseling atau yang sering
disingkat dengan (BK), biasanya di setiap sekolah itu ada guru khusus yang
bertugas sebagai guru BK di sekolahnya, peran dari guru BK ini sendiri adalah
melayani siswa yang memiliki masalah yang ada baik itu masalah dari diri sisiwa
itu sendiri, siswa dengan teman-teman sebaya, maupun masalah dengan
lingkungan luar siswa. Agar Bimbingan Konseling ini dapat berjalan dengan baik
maka salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah di kuasainya pengertian yang
tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang
terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun secara kelompok agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bidang baik dalam bidang
pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar, perencanaan karir
dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung lainnya berdasarkan norma
yang berlaku.
Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Bimbingan juga merupakan
bentuk bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan
bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil

1
keputusan adalah individu atau peserta didik itu sendiri. Dalam proses bimbingan,
pembimbing tidak memaksakan kehendak sendiri, tetapi berperan sebagai
fasilitator. Sedangkan konseling merupakan salah satu hubungan yang bersifat
membantu. Hubungan itu terbentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan
konselor. Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu
kliennya mengatasi masalah-masalahnya.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
makalah mengenai apa itu pengertian dari Bimbingan Konseling, tujuan dari
Bimbingan Konseling, serta Arah dari Bimbingan Konseling. Makalah ini
bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada calon pendidik agar mampu
menjadi pendidik yang baik dan mampu memberikan pelayanan yang baik bagi
siswa di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan
yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Bimbingan Konseling serta hubungan Bimbingan dan
Konseling di sekolah?
2. Apa saja tujuan dari Bimbingan dan Konseling di sekolah?
3. Bagaimana arah pelayanan dari Bimbingan Konseling di sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang disebutkan di atas,
maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Bimbingan Konseling serta
hubungan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Menjelaskan tujuan dari Bimbingan dan Konseling di sekolah
3. Menjelaskan bagaimana arah pelayanan dari Bimbingan dan Konseling di
sekolah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan Konseling


Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” dan Konseling
merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide”
yang secara luas bermakna : mengarahkan (to direct), memandu (to pilot),
mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate),
membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving), bersungguh-
sungguh (to commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic
performance). Sehingga bila dirangkai dalam sebuah kalimat Konsep Bimbingan
adalah Usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan
dengan menyampaikan arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar yang
diberi bantuan mampu mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya.
Sedangkan Counseling maknanya melingkupi proses (process), hubungan
(interaction), menekankan pada permasalahan yang dihadapi klien (performance,
relationship), professional, nasehat (advice, advise, advisable). Sehingga clue yang
bisa di ambil dari definisi tersebut adalah proses interaksi pihak yang professional
dengan pihak yang bermasalah yang lebih menekankan pada pemberian advice
yang advisable. Jadi apabila digabungkan Bimbingan dan Konseling adalah Usaha
secara demokratis dan atas dasar komitmen antara counselor dengan counselee
dalam memberikan bantuan dalam bentuk arahan, panduaan, dorongan dan
pertimbangan yang bersifat advisable agar counselee mampu mengelola dan
mewujudkan harapannya sendiri.
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari
seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari
bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya
sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908
mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat
dalam jabatan yang dipilihnya itu. Dan konseling diartikan sebagaikegiatan

3
mengungkpkan fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk
dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Pada bagian yang lain, Shetzer dan Ston (1980), misalnya menggunakan
kata hubungan pemberian bantuan untuk suatu proses konseling yang berarti
interaksi antara konselor dengan klien dalam upaya memberikan kemudahan
terhadap cara-cara pengembangan diri yang positif. Dalam konteks ini,sejalan
dengan peraturan pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 25 ayat
1, dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan”.
Menurut Chiskolm (1959) bimbingan membantu individu untuk lebih
mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Pengertian bimbingan yang
dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami
dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri
yang dimiliki. Menurut Bernard & Fullmer (1969) Bimbingan merupakan kegiatan
yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. Pengertian yang
dikemukakan oleh Bernard dan Fullmer bahwa bimbingan dilakukan untuk
meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan
membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Mathewson (1969) Bimbingan sebagai pendidikan dan
pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik. Mathewson
mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang
menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai
bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh
melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka
dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat
latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya,
lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan

4
lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk
kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat.
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, mengandung makna bahwa
guru kelas dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan diharapkan mampu
memberikan bantuan kepada siswa dan pihak-pihak yang dekat dengan siswa,
seperti orang tua atau wali, agar dengan keinginan dan kemampuannya dapat
mengenal kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Proses
pengenalan harus ditidaklanjuti dengan proses penerimaan. Tanpa diimbangi
dengan suatu bentuk penerimaan,siswa dan pihak-pihak yang dekat dengannya,
akan mengalami kesulitan untuk mengembangan kekuatan dan kelemahannya
tersebut secara baik. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, mengandung
makna bahwa guru seyogyanya mampu memberikan kemudahan (bantuan) kepada
siswa dan pihak-pihak yang dekat dengannya, untuk mengenal lingkungannya
dengan baik, termasuk lingkungan yang ada diluar sekolah. Siwa hendaknya
mampu mengenal secara lebih baik fungsi dari semua fasilitas yang ada di
sekolahnya, yang pada gilirannya akan mampu mengoptimalkan siswa yang
bersangkutan dalam menggunakan fasilitas yang ada tersebut dengan baik.
Bimbingan agar siswa mampu merencanakan masa depannya, mengandung
makna guru diharapkan mampu membantu siswa mengenal berbagai jenis
pekerjaan dan pendidikan yang ada dilingkungan sekitarnya, serta mengembangkan
cita-cita siswa sesuai dengan pengenalan siswa akan berbagai jenis pekerjaan dan
pendidikannya tersebut.Bimbingan yang ditunjukan agar siswa mampu
merencanakan masa depannya,tidak terlepas dari penggenalan dan penerimaan
siswa akan diri dan lingkungannya, seperti yang diuaikan diatas.
Bimbingan dan penyuluhan sebagai ilmu pengetahuan yang sekarang ini
dikembangkan di Indonesia berasal dari negara lain yaitu Amerika Serikat. Di
Amerika Serikat, untuk maksud yang sama, digunakan istilah “guidana and
counseling”. Masing-masing istilah tersebut diartikan seperti di bawah ini.
1. Bimbingan
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun
wanita, yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan

5
yang memadai kepada seseorang individu dari semua usia untuk membantunya
mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan
hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri
(Crow & Crow, 1960: 14). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada,
individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama adalah
bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan
kemampuannya (Jones, dalam Djumhur dan M.Surya 1975:10). Bimbingan dapat
diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu
menyediakan kesempatan-kesempatan dengan pribadi dan layanan-layanan petugas
ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan
(Mortensen Schmuller, 1964: 3).
Walaupun masing-masing ahli itu merumuskan pengertian bimbingan dengan
cara yang berbeda, namun terdapat beberapa kesamaan, yaitu:
a. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. Namun demikian,
tidaklah berarti bahwa setiap bentuk bantuan adalah bimbingan. Untuk
dapat dikatakan sebagai bimbingan, maka bentuk bantuan itu harus
memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu prinsip, tujuan dan metode tertentu
sebagaimana terkandung di dalam pengertian bimbingan itu
sendiri.
b. Bimbingan itu diberikan ke individu yang membutuhkannya, baik laki-laki
maupun wanita, baik anak-anak maupun orang dewasa.
c. Bimbingan itu. diberikan kepada individu agar dia dapat mandiri dalam
menetapkan pilihan dan membuat keputusan-keputusan. Keputusan-
keputusan yang dibuat itu harus dapat dipertanggungjawabkannya sendiri.
d. Bimbingan itu diberikan dengan menggunakan bahan-bahan berupa data
atau keterangan-keterangan tentang siswa dan luas data tentang lingkungan.
e. Bimbingan itu diberikan dalam hubungan. interaksi antara pembimbing dan
individu yang dibimbing. Dalam hubungan interaksi ini terjadi proses yang
akhirnya bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh individu
yang dibimbing.

6
f. Bimbingan itu diberikan dalam suasana sadar, bukan dalam suasana tidak
sadar atau setengah sadar. Kesadaran itu-disertai dengan proses penalaran
yang penuh.
g. Bimbingan itu diberikan dalam bentuk gagasan-gagasan atau ide-ide yang
perlu dipertimbangkan oleh individu yang dibimbing sebelum dia membuat
sesuatu keputusan.
h. Bimbingan itu diberikan dengan jalan asuh dan asih. Artinya bimbingan itu
selalu dilakukan atas dasar kasih sayang dan kecintaan demi kebahagiaan
individu yang dibimbingnya.
i. Bimbingan itu diberikan dengan mempedomani norma-norma atau nilai-
nilai yang dianut. Pelayanan bimbingan tidak boleh menyimpang atau
melanggar norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
sekitarnya.
j. Bimbingan diberikan oleh tenaga ahli, yaitu orang-orang yang memiliki
pengetahuan, dan
terlatih secara baik dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Konseling
Dalam bahasa Latin, istilah konseling disebut "Counsilium" yang berarti
"dengan" atau “bersama”. Dalam kamus Bahasa Indonesia, untuk istilah itu
mengandung pengertian kurang lebih sama dengan “penyuluhan”. Namun
demikian penggunaannya sehari-hari telah sangat meluas, dan lebih bersifat non
konseling. Sebagaimana dengan istilah bimbingan, istilah konseling juga telah
didefinisikan oleh banyak ahli, antara lain adalah:
a. Proses dalam mana konselor membantu klien membuat interpretasi-
interpretasi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan,
rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya (Glenn e.
Smith, dalam Shertzer and Stone, 1974: 18)
b. Proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan seseorang dengan seseorang
antara individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang tidak dapat
diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang karena latihan dan
pengalaman yang dimilikinya mampu membantu orang lain memperoleh

7
pemecahan-pemecahan berbagai jenis masalah pribadi (Milton E. Hann and
Malcolm S.O Maclean, dalam Shertzer and Stone, 1974: 18).
c. Interaksi yang (a) terjadi antara dua individu yang masing-masing disebut
konselor dan klien; (b) diadakan dalam suasana profesional; (c) diciptakan
dan dikembangkan sebagai alat untuk memudahkan perubahan-perubahan
dalam tingkah laku klien (Pepinsky and Pepinsky, dalam Bruce and
Shertzer).
Definisi di atas disajikan untuk melihat perubahan dan pengertian dari konseling.
Beberapa perbedaan yang lebih tampak ditampilkan di sini adalah:
a. Definisi konseling yang lebih awal menekankan pada masalah kognitif
(membuat interpretasi-interpretasi tentang fakta-fakta) sementara definisi
yang belakangan menekankan pengalaman-pengalaman afektif
(menetapkan beberapa pemahaman pribadi bagi tingkah laku) di samping
segi-segi kognitif,
b. Definisi yang lebih awal mengenal konseling sebagai hubungan antara
seorang konselor dengan seorang klien (one to one relationship), sedangkan
definisi-definisi yang belakangan biasanya menunjuk pada lebih dari satu
orang klien.
c. Semua definisi menyatakan atau mengandung pengertian--bahwa konseling
adalah suatu prows. Prows mengandung pengertian bahwa konseling bukan
kejadian atau peristiwa yang tunggal, melainkan melibatkan tindakan-
tindakan dan praktek yang berangkai (sequential) serta maju ke arah suatu
tujuan.

2.2 Tujuan Bimbingan Konseling


Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk siswa baik
individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan
pribadi, sosial, belajar, karier; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan dan
konseling, yaitu untuk membantu memandirikan siswa dalam mengembangkan
potensi-potensi mereka secara optimal.

8
Sudrajat (2008) menyatakan bahwa pelayanan BK di sekolah diarahkan pada
ketercapaian tujuan pendidikan dan tujuan pelaksanaan konseling. Sebagai salah
satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam
penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya
tujuan pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling, yaitu
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam memberikan dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri, dan bahagia.
Kemudian Winkle (2005:32) mengemukakan bahwa tujuan pelayanan BK yaitu
supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang dilayani menjadi mampu
menghadapi tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas mewujudkan
kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana serta
mengambil beraneka tindakan penyesuaian diri secara memadai.
Secara Umum, Ada 5 tujuan yang akan di capai siswa dengan usaha bimbingan
dan konseling di sekolah:
1) Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungannya, diharapkan siswa dapat
melihat hubungan dan kemungkinan yang tersedia serta memperkirakan apa
yang dapat mereka capai sesuai dengan diri mereka sendiri. Dengan kata
lain mereka mampu untuk mengenal kelebihan dan kekurangan mereka.
2) Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis.
Maksudnya mereka dapat menerima keterbatasan yang mereka miliki,
dengan mengenal keterbatasan diharapkan mereka mampu menerima apa
yang ada atau apa adanya yang terdapat pada diri mereka secara positif dan
dinamis.
3) Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.
Kenyataan menunjukan bahwa seseorang yang dapat menentukan sendiri
dari suatu hal tanpa dipaksa oleh pihak lain, akan memberikan kepuasan
tersendirimbagi dirinya sendiri.
4) Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

9
Sejalan dengan tujuan sebelumnya, bimbingan dan konseling menginginkan
agar pada akhirnya siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang di
dasarkan pada keputusan yang mereka ambil sesuai dengan apa yang ada
pada diri mereka.
5) Untuk dapat mewujudkan diri sendiri
Dengan pengenalan diri dan lingkungan, mengambil keputusan sendiri, dan
dengan mengarahkan diri sendiri, akirnya di harapkan siswa dapat
mewujudkan dirinya sendiri.
Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial
(afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).

2.2.1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek pribadi-sosial


siswa adalah:
1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, baik dalam kehidupan
pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah/madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
3) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif,
baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun
psikis.
4) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.
6) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang
lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya.
7) Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas dan kewajibannya.
8) Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silahturahmi dengan sesama manusia.

10
9) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
2.2.2 Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek belajar (akademik)
siswa adalah:
1) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar
yang dialaminya.
2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang
diprogramkan.
3) Memiliki motifasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4) Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan
mempersiapkan diri menghadapi ujian.
5) Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha
memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
6) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
2.2.3 Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait aspek karier siswa
(kebanyakan bagi siswa SMA) adalah:
1) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan.
2) Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karier yang
menunjang kematangan kompetensi karier.
3) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya dan sesuai dengan norma agama.

11
4) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan
yang menjadi cita-cita kariernya masa depan.
5) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karier, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan
kerja.
6) Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7) Dapat membentuk pola-pola karier, yaitu kecenderungan arah karier.
Apabila seorang siswa bercita-cita menjadi seorang guru, maka dia
senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang
relevan dengan karier keguruan tersebut.
Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau
kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang
dimiliki. Oleh karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan
minatnya dalam bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakan ia berminat terhadap
pekerjaan tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai
tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan
pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu
dalam mencapai:
a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,
b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c) hidup bersama dengan individu-individu lain,
d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat
memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya. Untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan
untuk:

12
a. mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana
hidup yang didasarkan atas tujuan itu;
b. mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis;
c. mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;
d. mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal;
e. menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk
kepentingan umum dalam kehidupan bersama;
f. menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya;
g. mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai
dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik,
dapat:
a. mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;
b. mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
c. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan
kebudayaan;
d. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan
masalahnya;
e. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan
bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;
f. memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah
tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki
kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan
nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus
dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputitiga tahapan, yaitu:
pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation),
dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
Semua siswa memiliki kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman diri,
serta pemahaman dan apresepsi terhadap individu yang hidup di dunia ini. Di dalam

13
suatu masyarakat yang majemuk individu harus memperoleh informasi dan
memberikan respon yang tepat. Bimbingan perkembangan didasarkan atas suatu
premis bahwa penghargaan yang positif terhadap martabat manusia merupakan
suatu yang esensial dalam masyarakat yang saling bergantung (interdependent
society), seperti sekarang ini. Agar mencapai tujuan-tujuan ini, setiap orang yang
terlibat dalam program bimbingan dan konseling ini harus berupaya mencapai
tujuan berikut ini, yaitu semua siswa dapat:
1. Mengalami perasaan positif dari interaksi dengan teman sebayanya,
gurunya, orang tua dan orang dewasa lainnya.
2. Memperoleh makna pribadi dari aktivitas belajarnya.
3. Mengembangkan dan memelihara perasaan positif terhadap dirinya,
terhadap kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat memehami dan
menghubungkan perasaannya.
4. Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-
nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang
majemuk.
5. Mengembangkan dan memperkaya ketrampilan studi untuk
memaksimumkan kecakapan yang dimilikinya.
6. Belajar tentang berbagai ketrampilan yang diperliukan untuk hidup yang
lebih baik dalam perkembangan yang wajar dan dalam memecahkan
masalah-masalh yang mungkin dihadapinya.
7. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penyusunan tujuan,
perencanaan dan pemecahaan masalah.
8. Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan.
9. Menunjukan tanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
10. Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk
membantu anak mengembangkan sikap dan ketrampilan yang dapat
memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan social anaknya.
11. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar
anak.

2.3 Arah Pelayanan Bimbingan Konseling

14
2.3.1 Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling
elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta
kebutuhan hubungan sosio-emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat
(significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru BK atau Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan
optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa.

2.3.2 Pelayanan Pengembangan


Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-
tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang
cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya
dengan wajar, tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan
dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan
pelayanan pengem-bangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan
pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan
oleh Guru BK atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas
perkembangan siswa.
2.3.3 Pelayanan Teraputik,
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan
terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi
natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani
permasalahan peserta didik, Guru BK atau Konselor memiliki peran dominan.
Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK atau Konselor dapat menjangkau aspek-
aspek pelayanan dasar, pelayanan pengem-bangan, dan pelayanan peminatan.
2.3.4 Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/ Pendalaman Minat Studi
Siswa

15
Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum
yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap
perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan BK.
Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
2.3.5 Pelayanan Diperluas
Pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti
personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang
semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok
terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi siswa. Pelayanan diperluas ini
dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas
(agassigudangmahasiswa.blogspot.co.id).

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik secara perorangan maupun secara kelompok agar mampu
mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bidang baik dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, kemampuan belajar,
perencanaan karir dan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
lainnya berdasarkan norma yang berlaku.
2.

17

Anda mungkin juga menyukai